Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat

Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat

Saya “menemukan” desa ini karena acara keluarga besar suami (dari pihak Ibu) yang berniat berkurban/memotong 1 ekor sapi di lingkungan keluarga sendiri.  Berangkat bersama suami dan kedua anak kami, untuk mencapai Desa Wangunharja ternyata tidaklah sesulit bayangan saya.  Melewati beberapa titik kemacetan di daerah Lembang dan tidak ingin telat hadir di acara keluarga ini, kami lebih dahulu menginap di rumah kami di Cimahi, kemudian meneruskan perjalanan beriringan pagi-pagi sekali.

Semua perbekalan sudah disiapkan termasuk jatah tugas ransum pelengkap makan siang bersama di rumah salah seorang kerabat di sana.  Membayangkan udara segar dan hamparan kebun yang sering saya lihat di daerah pegunungan, sedetik pun saya tidak memejamkan mata agar bisa menikmati kekayaan alam sepanjang jalan.

Berada di wilayah Kecamatan Lembang, daerah pegunungan yang berada di ketinggian minimum 1.312m, Desa Wangunharja merupakan bagian dari Kabupaten Bandung Barat.  Kabupaten yang merupakan pengembangan dari Kabupaten Bandung, dan berbatasan dengan Kabupaten Subang dan Kabupaten Purwarkarta, serta Kabupaten Bandung dan Kotamadya Cimahi.  Dengan ketinggian seperti ini, tentu saja memberikan pengaruh pada kesegaran udara.  Belakangan memang, seiring dengan menjamurnya bagunan beton di seputaran Lembang, yang sudah menjadi daerah tujuan wisata populer di Jawa Barat, suhu udara di sini tidaklah sedingin dulu.  Air tetap bertahan kesegarannya.  Tapi kemacetanlah yang tidak bisa terhindarkan.

Melewati jalan berliku yang pas untuk 2 mobil lalu lalang 2 arah hampir sepanjang perjalanan, kami sempat nyasar karena signal HP naik turun.  GPS pun byar pet, selalu ketinggalan sekian langkah dari semboyan malu bertanya lalu jalan-jalan.   Beruntungnya, karena suami asli Jawa Barat, aksi bertanya di tiap tikungan pun tidak mengalami hambatan yang berarti.  Setelah hampir 1jam meraba titik-titik tertentu yang diterangkan oleh masyarakat sekitar, akhirnya kami sampai di salah satu desa wisata milik Provinsi Jawa Barat ini.

Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat

Turun dari mobil yang terpaksa dititipkan parkir di salah seorang tetangga, kami pun berjalan kaki melewati rumah pembibitan sayur kemudian hamparan kebun sayur beraneka jenis.  Saking luasnya, tak terlihat oleh mata titik akhir dari kebunnya.  Yang saya tahu adalah, pagi itu, sebagian warga tampak berkumpul membawa sayuran segar untuk ditimbang kemudian diangkut ke beberapa tempat wisata.  Kemudian datang lagi berkilo-kilo sayuran segar yang tampak siap dibawa oleh para tengkulak, para pedagang pasar, dan beberapa wisatawan.

Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat
Ladang bibit tanaman yang luas banget

Saya sempat berhenti beberapa saat, menghibur mata dengan aneka bibit sayuran yang tampak segar, rapih berjejer dan memunculkan efek warna hijau yang sedap dipandang mata.  Di atas lahan seluas kira-kira 400m2 ini rumah pembibitan dibangun dengan alas dan tiang bambu, serta atap fiber tembus pandang yang sudah dibentuk sedemikian rupa agar cahaya matahari tetap tembus tapi tidak mengeringkan tanaman.  Sayang bibitnya tidak bisa dibeli karena memang sudah dipersiapkan untuk seluruh lahan yang ada di desa.

