Saya mendapatkan buku BONTANG : DALAM POTRET dan KATA lewat PWP (Persatuan Wanita Patra) BADAK. Diberikan sebagai buah tangan sekaligus kenang-kenangan saat saya menjadi fasilitator pelatihan pembuatan perhiasan kawat (wire jewelry) yang diadakan oleh PWP BADAK di 2017.
Sebagai penyuka sejarah, buku hardcover yang tumpah ruah dengan foto-foto ciamik ini, berulangkali saya baca saking seneng nerimanya. Buku ini sarat dengan jejak-jejak sejarah Bontang yang terus menerus berkembang dari waktu ke waktu. Rangkaian informasi penting yang kelak, bahkan saat ini, meninggalkan warisan literasi bagi siapapun yang membacanya.
Disusun dan diterbitkan oleh BADAK LNG Bontang pada Desember 2013, secara umum, isi dari buku ini dibagi atas 3 bagian yaitu: masa lalu, masa kini, dan menyongsong masa depan. Kemudian dibagi lagi berdasarkan beberapa tema seperti di bawah ini:
- Tentang Bontang (dulu dan kini) : Hutan Bontang, Nama Bontang, Orang Bontang, Tanah Bontang, dan Bermula dari Kecamatan;
- Perjalanan Status Kota Bontang : Para Pendatang, Temuan Gas Alam, Bontang Bagian Selatan, Bontang Bagian Utara, dan Takdir Bontang;
- Membangun Bontang : Industri LNG, Berdirinya Badak LNG dan Pemukiman Penduduk;
- Industri Mendorong Terbentuknya Kota Bontang;
- Bontang Selalu Kondusif untuk Pembangunan : Transportasi, Ekonomi dan Pasar, Pelabuhan, Bandar Udara, Pendidikan dan Kesehatan, Berdirinya Instansi Penting di Bontang, Pelestarian Alam dan Bontang Lestari;
- Mengiinspirasi Pemberdayaan Masyarakat : Kemandirian dan Prestasi
Untuk penulisan/rangkuman versi saya, ulasan akan berkonsentrasi pada 3 hal yaitu masa lalu, masa kini (dengan kondisi terakhir 2013 saat buku ini dibuat) dan kehadiran BADAK bagi dan untuk Bontang.
Baca juga : Beberapa Tempat Wisata Asyik dan Wajib Kunjung Ketika Main ke Bontang
Bontang di Masa Lalu
Dari selembar halaman depan diuraikan beberapa informasi tentang masa lalu Bontang. Tulisannya singkat, padat dan disertai dengan sebuah gambar cantik yaitu deretan kantor pemerintahan kecamatan di Bontang Kuala pada 1978. Saat ini kantor pemerintahan tersebut menjadi rumah tinggal, kecuali satu bangunan yang kini dijadikan Puskesmas. Info-info penting lainnya yang bisa kita catat adalah:
- Bontang pada masa dahulu adalah daerah hutan lebat, rawa-rawa, laut biru yang menghampar hingga ke teluk, sekaligus keberadaan sekelompok masyarakat yang hidup secara tradisional. Daerah Bontang pun pada masa itu merupakan daerah terpencil;
- Bontang dulu termasuk wilayah di bawah kekuasaan Kesultanan Kutai Kertanegara;
- Seorang tokoh dalam sejarah bernama Aji Pao, kerabat Kesultanan Kutai Kertanegara, dianggap sebagai perintis pembukaan daerah Bontang. Beliau mengajak para pengikutnya untuk mencari daerah tempat tinggal baru;
- Pada jaman Belanda, Bontang ditetapkan sebagai desa yang pusat pemerintahannya berada di Bontang Kuala. Setiap desa dipimpin oleh seorang asisten wedana yang bergelar kiyai. Para kiyai bertanggungjawab kepada Pemerintah Hindia Belanda dan Sultan Aji Muhammad Parikesit (Sultan Kutai Kertanegara ke-19);
- Setelah Indonesia merdeka, Bontang ditetapkan sebagai Kecamatan dan diketuai oleh seorang Kepala Kampung. Tetua adat bernama A. M. Abdul Wahab adalah Kepala Kampung yang pertama memerintah pada 1952-1958;
- Kantor-kantor pemerintahan didirikan di Bontang Kuala;
Alhamdulillah selama berada di Bontang saya sempat mengunjungi Bontang Kuala beberapa kali dan melahirkan sebuah tulisan dengan tautan di bawah ini
Baca juga : Bontang Kuala. Pemukiman Nelayan di Atas Air yang Sarat Nilai Wisata di Utara Bontang, Kalimantan Timur
Nama Bontang diambil dari 2 kata yaitu BON yang dalam bahasa Belanda berarti perkumpulan dan TANG yang adalah singkatan dari pendatang. Jadi jika disambungkan makna kata BONTANG adalah perkumpulan para pendatang.
