Surga oleh-oleh Manado di Kawanua.
Ini adalah hari ke-4 saya di Manado, Sulawesi Utara. Setelah hari ke-2 dan ke-3 mengelilingi berbagai sudut wisata di dalam kota Manado dan Likupang di Kabupaten Minahasa Utara, di hari ke-4 ini saya terpaksa (harus) meluangkan beberapa waktu di dalam hotel saja. Hari itu ada dua zoom meeting yang wajib saya ikuti. Pagi sekitar pkl. 08:00 wib dan siang di pkl. 14:00 wib yang berarti pkl. 09:00 wita dan pkl. 15:00 wita karena di Manado masuk dalam zona waktu Indonesia Tengah yang satu jam lebih cepat dari waktu yang biasa jadi acuan saya sehari-hari.
Pemberitahuan ini mendadak saya dapatkan sehari sebelumnya sehingga mengacaukan jadwal di hari berikutnya (hari ke-4). Awalnya saya berencana untuk menyusur beberapa pusat oleh-oleh dan kuliner khas Manado. Salah satunya adalah ke sebuah resto spesialis Tinutuan (bubur Manado). Namun setelah memperhitungkan waktu yang bisa dihabiskan untuk keperluan ini dan waktu zoom meeting yang saling berdekatan, saya memutuskan untuk tidak bepergian jauh. Atau tidak pergi sama sekali jika zoom meeting pertama memakan waktu yang lama. Setidaknya lebih dari dua jam.
Sayang banget memang. Apalagi untuk mengunjungi Manado saya butuh usaha dan biaya yang tidak sedikit. Tapi ya sudah. Karena memang tidak bisa diwakilkan, akhirnya saya harus “mendekam” beberapa waktu di dalam kamar agar bisa mengikuti dua kegiatan ini tanpa harus khawatir akan berlomba-lomba dengan waktu seandainya saya berada di luar. Belum lagi rasa khawatir akan sambungan internet jika nebeng di luaran atau sembari dalam sebuah perjalanan.
Tentang Dunia Kreatif di Likupang : Mengulas Dunia Kreatif Dari Limbah Kelapa di Wale Gonofu
Ngelencer Keluar Sebentar
Tanpa saya duga ternyata zoom meeting yang pertama dimulai tepat waktu dan hanya berlangsung 1.5 jam. Acara ini terpaksa dipercepat karena nara sumber utama mendadak harus menghadiri pertemuan penting. Saya langsung bersorak dalam hati. Dengan hanya meeting dalam 1.5 jam ini, saya bisa kabur ngelencer keluar sebentar dan kembali ke hotel sekitar pkl. 14:00 wita.
Saya langsung membuka daftar kunjungan yang dibatalkan hari itu. Axel – tour guide saya – di dua hari barusan, ada menuliskan beberapa tempat oleh-oleh yang bisa saya kunjungi. Menimbang waktu yang ada, saya kemudian memutuskan untuk mengunjungi dua diantaranya. Dua tempat yang menurut informasi menjadi referensi dari banyak tour guide yang beroperasi di kota Manado. Jadi begitu selesai meeting dan berganti pakaian, saya langsung memesan taxi on-line.
Mari kita berangkat. Meski harus eksplorasi sendirian, saya tetap merasakan kegembiraan yang teramat sangat.
Kepada si bapak supir, sembari menuju ke destinasi pertama, saya banyak berbincang-bincang. Menurut bapak ini, destinasi pertama yang saya tuju saat itu adalah toko oleh-oleh lama yang mulai pudar eksistensinya. Dulu memang mereka punya nama tapi setelah para pesaing bergerak maju, sementara tempat ini tidak berinovasi, akhirnya menjadi tak menarik lagi.
Saya sempat tercengang mendengar apa yang diuraikan oleh si bapak. Tapi karena sudah berada di tengah perjalanan dan saya jadinya terkungkung oleh rasa penasaran, saya memutuskan untuk tetap mengunjungi toko oleh-oleh ini. Entah karena sugesti atau memang langsung terlihat, saya tiba-tiba merasakan keenganan saat berdiri di pintu depan toko. Benar saja, tak berapa lama di dalam outlet itu, saya langsung memutuskan untuk tak berlama-lama. Tempatnya kumuh dengan jejeran rak yang sepertinya tidak dibersihkan berhari-hari. Para petugas pun kurang ramah, tidak berseragam, dan tampak sibuk dengan diri mereka sendiri tanpa memperhatikan kebutuhan pelanggan. Namun saya akhirnya membeli dua bungkus kacang sebagai buah tangan.
