“La Plancha? Tempat nongkrong wajib selama di Bali. Hukumnya Fardu Ain bukan Sunnah.”
“Udah sampe La Plancha belum? Jangan bilang sudah nongkrong di Seminyak kalau belum nikmatin sunset seru di sana.”
“Keren buanget loh tempatnya. Apalagi di detik-detik sunset. Kalau cuaca lagi bagus, proses terbenamnya matahari bakal istimewa terlihat.”
Begitu rangkaian kalimat-kalimat penyemangat yang kerap mampir di telinga saya soal La Plancha. Provokatif sekali yak hahahaha. Intinya tiada kesan sudah di Bali kalau belum sampe ke pantai Seminyak dan tanpa pernah nongkrong di La Plancha. Catet!!
Tapi emang bener loh ternyata. Sekitar 3tahun yang lalu, sehabis merampungkan urusan kerja di satu tempat, saya bergegas kemari di saat-saat menjelang sunset. Pake acara nyasar pulak. Jalanan macet akibat sesaknya pengunjung dan ukuran jalan yang relatif sempit (tau kan gimana ukuran jalanan di Bali?), benar-benar menghalangi saya untuk sampai ke sini tepat waktu. Bener aja. Akhirnya terpaksa gigit jari karena semua tempat duduk, baik di pinggir pantai maupun di dalam (lantai atas dan bawah) sudah fully-booked. Penuh manusia di segala penjuru. Bahkan untuk sekedar menunggu sambil memesan minuman di bar pun antriannya yahud. Jadi terpaksalah “mengungsi” ke restoran yang ada di sebelahnya.
Sekitar 4bulan lalu bersama Dewi, kegagalan yang lebih fatal terjadi. Berkendara dari arah Uluwatu, sehabis dari GWK, saya meminta pak supir untuk memacu kendaraan menuju La Plancha. Alih-alih meretas jalur memotong di Double Six, Pak Rofi, supir kami, malah berputar ke pinggiran Kuta Raya, yang akhirnya membawa mobil kami stuck di depan pantai Kuta. Jiaaahh gagal lagi dah.
Nah, 2 bulan yang lalu, dendam nongkrong di La Plancha pun terbayar sudah. Selesai menyambangi Resto Ramen 7 Samurai di Sunset Road, tawaran Fuli untuk nyambung nongkrong di restoran bernuansa Spanyol ini pun langsung saya iyakan. Mumpung masih jam 3sore. Walaupun terhitung “masih siang” dari waktu matahari beranjak ke peraduan, pengalaman gak kebagian tempat duduk dan macetnya lalu lintas ke pantai Seminyak jangan sampai terulang. Sepertinya inilah hitungan waktu dan kesempatan yang pas untuk main ke bar & restaurant yang selalu jadi topik obrolan para pengejar sunset.
Dari titik berhenti taxi on-line yang kami pesan, kami harus sedikit berjalan dari arah Double Six Seminyak Hotel and Resort kemudian melewati jalan setapak tanpa kendaraan yang sudah dipaving rapih. Debur ombak terdengar menderu. Sambil melangkah di atas pasir yang putih, halus, dan bersih, puluhan payung bertiang kayu dengan kain warna warni gonjreng menyala terhampar indah di depan mata. Kontras banget dengan putihnya pasir.
Bersebelahan dengan bangunan kayu 2 lantai milik La Plancha, saya memperhatikan beberapa petugas yang mulai menurunkan bean bags dari sebuah tumpukan tinggi. Satu persatu dudukan berwarna shocking pun ditarik sekuat tenaga untuk kemudian diseret ke pinggir pantai. Lumayan berat loh ternyata. Makanya ketika saya menyempatkan diri memotong kegiatan mereka untuk sekedar berpose sesaat, para petugas bolak balik mengingatkan bahwa tumpukan bags di belakang saya bisa saja tetiba runtuh karena susunannya sudah tidak sempurna dan rapat. Dan saya pun menjawab dengan tertawa penuh arti. Aaahh lu lebay bro!!
Biasanya sekitar jam 4sore, petugas bean bags baru akan menata dudukan sekaligus mempersilahkan tamu untuk segera mengambil tempat masing-masing. Tidak ada sistem booking atau reserve terlebih dahulu. Siapa yang datang duluan dia yang dapat. Jadi kalau memang sudah niatan nongkrong di sini, pastikan paling lambat pkl. 15:30wita sudah duduk manis menunggu. Karena begitu teng jam 4, puluhan manusia kok ya nongol dari berbagai arah, berebutan milih tempat duduk yang paling strategis. Kepadatan semakin terasa ketika sekian banyak ibu-ibu penjual aneka kerajinan tangan turut merangsek diantara para tetamu, plus para waiters berseragam yang sibuk mondar mandir kesana kemari. Heboh lah!!