Pendatang pertama yang menempati daerah hutan pinggiran laut adalah Suku Kutai, kemudian diikuti oleh Suku Bajau dari Berau, Suku Mandar dan Suku Bugis (Bone, Wajo, Singkang) dari Sulawesi Selatan, kemudian diikuti Suku Mamuju. Suku Bugis dan Bajau mencari nafkah sebagai nelayan dan kebanyakan bertempat tinggal di Bontang Kuala, Pulau Selangan dan Pulau Tihi-tihi. Sementara suku Kutai mencari nafkah sebagai petani dan tinggal di daerah Api-api dan Tanjung Laut (muara sungai).
Seiring dengan perkembangan jaman lalu masuklah berbagai macam suku yang lain seperti Jawa, Toraja, Banjar, Batak, Sunda, dll. Semua suku bergabung dalam sebuah ikatan/organisasi bernama Forum Pembaruan Bangsa. Dari buku yang saya baca ini sudah ada 70 suku/etnis yang bergabung di dalam organisasi.
Bontang Masa Kini
Perjalanan status Kota Bontang:
- Berupa pemukiman kecil sebelum tahun 1952;
- Terbentuk kampung Bontang pada 1952;
- Terbentuk pemerintahan kecamatan yang berkedudukan di Bontang pada 1954;
- Pusat pemerintahan kecamatan dipindahkan ke Bontang Baru pada 1972;
- Pada 1979 wilayah kerja Pembantu Bupati Kdh. Tingkat II Kutai wilayah pantai dibentuk;
- Tahun 1989 berdasarkan PP No. 20, Kecamatan Bontang menjadi Kota Administratif (diresmikan pada 1990) dengan membawahi Kecamatan Bontang Utara dan Bontang Selatan;
- Pada 12 Oktober 1999, status Kota Administratif dinaikkan menjadi Kota Otonom berdasarkan UU No. 47 tahun 1999. Membawahi 3 kecamatan yaitu Bontang Utara, Bontang Selatan, dan Bontang Barat. Tanggal 12 Oktober inilah yang kemudian dijadikan sebagai hari lahir Kota Bontang.
Beberapa rincian lain tentang kondisi Bontang adalah sebagai berikut:
- Luas daerah adalah 49.757 hektar dengan 14.780 hektar daratan (29.71%) dan 34.977 hektar lautan (70.29%). 1/3 luas daratan atau 5.950 hektar adalah kawasan hutan lindung;
- Posisi ekologisnya adalah berbatasan dengan hutan lindung di bagian selatan dan Taman Nasional Kutai (KNT) di bagian utara;
- Visi yang dicanangkan saat ini adalah “Mewujudkan Masyarakat Bontang yang Berbudi Luhur, Maju, Adil, dan Sejahtera”;
- Pemerintahan kota Bontang menempati kompleks baru yang disebut Bontang Lestari (dahulu Sekambing)
Baca juga : 12 Hari Menjadi Anggota Keluarga Besar PT. BADAK NGL, Bontang
Beberapa daerah pemukiman penduduk dan sejarahnya yang saya dapatkan dari buku ini adalah:
- Bontang Kuala. Daerah pemukiman ini menjadi saksi sejarah berdirinya kota Bontang. Kampung di atas laut yang pertama kali menjadi pusat pemerintahan;
- Kampung Api-api. Di kampung ini ada Masjid Al-Wahhab, masjid tertua di Bontang, yang berdiri pada 1879. Pada 1972 kampung ini pernah menjadi pusat pemerintahan Bontang sehingga namanya berubah menjadi Bontang Baru;
- Tanjung Laut. 1 dari 3 kampung paling awal di Bontang. 2 lainnya adalah Bontang Kuala dan Kampung Api-api. Sebagian besar masyarakat hidup dari bercocok tanam dan menangkap ikan;
- Loktuan. Daerah/kampung yang dibuka karena adanya usaha logging (penebangan kayu) di 1960an. Sekarang kampung ini semakin berkembang karena ada industri pupuk dan petrokimia;
- Berbas Tengah. Sentra perdagangan masyarakat;
- Rawa Indah. Terdapat Pasar Rawa Indah yang menjadi juga menjadi sentra kegiatan perdagangan;
- Kampung Berbas Pantai. Kampung yang letaknya berseberangan dengan kilang Badak. Letaknya di sebuah teluk dan menggeliat dengan kehidupan pasar tradisionalnya. Karena sering mengalami kebakaran akhirnya kampung ini diungsikan dan dijadikan hutan mangrove;
- Kanaan. Daerah tempat tinggal yang mayoritas ditempati oleh para perantau dari Toraja.
