
Pengen ngobrolin lagi soal games on-line. Topik hangat dan tetap seru untuk dibahas.
Menjadi semakin menarik untuk saya pribadi yang belakangan tahun diharuskan meng-istirahat-kan diri dan (sangat) membatasi kegiatan luar ruang. Alasannya apa lagi kecuali kesehatan yang tidak seprima dan sekuat dulu. Terutama jika dibandingkan dengan saat sebelum tubuh digempur oleh virus Covid-19. Selesai pandemi itu, fisik rasanya luluh lantak dengan imunitas yang terjun bebas dan berlari menghilang entah kemana. Melewati masa kritis hampir satu bulan dan minor healing hingga dua bulan lamanya, mengakibatkan bukan hanya ukuran fisik yang mengecil tapi juga mentalitas gagah yang turut menciut.
Saya bak pesakitan yang tak mampu melakukan apa-apa.
Tahun pun bergulir. Masa juga berganti. Tapi efek dari fisik yang harus dominan “dirumahkan” itu masih menjejak hingga saat ini. Tubuh gampang limbung saat diajak menghabiskan waktu mayoritas di luar ruang. Keluar masuk rumah sakit berkali-kali seperti seseorang yang lemah lunglai tanpa bisa dilawan. Bahkan ada beberapa kegiatan fisik yang dulu bisa saya lakukan mandiri, sekarang harus banyak dikurangi dan sebisa mungkin mengandalkan bantuan orang lain.
Duh, menyedihkan banget ya. Biasa mandiri dan bergerak cepat, terasa sekali bebannya saat harus mengakui bahwa kita, mau tak mau, membebankan pihak lain untuk menjaga kita.
Kecewa?
Gak teromongkan lah. Saya yang biasa pencilak’an, mati gaya (baca: gak betah) kalau di rumah, super duper aktif dengan sekian banyak aktivitas, akhirnya terpaksa mengakui bahwa golden ages sudah melahirkan banyak batasan yang mau tak mau harus diterima. Apalagi setelah urusan usia itu tercabik-cabik dengan virus yang saya curigai masih bercokol di dalam tubuh hingga saat ini.
Frankly saying. I was so in deep self disappointment. Kecewa pada diri sendiri. Kok gini amat ya?
Menikmati Waktu Isolasi
Kembali pada ingatan tentang masa isolasi sekitar hampir tiga tahun yang lalu. Saat saya lunglai berada di IGD tanpa pemecahan masalah dan tak mendapatkan ruang isolasi. Semua lalu berakhir di lantai dua rumah, tanpa pilihan selain mengisolasi diri di kamar anak hingga satu bulan lamanya.
Dua minggu pertama pertanda “negatif” itu tak pun muncul meski saya sudah mengisolasi diri selama tiga minggu lamanya. Tes darah pun sudah dilakukan berulangkali. Hampir setiap hari di IGD rumah sakit kemudian disambung per tiga hari saat isolasi di rumah dengan dokter yang khusus didatangkan ke kediaman saya. Visual dokter yang sudah seperti manusia yang ingin menjelajah bulan pun sudah jadi pemandangan biasa. Bahkan kalimat-kalimat penyemangat yang selalu diberikan oleh tim medis, bagaikan serangkaian basa-basi yang hanya lewat di telinga dan justru lebih sering mengakibatkan titik air mata yang bergulir tanpa bisa ditahan.
Berkomunikasi dengan anak-anak, yang tinggal di lantai satu, hanya bisa dilakukan via aplikasi Whatsapp. Tentu saja untuk tidak membiarkan anak-anak mendengarkan suara saya yang kerap bergetar tak berdaya. Selain tentu saja mengurangi kemungkinan penyebaran atau penularan virus kepada mereka.
Saya bahkan sempat putus berkabar dengan suami yang di saat yang sama juga terkapar karena Covid-19 di sebuah ruang isolasi di rumah sakit. Hanya rangkaian doa serta ikatan batin yang begitu kuat, yang menghubungkan saya dan sang belahan jiwa. Setidaknya kami saling memikirkan dan saling mengkhawatirkan satu sama lain.