Begitu kembali ke mobil, saya menceritakan apa yang barusan saya alami dan dijawab dengan senyum si bapak.
Pak supir ini sudah berjanji akan menunggu saya untuk kemudian menuju ke tempat ke-2. Saya langsung setuju karena dengan cara seperti ini saya tak perlu repot-repot mencari kendaraan lagi.
“Nah kalau yang satu ini oke banget Bu. Meski lokasinya lebih jauh dari hotel, di tempat ini jualannya bagus-bagus, lengkap, dan petugas-petugasnya bekerja dengan professional.” Begitu apa yang disampaikan oleh beliau.
Mobil pun langsung di arahkan ke Jl. B.W Lapian No. 33, Tikala Kumaraka, Wenang. Lokasi dimana toko oleh-oleh Kawanua berada.
Tentang Tempat Oleh-Oleh : Berbelanja Oleh-Oleh di Cita Rasa Bengkulu
Toko Oleh-Oleh yang Menyenangkan
Selama dalam perjalanan menuju Kawanua, saya banyak bertukar pikiran dengan pak supir. Beliau menyampaikan bahwa semasa pandemi berlalu, jumlah penumpang yang dia dapat per harinya tidaklah sebanyak dulu. Meski masa pandemi sudah cukup lama berlalu, pergerakan di dunia pariwisata belum berjalan cepat seperti biasanya. Pemerintah pusat sudah menetapkan Likupang sebagai destinasi wisata prioritas, tapi tampaknya butuh usaha lebih agar banyak wisatawan mau ke Likupang yang harus ditempuh selama 1.5-2 jam dari kota Manado. Begitu menurut pendapat bapak ini. Saya mendengarkan dengan seksama dan berharap bahwa kedepannya, wisata di Sulawesi Utara semakin bergerak maju sehingga bisnis taxi on-line juga kecipratan rezeki dan keberuntungan.
Obrolan kami cukup lama karena jarak antara toko oleh-oleh yang pertama ke yang kedua ini cukup jauh. Ada mungkin sekitar 30 – 45 menit. Saya pun langsung berhitung waktu. Dengan perkiraan waktu kembali ke hotel, berarti saya harus menyelesaikan belanja di tempat kedua ini dalam tak lebih dari 30 menit. Lumayan sih. Tapi buat menyusur berbagai produk, 30 menit sepertinya terlalu cepat.
Saat tiba di depan Kawanua, saya melihat sebuah toko yang posisinya lebih tinggi dari jalan utama. Tokonya berdinding kaca dengan beberapa tapak anak tangga untuk menggapai pintu depan. Di bagian tengah, selain disediakan beberapa bangku besi, ada gantungan baju terbuat dari besi yang sungguh mencuri perhatian. Satu deret khusus untuk baju atasan wanita sementara di sisi yang satu lagi adalah sederetan baju atasan pria.
Saya sengaja berdiri dulu di pintu depan untuk menebarkan padangan ke segala arah. Kawanua tampak begitu rapi dan bersih dengan penataan yang rinci dan apik. Saya paling suka dengan konsep keteraturan begini dan langsung merasa sudah berada di sebuah surga oleh-oleh yang diimpikan dan terlintas di benak.
Selain gantungan baju di tengah tadi, seluruh sisi toko dibatasi oleh lemari-lemari kaca dengan tinggi sekitar 1.5m. Di dalam lemari kaca ini terdapat ratusan kain, kaos, dan tas-tas kain serta aneka kudapan yang beberapa diantaranya ditaruh di luar lemari. Di salah satu dinding berderet kaos-kaos yang menampilkan sablonan berbagai tempat wisata di Sulawesi Utara. Kaos-kaos ini hadir dengan banyak ukuran baik untuk anak maupun untuk orang dewasa. Diantara kaos-kaos ini saya melihat tumpukan shoulder bags yang terbuat dari katun yang menampilkan gambar-gambar lucu serta tentu saja wisata dan Tarsius yang merupakan hewan icon dari provinsi ini.