Kehadiran BADAK Bagi dan Untuk Bontang
Bontang mengalami perkembangan yang signifikan di 1970-an, saat ditemukannya gas alam kelas dunia di daerah Muara Badak. Bontang kemudian menjadi pusat perhatian dan magnet yang menarik banyak orang. Pendirian kilang BADAK LNG yang dimulai pada 1974 menjadi momentum perkembangan Kota Bontang secara berkelanjutan dalam kurun waktu empat dekade.
Menelusur sejarah yang terukir dan saya baca di dalam buku ini, ada 3 masa yang kemudian dijadikan tanggal bersejarah (tonggak sejarah) bagi kehadiran BADAK di tengah-tengah masyarakat Bontang:
- Tetesan pertama LNG pada 5 Juli 1977 yang kemudian dikenal sebagai Hari Kelahiran BADAK. Tanggal ini juga ditetapkan sebagai bukti betapa modal kerja keras, kecerdasan, serta kerjasama akhirnya terwujud sebagai tanda mata untuk negeri;
- Peresmian kilang BADAK pada 1 Agustus 19977 oleh Presiden Soeharto;
- Tanggal 9 Agustus 1977. Pengapalan dan pengiriman LNG perdana dilakukan dengan kapal tanker LNG Aquarius menuju Senboku Jepang;
Prestasi lain yang patut saya catat di sini adalah pembangunan kilang itu sendiri. Target penyelesaian pembangunan yang ditargetkan 42 bulan dapat diselesaikan dalam 36 bulan saja. Bahkan keseluruh pekerjaan ini dilakukan simultan dengan pembangunan pelabuhan dermaga, penyiapan kapal tangker, serta pembangunan terminal penerima. Kerja keras yang menurut saya pribadi sangat luar biasa.
Seiring dengan makin banyaknya jumlah tenaga kerja, BADAK kemudian menyediakan pemukiman untuk para pekerja. Dibangunlah permanent housing seluas 250 hektar di desa Tanjung Laut, Bontang Selatan. Komplek perumahan ini dilengkapi dengan sarana pendidikan, rumah ibadah, layanan kesehatan, toko barang kebutuhan, rekreasi dan sarana olah raga dan lain-lain. Kemudian juga dibangun community development yang merupakan sebuah gagasan menjadikan Bontang sebagai kota hari tua dan menikmati pensiun. Melalui program Home Ownership Program, BADAK menyediakan fasilitas kepemilikan rumah pribadi via KPR BTN.
Lalu bagaimana peranan BADAK dalam lingkungan masyarakat Bontang?