Sebuah timbunan pengharapan dari sanubari terdalam agar kami berdua bisa kembali seperti sedia kala tanpa kekurangan satu apapun.
Rangkaian masa dimana saya, sebagai manusia biasa, merasakan salah satu fase perjalanan hidup yang tak mudah. Waktu berharga yang melambungkan pikiran saya akan banyak kewajiban dunia yang belum mampu saya selesaikan dengan baik. Salah satunya adalah kewajiban membesarkan anak-anak hingga mereka mampu mandiri. Saat itu, si sulung sedang menjejak dua semester terakhir perkuliahan, sementara si bungsu sedang bersiap-siap menyambut waktu menyelesaikan sekolah menengah atasnya. Jadi masih ada jalan panjang yang harus saya lalui untuk menyaksikan mereka hidup dengan pantas dan baik.
Stress?
Jelas. Terlalu naif untuk menjawab tidak.
Tapi rangkaian ingatan akan tanggung jawab inilah yang mendorong saya untuk berjuang agar tetap hidup dan membersamai keluarga.
Bermain Games Untuk Menghibur Diri

Saat memasuki minggu ketiga, tubuh saya perlahan mulai stabil meski hasil tes lab sang virus masih berstatus positif dan kemampuan untuk menggerakkan tubuh masih (sangat) terbatas. Tapi saya tetap bersyukur karena setidaknya kondisi fisik membaik dari hari ke hari. Meski jalannya perubahan mirip seperti kemampuan berjalan kura-kura.
Di minggu ketiga inilah saya memutuskan untuk membiarkan tubuh bergelut dengan aktivitas minor. Seperti membuka komunikasi dengan ibu dan anggota keluarga lainnya termasuk teman-teman dekat, membaca buku bergenre ringan dan komik, nonton film dan drama melalui tablet, dan bermain games on-line baik di tablet maupun di smartphone. Tentu saja bukan permainan yang mencabar kecepatan dan ketangkasan tangan atau yang menuntut kita untuk berpikir berat serta memelototkan mata. Yang ringan-ringan aja. Tujuannya adalah untuk menghibur diri dari banyaknya waktu kosong yang harus dilalui setiap harinya.
Karena, terus terang, doing nothing tuh sebenarnya adalah siksaan buat saya.
Kegiatan-kegiatan kecil ini ternyata efektif. Selain mampu menghibur, membuang kejenuhan, saya jadi bisa mengisi banyak waktu lowong, memanfaatkan waktu luang dengan beberapa hal yang bermanfaat. Gak sekedar minum obat, tidur lelap (yang lebih banyak terjadi karena pengaruh obat), beribadah, atau hanya sekedar meratapi nasib. Hal ini pun didukung oleh dokter internist saya. Bagus untuk mengaktifkan kembali unsur-unsur saraf tubuh plus tentu saja mengusir stres yang tanpa kita sadari dapat menghancurkan mental pribadi.
Dibimbing anak-anak lewat telepon, saya akhirnya berhasil mengunduh beberapa aplikasi games on-line yang bertebaran tanpa biaya di dunia maya. Free games for everybody.
Tak banyak sih yang sesuai dengan kondisi saya. Salah satunya adalah permainan kartu yang bernama Solitaire. Games on-line classic yang sudah saya kenal sejak lama. Selain gampang untuk dipahami, bermainnya juga tidak berisik dan cenderung membawa kita happy. Lalu ada juga permainan mencocokan bentuk atau warna seperti Candy Crush. Dua jenis games on-line yang kesulitannya nyaris gak ada. Sekelas ecek-ecek kalo menurut para gamers sejati.
Tapi meskipun menurut orang lain games on-line pilihan saya di atas super duper gampang, buat saya yang otaknya masih hang dan bukan penggila games on-line, main Solitaire sama Candy Crush tuh sungguh menjadi hiburan yang cukup menantang dan menyenangkan hati. Dapet banget keseruan dan happy nya. Mampu menghibur diri dan membuang pikiran-pikiran negatif selama dalam proses penyembuhan.

Games On Line yang Mendidik Untuk Anak-Anak
Games apalagi sih yang bisa kita akses di salah satu penyedia jasa games on-line seperti Plays.org?
