• Home
  • About Me
  • Blog
  • Travel
  • Video
Annie Nugraha
  • Home
  • About Me
  • Blog
  • Travel
  • Video
Me and My Travel Journey
Me and My Travel Journey
Travel

Merah, Hijau, dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo Surabaya

Annie Nugraha
47 Comments
May 14, 2020
3 Mins read
Masjid CH Cover Blog

Meninggalkan Masjid dan Makam Sunan Ampel di kawasan Kecamatan Semampir, menumpang bentor yang dikendarai oleh Pak Saidi, semesta kemudian membawa saya ke Masjid H. Muhammad Cheng Hoo (Masjid Cheng Ho) di daerah Ketabang, Genteng. Melalui beberapa jalan pintas untuk menghindari macet, tampaknya Pak Saidi sudah hafal betul dengan lokasi Masjid Cheng Ho. Kami sempat bertemu rintik hujan di beberapa tempat yang membuat Pak Saidi bolak-balik memasang tirai plastik yang persis berada di depan tempat duduk penumpang. Jadi nyaris hampir 3/4 perjalanan saya nikmati dalam “kurungan” antik khas bentor.

Rintik-rintik tetap menghujan bumi disaat ketibaan saya di Masjid Cheng Ho. Melewati gerbang besi tinggi, tampak sebuah bangunan dengan tulisan aksara Cina tanpa terjemahan dan sebuah logo bulat dalam aksara Arab. Saking tingginya, saya harus mendangak untuk memastikan bahwa saya sudah memotret tulisan ini dengan baik. Persis di sebelahnya ada sebuah lahan semi terbuka yang lantainya sudah disemen dengan atap menjulang tinggi melengkung.

Kokoh berdiri ruangan ini dipenuhi oleh billboard iklan beberapa tempat di Surabaya di satu sisi, sementara di sisi satunya lagi (yang menempel di gedung) tampak sederetan pahatan-pahatan ucapan persahabatan dari berbagai institusi maupun pribadi (orang-orang populer tentunya). Pahatan mirip prasasti ini dibuat dalam 2 bahasa. Mandarin/Cina dan Indonesia. Satu yang paling menarik perhatian dan dengan ukuran paling besar adalah friendship greetings dari komunitas umat muslim di Cina. Isinya menyampaikan selamat atas peresmian Masjid Cheng Ho dan harapan agar dengan dibangunnya masjid bisa mengeratkan muslim etnis Cina dan pribumi yang hidup selaras di Indonesia khususnya Surabaya.

Merah, Hijau, dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo Surabaya
Pintu masuk saat kedatangan saya

Ketibaan saya disambut dengan keheningan. Tak tampak kesibukan yang berarti kecuali seorang petugas kebersihan yang begitu semangat mengelap dinding dan ngepel sesudahnya. Menunggu beliau menyelesaikan tugasnya, sementara waktu saya putuskan untuk tidak mendekat dan memotret masjid dari arah ruang semi terbuka tadi. Tapi ternyata posisi memotret dari sini tak ada yang berhasil karena efek backlight.

Dari penglihatan satu garis lurus, masjid ini tampak melebar dengan dominasi warna merah, hijau, dan kuning. Fasadnya tampak penuh dengan tiang-tiang serta ornamen-ornamen khas Tiongkok. Pintu masuknya berbentuk pagoda. Terdapat relief naga, patung singa, dan sebuah bedug besar di salah satu selasar. Di dekat bedug inilah saya menemukan halaman kecil yang menampilkan diorama sebuah kapal layar yang digunakan oleh Laksamana Cheng Ho. Terlihat juga ukiran wajah sang Laksamana berikut dengan lukisan sebuah desa di Cina. Diorama yang juga saya temui saat berkunjung ke Klenteng Sam Poo Kong di Semarang.