Mengikuti perkembangan dan kebutuhan kota Bontang, BADAK telah melakukan berbagai kegiatan-kegiatan (sosial maupun tidak) dan atau menyediakan sarana-sarana fasilitas umum yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Bontang. Beberapa diantaranya yang dapat saya sebutkan adalah:
- Tersedianya fasilitas bandar udara. Ada 2 penerbangan yang dikoordinasikan oleh BADAK dan PKT (Pupuk Kalimantan Timur) PP Balikpapan – Bontang dalam waktu-waktu tertentu. Pesawat baling-baling yang lumayan besar. Saya menikmati fasilitas ini saat akan mengajar dan pulang mengajar untuk PWP Badak;
- Pelabuhan untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat dalam bidang transportasi laut. BADAK pada 1986 berinisiatif mengembangkan dermaga di Tanjung Laut menjadi pelabuhan yang bisa melayani berbagai kapal. Baik untuk angkutan barang maupun manusia;
- Sarana pendidikan dengan mendirikan Yayasan Pendidikan Vidya Dahana Patra (YPVDP/Vidatra) untuk setingkat SD sampai dengan SMA;
- Beasiswa. BAFCO (Badak Full Scholarship) mulai dari SMP hingga ke Universitas;
- Dana intensif guru;
- Pemberian buku ajar bagi sekolah-sekolah yang ada di Bontang;
- Penyambung kegiatan GN OTA (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh) yang ditumbuh kembangkan saat pemerintahan Bapak Presiden Soeharto;
- Mendirikan Badak Learning Centre (BLC). Lembaga pelatihan professional di bidang teknologi industri LNG;
- LNG Academy dengan program studi pengolahan gas dan Pro STU perawatan kilang (di keahlian listrik dan mechanical rotating). Bekerjasama dengan Politeknik Negeri Jakarta dengan memberikan beasiswa penuh;
- Kegiatan-kegiatan sosial dibidang entrepreneurship dan pengembangan berbagai budidaya serta pelestarian alam. Termasuk diantaranya menjaga hutan dan terumbu karang serta pengelolaan cadangan air tanah. Khusus untuk hal terakhir ini, BADAK mengoperasikan 7 sumur tanah untuk operasional perusahaan. Kemudian menyediakan sumur bersih berikut instalasi pipa dan sumber daya listrik dengan kapasitas 25 liter/detik untuk KPDPAM Bontang;
- Memberikan pendidikan berupa real skill dalam berbagai bidang. Pelatihan yang saya gawangi adalah salah satunya. Ilmu yang dibagikan bukan hanya untuk ibu-ibu/istri pegawai BADAK tapi juga slot diberikan kepada UKM yang berada di bawah naungan BADAK;
- Peningkatan fasilitas puskesmas di Bontang Baru;
Baca juga: Pengalaman Istimewa Mengajar di Bontang Bersama PWP BADAK NGL, Kalimantan Timur
Banyak sekali kenangan saya akan Bontang, meski di kunjungan pertama tahun 2017 sebagian besar waktu dihabiskan untuk mengajar dari pagi hingga sore. Tetapi diantara kesibukan-kesibukan tersebut nyatanya banyak waktu dan pengalaman berharga yang sudah meninggalkan jejak dan kesan tak terlupakan. Termasuk diantaranya mengunjungi beberapa tempat yang disebutkan di dalam buku ini.
Semoga Allah dan semesta mengijinkan saya kembali ke Bontang, khusus untuk eksplorasi berbagai tempat wisata kuliner yang belum sempat saya telusuri satu demi satu. Bocorannya cuma 1. Kalau sudah makan seafood di Bontang, penilaian dan kualifikasi kita akan jenis makanan ini otomatis akan melonjak. Mengutip kalimat salah seorang teman di sana, “Kalau sudah makan seafood di sini (baca: Bontang), di daerah lain mah lewat”. Saya mendadak terpana. Aaahh bener nih harus kita buktikan.
Terimakasih saya ucapkan sekali lagi kepada PWP BADAK yang sudah memberikan buku BONTANG Dalam Potret dan Kata. Buku yang telah menginspirasi saya untuk menuliskannya kembali dan mengijinkan (lebih) banyak orang untuk membacanya. Semoga tulisan ini bisa menjadi bagian dari sejarah itu sendiri.
#Bontang #BadakNGL #KalimantanTimur #PWPBadak
Mbak Annie..penasaran saya dengan Badak dan Bontang dari cuplikan buku yang diceritakan di sini. Dan baru tahu juga sejarah sebelum ditemukannya gas di sana hingga nama Bontang ternama seperti saat ini. Semoga makin berkah ilmunya bisa dibagikan kepada sesama sehingga banyak orang terutama perempuan yang akan berdaya. Keren Mbak, bisa mengajar kemana-mana..nambah wawasan dan teman pastinya.
