Mengecap Kesejukan dan Ketenangan di Hotel Lembah Hijau Cipanas

Mengecap Kesejukan dan Ketenangan di Hotel Lembah Hijau Cipanas
Keindahan taman dan kolam renang Hotel Lembah Hijau Cipanas. Foto diambil dari teras kamar di lantai tiga yang saya tempati.

Tahun ini, 2023, ketetapan waktu Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah, kembali tidak seragam antara Muhammadiyah dan NU yang mewakili Pemerintah. Tidak satu suara dalam perhitungan dan asumsi. Hasilnya berbeda, selisih satu hari. Jika Muhammadiyah menetapkan Jumat (21 April 2023) sebagai 1 Syawal, jatuhnya Idul Fitri 2023, Pemerintah memutuskan lebaran di hari/tanggal berikutnya, Sabtu (22 April 2023).

Saya sempat galau. Perbedaan itu sudah terdengar jauh-jauh hari. Bahkan dalam beberapa hari puasa berlangsung, Muhammadiyah sudah mengumumkan keputusan mereka. Saya bersegera menghubungi beberapa orang teman yang memang berada di dalam lingkungan keluarga besar Muhammadiyah. Mereka meng-iya-kan apa yang saya tanyakan. Statement yang diiringi dengan memberikan serangkaian penjelasan ilmiah dan latar belakang keilmuan (scientific) sebagai landasan diambilnya keputusan tersebut.

Saya menyampaikan semua kepada suami dan akhirnya menetapkan hati ikut keputusan Muhammadiyah untuk merayakan Idul Fitri di Jumat, 21 April 2023.

Menilik Hotel Lembah Hijau Cipanas

Mengapa saya intense mencari informasi sahih tentang lebaran? Karena harus mengatur jadwal perjalanan ke Cipanas dan Bandung. Serta memesan tempat menginap di kedua kota.

Ke Cipanas untuk sowan ke Ibu yang tinggal dengan adik-adik dan ke Bandung untuk bersilaturahim dengan kakak-kakak dan adik ipar, saudara kandung perempuan dari suami. Jadwal rutin yang selalu kami lakukan bertahun-tahun sebelum pandemi berlangsung. Perjalanan dari Cipanas ke Bandung melewati Cianjur – Cipatat – Padalarang biasanya butuh tiga sampai empat jam perjalanan. Bahkan bisa lebih lama jika kendaraan menyemut di sepanjang perjalanan akibat beberapa persimpangan yang padat oleh motor.

Karena sudah memutuskan akan lebaran di 21 April 2023, kami berangkat dari rumah setelah subuh sehari sebelumnya. Tujuannya adalah agar bisa menghindar dari penumpukan dan kemacetan yang biasa terjadi di jalur tol Jagorawi dan sepanjang rute Gadog hingga Jl. Raya Puncak.

Saya memutuskan untuk menginap di salah satu hotel di Cipanas agar bisa puas seharian bercengkrama dengan ibu dan tidak merepotkan adik untuk urusan domestik tempat tinggal. Maklum. ART yang biasa bertugas harus mudik dan berlebaran bersama keluarganya. Jadi kalau kami ber-empat dewasa numpang tidur juga, bisa riweh semriweh adik saya.

Baca Juga : Raosnya Sajian Rumah Makan Alam Sunda Cipanas

Mengecap Kesejukan dan Ketenangan di Hotel Lembah Hijau Cipanas
Taman dan kolam renang. Sajian fasilitas dan pemandangan indah yang menjadi andalan Hotel Lembah Hijau Cipanas.

Menimbang lokasi yang tak jauh dari rumah, pilihan akhirnya jatuh pada Hotel Lembah Hijau Cipanas.

Ekspektasi dan kualifikasi saya tidak sulit. Yang penting selain soal jarak tadi, hotelnya wajib bersih dengan lingkungan yang nyaman dan aman. Hotel Lembah Hijau Cipanas memenuhi semua kriteria tersebut. Harganya pun cukup ramah di kantong. Sekitar Rp400.000,00 – Rp500.000,00 per malam. Tidak berlebihan juga tidak murah meriah. Standard lah untuk hotel bintang tiga yang sudah lama eksis di percaturan bisnis akomodasi di Cipanas.