Baca juga : SAM POO KONG. Klenteng Sarat Cerita di Semarang, Jawa Tengah

Merah, Hijau, dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo Surabaya
Diorama kapal layar dan wajah Laksamana Cheng Hoo

Terinspirasi dari sebuah masjid di Niu Jie, Beijing, tempat ibadah yang diresmikan pada 13 Oktober 2002 ini, tak meninggalkan setitikpun jejak-jejak kebudayaan khas negri tirai bambu. Meskipun “hanya” berukuran 21 x 11 meter, setiap jengkal masjid begitu tampak bersih terawat. Dengan hampir seluruh dindingnya terbuka dan ceiling yang jangkung, masa-masa beribadah di dalam pun terasa adem. Peralatan sholat untuk muslimah juga tersusun rapih dan bersih. Nyaman banget untuk digunakan.

Saat saya berada di dalam, seorang pria keturunan tampak khusyuk bermunajat kepada Sang Pencipta. Duduk di atas karpet yang nyaman, lamat-lamat terdengar bacaan dan doa-doa dari lembaran ayat Suci Alqur’an. Bacaan yang meskipun tidak merdu tapi terlantun dengan indahnya. Dalam beberapa tarikan nafas saya bisa merasakan kesedihan diantara isak yang tertahan. Ah, pemandangan yang luar biasa. Bukankah sebuah contoh kebaikan ketika kita mengadukan seluruh lara dan duka hanya kepada Allah semata? Bukankah hanya kepada Nya kita serahkan takdir dan nasib kita?

Tak ingin terbawa suasana karena keterbatasan waktu yang saya punya, langkah-langkah kecilpun membawa saya keluar dari ruangan dalam. Saya mencari si bapak tadi untuk membantu memotret saya. Setidaknya 1 lembar demi kenangan seumur hidup bahwa saya pernah mampir ke masjid milik Yayasan H. Muhammad Cheng Hoo Indonesia ini. Alhamdulillah si Bapak dengan sukacita mau membantu. Yaahh lumayanlah dapat 1 shoot bagus diantara belasan yang gagal dan bener-bener gak bisa diedit.

Sebelum kembali ke bentor Pak Saidi dan mengantarkan saya balik ke hotel, saya menghabiskan waktu-waktu berharga dengan merekam indahnya warna merah, hijau, dan kuning yang tersapu indah di setiap sudut yang ada. Semua tampak istagenic di lensa kamera. Apalagi ditambah dengan hadirnya ukiran-ukiran berwarna emas dan lampion-lampion merah di sisi depan masjid. MashaAllah. Kecintaan akan keimanan semua saudara-saudara muslim keturunan di Surabaya mengajarkan sesuatu kepada diri pribadi. Bangunlah rumah milik Yang Esa secantik mungkin. Seindah ketika kita menghabiskan waktu-waktu berharga menjalankan kewajiban shalat 5 waktu dalam sehari.

Baca juga : Masjid dan Makam SUNAN AMPEL. Sekilas Menyisir Wisata Qalbu di Utara Surabaya.

Merah, Hijau, dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo Surabaya

Galeri Foto

Merah, Hijau, dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo Surabaya
Merah, Hijau, dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo Surabaya
Merah, Hijau, dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo Surabaya
Merah, Hijau, dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo Surabaya
Merah, Hijau, dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo Surabaya
Merah, Hijau, dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo Surabaya
Merah, Hijau, dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo Surabaya

#masjidchenghosurabaya #wisataedukasisurabaya #wisatareligisurabaya #masjidcantik #masjidhajimuhammadchenghoo

Shares
47 Comments
  1. Dian Restu Agustina

    September 7, 2020 12:15 pm

    Pernah ke Klenteng Sam Poo Kong dan membayangkan jika Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya ini bisa jadi punya kemiripan dengannya. Apalagi segala pernak-pernik orientalnya. Dulu saat pertama dibuka saya kira cuma ada di Surabaya saja, ternyata ada banyak masjid sejenis yang merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Ho, laksamana asal Cina yang beragama Islam. Kalau enggak salah 15 totalnya se-Indonesia

    Reply
    1. Annie Nugraha

      September 7, 2020 3:45 pm

      Di klentengnya sendiri gak ada masjid ya Mbak. Jadi profile seorang Laksamana muslim tidak terlihat di situ.

      Masjid yang di Surabaya ini, warna dan ukirannya, memang mirip dengan klenteng yang di Semarang. Dalamnya juga nyaman. Ceiling yang tinggi, bikin adem. Lalu lintas udara pun lancar. Nyaman banget sholat di dalamnya.