Di lemari yang lain saya juga melihat tumpukan kain-kain Bentenan printing yang dijual dalam meteran. Lalu ada beberapa dari kain ini yang sudah dijahit menjadi baju kebaya, atasan, rok atau seragam kembaran suami istri. Ada juga dalam wujud syal atau kain panjang (selendang) untuk menemani kebaya. Semua hadir dengan warna-warna menarik dan aneka sentuhan selera. Baju dan kain-kain tersebut banyak yang berjejer rapi di beberapa gantungan dinding.
Tak kalah dengan semua yang berbau fashion dan handicraft, Kawanua juga menghadirkan banyak buah tangan dalam bentuk makanan dan minuman. Saat saya tanya apa specialties mereka, sang petugas langsung menjawab Klappertaart. Kawanua ternyata bisnis awal dan popularitas adalah di Klappertaart. Sebuah kue khas Manado yang banyak terpengaruh oleh sentuhan kuliner Belanda. Namanya pun masih menggunakan kata dari negeri kincir angin tersebut. Jenis, rasa, dan ukurannya pun bermacam-macam. Ada dalam bentuk loyang besar tapi ada pula yang berbentuk bulat kecil yang mudah untuk dibawa. Saya sempat tergiur untuk membeli tapi karena di rumah tidak ada yang suka bolu, akhirnya saya membatalkan niat tersebut. Saya mencoba kue ini di restoran yang ada di airport saja.
Selain Klapertaart, Kawanua juga menjual aneka kacang olahan, berbagai jenis abon, dan sambal. Yang paling disukai wisatawan adalah Abon Cakalang, Sambal Roa, dan Rica Roa. Kawanua sengaja mempersiapkan ketiga dalam satu paket dengan botol-botol ukuran kecil. Strategi yang apik bagi mereka yang benar-benar baru mencoba dan tak ingin terjebak pada jumlah yang banyak. Saya membeli satu paket. Enak sekali buat menemani nasi hangat. Sementara abonnya saya gunakan sebagai isian roti panggang.
Tentang Oleh-Oleh di Bandung : Tiramisu by Chocomory. Si Manis Oleh-Oleh Khas Bandung
Saya sempat melirik beberapa kue khas beberapa daerah yang ada di Sulawesi Utara. Ada yang mirip dodol, kue-kue kering, keripik dan kacang-kacangan. Biasanya kita akan menemukan semua camilan ini di sebuah rak layaknya apa yang kita lihat di minimarket. Tapi ternyata di Kawanua kita harus meminta petugas untuk mengambilkannya. Cara seperti ini memang tidak begitu awam bagi orang kebanyakan. Tapi untuk sebuah tempat dengan luas terbatas, cara begini sepertinya ampuh dan tepat agar ruang panjang tetap terlihat rapi.
Jangan khawatir tidak terlayani ya karena petugas di sini tuh lumayan banyak. Mereka sangat cekatan, sigap, ramah dengan penguasaan product knowledge yang mumpuni. Mereka bahkan menanyakan preferensi dan kebutuhan kita. Jadi bisa mereferensikan apa saja yang pas untuk kita beli. Keren kan? Kita jadi diarahkan dan tidak asal beli. Menyenangkan sekali.
Seandainya saya punya waktu lebih banyak, mungkin saya akan betah berlama-lama. Tapi mengingatkan saya harus bersegera kembali ke hotel untuk makan siang, mandi, dan bersiap mengikuti jadwal zoom meeting selanjutnya, niat untuk lebih menjelajah akhirnya saya batalkan.
Meskipun hanya sebentar dan tidak bisa melamati setiap item satu persatu dengan lebih dekat, saya merasakan rangkaian kenyamanan yang pas dengan keinginan saya. Kawanua sudah menjadi surga oleh-oleh di Manado yang sangat lengkap. Apalagi jika kita hanya punya waktu terbatas, tak ingin berlama-lama pada ragam pilihan yang sering terkadang menjebak kita dalam kebingungan.
Saya sangat merekomendasikan Kawanua sebagai sentra oleh-oleh yang layak dikunjungi oleh teman-teman saat berada di kota Manado. Harga-harga setiap produknya juga dalam skala acceptable. Saya ada membeli sebuah baju atasan wanita yang terbuat dari kain printing Bentenan dan sebuah atasan katun bermotif wisata Manado untuk anak-anak saya. Hingga kini semua warnanya awet dengan kualitas yang begitu terjaga. Atas tenun itu saya beli di harga Rp250.000,00 sementara baju harian berbahan katun itu saya beli di harga Rp125.000,00.