Saat suami menyebutkan Hotel Lembah Hijau Cipanas sebagai opsi, yang namanya kok mirip dengan nama kompleks tempat saya tinggal, saya langsung mengangguk setuju. Hanya sejengkal dari Jl. Raya Cipanas, hotel dengan rancang bangun L-shape ini memiliki kamar dengan teras atau balkon yang cukup lega. Bahkan semua kamar sepertinya memiliki teras yang menghadap ke taman dengan kolam renang yang luas dan pemandangan hijau serta lingkungan rumah-rumah penduduk di hampir setiap sudut.

Persis seperti apa yang saya harapkan dan inginkan belakangan ini.

Balkonnya nyaman untuk membaca dan menulis. Tempat yang bisa mengundang dan melahirkan inspirasi. Pun mengijinkan saya untuk mengecap kesejukan dan ketenangannya.

Meskipun akhirnya saya hanya bisa duduk-duduk sembari membaca, setidaknya saya sangat menikmati dua waktu yang sangat menyenangkan ketika berada di balkon. Saat pagi hari (sunrise) dan menjelang maghrib (sunset) yang menghadirkan semburat hadirnya dan tenggelamnya sang mentari. Ada kesenduan dan pemaknaan dalam saat di kedua waktu ini.

Seharusnya sih akan lebih asik dan menyenangkan jika duduk sembari menikmati gorengan dan bercangkir-cangkir kopi hitam sembari mengobrol dengan orang terdekat. Tapi sayang, suami dan anak-anak lebih memilih ngukur kasur dan lelap dalam pelukan bantal yang empuk. Kenikmatan hakiki dalam sebuah perjalanan yang sangat menghibur hati dan menyegarkan jiwa.

Baca Juga : Spatula Coffee Roaster & Resto. Tempat Nongkrong dengan Makanan Enak, Istagenic dan Layanan Berkualitas di Cipanas

Mengecap Kesejukan dan Ketenangan di Hotel Lembah Hijau Cipanas
Balkon di depan kamar yang saya tempati dan kamar-kamar lain yang ada di Hotel Lembah Hijau Cipanas. Suasana syahdu dan temaram ini saya nikmati di pagi hari.

Mengecap Kesejukan dan Ketenangan di Hotel Lembah Hijau Cipanas
Sunrise yang sedikit berkabut. Tapi keindahannya tetap bisa menghadirkan kedamaian di hati.

Baca Juga : Sate Maranggi Sari Asih. Warung Sate Murah, Meriah, Seru dan Berlemak di Cipanas.

Sekarang kita membahas soal kamar yang kami tempati ya.

Untuk kualitas kamarnya berada di level average. Tetap nyaman dan bersih meski dilengkapi oleh peralatan dan perlengkapan lama, jauh dari sentuhan modernitas. Berasa banget nuansa 70-an hingga 80-an nya. Apalagi saat melihat furniture yang digunakan didominasi oleh rotan dengan rancang design lama. Persis seperti perlengkapan yang sempat menghiasi rumah saya saat masih di bangku SMP.

Selain rotan yang masih terlihat kokoh, di kamar ini juga ada nakas plus side table lamp dan dua tempat duduk dari kayu di salah satu sudut kamar. Ruang basuhnya luas dengan shower air dingin dan air panas yang beroperasi dengan baik. Kasurnya empuk. Sprei dan bed cover bersih.

Beberapa peralatan berfungsi dengan baik. Kecuali TV yang tidak bisa ditonton sama sekali. Jika pun tersambung dengan salah satu channel, gambarnya dikerubungi semut tanpa audio yang pas di telinga.

Sayangnya tidak disediakan teko penanak air dan free compliment untuk kopi dan teh. Layanan tanpa biaya yang biasanya bahkan wajib disediakan hotel. Seandainya tersedia, saya yakin berbungkus-bungkus minuman hangat bisa dinikmati setiap waktu. Termasuk ngerebus cup noodle sebagai pengganjal perut saat lapar di udara dingin.