Penasaran, saya pun sibuk mengotak-atik tautan di atas. Ternyata oh ternyata. Pilihan permainannya berlimpah ruah dengan banyak kualifikasi. Sampe terpesona deh.
Ada exclusive games, New & Cool, Fun Games, Desktop Games, Mobile Games, Player Favorites, Team Favorites, Rooms Escape, Education, Arcade Classics, Mahjong Games, Awe Shoots!, Cartoon Games, Comics Games, Solitaire Games, Sport Games, Retro Pixels, PinBall, Base Defense, Board Games, Simulation Games, dan Card Games.
Setiap games menghadirkan keunikan dengan ragam yang sangat menggoda untuk dicoba.
Setelah menelusur berbagai pilihan permainan yang mengandung esensi pendidikan diperuntukkan bagi anak-anak, mata saya berakhir pada permainan Edukasi yang berjudul World Of Resources.
Mendengar paduan dari dua kata ini dan gambar kartun yang menunjukkan lingkungan seperti pepohonan, bunga dan sungai, saya langsung membayangkan sebuah rangkaian pengetahuan tentang alam dan banyak hal yang menyangkut lingkungan serta kepedulian kita akan hal-hal tersebut.
Secara estetik dan visual, games ini tampak biasa aja. Kartunnya persis seperti jaman saya masih TK. Berwarna tunggal tanpa repot dengan gradasi atau bentuk yang complicated. Tapi jangan salah. Untuk anak-anak, games World of Resources ini pastinya seru untuk disimak dan menambah pengetahuan soal natural resources dan man-made resources dan bagaimana cara kita membedakan kedua world of resources ini. Mana yang memang berasal dan tercipta dari alam dan mana yang hadir dunia karena dibuat oleh manusia.
Permainannya kira-kira begini:
- Di tahap awal mesin akan memperkenalkan pemain pada deskripsi natural resources;
- Lalu menghadirkan berbagai contoh natural resources (seperti hewan, tumbuhan dan semua yang ada dan berkembang alami) lalu dipindahkan ke kolom kiri;
- Kemudian pemain diperkenalkan dengan makna atau definisi dari man-made resources;
- Seperti natural resources, mesin menghadirkan beberapa contoh man-made resources lalu semua item yang berada di kualifikasi ini dipindahkan ke kolom kanan;
- Di fase terakhir, kedua sources ini dimunculkan bebarengan, dan pemain diajak untuk mulai bisa membedakan diantara keduanya
Sederhana sekali konsep dan cara bermainnya ya. Gak perlu mikir berat untuk menyelesaikan permainan.
Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris. Tapi, menurut saya, penggunaan kata dan kalimatnya cukup sederhana. Jikapun si anak tidak memiliki kemampuan ber-bahasa Inggris dengan baik, orang tua bisa mendampingi anak-anak bermain. Bahkan bisa bersama-sama belajar dan memahami bahasa internasional yang sudah dan sedang digunakan oleh banyak orang untuk berkomunikasi dengan mereka yang berada di benua atau negara lain, serta memiiki budaya dan bahasa ibu yang berbeda.
Seru bukan jika bisa membersamai anak-anak dalam bermain?



Beberapa Manfaat Bermain Games On-Line
Menelusuri berbagai informasi mengenai games on-line, saya mendapatkan rangkaian informasi sahih tentang manfaat dari bermain melakukan kegiatan ini. Diantaranya saya rangkum dengan menampilkan sisi terpentingnya.
Meningkatkan kesehatan otak. Bermain games on-line ternyata bisa memperluas wilayah otak yang bertanggung jawab pada pembentukan memori. Dengan bermain games on-line, otak terus menerus melakukan aktivitas sehingga otak kita terlatih untuk dapat bekerja secara maksimal, meningkatkan ketrampilan motorik halus, serta perencanaan strategis otak pun bisa meningkat. Otak yang terus konsisten melakukan aktivitas ini membuat seseorang menjadi semakin sehat.
Meningkatkan kemampuan mengingat. Rutinitas bermain game on-line, mendorong otak kita untuk terus aktif bekerja sambil mengingat. Bahkan banyak diantaranya yang membutuhkan kemampuan kita untuk mengingat agar bisa bermain dengan baik atau memenangkan cabaran yang ada di dalam permainan tersebut.