Sesuai aturan yang ditetapkan oleh pihak La Plancha, siapapun diperkenankan menjadi tamu bean bags mereka dengan syarat harus memesan minimum 1 minuman + 1 makanan per orang. Tidak ada batasan mengenai harga. Yang penting kombinasinya seperti itu. Baiklah. Daripada dieliminasi karena tidak memenuhi aturan main, saya memesan segelas Fanta Merah pakai es dengan semangkok french fries yang kurang kering dan garing sedikit (baca: nyemek-nyemek). Pilihan Fuli malah lebih seru, 1 piring besar potongan tipis tuna mentah yang sudah dilengkapi dengan perencah bawang dan sayuran. Dilengkapi dengan sepotong besar full wheat bread yang tampak seperti baru pakai bedak (putih-putih soalnya). Sementara untuk minuman, Fuli memesan juice. Lengkap sudah unsur sehatnya.
Tak ingin hanya menghabiskan waktu di bagian pantai, saya menyusur bangunan cafe yang setiap sudutnya keliatan sangat menarik untuk direkam dalam lensa kamera. Di bagian bawah, semua kegiatan pengaturan dilakukan. Mulai dari pengelolaan konsumsi (pesanan makan dan minum), pengaturan duduk para tetamu, petugas bersih-bersih, dan rumah kecil khusus untuk kasir. Pemesanan konsumsi hanya dilakukan oleh waiters yang sudah ditunjuk dan memegang sebuah mini pad yang langsung terhubung dengan bagian dapur.
Di ground ini juga terdapat beberapa meja tempat duduk kayu dan besi yang juga dibuat warna warni. Keputusan untuk menggunakan kayu sebagai pijakan kayaknya tepat banget. Kebayang kalau pakai keramik, duh pasti repot banget bebersih pasir kering, apalagi kalau pasirnya basah dan meninggalkan bekas.
Melirik sebentar ke sisi dapur, selain diramaikan dengan hiasan buah, tempat ini didandani serustik mungkin untuk melengkapi konsep funky dan up-to-date. Ada sederetan buku-buku lama, gelas-gelas lama yang dibiarkan tergantung terbalik, serta ornamen-ornamen oldiest diletakkan di berbagai sudut. Di setiap meja tamu selalu ada bunga artificial dalam berbagai warna yang ditaruh di dalam pot tanah liat. Kecil tapi cantik dan mengesankan.
Melangkah ke sisi depan cafe (yang menghadap ke jalanan Double Six), saya menemukan sentuhan dekorasi Bali. Jejeran payung-payung khas Bali melengkapi hujanan warna cerah yang ditempelkan di kayu bangunan. Di bagian ini sebentar-sebentar saya harus melipir karena banyaknya motor yang lalu lalang. Di salah satu sisi saya menemukan tangga yang lumayan curam dengan gerbang yang bertuliskan L.P Mesari Beach. Aaahh saya baru ngeh. Jadi cafe ini berada di Pantai Mesari.
Yuk, sekarang kita liat lantai atasnya.
Banjir warna lagi-lagi menyambut kita. Saat saya naik, para tamu tampak bergegas turun sembari menunggu giliran menyelesaikan bill selama mereka nongkrong di atas. Beberapa sofa terhampar di segala sudut lengkap dengan dudukan yang empuk dan bantalan kursi bermotifkan dedaunan yang lagi-lagi rame warna. Bunga-bunga artificial juga bertebaran di sana sini. Ada yang di atap, ada yang disamping sofa, dan ada juga yang sengaja dibuat melingkari tiang peyangga. Kayaknya yang mengatur interior design memang senang nuansa rame ya.
Di salah satu sisi yang menghadap ke laut, disediakan meja kecil panjang dan dudukan kayu tinggi. Kalau kita mengambil tempat di sini, kita bakal puas menebarkan pandangan ke seluruh bagian bawah resto yang berada di bibir pantai. Payung-payung berwarna shocking puas kita liat sejauh mata memandang. Berbagai kesibukan para penikmat pantai pun dapat kita saksikan dari atas sini.