Kamarnya tidak dilengkapi dengan pendingin ruangan karena cuaca di Cipanas masih sangat akomodatif dari segi kenyamanan. Tapi karena tidak ada fentilasi yang cukup, saya memutuskan untuk membuka pintu sedikit agar sirkulasi udara dingin tetap bisa dinikmati maksimal. Kapan lagi kan merasakan dingin alami saat di area Puncak?

Menyenangkan.

Sudah lama saya tidak bisa tertidur lelap tanpa bantuan AC. Bahkan cenderung sering dimanjakan dengan suhu 19 derajat dari salah satu alat pencipta surga dunia yang satu itu. Namun dengan kesejukan yang mengalir lewat pintu yang menghubungkan dengan balkon dan keheningan yang tercipta, membuat malam itu saya bisa menikmati tidur yang berkualitas, tanpa kebelet pipis atau terbangun di tengah malam seperti biasanya.

Bangun saat azan Subuh bergema dari banyak masjid di sekitar hotel dan bersiap ikut salat Idul Fitri, saya menyempatkan diri untuk duduk kembali di balkon sembari memotret. MashaAllah. Udara bersih dan dingin langsung menyeruak ke dalam tubuh. Saya membiarkan udara dingin tersebut menyentuh tubuh tanpa baju penghangat.

Membangunkan suami dan anak-anak, kami memutuskan untuk salat bersama masyarakat sekitar di sebuah lapangan kecil depan masjid yang berjarak sekitar 200 meter dari Hotel Lembah Hijau Cipanas.

Taqabbalallahu Minna Wa Minkum. Taqabbal Yaa Kareem.

Inilah kali pertama kami berhari raya di Cipanas dalam kondisi bebas pandemi. Mengunjungi Ibu dengan rentang waktu yang cukup dalam kondisi sehat dan hati yang lapang serta tumpukan serta ribuan kebahagiaan.

Mengecap Kesejukan dan Ketenangan di Hotel Lembah Hijau Cipanas
Kamar dengan nuansa nostalgia saat saya masih SMP. Perlengkapan rotan dan kayunya mengingatkan saya akan rumah semasa masih SD dan SMP.

Mengecap Kesejukan dan Ketenangan di Hotel Lembah Hijau Cipanas
Tak ada sentuhan istimewa atau mewah. Tapi kebersihan ruangan, kasur yang nyaman dengan sprei, bed cover dan bantal bersih, membuat saya dan keluarga bisa menikmati kesejukan dan ketenangan menginap di Hotel Lembah Hijau Cipanas.

Tips Berlibur Selama Hari Raya

Di kondisi sekarang dimana anak-anak saya sudah dewasa, mengatur jadwal perjalanan tentunya berbeda saat mereka masih kanak-kanak.

Jika dulu kerepotannya terletak pada printilan bawaan dan menyiapkan fisik untuk memenuhi semua keinginan mereka, saat ini saya lebih concern pada urusan kamar yang harus dipesan dua buah. Traveling cost akhirnya didominasi pada hal yang satu ini. Terkadang harus rela digging up di beberapa pilihan tempat agar mendapatkan dua kamar dengan connecting door.

Anak-anak fokusnya juga sudah beda jika diajak traveling atau staycation. Kalau kanak-kanak mementingkan hiburan seseruan, di seusia anak saya lebih kepada kuliner dan shopping. Itu pun waktunya harus menyesuaikan satu sama lain. Saya yang pengacara harus menjadi koordinator mix and match waktu lowong antara suami dan anak-anak. Termasuk diantaranya mengurus preferensi atau selera makan yang berbeda-beda. Jadi harus tricky juga saat menentukan harus makan dimana dan akan pergi bersama kemana.

Saat saya datang, keriuhan terjadi di kolam renang. Anak-anak tampak riang gembira berenang, main air, gegelutan asik meski air kolam renang dinginnya bukan main. Anak-anak saya hanya cukup melihat dari ketinggian sembari mengingat saat mereka berada di usia yang sama.

