Jadwal bulanan nengokin anak yang sedang kuliah di Bandung akhirnya jadi agenda tetap sekaligus regular staycation di beberapa hotel yang sesuai dengan budget kami. Untuk akhir pekan kali ini pilihan jatuh pada Ivory Hotel Bandung (Ivory) yang berada di Jl. Bahureksa. Hotel bintang 3 yang walaupun berdiri di atas lahan yang sempit nyatanya punya layanan yang mumpuni, kamar yang cantik dan bersih, plus makanan yang enak-enak.
Baru sempat check in sore hari menjelang maghrib karena berjam-jam meluruhkan rindu kepada anak, hotel masih tampak dipenuhi oleh para tetamu yang mendaftar akan menginap. Everjoy Coffee and Cafe yang terlihat dari depan juga mulai dipenuhi oleh pengunjung dengan parkir kendaraan yang berdesakan disana-sini. Wangi aroma kopi menyeruak saat saya mengintip ke cafe yang berada persis berdampingan dengan area receptionist ini. Pengen mampir sebenarnya. Tapi peluh sudah terlalu lengket di badan. Kalau sudah begini yang terlintas lebih dahulu di pikiran adalah enaknya mandi dan selonjoran sebentar ngelurusin pinggang.
Gak perlu waktu lama untuk mengurusi administrasi sampe akhirnya kami mendapatkan kamar di lantai 2. Dapat kamar yang menghadap ke jalan raya (Deluxe City View), warna abu-abu berikut turunannya menyambut kami yang merasa kelelahan. Ranjang ukuran King, TV besar di atas sebuah kabinet ukuran sedang, lampu-lampu ruangan yang temaram, 4 bantal dan 2 guling besar-besar (ini kali ke-2 saya bertemu guling di kamar hotel), meja ukuran sedang, kaca dengan bingkai kayu, dan sebuah sofa duduk panjang, terlihat bersih dan nyaman berada di dalam kamar. Berbagai fasilitas compliment dan refreshment pun tersedia. Termasuk kebutuhan toilettries yang sangat lengkap layaknya hotel berbintang. Kesan pertama, yang menurut saya, sudah nyenengin banget.
Oom Resto. Rumah Makan Tetangga Ivory yang Highly Recommended
Perut keroncongan akhirnya membawa kami untuk keluar kamar. Karena tak ingin terjebak dengan kemacetan Bandung yang sering terjadi setiap weekend, kami memutuskan untuk mencari restoran yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Gak terlalu susah ternyata, karena hanya dalam beberapa langkah kami menemukan Oom Resto yang dari signage bagian depannya mempromosikan menu otak-otak modern sebagai specialties mereka. Well, sebagai penggemar berat ikan, rasanya pas banget kalo nyobain kudapan yang, bagi saya, tak pernah membosankan. So how about the resto? Definitely highly recommended. Otak-otaknya lembut banget. Rasa ikannya pun perfect. Enaknya berasa sampai gigitan terakhir. Bumbu kacangnya juga oke banget. Walaupun gak terlalu kental, sentuhan rasa kacangnya dan campuran bumbunya top habis. Kami sampai pesan 2 porsi (6bh untuk 1 porsi) saking lezatnya.
Selain otak-otak, menu yang lain pun ada. Malam itu kami juga memesan Nasi Goreng Hangus, Nasi Hotplate, dan Mie Ayam Hotplate. Semuanya sempurna. Tasty luar biasa. Tapi untuk pemakan dalam jumlah banyak atau yang daya tampung lambungnya setara dengan sebungkus nasi padang, sepertinya kudu mesen 2 porsi deh. Ukuran/porsinya tidak begitu besar soalnya. Untuk semua makanan (5 item) plus 2 gelas jeruk peras murni dan 1 Lemon Sprite plus pajak, kami membayar sekitar Rp 316.000,-. Harga yang masih reasonable menurut saya. Apalagi dengan kualitas makanan yang sama sekali tidak ada yang mengecewakan.
Oia, design interior restonya juga patut diacungin jempol loh. Sentuhan retro begitu terasa. Istagramable dan layak untuk diabadikan di lini medsos kita. Dengan ukuran ruang yang memanjang dan dibangun habis, rancang dalam bangunannya cukup bijak saya rasa. Kursi dan meja ditata lurus berbaris sehingga tidak memunculkan efek sempit. Dinding yang berhiaskan keramik-keramik putih berbentuk perlengkapan makan pun terpasang teratur, unik dan memberikan kesan luas.