Iya Mbak Dian. Saya seneng banget saat nerima buku ini. Secara bacaan tentang sejarah itu salah satu favorit saya. Dan menjadi bagian dari sejarah itu juga suatu kebanggaan bagi saya.
Aamiin YRA. Semoga ilmu yang sudah saya berikan bisa bermanfaat bagi yang menerimanya.
belom pernah sama sekali traveling ke daerah2 di kaltim..hny sempat transit di bandara balikpapan. Hanya mendengar cerita dari Paksu di rumah,,yg dr lahir dan besar di kaltim
Banyak hal-hal menarik yang ada di KalTim terutama Bontang. Kota yang isinya adalah perantau dari berbagai suku. Kapan ada kesempatan dan rezeki, mainlah ke Bontang Mbak
Luar biasaaaa ya Mba kiprah dan kontribusi BADAK NGL ini.
Bontang jadi majuuu dan warganya juga mendapatkan multiplier effect dari keberadaan BADAK NGL.
Mantaabb!
Setuju Mbak Nurul. Lewat BADAK, Bontang menjadi kota yang semakin berkembang dari hari ke hari. Kegiatan CSR BADAK juga memberikan kontribusi yang luar biasa untuk warga Bontang.
Aaaah… Indahnya Bontang!
Bahagia banget deh mbak kalau lihat tulisan dirimu ini, banyak banget pengetahuan tentang dunia jadinya❤️
Alhamdulillah dapat kesempatan untuk berkunjung ke suatu tempat yang bahkan belum pernah saya bayangkan sebelumnya
Menarik sekali bukunya mbak. Aku suka sama foto-fotonya yang menarik. Sekarang, buku-buku seputar perkembangan kota gini kemasannya udah makin menarik yaa. Aku suka deh sama cover bukunya. Informasinya juga padet kayanya itu.
Bener Mbak Athri. Cocok dengan judul dan tagline dari buku itu. Banyak foto yang berbicara dan kata/kalimat yang informatif serta kaya akan jejak sejarah.
di tangan mbak Annie, tempat yang konon tandus berubah jadi menarik :D
teman blogger saya udah bertahun tahun di Bontng karena suaminya kerja di sini
Tapi dari ceritanya kok ngga ada menariknya
Beda hal setelah ditulis mbak Annie, kerennnn
Waaahh terimakasih untuk complimentnya Mbak Maria.
makasi infonya, aku jadi tahu tentang bontang setelah baca tulisan ini. ternyata banyak daerah di Indonesia yang harus diketahui kita, salah satunya Bontang ini. semoga kapan2 bisa main kesana.
Aamin YRA. Semoga suatu saat bisa sampai sini ya Mbak Lita. Dan menuliskan berbagai kisah-kisah di blognya Mbak Lita.
Baru Tau tentang sejarahnya Bontang mba… Next harus kesana lihat dari dekat ya semakin lama semakin maju dan bisa jadi tujuan travellingan
Bener Mbak Utie. Kotanya sudah maju dan awareness akan penembangan pariwisata sudah semakin membaik. Banyak tempat-tempat dan wisata kuliner yang bisa kita kunjungi.
wah luar biasa kontribusi BADAK disana untuk kesejahteraan masyarakatnya ya mba. Bagus banget ya kalo ada buku khusus tentang Bontang masa lalu dan masa kini disertai foto-fotonya. Aku selalu terpana membaca cerita mba Annie yang bs keliling mengajar kemana-mana. Luar energinya dan selalu sempat menuliskannya :)
Betul Mbak. Kontribusi BADAK untuk masyarakat Bontang itu luar biasa. Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan CSR mereka yang belum saya tuliskan di sini. Buku yang sarat sejarah ini bisa jadi salah satu bukti realnya.
Penasaran ih pengen ke Bontang. Saya ke Kalimantan Timur tuh baru sempat ke Balikpapan. Daerah asalnya pak suami. Semoga suatu saat ada kesempatan ke Bontang.
Kalau ada kesempatan mainlah ke Bontang Mbak Andy. Bisa jalan darat juga kan ya dari BPPN.