Oia, jika belum puas menghabiskan waktu di Kawanua, di samping dan di depan toko ini ada beberapa toko oleh-oleh lainnya. Jadi bisa dibilang bahwa area ini adalah salah satu sentra oleh-oleh yang ada di kota Manado. Ada satu butik yang sempat saya lewati. Isinya adalah produk-produk fashion yang cantik luar biasa. Duuhh sayang banget waktu saya terbatas ya. Meskipun nantinya saya harus menjaga dompet dengan lebih ekstra, setidaknya cuci-cuci mata di outlet seperti itu pasti bisa menyegarkan mata dan hati.
Asyik kak Annie hunting oleh-oleh yang aneka ragam seperti itu hmm awas bingung milih yang mana soalnya cantik semua. Keren nih soalnya mengangkat UMKM lokal ya kak
Betul banget. Saya juga pengen punya tempat seperti ini. Menyediakan tempat untuk UKM lokal agar bisa menjual produk mereka.
Motif tenunnya cantik banget, ya. Aku agak sulit bedain sama tenun NTT. Klappertaartnya pasti juara, nih
Tenun-tenun di Indonesia bagian timur memang banyak motifnya yang mirip. Saya juga, meski sudah lama berkelana dengan mengenal berbagai tenun, masih sering keliru dan tak bisa membedakan. Tapi yang pasti semua cantik-cantik.
belanja asik ini bisa bermacam-macam yang maunya sih borong semua hehe
kalau petugas banyak tapi gak terlalu dibuntuti mah bakal asik banget.
soalnya daku pernah jumpa yang macam begitu, malah jadi gak nyaman belanjanya, kayak muncul parno aja: “dianggap macam-macam” haha.
Dduhh bener banget itu Fen. Saya juga kurang suka kalau saat menelusur terus ada petugas yang ngintilin. Gak nyaman banget.
Dimanjakan dengan oleh-oleh manado yang cukup beragam ya mbak Annie. Meski diawal sempet di dalam kamar saja buat mementingkan zoom meeting yang wajib diikuti. tetap, dapat kesempatan berharga bisa keliling menuju tempat oleh-oleh yang diinginkan dan bisa ngobrol ngalor ngidul sama Bapak sopir. Mengesankan
One stop shopping buat belanja oleh2 di Manado. Di dekat mereka juga ada toko oleh2 yg lain jika merasa masih belum menemukan apa yg diinginkan.
Angle nya keren Mbak
Waaa….saya ngiri, pertama berkenalan dengan sambal roa sewaktu diajak Ibu Amanda Katili, Ketua Omar Niode Foundation menulis tentang sambal roa
Auto searching dong, karena selama ini cuma tahu sambal terasi (hehehe parah banget ya?)
dan baru tau kalo kearifan lokal kita mengajarkan rasa umami dari ikan roa
Jadi kenapa pake micin? Itu kan produk pabrikan yang pastinya gak sehat
Apalagi kalo bisa ke sini, huhuhu bakal ngeborong (untuk stok setahun :D :D ) sambil nyobain abon cakalang dan rica roa
serta pastinya kain motif tenun-nya, kayanya adem ya?
Saya pernah nyoba makan sambal roa dengan nasi goreng dan telur dadar. Ya ampun sampe nambah-nambah hahahahaha. Seenak itu rasanya.
Tenun Bentenannya jempolan Mbak. Sering saya pake kemana-mana. Adem.
Toko oleh-olenya dari luar terlihat mungils yaa.. tapi kalau uda masuk, semua yang ada di depan mata, jadi pingin diborong.
Karena lengkap banget.
Aku melihatnya juga terpukau…
Yang paling suka pas ka Annie adopt baju atasan untuk perempuan.
Karena kayanya canti banget kalo dipadukan dengan baju daleman polos dan celana polos dan tas ethnic khas Indonesia juga.
Iya. Karena konsep display nya beda dengan biasanya ya. Biasanya kan kita/tamu ambil-ambil sendiri terus ke kasir. Kalau di sini diambilkan petugas. Kalau saya sih gak masalah. Luasnya tempat memang gak begitu besar. Jadi kalo pakai cara itu malah kelihatan sempit. Tapi menata barangnya sangat apik, rapi, dan teratur. Jadi gampang kita lihat satu persatu.