Melonggarkan kaki dan mengobrol sejenak dengan seluruh anggota keluarga yang hadir, suami mengajak saya menelusuri bukit dan mencari sungai di sebuah lembah yang dulu pernah menjadi langganan tempatnya bermain.  Awalnya sih jalan tanah kering cukup lebar menyambut kami.  Tapi setelah beberapa waktu enerobos hutan kecil, saya mendadak tercekat melihat lembah yang ternyata curam tanpa pijakan yang sudah dibentuk.  Jadilah kakipun meraba sana sini agar tidak njeblos atau terpeleset.  Masing-masing personal dari rombongan kami pun tidak sempat menolong satu sama lain karena sudah sibuk mencari pijakan yang aman dan nyaman.

Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat

Saya dan Fiona (anak perempuan saya) malah sempat membiarkan diri ndlongsor di atas tanah kering saking kehabisan jurus untuk meraih punggung jalan yang ada di depan.  Kami malah sempat ingin kembali ke rumah.  Tapi mendadak batal setelah mendongak dan melihat tingginya jalur yang sudah kami lewati.  Jangankan manjat, membayangkan merangkak melewati leher bukit tadi aja sudah gak kuat.  Makjaaannnggg.  Sempat terdiam sambil ngos-ngosan dengan dengkul yang gak berhenti bergetar, terdengar suara suami saya menggema dari lembah  “Ayookk, sebentar lagi sampai nih, suara aliran sungainya sudah terdengar,”  Mendadak saya membayangkan bertumpu pada galah, kemudian diayun, terus melompat langsung sampai ke bawah.

Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat
Perkebunan dilihat dari jalan setapak di sebuah bukit yang kami lewati
Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat
Selada yang siap panen

Benar saja, beberapa kali bertemu mamang-mamang membawa 2 bakul sayur yang dimasukkan ke dalam 2 keranjang rotan dengan tuas melewati bahu, saya mulai melihat titik kehidupan ladang sayur yang tampak sedang dipanen.  Ya ampun, saya membawa diri sendiri aja sudah hampir putus urat leher, sementara beliau jalan santai mendaki bukit dengan beban yang sepertinya lebih dari 10kg.

Berhenti sebentar untuk mengambil gambar, saya melihat sebagian besar kebun diisi oleh tanaman brokoli.  Terlihat beberapa masyarakat tekun memanen dan mengelompokkan sayuran, kemudian menyusunnya dengan hati-hati ke dalam bakul bambu untuk diangkut. Ya seperti yang dibawa mamang-mamang tadi.  Sementara di bawah masih tampak berbakul-bakul brokoli yang belum diangkat, berapa kali bolak balik cuma untuk urusan angkut dari lembah menuju tempat penimbangan yang saya liat di atas tadi?  Weleh weleeehhh.  Langsung berasa sesak nafas hahahaha.

Melanjutkan nawaitu ketemu sungai yang katanya dulu tempat bermain, kami melewati petak demi petak kebun menuju suara aliran air yang semakin keras terdengar.  Saya sudah bermimpi ketemu sungai lebar, jernih, dengan bebatuan menarik.  Kamera pun sudah cantik nangkring di pundak.  Tapi ternyata tidak seperti yang diharapkan.  Suamipun kaget melihat perubahan yang gak pernah terpikirkan olehnya.  Yang ada di hadapan kami saat itu adalah sungai kecil, tidak begitu jernih, dan sudah tidak segar lagi.  Tampaknya semua sudah berubah terbawa kondisi alam yang jauh berbeda.

Saya pun memutuskan untuk uji nyali, duduk di atas tumpukan bambu besar yang tampak sudah rapuh, yang menghubungkan dua sisi sungai.  Itu pun sambil nyengir deg-degan karena derit suara bambu yang lumayan kencang dengan ketinggian hampir 3 meter antara bambu dan bagian atas sungai.

Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat

Menghapus kekecewaan, kami memutuskan bertemu lagi dengan ibu-ibu dan bapak-bapak yang masih asik merapihkan hasil panen brokoli.  Dan betapa kagetnya kami ketika mengetahui bahwa satu pucuk besar brokoli hanya dihargai 3ribu.  Harga sama yang mereka berikan kepada pengepul.  Belanja 10ribu aja dikasih bonus lagi 2 kepal besar.  MasyaAllah banyaknya.  Tawaran untuk membeli 20ribu pun mendadak lewat di otak saya, tapi langsung disahut suami “Bukan soal harganya, mbawanya sampe ke atas itu loh, tak koat,”  Saya pun senyum kecut.  Iya ih jalan balik nih bakal penuh penderitaan.  Haddeehh.  Di tengah jalan tetiba suami berbisik  “Ini aja udah overload loh.  Udah pake acara ngebagi ke tetangga.  Brokoli kan gak bisa tahan lama”  Iya yaaa bener juga.

Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat
Senangnya liat hijaunya brokoli yang baru saja dipanen

Tolong, jangan ditanyakan bagaimana perjuangan saya berikutnya untuk kembali ke rumah.  Tapi yang pasti 2 jam yang kami habis untuk trekking turun naik bukit terjal barusan bikin nafsu makan 3 piring tak terhindarkan.  Apalagi trus ditambah hidangan sate sapi hasil kurban keluarga kami untuk warga Desa Wangunharja.

Acara pulang pun jadi waktu yang berkesan bagi kami semua.  Gimana enggak.  Setelah bejibun belanja brokoli di lembah tadi, ternyata setiap keluarga dibawai oleh-oleh berbagai macam sayuran sekarung plastik besar (brokoli, timun, terong, tomat, dll).  Tawa kami tak putus sepanjang perjalanan.  Itulah ya kalau sudah rejeki.  Mau ditolak pun, kalau sudah jatahnya kita, tetap akan kembali ke kita.  Jadi sore itu kami pulang ke rumah dengan bagasi penuh sayuran sampai ke atap mobil.

Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat

Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat
Lahan kubis yang siap panen
Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat
Keluarga besar suami. Ini hitungannya 1/3 dari jumlah aslinya

 

 

 

Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat

#DesaWangunharja #Lembang #JawaBarat #FamilyGathering #AcaraKeluarga

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

50 thoughts on “Menyegarkan Mata Hati di Desa WANGUNHARJA, Lembang, Jawa Barat”

  1. semoga suatu saat Allah memberikan kemudahan berkunjung ke wangunharja, tempat KKN IKIP Bandung 1987……ayo mungkin ada teman saya yang ingat Rooslina, Nur Bahyah, Nanang, Endang dll

    Reply
  2. Mbak Annieee… aku ikut dugun dugun di part ini:
    Saya memutuskan untuk uji nyali, duduk di atas tumpukan bambu besar yang tampak sudah rapuh, yang menghubungkan dua sisi sungai. Itu pun sambil nyengir deg-degan karena derit suara bambu yang lumayan kencang dengan ketinggian hampir 3 meter antara bambu dan bagian atas sungai.

    Daebakkk mbakku satu ini… kok bisa siihhh berani bin nekad banget kayak gituuu, wkwkww.
    Tapi emanggg, panoramanya suasana dan ambience-nya luarrr biasa yak

    Reply
    • Hahahaha. Aku yo sempat diteriaki suami itu Nur. Tapi dasarnya bandel, makin seru karena penasaran hahahaha.

      Tempatnya nyenengin pokoknya Nur. Apalagi buat aku yang jarang banget ngeliat kebun sayur seluas itu. Lah tinggalnya berdampingan dengan daerah industri. Garing hahahaha

  3. Masyaallah Mbak Say… senang sekali ya bisa bertemu keluarga besar. Mendapat rezeki tidak hanya pangan tetapi juga kenikmatan alam yang memanjakan mata. Aku yakin, pasti dirimu tak lelah berucap ketika melihat keindahan-keindahan alam di sana. Panen yang masyaallah luasnya atas pemberian Sang Khalik. Indahnya sungai yang buat aku iri. Masyaallah banget, ya Mbak. Kadang suka banget aku melihat pemandangan indab meski hanya dalam gambar. Insyaallah bisa ikut memanjakan mata sepertimu, ya. Aamiin.