Meredakan gejala trauma. Trauma akibat kejadian tertentu, membuat seseorang tidak mudah dalam melakukan aktivitas. Salah satu cara untuk meredakan gejala trauma ini adalah dengan bermain games. Terapi bermain games ini bisa membantu meredakan gejala stres pada pasien.
Membantu anak disklesia belajar membaca. Anak disklesia umumnya sulit untuk belajar membaca. Tapi dengan bermain games, mereka terdorong untuk membaca. Bahkan harus membaca setiap instruksi dengan rinci dan konsisten. Itu juga beriringan dengan kemampuan untuk fokus hingga dapat memahami apa yang disampaikan dengan cepat.
Meredakan rasa cemas dan nyeri. Pada saat seseorang bermain games, maka dia akan fokus menyelesaikan misi yang ada di dalam games tersebut. Karena inilah perhatian, rasa cemas dan nyeri akan teralihkan. Lupa akan rasa sakit yang sedang dirasakan.
Menghilangkan stres. Main games membuat seseorang menjadi lebih rileks sehingga otak pun tidak tegang. Perasaan menjadi senang dan gembira sehingga bisa membantu meredakan bahkan bisa menghilangkan stres. Saya pribadi merasakan ini. Dengan bermain games di waktu-waktu tertentu selama isolasi, perasaan rileks itu muncul dengan sendirinya.
Mengasah kemampuan memecahkan masalah. Dampak positif lainnya dari bermain games adalah mengasah kemampuan problem solving and decision making atau memecahkan masalah dan membuat keputusan. Pada saat main games, pemain harus mengikuti tantangan yang ada agar bisa menang. Jika hal ini konsisten dilakukan, maka ketrampilan kita untuk memecahkan masalah jadi semakin meningkat. Termasuk diantaranya kemampuan dalam hal perencanaan dan peng-organisasi-an. Bermain games juga mendorong kita untuk terbiasa berpikir fleksibel, taktis, agar tujuan akhir (kemenangan) bisa diraih.
Meningkatkan kemampuan multi tasking. Kemampuan multi tasking adalah sebuah kondisi dimana kita dapat melakukan banyak hal sekaligus dalam satu waktu. Bermain games menuntut para pemainnya agar dapat melakukan itu. Jika sudah terbiasa melakukannya maka asumsinya adalah yang bersangkutan dapat memindahkan kemampuan tersebut menjadi kebiasaan sehari-hari.
Meningkatkan kepandaian dan kemampuan kognitif (ketrampilan berbasis otak yang diperlukan untuk melakukan tugas apapun, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks). Bermain games juga mendorong para pemainnya membiasakan diri untuk terus berlatih mengingat sehingga mendapatkan skor tinggi agar menang dan bisa melangkah ke tahap berikutnya. Sesimple apapun permainan tersebut. Dorongan-dorongan inilah yang bisa membantu meningkatkan kepandaian dan kemampuan kognitif.
Sumber : https://www.traveloka.com/id-id/explore/tips/pl-manfaat-bermain-game-terbukti-secara-ilmiah/156672
Dari sekian penjelasan di atas, beberapa hal penting lainnya yang patut kita garis bawahi tentang kehadiran games on-line adalah bahwa jenis permainan ini bisa kita lakukan dimana saja. Dan yang paling memberikan kenyamanan adalah bisa bermain di rumah tanpa harus pergi kemanapun. Yang penting ada jaringan internet yang lancar dan stabil, serta perangkat yang memberikan kenyamanan dalam bermain.
Sementara dengan semakin berkembangnya teknologi yang ada, kita bisa menemukan ribuan games on-line yang bisa kita akses tanpa biaya. Bahkan beberapa diantaranya, selau menghadirkan banyak permainan-permainan baru yang bikin kita selalu penasaran untuk mencoba. Dengan kondisi seperti ini bermain games on-line menjadi salah satu opsi hiburan gratis yang bisa kita nikmati di rumah.
Setuju kan dengan asumsi di atas.
Kalau kalian, games on-line apa sih yang biasa dimainkan di rumah? Yuk berbagi pengalaman di kolom komen.