Duuhh saya tuh paling seneng dengan busana dengan kain daerah. Sekalian buat kenang-kenangan.
Penasaran juga sama belanjaan ka Annie nih..
Jadi kalau mau belanja oleh-oleh Manado anti ribet, tinggal ke toko oleh-oleh Kawanua.
Kata Ibuku yang pernah ke daerah Timur, emas di sana luar biasa, ka Annie.
Dan ada satu toko perhiasan terkenal. Rasanya selain berburu oleh-oleh makanan dan kain, bisa dicoba untuk nambah koleksi perhiasannya. Hihii~
Wuih habis Aceh, sekarang udah meluncur aja ke Manado. Keren kak Annie. Bagus-bagus ya oleh2nya. Jaga kesehatan dan keep writing ya Kak.
Alhamdulillah. Terima kasih untuk doa sehatnya Mas Adi. Dengan sehat kita jadi bebas dan gesit beraktivitas.
Hihihi saya juga pasti bakal bersorak kalo narsum mempersingkat waktu meeting
Karena setiap menit di Kawanua sangat lah berarti
Salah satunya tentu untuk window dhoppy dan sekaligus shopping
Mumpung :D
ya ampuuunn, saya kalau ke sana keknya bakaln kalap beli oleh-olehnya, baik makanan, maupun batiknya.
Mana tuh toko oleh-olehnya bersih dan rapi, nyaman banget tuh kalau belanja di sana .
Ngomong-ngomong kulinernya, saya masih ingat waktu kecil dulu kami seringnya makan mie kuah ikan dan apa ya lupa. Tapi kami di Bitung sih.
Motif tenunnya cantik-cantik semua. Saya langsung ngebayangin padu padannya. Cakep deh pasti. Semoga lain kali punya waktu lebih banyak untuk mencari oleh-oleh di Manado ya, Mbak. Biar semakin puas berburu oleh-olehnya.
Kesibukan narasumber jadi berkah untuk tempat oleh-oleh Kawanua yang dikunjungi, Mba.
Aneka sambal khas Manado pasti nendang banget rasanya.
Selain kebersihan tempat, pelayanan memang menentukan kenyamanan pembeli, sayang banget pusat oleh2 yg pertama kurang bisa berbenah padahal sebelumnya sudah punya nama.
Selalu suka dengan beragam cerita perjalanan Mba Annie terutama untuk pelesiran ke daerah Timur Indonesia. Punya impian bisa melihat langsung juga budayanya, ciri khas daerah, makanan tradisional termasuk oleh-oleh begini. Punya waktu terbatas tentu gak boleh melewatkan tempat beli oleh-oleh begini ya, Mba apalagi sambil cuci mata lihat yang menarik dan siap-siap mengeluarkan isi kantong,hehehe
Semoga ke depannya urusan jarak tempuh yang bisa sampai hampir 2 jam dari kota Manado itu dapat ditekan lagi ya Bu Annie, semisal jadi 30 menit gitu. Sebab dengan kemudahn akses dan waktu tempuh singkat bakalan banyak mendatangkan turis ke Likupang
Aku langsung terpaku sama selendang dan syal yang bermotifkan tenun Kawanua plus atasan yang dari kain bentenannya. Tjakep-tjakep. Jadi oleh-oleh spesialisasi Kawanua itu klapertart ya mba. Selain itu abon cakalang, sambal roa, dan roa rica jadi favoritnya wisatawan.
Kak aku pernah dapat oleh-oleh Abon Cakalang, Sambal Roa, dan Rica Roa. Ternyata emang sudah paketan ya … The best banget emang rasanya
wah jadi ngiler ak deh mba inget oleh-oleh manado, terutama kulinernya paling suka sm kripik pisang roa, sambal cakalang/roa, kue balapis sm klapertaart tuh enak-enak semua itu, tar ah kalo dinas ke manado ak mau coba dtg ke tempat oleh-oleh ini
Aku penasaran hewan icon Trasius yang gimana rupanya , aku ga tau loh beneran mami annie..
Ini mah judulnya one stop ahopping corner..
Enak banget kalo muw beli oleh-oleh
Bakalan kalap borong haha
Wah Kawanua ya, aku banget itu kak. Walau bukan orang Manado, Minahasa atau Sangir tapi lumayan cocok dengan banyak kuliner khas Sulawesi Utara. Thanks for sharing.