Melangkah kembali ke Ivory dengan perut yang penuh terisi, saya merasakan suasana jalan yang tenang dan tidak hiruk pikuk. Saat itu saya menyadari bahwa Ivory ini ternyata berada di lingkungan perumahan elit yang tidak jauh dari Dago dan walking distance ke Jalan Riau. Masih ada beberapa rumah yang tetap dijadikan tempat tinggal selain beberapa yang sudah beralih fungsi menjadi resto atau toko seperti Mie Bakso Bahureksa, Jamanao Resto, Fukuzushi Sushi, Speedlife Cafe, Kanne Pizzeria, serta sebuah toko outfit (lupa namanya) yang cukup luas dan berada persis bersebelahan dengan Ivory. Jadi kalo mendadak harus menginap atau kekurangan baju, naaahh boljug tuh belanja di outlet yang satu itu. Ada juga outlet Sport Station yang gedungnya besar banget di ujung jalan. Surga nih buat penggemar sneakers dan tentunya penggila perlengkapan olah raga.
Everjoy Coffee & Cafe, Sarapan Pagi, dan Fasilitas Hotel
Waktu menunjukkan pkl. 08:00 wib ketika saya dan Fiona (anak saya) terbangun dari tidur. Sementara kami bermalas-malasan, suami sudah olah raga di Lapangan Gazebu yang jauhnya kira-kira 1.5km dari Ivory. Meski cahaya matahari mulai garang mengintip dari balik gorden di belakang TV dan berhadap-hadapan langsung dengan kasur, kami berdua lebih dari segan untuk bersegera bangun. Kasur yang empuk, pendingin ruangan yang pas, dan bantal guling yang nyaman, serasa pengen dipeluk sepuas mungkin.
Tapi teriakan perut minta diisi dan kegiatan lain di hari Minggu sudah menunggu, memaksa kami untuk mandi dan memanfaatkan waktu yang tersisa semaksimal mungkin. Everjoy cafe, yang ada di ground floor, saat kami datang, sudah dipenuhi oleh para penginap. Saya menebarkan pandangan ke sekitar cafe sembari menunggu anak saya yang sudah gak sabar pengen nyobain hidangan-hidangan yang tersedia pagi itu. Ivory menyediakan 3 spot area untuk makan pagi ini. 1 di dalam cafe yang berada d depan counter barista, kasir, dan bakery stool. 1 juga di dalam cafe yang berada 1 garis lurus dengan food stall. Sementara 1 lagi di teras, semi open-air, yang semalam kami lihat penuh oleh pengunjung yang menikmati kopi sambil mendengarkan live music.
Kami memilih duduk di area ke-2 dengan sofa empuk yang ada senderannya dan pernak pernik unik serta klasik yang terpajang sepanjang dinding. Food stall nya sendiri berada di bagian belakang, tidak begitu besar, tapi cantik banget dengan wall mural yang memukau. Saya sampe bingung antara mau memotret dulu dan makan belakangan atau sebaliknya. Tapi demi mendapatkan foto minim manusia, akhirnya saya memutuskan untuk mengerjakan opsi pertama. Mumpung para tetamu sebagian besar sedang gak ngantri ngambil makanan atau minuman.
Peletakan hidangannya sangat rapih dan terjaga kebersihannya. Cuma memang petugas agak sedikit lambat mengisi. Mungkin karena seringnya tetamu bolak balik ngambil kali ya. Jadi kosongnya cepet banget.
Di sisi kanan ada bubur ayam dengan pilihan topping yang banyak banget. Kuah buburnya pun disediakan 2 jenis. Kuah bening seperti soto atau kuah dengan sedikit santan seperti bubur Sukabumi. Ada 2 pilihan kerupuk (emping dan kerupuk merah putih kecil), 2 jenis kecap (asin dan manis), kacang kedelai, suwiran ayam, bawang goreng, potongan seledri, irisan telor rebus, dan tentu saja sambal. Semua diletakkan di dalam wadah stainless berbentuk bulat. Saya mendadak kebayang rantang jaman baheula.
Sederet dengan tawaran bubur ini, Ivory juga menghidangkan makanan berat dengan nasi dan lauk pauk yang meng-Indonesia sekali. Ini juga cepet banget habisnya. Terutama ayam yang dimasak steam tapi diberi bumbu. Biar terlihat sedikit pucat, nyatanya bumbu itu meresap dan bikin ayamnya gak hambar untuk dinikmati. Lauk lainnya adalah potongan-potongan kecil tahu crispy. Garing di luar tapi lembut banget di dalamnya. Tadinya saya pikir “daging” tahunya bakal sedikit, mirip seperti tahu pong. Tapi ternyata isinya padat. Gurih khas tahu Bandung yang memang terkenal enak. Sayurnya cuma ada 1. Kailan tumis. Ini juga enak. Masih krenyes-krenyes ketika digigit. Tapi akan lebih baik kalo dipotong-potong dulu supaya tamu gak ribet makannya.