      Bener Mbak. Kalo gak salah ada 15. Saya baru sempat ke-2 tempat. Di Surabaya dan Palembang

  2. nurulrahma

    September 7, 2020 4:47 pm

    Sebagai arek Suroboyo aku juga lumayan sering main (dan sholat) ke sini Mba.
    Bentuknya yg mungil, dan suasananya yg “mualaf banget” itu bikin aku merasa tertampol, kalo ogah2an belajar agama :D

    Reply
    1. Annie Nugraha

      September 7, 2020 9:13 pm

      Iya ya Mbak. Pas saya kesana juga ada pengajian saudara-saudara mualaf. Adem dengernya

  3. Katerina

    September 7, 2020 5:03 pm

    Merah kuning hijau ini caknyo memang ciri khas Masjid Cheng Ho ya yuk. Aku pernah visit yang di Palembang, merahnya lebih dominan dan ngejreng. Masjidnya juga cantik nian. Kalau di Batam kecil, tapi meriah dengan warna keemasan. Kalau di Surabaya ini kuliat warna temboknya dominan coklat tanah. Coklat bukan itu yuk?

    Reply
    1. Annie Nugraha

      September 7, 2020 9:14 pm

      Iyo Rien. Caknyo memang 3 warno ini lebih menguasai bangunan. Ado warno coklat tapi idak dominan

    2. Katerina

      April 7, 2022 9:16 am

      Oh iyo mungkin warno coklatnyo jadi pelengkap ya yuk.

      Mudah-mudahan kalau suatu saat ke Surabaya, bisa mampir ke masjid ini jugo. Buat mengayakan pengalaman menyaksikan masjid Cheng Ho yang ada di Indonesia.

  4. Emma

    September 7, 2020 5:47 pm

    Agama Islam merangkul mesra semua etnis termasuk China, keren perpaduan yang tidak meninggalkan budaya tapi tetap esensi keIslamannya terlihat nyata.

    Reply
    1. Annie Nugraha

      September 7, 2020 9:16 pm

      Setuju Mbak Emma. Selama tidak bertentangan dengan aturan agama, budaya tentunya bisa jadi pelengkap hidup kita.

  5. Mia

    September 7, 2020 7:34 pm

    Jadi kangen Surabaya dan sasaran kunjunganku adalah mesjid Cheng Hoo ini. Nyempetin shalat di situ trus berfoto tentunya hehe.

    Reply
    1. Annie Nugraha

      September 7, 2020 9:16 pm

      Iya Mbak. Masjid nya juga nyaman banget. Betah berada di situ

  6. Maria G Soemitro

    September 7, 2020 9:05 pm

    Bandung juga punya, walau ngga sebagus masjid Cheng Hoo
    Masjid Lautze di Bandung ada di dua lokasi, jalan Tamblong dan jalan ABC
    Membuat kita bangga melihat indahnya akulturasi ya?

    Reply
    1. Annie Nugraha

      September 7, 2020 9:14 pm

      Waahh kapan sudah bisa traveling mampir ah ke Masjid Lautze. Makasih infonya Mbak Maria

  7. Sani

    September 7, 2020 9:50 pm

    Harua kesini nih hehe.soalnya saya udah ke masjid cheng ho di palembang dan semarang, so tar kl ke SBY bisa singgah hehe

    Reply
    1. Annie Nugraha

      September 9, 2020 8:54 am

      Iya Teh. Meskipun gak begitu besar, masjidnya nyaman banget. Wajib mampir kalo pas ke Surabaya

  8. Siti Nurjanah

    September 7, 2020 10:09 pm

    Jadi rindu, Akupun pernah mengunjungi Masjid Cheng Hoo di Surabaya ini.
    Kendati tak terlalu besar dibanding masjid Cheng Hoo lain seperti Palembang atau yang di Pasuruan
    Artistik nuansa Tiong Hoa masih cukup terasa

    Reply
    1. Annie Nugraha

      September 9, 2020 8:55 am

      Bener banget Mbak Siti. Masjidnya kecil tapi ciri khas arsitektur khas Tiongkoknya tetap terlihat. Unik seperti masjid-masjid M. Cheng Hoo yang lain.