    Reply
    • Suprise juga waktu tiba di sana. Bener-bener terkagum dengan luasnya ladang berkebunnya. Apalagi saat bisa melihat sendiri berbagai sayuran tumbuh subur di lembah yang kami kunjungi. MashaAllah. Benar-benar kisah perjalanan yang sangat berkesan di hati

  4. hmm membayangkan betapa bersih dan sejuknya udara disini
    menghirup udara segar sambil melihat hamparan yang hijau hijau, persis seperti judulnya “menyegarkan mata hati”

    Reply
    • Sebenarnya lebih asik lagi kalau bisa nginap di sana ya. Pasti menyenangkan banget keliling desa sehabis subuh

  5. MasyaAllah, seger banget mbak. Jadi pengen main ke desa Wangunharja di lembang ini. Apalagi bisa ke kebun sayuran, jadi bisa sekalian mengedukasi anak-anak tentang bermacam-macam sayur.
    Soalnya dekat rumah kami paling ada cuma tanaman kangkung, bayam dan selada aja.

    Reply
    • Apalagi saya nih. Tinggal di daerah yang bersinggungan dengan industri. Untuk melihat pemandangan seperti ini adalah kesempatan yang sangat langka

  6. Subhanallah ya kak, Maha kaya Allah SWT dengan segala karunianya. Sayuran hijau terpampang di sepanjang bukit dan pegunungan. Brokoli dengan kembangnya yang khas unik hijau tumbuh secara baik disitu.

    pastinya jadi melek “mata hati” ya kak Annie.
    Saya pun suka jika berkunjung di agrowisata dan lahan2 pertanian dengan aneka sayur mayurnya yang hijau, berbuah dan bikin hati makin tenang.

    Reply
    • Betul banget Mas Wahid.

      Apalagi untuk saya yang hidup dikelilingi oleh daerah industri. Berada di tempat ini jadi satu kesempatan yang istimewa. Ngecharge hati pokoknya

  7. Tempatnya indah, mirip si tempat kami di Kota Batu, namanya daerah Jurang Kwali, terkenal dengan pemandian air panas cangar. Dari cerita pada artikel ini mengingatkan pada perjalanan menuju pemandian air panas cangar yang sudah hampir 2 tahun tidak aku kunjungi. Silahkan mampir di kota Batu.

    Reply
    • Oalah. Mas Onny orang Batu toh. Saya loh 3 tahun tinggal di Malang. Selama SMA.

      Jaman biyen sering banget main ke Jurang Kwali dan Cangar. Rame-rame montoran. Seneng banget.

  8. Luar biasa… lagi duduk diem ga kemana mana di saat pandemi, setelah lihat ini aduuuuh asyiknya. Pasti udaranya dingin dan sejuk. Dan tanaman otomatis subur ya mba. Luar biasa memang jika yang diberikan tuhan dapat dimanfaatkan oleh orang banyak.

    Reply
  9. Wah baca tulisan ini aku jadi terbawa suasana juga jadi pengen juga kesana menikmati suasana pedesaan yang sudah jarang banget ditemukan, apalagi aku suka banget sayuran pasti seger banget yaa..

    Reply
    • Iya. Saya pun begitu. Ini kisah perjalanan yang sudah lama banget sebenarnya. Sengaja saya hadirkan lagi untuk mengobati kerinduan. Tapi ternyata malah tambah pengen traveling lagi

  10. Padahal kalau di pasar tradisional, brokoli termasuk sayuran yang harganya paling mahal. Apalagi kalau belinya di supermarket.

    Kalau saya bisa beli langsung begini, bakal beli agak banyakan kayaknya. Karena sekeluarga seneng brokoli. Direbus sekejap tanpa dibumbui pun udah suka banget.

    Reply
    • Betul. Selisih harganya jauh banget. Makanya sampe kaget waktu dapat harga murah dari petani. Ya ampun. Berasa banget.

  11. Rasanya saya juga pernah ke sini lihat Trek jalannya sama. Hanya saja engga melanjutkan perjalanan soalnya nanjak jauh banget sampai atas. Udah gitu pakai Mobil kecil. Bannya sempet slip juga. Udah gitu bawa anak balita yang rewel. Pokonya keadaan engga memungkinkan. Akhirnya outer balik dan makan di punclut.