Sebelahan dengan sarapan berat dengan nasi, ada sungguhan American Breakfast dengan pilihan berbagai macam roti dan selai. Disediakan pemanggang untuk self service dan tatakan kayu untuk memotong. Persis berhadapan dengan sisi terujung ini, ada 2 layanan yang langsung ditunggu oleh chef Ivory. Satu khusus untuk masak telur dan satu lagi membuat tumis Salmon. Saya belakangan mencoba Salmon ini karena yang ngantri gak habis-habis. Tapi akhirnya kebagian juga setelah kekenyangan makan bubur. Rasanya? Kalau ada jempol tangan lebih dari 2, saya bakalan ngasih pujian 10 jempol. Chef nya cewek tapi cekatan dan luwes gerakan tangannya. Keren ah.
Untuk semua makanan yang saya coba, urutan teratas adalah Salmon tadi. Kemudian disusul dengan bubur dengan kuah sedikit santan, dan tahu crispy. Khusus untuk Salmon, meskipun kudu sabar mengantri, pastikan Anda coba yang satu ini ya. Much worth to try.
Spot terakhir dari rangkaian food stall adalah aneka hindangan penutup, aneka kue, fresh salad dengan berbagai salad dressing, teh merk Tong Ji dalam berbagai rasa, dan tentu saja kopi yang menjadi adalan Everjoy Cafe.
Printilan cantik selain hiasan dinding adalah tatakan piring yang bergambar profile Everjoy (kepala seorang wanita dan pria yang berhadap-hadapan), plus celemek cantik yang dikenakan oleh waiters. Meskipun para petugas ini tidak berseragam, mengenakan pakaian non formal (kaos dan celana jeans), saya mendapatkan kesan santai tanpa harus resmi-resmian makannya. Semua tampak sumringah dan cepet bereaksi ketika meja-meja tamu mulai dipadati oleh piring-piring kosong.
Sambil menunggu suami yang ternyata belum kembali dari olah raga pagi, saya memotret beberapa item-item cantik yang masih berada di lantai terbawah. Dalam satu ruangan khusus berkaca ada sebuah mesin penggiling kopi yang besar dan katanya baru tahun lalu dibeli oleh pemilik hotel. Mesin ini diaktifkan tiap hari Jumat (malam) yang mengolah beberapa jenis kopi baik produk luar (yang jumlah dominan) dan kopi dalam negri. Ada juga sofa yang nyaman banget buat ngobrol-ngobrol sambil ngopi atau sambil membaca, rak-rak kayu tinggi yang berisikan buku-buku, majalah, dan tentu saja pernak pernik antik. Di rak ini saya menemukan mesin tik jadul yang bersejarah sekali tampaknya. Bergabung dengan semua ini ada sebuah function room dengan dekorasi yang ciamik. Tidak terlalu besar tapi cukuplah untuk mengadakan sebuah private meeting atau menjamu teman atau rekan bisnis di acara makan pribadi dengan jumlah orang yang terbatas.
Hotel dengan jumlah kamar 59 unit ini menurut saya lebih dari convenient untuk dijadikan referensi tempat menginap selama berada di Bandung. Khususnya bagi mereka yang sedang dinas di kota ini atau dalam perjalanan bisnis dan ingin berada di satu tempat dalam lingkungan perumahan yang tidak bising dengan lokasi yang strategis. Pergi jauh dari rumah tapi tetap merasakan seperti berada di rumah. Situasi yang pas dengan moto yang dituliskan di dinding guest receiving area di lobby depan, Feels Like Home.
Dari beberapa tautan reservasi hotel on line, rate dan review untuk Ivory sangat bagus. Hampir sebagian besar memberikan penilaian di atas angka 8. Pantas sih menurut saya karena walaupun hanya menginap semalam, saya merasakan atmosphere kenyamanan di atas rata-rata, baik dari segi pelayanan, fasilitas, maupun hidangannya. 3 poin penting yang wajib dikedepankan oleh sebuah bisnis pelayanan penginapan dimanapun dia berada.
IVORY HOTEL Bandung | Jl. Bahureksa No. 3, Bandung 40115, Jawa Barat | Official website www.ivory-bandung.com
#IvoryHotelBandung #HotelInBandung #WeekendInBandung #BandungTrip #FamilyWeekendInBandung
Hihihi saya sering lewat jalan Bahureksa tapi ngga ngeh ada Ivory Hotel, mungkin saking banyaknya hotel baru di Bandung.
Termasuk kuliner yang muncul seperti jamur di musim hujan
Penasaran dengan nasi hangus nya, samakah dengan nasi bakar?