  9. Aisyah Dian

    September 7, 2020 11:22 pm

    Masjid Cheng Ho ini dimana-mana identik dengan warna merah, kuning dan hijau ya mbak. Di kaltim juga ada, dan soal kebersihannya memang juara ya masjid cheng ho ini

    Reply
    1. Annie Nugraha

      September 9, 2020 8:56 am

      Betul Mbak Aisyah. 3 warna itu memang ciri khas arsitektur Cina dan peranakan.

      Kebersihannya memang terjaga banget. Jadi seneng berlama-lama di sana ya Mbak.

    2. Rania Fardyani

      April 6, 2022 9:17 pm

      Belum pernah loh saya ke mesjid gaya Tionghoa begini, pengen deh suatu saat nanti
      Suasananya pasti beda ya dengan mesjid kebanyakan
      Syahdu, syahdu gimanaaa gitu aku lihat dari fotonya Mba Anniel

  10. andyhardiyanti

    September 8, 2020 8:46 am

    Masya Allah..cantik sekali eksterior dan interior Masjid Cheng Hoo Surabaya ini. Jadi penasaran pengen ke sana juga :) Kalau gak salah, Masjid Cheng Hoo ini ada di beberapa kota lainnya yaa..

    Reply
    1. Annie Nugraha

      September 9, 2020 8:57 am

      Menurut beberapa artikel yang saya baca. Ada sekitar 15an masjid M. Cheng Hoo yang tersebar di tanah air. Saya baru sempat mampir di 2 kota aja. Palembang dan Surabaya.

  11. Sumiyati Sapriasih

    September 8, 2020 10:05 am

    Weh ada ulasan masjid Cheng Hoo dan mesjid Lautze di bandung, kalau main ke bandung harus dimampiri nih ke 2 masjid ini

    Reply
    1. Annie Nugraha

      September 9, 2020 8:57 am

      InshaAllah kalo pas ke Bandung pengen banget ke Masjid Lautze

  12. Sugi Siswiyanti

    September 10, 2020 8:00 am

    Waktu mengunjungi Kelenteng Sam Po Kong saja, saya sudah terkagum – kagum dengan arsitektur bangunannya. Baca tulisan ini dan memandangi foto – foto masjidnya, saya makin kagum. Warna – warni yang cantik..Heritage yang harus kita jaga dan rawat bersama.

    Reply
    1. Annie Nugraha

      September 10, 2020 7:32 pm

      Arsitektur unik dipadu dengan warna-warna indah, fisik bangunannya jadi sangat indah untuk dipandang. Kapan-kapan main ke sini Mbak Sugi.

  13. Haryadi Yansyah | Omnduut

    April 6, 2022 1:32 pm

    Jika dibandingkan dengan masjid Cheng Ho di Palembang, harus diakui yang di Surabaya ini jauh lebih terasa ornamen orientalnya. Buat ibadah bisa, buat dipake foto juga kece. Warna terang yang kontras itu enak juga dijadiin latar belakang pemotretan :)

    Reply
    1. Annie Nugraha

      April 6, 2022 7:54 pm

      Nah bener Yan. Lebih banyak sudut foto yang istagenic. Meski tidak seluas Masjid Cheng Ho yang di Palembang, yang di Surabaya ini juga jauh lebih bersih.

  14. Dennise Sihombing

    April 6, 2022 6:49 pm

    Sore kak Annie,selamat berbuka puasa. Buka dengan apa nih?
    Wow luar biasa indahnya ini Masjid H.Muhammad Cheng Ho yang terletak di Surabaya. Terlihat kokoh namun tidak lepas dari ornamen budaya Thionghoa. Aksara China,lampion dan warnanya merah, kuning dan hijau. Aku juga kurang begitu paham etnis China senantiasa memakai warna merah untuk sebuah bangunan ataupun toko. Dulu lagi saya bekerja di sebuah restaurant papan namanya warnanya ngejreng merah. Warna pembawa rejeki mungkin ya kak. Tapi memang merah warna yang indah dan berani, aku suka juga.