Duduk sebentar di sini akhirnya memunculkan kekesalan saya karena sudah ketinggalan kamera di rumah. Ya. Jadi selama perjalanan ke Bali yang entah sudah keberapa kalinya ini, kamera saya tidak terbawa. So akhirnya pasrah dengan apa yang bisa saya dapat dari kamera handphone Oppo F7 yang saya pegang saat ini. Padahal dengan lensa tele yang saya miliki, memotret dari atas sini, bakal sangat menyenangkan dengan obyek foto yang kaya ragam. Berarti tampaknya kudu balik lagi dan menghabiskan waktu di atas sini untuk kunjungan berikutnya ya. Kode keras untuk sahabat saya Dewi Damayanthi yang masih dendam kesumat pengen buanggeet nongkrong di tempat ini.
Kalau saya sih kebelet pake ngiler pengen nginep di Hotel Indigo atau Hotel Double Six yang ada persis bersebelahan dengan La Plancha. Keduanya memliki banyak kamar yang menyatu dengan Pantai Mesari. Bahkan di Hotel Double Six semua kamar yang menghadap ke laut memiliki teras besar untuk duduk-duduk. Duh kebayang itu asyiknya saban sore bisa selalu menikmati sunset dari sebuah ketinggian.
Oia, saya dan Fuli akhirnya tidak menikmati sunset di sini karena kami harus segera balik ke rumah dan bergegas berkendara menuju Ubud Terrace Bungalow di Ubud untuk menghabiskan weekend. Semoga di jadwal berikutnya saya bisa meluangkan lebih banyak waktu untuk mengexplore Pantai Mesari beserta deretan tempat belanja dan nongkrong yang menjamur di lingkungan Double Six. Sudah kebayang serunya.
Yang ingin tau lebih banyak soal La Plancha Bar & Restaurant, sila intip official website mereka www.laplancha-bali.com
#LaPlancha #LaPlanchaBali #SeminyakBali #BaliResto #BeachClubBali #BaliCafe #TempatNongkrongDiBali
Bu Annie, travellingnya sudah kemana-mana. Setiap membaca tulisan beliau jadi berdoa kesampaian ke lokasi tersebut suatu saat.
Aamiin YRA. Semoga suatu saat bisa sampe kesini ya.
Mbak Annieeeeee, sungguh ku tak tahan melihat foto2 ciamik ini pemandangan lautan dan makanan yang berwarna-warni heheheh :D La Plancha bar n resto ini cantik banget ya. Ngebayangin waiternya sibuk banget dan karyawannya beberes bean bags itu, trus customer datang segambreng hahaha :D Btw aku suka deh payung2 yang berjejeran itu dan bunga2nya meskipun ga riil tetap indah dipandang.
Salah satu tongkrongan menanti sunset di Seminyak nih Nur. Kudu setor muka mulai jam 4sore biar dapet tempat dan posisi duduk yang stategis. Top lah tempatnya.
bagus banget pantainya. bali emang luar biasa. molly pengen traveling ke bali, tempatnya ramah disabilitas kursi roda gak mbak?
Kalau untuk di pantai, sejauh ini aku belum lihat ada tempat-tempat yang ramah disabilitas. Tapi kalau hotel banyak. Tapi sebagian besar adalah hotel bintang 5
Duh beneran jadi seger ni mata kak..suka sama warna-waninya yang cerah banget.. Cocok sama paduan alamnya ya.. Semoga bisa main kesini nih kalo pas ke Bali..
Seneng ya liatnya. Warna-warna gonjreng yang menyenangkan
Melihat foto warna warninya aja langsung jadi happy. Bahagia keknya kl ada disana. Semoga bisa ke Seminyak kalau pandemi dah berakhir huhu
Iya Bang Sani. Datang kesini rame-rame bareng keluarga atau teman. Bakalan lebih seru lagi
ya ampun cantiknyaaaa…
Mbak Annie kok punya banyak tempat destinasi di Bali yang cantik banget
huhuhu kalo udah tabungan udah ngumpul harus ke Bali dulu nih
Enggak kesulitan cari makanan halal mbak?
Banget Mbak. Seneng banget duduk-duduk disini terutama menjelang sunset.