    Reply
    • Jalannya memang menantang banget. Cocoknya memang buat trekking berjalan kaki. Tidak dengan kendaraan

  12. waaa senangnya jalan jalan ke Lembang

    dulu sering banget saya ke Lembang karena destinasi yang mudah dijangkau

    baru berhenti sesudah macet bukan main.

    dan setiap ke Lembang , saya pasti ngeborong sayur, walau sesudah itu bingung

    banyak banget ….. hahaha, akhirnya bagi bagi tetangga deh

    Reply
    • Lembang memang surganya sayur ya Mbak. Dan tahu hahahaha. 2 yang selalu saya cari setiap ke Lembang. Duuhh jadi kangen kesana lagi

  13. Ya Allah seger banget mba lihat foto-fotonya, seger banget deh lihat kebun brokoli hijau-hijau gitu seger, kebayang seger banget juga pasti udaranya sejuk

    Reply
    • Sayangnya kita waktu itu gak nginep. Padahal pasti seger dan menyenangkan banget bisa bangun pagi-pagi terus jalan kaki mengelilingi luasnya perkebunan sehabis subuh

  14. Indahnya tata ruang pertanian, terhampar indah bak samudra hijau meluas. Pertanian dan desa membuat saya rindu kampung halaman bu. Sudah lama rindu kampung halaman

    Reply
    • Wah enak Mas Ferry masih punya kampung halaman. Saya mah gak ada. Lahir dan gede di perkotaan. Jadi pas kemari tuh rasanya enak banget. Nyaman di hati

  15. MasyaAllah beneran menyegarkan Mata ya mbak. Hamparan menghijau begini ah bakalan betah banget nih.. apalagi brokolinya super murah.. kalau Aku pasti borong juga mbak

    Reply
  16. Bagus banget bu pemandangnnya hijau seger gitu..duhh senangnya bisa jalan dan kumpul dengan keluarga besar jadi pengen etapi… kalok pake acara ndlosor2 di trekingan terjal pikir2 lagi deh sayah hihihi

    Reply
  17. Salut mbak, berani meniti titian bambu di atas ungai, bahkan duduk diatasnya. Walau deg deg an tapi puas ya bisa uji nyali di situ.

    Hihi… sekali naik turun lembah, butuh 3 piring buat mengembalikan kekuatan ya

    Reply
    • Hahahaha iya. Apalagi dah lama gak trekking. Balik dari sini badan dan kaki langsung pegel-pegel semua

  18. Lembang… pernah ngadain acara sama teman2 UKM dulu di seputaran Lembang tapi desa apa ya, lupa. Banyak kebun sayuran juga kek gini dari ujung ke ujung. Jangan2 di Wangunharja juga, hihi..

    Reply
    • Seputaran desa ini memang ladang sayur semua Mbak. Hektaran luasanya. Sejauh mata memandang

  19. Masya Allah segar banget liatnya. Udara Lembang emang enak banget sih. Suaminya dah wanti-wanti hihi. Iya gimana gak ingin berbagi kalau liat besar dan hijau gitu brokolinya.

    Reply
    • Menyenangkan banget bisa menginjakkan kaki disini. Pengalaman yang tak terlupakan pokoknya

  20. Lembang emang udah terkenal banget si. Destinasi yang pas apalagi cuacanya bagus banget disana katanya ya kak. BTW aku kemungkinan bakal ke sana deh sebentar lagi. Hope semua berjalan sesuai rencana. hee

    Reply
  21. Maa syaa Allaah takjub dengan pemaandangan ladang perkebunannya. Lihat fotonya di postingan ini saja sudah menyejukkan mata apalagi kalau bisa berada di sana. Duh jadi kebayang sejuk dan adeknya. Btw ku juga ikut senang Mbak liat brokolinya nan hijau. Segeer banget.

    Btw asyik juga ya Mbak bisa kumpul bareng keluarga sambil mencuci mata liat pemandangan hijau di desa Wangunharja itu

    Reply

Leave a Comment