    Reply
    1. Annie Nugraha

      April 6, 2022 7:58 pm

      Hai Kak Dennise. Alhamdulillah hari ini masih bisa makan enak, meski badan mulai meriang belina hahaha.

      Bener banget Kak. Tampilan kekhasan budaya Tionghoa lekat banget di setiap sudut Masjid Cheng Ho yang ada di Surabaya ini. Setiap sudutnya bahkan begitu istagenic untuk difoto. Dominasi merah juga jadi ciri khas Tionghoa ya Kak. Tapi saya juga kurang paham akan arti sebenarnya. Mungkin benar apa yang dituliskan Kak Dennise.

  15. Shyntako

    April 6, 2022 9:06 pm

    Masjidnya sangat unik dan menunjukkan perpaduan 2 budaya Indonesia dan Tionghoa ya, iconik banget sih jadinya, wajib dikunjungi nih kalo pas jalan-jalan ke Surabaya yaa mba

    Reply
    1. Annie Nugraha

      April 7, 2022 4:10 am

      Betul banget. Akulturasi budaya yang sempurna.

  16. Lithaetr

    April 6, 2022 9:34 pm

    Selalu mendapatkan girah baru kalau melakukan perjalanan spritual seperti ini. Berkunjung ke lokasi-lokasi sejarah Islam. Akh, bunda Annie selalu membuatku kagum. Semoga saya juga bisa melakukan perjalanan spritual seperti bunda Annie

    Reply
    1. Annie Nugraha

      April 7, 2022 4:12 am

      Betul banget Mbak Lita. Dengan mengunjungi tempat ibadah inshaAllah nurani kita bisa tersentuh dan menyadari betapa besarnya kuasa Allah SWT

  17. eureka-pedia

    April 6, 2022 9:54 pm

    Masjid Cheng Ho pernah kesana, bangunan masjidnya khas, warnanya dominan, pelayaran halaman dan di dalamnya alhamdulillah bagus

    Reply
  18. Sendy Yunika

    April 6, 2022 10:37 pm

    Wah, kalah nih saya. Sebagai warga Gresik yg notaben tetangga kota Surabaya belum pernah masuk ke dalma masjid. Hanya beberapa kali lewat saja. Semoga ada kesempatan bisa sholat di sana..

    Reply
    1. Annie Nugraha

      April 7, 2022 4:13 am

      Hahahaha. Ayok main kesini Mbak Sendy. InshaAllah masjidnya menenangkan dan memperkaya keimanan kita.

  19. Lia Lathifa

    April 7, 2022 8:30 am

    Saya jadi penasaran kenapa hasilnya selalu backlight ya kak, efek apa gitu hehe. By the way aku ikut kagum lihat suasana dan interior masjid seindah itu, kental dengan ciri khas budayanya, tapi tetap membuat syahdu bagi orang-orang yang beribadah di dalamnya. Terimakasih sudah berbagi cerita

    Reply
  20. Nanik Nara

    April 7, 2022 10:01 am

    Eh ternyata ada juga di Surabaya ya Masjid Muhammad Cheng hoo.
    Saya belum pernah ke sana, tahunya Masjid Muhammad Cheng hoo di Pandaan yang luas dan selalu ramai sepanjang hari. Sama satu lagi di Palembang yang ada dalam kompleks perumahan, saat saya ke sana nih lumayan sepi, jadi tenang saat menjalankan sholat

    Reply
  21. Maria G

    April 7, 2022 3:54 pm

    kapan mbak ke sini?

    jadi inget pra pandemi pernah janjian ama temen2 mau blusukan ke masjid2 di kota Bandung

    karena banyak masjid tua yang kita baru tau

    sayang pandemi keburu menerjang

    Reply
  22. Sugianto

    April 7, 2022 5:21 pm

    Melihat ulasannya seperti ikut jalan-jalan mengelilingi keindahan Masjid Cheng Hoo. Pengen berkunjung ke sana, di Jember juga ada masjid, namanya Masjid Cheng Hoo juga. Baru dibuat, bangunannya juga khas gitu