Virtual hugs untuk mba Annie-kuuuu 🤩💪 Same here mbaaa.. aku yg masih 40-an awal, jg dapat ujian serupa dan yeaahhhh kita kudu ridho, walo mungkin terasa berat, manusiawi bgt lah
yg jelas, coping mechanism yg mayan OK dgn main gaming sih. setujuuu bgt dgn review aneka games ciamik ini
Tak ada opsi bagi kita juga untuk menolak takdir ya Nur. Kalau aku sih berpikiran begitu. Emang bisa apa kita sebagai manusia untuk melawan ketetapan yang sudah Allah buat untuk kita? Awal-awal memang berat banget. Tapi sekarang aku sudah pasrah aja. Segala usaha memperbaiki kualitas fisik sudah dilakukan, selainnya adalah urusanNya.
Baru tau bisa main games tanpa install aplikasinya di smartphone
Mau ah, buka plays.org
Selama ini seringb pengen main game, tapi malesin banget install di HP
selain memori jadi penuh, ponsel jadi panas
Bisal langsung buka website mereka Mbak. Nanti akan muncul berbagai pilihan permainan dengan berbagai kualifikasi
Games online memang sangat membantu untuk membunuh waktu ya?
Apalagi untuk Mbak Annie yang mobilitasnya sangat tinggi, tiba-tiba harus istirahat dan gak boleh pencilakan
Games online juga bisa untuk refreshingin otak yang kusut setelah bergelut dengan angka dan huruf
Iya Mbak. Apalagi sudah banyak yang gratis. Seneng di hati.
Setuju Bu,
Cari games tak hanya yang sekadar lepas penat saja, tapi juga yang mendidik, apalagi semisal yang memainkan itu adalah anak-anak ya yang sedang dalam tumbuh kembangnya
Yup. Games apapun itu harus disesuaikan dengan usia pemainnya. Agar aman secara psikologis juga.
Waduh, saat pandemi Ibu dan Suami kena juga ya?
Alhamdulillah ya sudah kita lewati masa kelam itu.
Jadi punya kenangan terkait bermain game saat kita banyak waktu ketika harus isolasi ya. Hehe…
Ibarat mata pisau ya, main game itu kembali kepada orang nya. Jika bijak, banyak memberikan manfaat. Jika tidak ya sebaliknya…
Saya juga selalu bermain game di ponsel kalau sedang gak tahu harus ngapain. Intinya bisa jadi hiburan game itu buat saya mah. Sekaligus ajang mengasah otak. Hehehe
Iya Teh Okti. Kenanya lumayan parah pulak itu. Berbulan-bulan baru negatif dan sejak saat kena itu fisik saya terasa jauh lebih rapuh dari biasanya. Games on-line inilah yang menjadi salah satu penghibur saat harus banyak istirahat. Alhamdulillah jadi bisa mengisi banyak waktu lowong sembari mengurangi stres.
nah ini dia nih yang aku suka, game online yang gak perlu ribet2 download dan install, jadi gak menuhin memori pc/laptop kita, tinggl buka webnya terus pilih deh ya game favorit kita, kalo aku sih suka yg games puzzle gt or menemukan barang2 gitu deh
Dulu saya juga gak suka main games, apalagi games online
karena menurut saya cuma ngabisin waktu, anak-anak gak produktif
dan ngabisin duit untuk bayar internet
Apalagi di hari libur, sejak bangun tidur sampai tidur lagi mereka asyik di depan laptop
makan pun sambil main games, solat terburu-buru
Ternyata yang terpenting adalah teladan, selama kita menunjukkan main games hanya untuk refreshing, dan pekerjaan/tugas udah beres
mereka akan meniru teladan tersebut
Well-written Mbak Maria. Pastinya, setiap hal selalu ada dua sisi yang bisa kita pilih. Sisi baik pastinya menjadi acuan. Saya juga Mbak, memanfaatkan games on-line sebagai hiburan dan refreshing belaka. Selebihnya tidak. Dan alhamdulillah, main games on-line ternyata memang benar bisa membuang kejenuhan.
Sekarang main game jadi salah satu pengisi waktu luang yaa… aku sekarang main game online di hape aja jadi lebih praktis.