Di tempat ini, seinget saya, cuma minuman aja ada yang gak halal. Karena rata-rata bule yang nongkrong di sini kan pasti mesennya minuman alkohol
Memang cantik kalau udah sambil melihat sunset. Apalagi ternyata bukan Sunnah ya, melainkan Fardu ‘ain, berarti kan harus diri sendiri yang melakukannya.. 😅
Hmm, baiklah, insya Allah, bila ada kesempatan ke La Plancha dan Seminyak, kuy diwujudkan impian itu. Apalagi bila pandemi udah berakhir ya, tentunya akan lebih tenang lagi
Aamiin YRA. Semoga pandemi cepat berlalu ya Fen. Biar bisa lebih leluasa mau kemana aja.
Fresh banget mata melihat banyak warna warni di La Pancha. Pengen segera usai nih pandemi, pengen liburan ke Bali. Bawa anak-anak ke sini, lengkap banget pasti.
Aamiin YRA. Apalagi saya Mbak. Yang biasa bisa 3-4 kali dalam setahun ke Bali, semenjak pandemi gak pernah sama sekali. Kangen banget
Wah keren, semoga ntar kalau bulan madu bisa ke Bali lagi … adik sepupu dan istrinya ini lagu liburan ke Bali.
Sempat tahun 2017 ke Bali, tapi hanya sempat kumpul dengan 3 orang sahabat saya di sana, karena waktunya singkat banget dan saya perginya bareng keluarga besar, teman-teman kuliah saya sudah punya kesibukan masing-masing juga jadi nggak bisa dadakan juga kalau mau ngumpul.
Kalau pandemi sudah usai, yok main lagi ke Bali Mbak. Dari 2017 sudah banyak banget perubahan-perubahannya.
Kalau pertama ke La Plancha sepertinya saya ga bakal fokus menikmati keindahan sunset deh mba. Sibuk mengagumi keindahan warna warni yang terhampar di pinggir pantai. Minimal harus dua kali berkunjung kalau suguhan pantainya seperti ini, hehehe. Jadi kangen ngepantai.
Hahahahaha iya bener banget. Malah pengennya main pasir dan air juga yak. Pasti seru banget itu
Tempat yang tepat untuk menikmati senja buat anak-anak senja, sambil mendengarkan lagu dari Nadin Amizah.. hehe
Langsung berasa syahdu ya Lel. Kalau ada music live performance dengan lagu-lagu mendayu pastinya akan lebih menyenangkan lagi. Aiihhh jadi pengen segera balik ke Bali
wahhaku membayangkan pasti syahdu menikmati senja disini
bersama pasangan, berasa lagi honeymoon
hehe
memang mbak, belum ke Bali klo g mampir ke La Plancha
Yang pasti bisa merasakan sesuatu yang berbeda yang belum tentu bisa kita temukan di tempat lain. Bisa jadi hiburan dan kenangan yang sangat berarti
Bean Bag-nya cantiik dan super duper colorfull
keren sangat!
Aduhh, aku rindu ke Bali nih jadinya.
Mantuuulll
Sayang bean bags nya gede. Kalo gak sudah tak kantongin dan bawak pulang hahahaha
Gagal fokus sama makanannya aku mbak, hehehe. Bali memang tak pernah kehabisan ide menampilkan wisata yang bagus dan memikat hati pengunjungnya. Warna warninya itu lho yang bikin ingin foto2
Mata orang itu lebih suka yang visual, apalagi ada warna-warni seperti itu pasti bikin hati seneng ya, dan lebih stylist gitu. Btw, seru juga liburan di pinggir pantai dan bisa menghilangkan penat dengan cara liburan di Seminyak Bali. Wah dah lama gak ke Bali lagi.
Bener banget Mas Wahid. Mata tuh memang indera utama dalam segala hal ya. Apalagi yang menyangkut soal keindahan
Aaaak seru banget! Pengen banget bisa jalan-jalan ke seminyak Bali tapi apalah daya belum punya duit yang mencukupi. Mau nabung dulu dari sekarang biar pandemi kelar bisa langsung ke Bali :D
Aamiin YRA. Semoga pandemi segera berlalu dan Mas Diko ada rezeki buat ke Bali ya.
Wah lagi travelling ke Bali nih … Memang indah ya, penglihatan yg tidak bisa berkedip deh … kalau soal keindahan mah…
Enggak Mbak Sumi. Ini perjalanan akhir tahun 2018
Tempat nya begitu unik dan cantik dengan dominasi warna2 cerah dan ceria, nuansa nya begitu menyenangkan apalagi ketika menikmati cemilan sembari menatap sunset di bibir pantai
Beragam kursi meja dan kursi serta ban beags memenuhi hampir tiap area dengan warna yang mencolok