“Kuat sih berenang di air dingin gitu,” si bungsu langsung memecah keheningan dengan komennya.

Saya tertawa pelan, “Lah, kamu dulu juga begitu. Susah beranjak dari kolam renang kalau badan atau jari-jari belum keriput.”

Yang diajak ngomong akhirnya tertawa sampai bengek.

Beda masa, beda usia, beda juga keinginan, kesukaan dan level kegembiraannya.

Berbekal pengalaman seru menyusun agenda liburan, tips berikut ini menurut saya cukup ampuh untuk mengatur perjalanan libur lebaran keluarga di hari raya. Khususnya keluarga besar dengan anggota sekompi atau sebatalion:

  1. Pastikan dulu jumlah orang yang akan ikut liburan. Semua orang harus commit atau mendadak membatalkan konfirmasi keikutsertaan. Hal yang sangat berpengaruh dari hal ini adalah untuk urusan akomodasi dan transportasi. Kita harus menghormati aturan hotel tentang jumlah penginap di satu kamar. Bahkan untuk usia anak-anak sekalipun;
  2. Memesan hotel atau penginapan jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Sesuaikan dengan jumlah peserta dan waktu liburan. Memesan jauh-jauh biasanya kita bisa mendapatkan harga yang lebih murah ketimbang booking secara mendadak. Hati juga plong karena yakin sudah ada tempat yang pasti untuk menginap. Kudu diingat banget bahwa biasanya selama hari raya (Idul Fitri khususnya) banyak juga yang memutuskan untuk menikmati libur periode ini dengan staycation di banyak tempat;
  3. Rajin cari informasi tentang tempat makan di sekitar tempat berlibur. Pilih tempat yang luas dengan harga bersahabat. Dan tentu saja buka di hari libur. Emak-emak sih biasanya bawa ransum selama dalam perjalanan. Tapi biasanya naluri buat jajan tuh selalu aja hadir. Orang dewasa bisa dikompromikan. Tapi kalau anak-anak, mana bisa? Setidaknya yang namanya belanja di minimarket tuh bisa berulang kali. Ya kan? Plus tidak semua tempat buka loh di hari raya;
  4. Siapkan obat-obatan yang mungkin diperlukan. Obat masuk angin, sakit kepala dan untuk urusan lambung. Saya sendiri sering bawa obat gosok supaya tulang belulang yang sudah menua ini bisa terjaga kewarasannya. Kadang pinggang encok. Kadang juga betis dan telapak kaki kaku-kaku gak keruan;
  5. Siapkan dana yang mencukupi. Tidak sedikit tempat (hotel, resto) yang menaikkan harga selama libur hari raya. Kitanya yang wajib lebih teliti;
  6. Harus ada cash di dompet. Tapi jika menemukan tempat yang menerima cashless, prioritaskan pembayaran dengan cara ini dulu. Karena uang cash bisa dipakai untuk pedagang asongan, parkir, atau yang tidak memiliki akses dengan internet dan teknologi. Oia biasakan menyimpan cash di dua tempat ya. Jaga-jaga jika harus menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Kecopetan misalnya;
  7. Jika pergi sekompi atau sebatalion dengan beda-beda keluarga, pastikan dulu soal beberapa kesepakatan. Tempat yang dituju, waktu atau lamanya berlibur, pembagian tugas konsumsi (jika perlu) dan tentu saja tanggung jawab keuangan. Mana yang akan dibagi bersama. Mana yang harus diurus sendiri-sendiri. Hal terakhir ini rada sensitif loh. Jadi jangan sungkan untuk dibicarakan di awal sebelum berangkat.

Liburan. Apapun tujuannya. Bagaimanapun pengaturannya. Wajib hukumnya diatur sebelum kita pergi. Bahkan jika minus satu hari sekalipun dan perginya cuma dalam waktu yang singkat.