    Reply
  23. sylviana

    April 7, 2022 6:35 pm

    Keren banget konsepnya unik ya.. Bisa sekalian cuci mata ini kalo kesini

    Reply
  24. Okti Li

    April 7, 2022 6:43 pm

    Ya Allah, meriah sekali ya ini Rumah Allah
    Melihat suasananya dari gambar saja tampak betah. Bersih dan terawat. Yaiyalah mesjid gitu loh … Makin ceria ya dengan cat yang ngejreng gitu
    Semoga semakin banyak yang memakmurkannya…

    Reply
  25. diane

    April 7, 2022 8:59 pm

    Masjid ChengHoo tu khas banget ya desainnya…di kota mana pun desainnya kayaknya sama deh..di Semarang, Bandung..nuansanya merah hijau sama kuning juga

    Reply
  26. Nia Haryanto

    April 8, 2022 3:08 am

    Cantik banget ya masjidnya. Gak umum seperti masjid pada umumnya. Bikin kepengen ke sana deh. Setiap sudutnya menggoda untuk difoto. Aamiin, semoga kejadian deh aku bisa main ke sana. 😍

    Reply
  27. Sapti nurul hidayati

    April 8, 2022 9:23 am

    Bagus banget, tampak megah. Warna merah dan kuning memang warna khas negara tirai bambu ya. Sementara Islam sendiri identik dengan warna hijau. Kombinasi yang cantik ya…

    Reply
  28. Nanik Kristiyaningsih

    April 10, 2022 9:20 pm

    Saya beberapa kali ke sini Mbak Annie, karena deket dengan tempat relasi. Di bagian depan sepertinya dipakai untuk sektretariat masjid dan tempat acara sosial, Sedikit berbeda dengan Masjid Cheng Hoo yang ada di Pandaan, Pasuruan.

    Cerita Mbak Annie mengingatkan saya waktu memutuskan pertama kali berhijab. Salah satunya karena saat belanja di mini market bertemu dengan sepasang muslim Tionghoa bersama istrinya yang berhijab. Ya,Alloh makjleb banget rasanya diri ini waktu itu.

    Reply
Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Masjid dan Makam SUNAN AMPEL. Sekilas Menyisir Wisata Qalbu di Utara Surabaya

Next Post

Sepenggal Peninggalan Sejarah Kejayaan Imigran Tionghoa di Tjong A Fie Mansion, Medan

Categories
  • Blogging Competition and Events
  • Book Review
  • Cerita Pendek
  • Craft Activities
  • Featured
  • Film Review
  • Hotel Review
  • Publication
  • Restaurant and Culinary
  • Travel
  • Uncategorized
  • Video
You might also like
Leebong Cover Blog
Hotel Review Travel

LEEBONG Island Belitung. Pulau Dimana Keindahan Alam Menjadi Satu

7 Mins read
December 26, 2019
Wangunharja 3 Cover Blog
Travel

Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat

5 Mins read
June 4, 2018
AMORA me dan fiona cover blog
Travel

Menjadi Saksi Indahnya Kintamani di The Amora Bali

11 Mins read
January 14, 2022
Munas Cover Blog
Travel

Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanahair.

6 Mins read
December 14, 2020
Slide1
Travel

25 Situs Purbakala dan Reruntuhan Bangunan yang Mengukir Sejarah Peradaban Manusia di Dunia

30 Mins read
January 11, 2021
Man-made Wonders of the World
Travel

Man-made Wonders of the World. Bukti Digdaya Kemampuan Manusia Menciptakan Karya Seni Bersejarah di Dunia

14 Mins read
December 5, 2021
© Annie Nugraha
Me and My Travel Journey
  • Home
  • About Me
  • Blog
  • Travel
  • Video
Me and My Travel Journey
  • Home
  • About Me
  • Blog
  • Travel
  • Video
  • Home
  • About Me
  • Blog
  • Travel
  • Video
Categories
  • Blogging Competition and Events
  • Book Review
  • Cerita Pendek
  • Craft Activities
  • Featured
  • Film Review
  • Hotel Review
  • Publication
  • Restaurant and Culinary
  • Travel
  • Uncategorized
  • Video