Bedanya dibakar sampai hangus 😀😀😀
Hihihi. Iya bener Mbak Maria. Bandung dah padat banget dengan penginapan dan resto ya. Semua ratenya bagus dan recommended.
Nasi hangus? Sepertinya cuma penamaan aja sih Mbak. Rasanya memang mirip nasi bakar
wah ada buku-buku juga di Everjoy Cafe.
Tumis salmonnya sampai ngantri-ngantri ya yang berminat untuk menikmati, yakin pasti rasanya enak banget kalau gini.
Iya Mbak Nanik. Buku-bukunya juga sengaja ditaruh di cafe. Jadi bisa baca-baca sambil ngopi.
Naahh bener banget Mbak Nanik. Salmonnya endes banget. Tadinya pengen nambah tapi ngantrinya panjang terus dan cepet habis.
Aku doyan membaca review tentang hotel. Banyak yang mengulas hotel, namun sedikit org yg menarik membahasnya dgn pas..mbak annie tulisannya ga ngebosenin.
Makasih Mbak Gina untuk complimentnya. Berangkat dari hobi staycation akhirnya seneng nulis hotel review.
Wuaaaah semoga aku suatu hari bisa staycation di ivory hotel bandung
pengen banget bermanja-manja di hotel
kulihat juga makanannya enak2
pengeeeeeen
Ayok Mbak cobain nginep di sini. Highly recommended pokoknya.
Beberapa kali mengikuti acara di Bandung belum pernah saya ke Hotel Ivory ini mba, bagus sekali yaa interior dan desainya. Tapi kalau hotel selain desain interior dan harga paling penting adalah makanannya ya mb, dijamin bakalan datang lagi deh.
Cobain Mbak Lidia. Highly recommended pokoknya.
Kalo pas berkunjung ke Bandung, Ivory hotel ini bisa jadi pilihan ya mbak. Udab hotelnya bagus, makanannya juga oke
Ya Mbak Fiona. Highly recommended pokoknya. Wajib dicobain kalau pas ke Bandung
wah emang feel like home ya mbak..
btw nasi hangus itu apa sama spt nasi bakar ya mbak?
Ya Mbak Dian. Sama persis dengan nasi bakar
Cocok memang kalau jadi serasa di rumah, karena menyenangkan dengan interiornya. Belum lagi bagian kamarnya yang ekslusif sehingga nyaman untuk beristirahat. Psst, itu spot berfotonya cakep mbak, rekomen nih
Highly recommended banget Mbak Fenni. Meski bintang 3, hotelnya menyenangkan banget.
Dari foto-foto yang tampil, bisa terasa kalau hotel ini secara keseluruhan memang benar-benar feels like home. Atmosfer feels like home ini memang bisa terwujud jika segala sisi dipenuhi. Dari dekorasi, furniture, penggunaan warna, bahkan makanan, semua serbag mengundang rasa betah dan nyaman. Ulasan yang menarik yuk Annie :)
Bener Rien. Meski bintang 3 tapi kualitasnya bintang 4/5. HIghly recommended dan wajib coba lah kalau pas ke Bandung
Cozy banget tempatnya cocok deh buat weekend. Eiwei itu nasi goreng gosong apa kabar rasanya? Klo masak dijagain biar ga gosong ini malah sengaja digosongin.. Hehehehe
Hahahahaha. Nasi Goreng Hangus nya itu sajian dari rumah makan Oom Resto yang kebetulan jaraknya cuma 100m dari hotel. Rasanya seperti nasi bakar Ka. Enak banget.
Bagus banget kak hotelnya, bintang 3 tapi interior seperti Bintang 5 ya
Jadi kangen staycation juga akunya haha
Betul banget Mbak Hanifah. Kapan ke Bandung cobain deh nginep di sini. Highly recommended.
Aku suka banget nih tinggal di hotel yang berada di dekat/di dalam area pemukiman. Lokasinya memang lebih tenang. Enak banget buat istirahat. Pagi harinya suka aku manfaatkan buat jalan pagi keliling komplek. Ini dekat dengan Jl. Riau ya, Bun? Kayaknya dulu pernah nginep di sekitar sini. Banyak banget memang rumah-rumah yang dijadikan penginapan atau kafe.
Duh, makin kepengen liburan ke Bandung nih kalau baca rekomendasi dari Bunda Annie :D.
Wah sama kita seleranya. Aku juga suka hotel/penginapan yang berada di lingkungan perumahan yang nyaman. Rasanya tenang dan seperti tidur di rumah sendiri. Apalagi IVORY ini pelayanan dan makan paginya luar biasa enak. Top lah pokoknya.