Baca Juga : Menikmati Kemegahan Hunian Berkelas dan Sarat Sejarah di Istana Presiden Cipanas

Koleksi Foto

Mengecap Kesejukan dan Ketenangan di Hotel Lembah Hijau Cipanas
Semburat sinar mentari yang hendak beristirahat. Terlihat cantik dari balkon kamar yang saya tempati di Hotel Lembah Hijau Cipanas.

Mengecap Kesejukan dan Ketenangan di Hotel Lembah Hijau Cipanas
Keindahan taman dan kolam renang yang terlihat di siang hari saat saya check-in. Riangnya anak-anak yang bermain air memeriahkan suasana. They look so happy meski harus berjuang menahan dingginnya air kolam renang.

Mengecap Kesejukan dan Ketenangan di Hotel Lembah Hijau Cipanas
Area lobby yang sederhana dan bersih. Ada ruan tunggu di sisi kiri pintu masuk dan ruang makan di sisi kanan bangunan.

Mengecap Kesejukan dan Ketenangan di Hotel Lembah Hijau Cipanas
Menikmati sinar mentari pagi yang begitu cerah di hari yang fitri. Cuaca yang cerah menyambut kebahagiaan di Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah.

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

26 thoughts on “Mengecap Kesejukan dan Ketenangan di Hotel Lembah Hijau Cipanas”

  1. Area lobilby nya sederhana, tapi begitu terasa suasananya yang asik, unik. Apalagi dengan ornamen yang ada. Balkon hotelnya nyaman nih, bisa menikmati pemandangan sambil bersantai

    Reply
    • Iya. Sederhana banget. Tapi tetap terjaga kebersihannya. Balkonnya yang memang asik banget. Luasnya cukup dan pemandangannya menghibur. Setidaknya duduk di sana kita bisa merasakan sejuknya udara Cipanas saat pagi dan sore hari.

  2. Cantik sekali di malam hari ya?
    bersih, fasilitas lumayan dan harganya sangat terjangkau

    Kalo keluarga saya terbelah Mbak, Lebaran anak-anak ikut Muhamadiah, saya ikut pemerintah
    Jadinya heboh ketika mereka semua datang ke Tanjungsari tempat saya kini tinggal
    Karena masakan baru setengah jadi :D

    Reply
    • Iya Mbak Maria. Saya sempat berjam-jam membaca di balkon itu sembari menikmati kopi. Udara yang sejuk bikin saya betah duduk di sana.

      Begitulah perbedaan ya Mbak. Hidup jadi berwarna. Yang penting masing-masing saling menghormati dan menghargai.

  3. Wah ndak ada teko nya?
    Kalau daku bakal meng-sedih deh, Bu.
    Soalnya dengan suasana di sana yang khas adem bin dingin, terus daku demen mandi pagi, asiknya itu ditemani minuman hangat hehe.
    Paling jadinya kudu bersabar hingga jam sarapan ya

    Reply
    • Naahh bener itu Fen. Padahal pas kan kalo ada ketel itu. Bisa bikin teh atau kopi kapanpun kita kepengen

  4. Terlihat sekali dari interior dan eksteriornya ya, bahwa ini konsep hotel lama. Tapi tetap nyaman sih, dan suasana syahdu jelang malam hari plus ketenangannya itu yang jadi poin plus. Bisa liburan dengan nyaman, tenang, pastinya bisa sukses re-chare energi kita lagi.

    Reply
    • Iya Mbak Andy. Waktu saya SD (tahun 70-an) hotel ini tuh sudah ada. Termasuk salah satu yang tergolong mewah di masa itu.

  5. Cakep banget view Hotel Lembah Hijau Cipanas Puncak di waktu Malam. Suka ama cahaya lampu kalau liat keadaan sekelilingnya. Syahdu. Kayanya sejuk banget liat Lembah Hijau ini kalau Siang. Kebayang adem. Kamarnya juga nyaman sepertinya. Jadi pengen deh ngunjungin Hotel Lembah Hijau Cipanas kalau nanti sewaktu-waktu main ke Puncak

    Reply
    • Menyaksikan sunrise dan sunset di tempat ini tuh memang syahdu. Apalagi saat duduk di balkon dan diselimuti oleh udara yang masih segar dan sejuk. Staycation yang apik banget

  6. aku suka banget pemandangan hotelnya adem, ramah, kaya bukan di hotel tapi dirumah…hotel yang rasa rumah …(absurb banget pikiranku) tanda-tanda butuh vacation dan menerapkan tips mbak annie …

    Reply
  7. Suasana Hotel Lembah Hijau Cipanas ini syahdu sekali, kak Annie..
    Apa karena daerah dataran tinggi ya.. Serasa berpadu dengan alam dan cocok buat berlibur bersama keluarga.
    Kalau ada minusnya, apa karena lebaran ya.. Jadi pelayanan sedikit kurang gercep.

    Reply
    • Apalagi saat menikmati sunrise dan sunset dari balkon kamar Len. Sesuatu yang tidak bisa kita nikmati saat berada di perkotaan.

      Sepertinya mungkin karena masa libur lebaran ya Len. Dilema memang untuk usaha dibidang wisata dan pelayanan. Orang banyak libur sementara mereka harus tetap bekerja.

  8. Jadi terkesan klasik ya, furniture berbahan kayu dan rotan dari era 70-80 an itu.
    Saya kalau habis perjalanan, masuk kamar hotel juga memilih untuk ngukur kasur dulu mbak hehehe….

    Reply
    • Bener Mbak. Klasik ya. Tapi alhamdulillah sih rotan dan kayu nya masih terawat. Kamarnya juga bersih.

      Hahahaha. Kalau saya langsung semangat motret Mbak Nanik. Setelah itu baru mandi dan ngukur kasur hahahaha.

  9. Sudah kubaca artikelnya. Tulisannya sangat menginspirasi. Btw, suka sekali saya dengan tips mengatur perjalanan libur lebaran keluarga di atas sangat membantu dan saya yakin apa yang dishare kak Annie ini berdasarkan pengalaman. Makasih kak, ternyata komunikasi juga penting ya, biar sama-sama adil. Hehe.

    Reply
    • Betul Mas Wahid. Bertahun-tahun (mungkin dah puluhan tahun) menikmati tugas sebagai organizer. Jadi sering mengamati dan mencatat banyak hal penting yang harus diperhatikan saat bepergian dalam jumlah peserta yang banyak.

  10. Suasana hotelnya emang nyenengin ya mbak
    View nya bagus, pas malam makin bagus ya
    Btw, Emang kalau liburan itu penting juga buat kesepakatan bersama ya mbak apalagi kalau sekompi

    Reply
    • Iya Mbak Dian. Duduk di balkon depan kamar sembari menikmati sunrise dan sunset aja dah nyenengin hati. Hiburan kecil yang tak bisa kita nikmati saat hidup di daerah industri seperti saya.

      Betul Mbak. Liburan sekompi tuh banyak yang harus disepakati dan jadi aturan bersama. Supaya semua bisa menikmati waktu-waktu libur secara maksimal.

    • Memang jadul. Sudah ada sejak saya SD (tahun 70-an). Tapi tempatnya masih terawat dan bersih. Recommended untuk yang mau liburan di Cipanas.

  11. Cara menikmati liburan emang beda beda ya mbak, kalau kita mungkin seneng sekali menikmati suasana yang berbeda dari rumah, tapi suami dan anak anak justru lebih suka menikmatinya sambil tidur. Akupun kadang suka kesel kalau suami dan anakku begitu, tapi ya mau bagaimana lagi disitulah kesenangan mereka..

    Reply
    • Cara menikmati waktu-waktu menyenangkan dalam liburan tuh memang berbeda-beda ya Mbak. Suami dan anak-anakku pun begitu sesungguhnya. Mereka mau bergerak, pergi-pergi dan makan-makan karena akunya yang bawel hahahaha. Aktif ngajakin kesana-kemari.

  12. hotel dan bungalow sudah ada sejak saya SD tahun 1984, dan sampai sekarang masih menjadi favorit keluarga kalau ke ciloto, dan nostalgia saya taun baruan dengan istri waktu tahun 2006 waktu masih pengantin baru..

    Reply

Leave a Comment