Tampilan fisik bolehlah sederhana tapi kualitas makanan harus kelas restoran bintang 4. Begitu mungkin ungkapan yang pas untuk Rumah Makan Raja Cobek yang berada di Cibarusah, Cikarang.
Berada di pinggir jalan cor dua jalur yang mengikuti lalu lintas Kali Malang menuju Cikampek dan sebaliknya (ke arah Jakarta), Raja Cobek berdiri berdampingan dengan sederetan toko bangunan, warung-warung makan lain, serta toko tanaman hias. Karena beberapa kali membeli batu koral hitam untuk rock painting di toko tanaman hias inilah, saya akhirnya mengenali rumah makan ini. Lahannya tidak besar. Tapi saat saya berkunjung, Raja Cobek sedang membangun ruang tertutup yang cukup untuk menampung sekitar 50an orang di bagian depan.
Tampak luarnya cukup sederhana, walaupun persis di belakangnya ada sebuah rumah megah bergaya eropa yang cukup luas (kemungkinan besar rumah pemilik warung). Dipenuhi dengan tanaman rambat berwarna hijau terang tepat di pinggir jalan, dan plang nama yang hanya terbuat dari spanduk, rumah makan ini (masih) terlihat sepi tanpa pengunjung. Tidak ada parking space khusus di sini, jadi kendaraan para tamu bisa parkir langsung di pinggir jalan.
Jika kita masuk, sebuah lahan terbuka (tentu saja dengan atap yang tetap tertutup) dengan bale-bale besar serta beberapa meja kursi kayu langsung terlihat di bagian tengah. Terlihat sekali bahwa tempat ini siap untuk menerima tamu dalam jumlah yang banyak dalam sekali waktu. Di salah satu dinding terpasang print out lukisan dengan diorama pemandangan bangunan eropa. Seorang petugas tampak ramah menyambut dan siap melayani. Beliau mengarahkan kami apakah hendak makan di area terbuka ini atau memilih untuk berada di gubuk/saung yang jumlahnya tidak begitu banyak. Mungkin sekitar 4-5 unit dalam berbagai ukuran dengan daya tampung maksimal sekitar 30 orang. Mengingat cuaca yang cukup menyengat, kami memutuskan untuk makan di salah satu saung kecil saja.
Petugas yang sama kemudian menawarkan kepada kami apakah ingin makan dengan beberapa menu yang sudah dan selalu siap (buffet) layaknya warung makan Sunda siap saji atau memilih dan memesan dulu (ala carte). Pilihan untuk buffet nya adalah sop daging, ayam goreng, tahu tempe, dan beberapa menu lain dengan pelengkap nasi putih biasa. Sementara pilihan-pilihan di luar buffet ada di buku menu. Sebenarnya sajian buffet sudah cukup lengkap menurut saya. Kalaupun ingin ditambah aneka sambal, lalapan, dan makanan praktis lainnya, kita tidak akan lama menunggu. Tapi karena disebutkan bahwa nasi timbel dan teman-temannya adalah makanan andalan dan paling laris di sini, akhirnya kami menambahkan menu ini untuk kami santap siang itu.
Benar masukan dari petugas tadi. Nasi timbelnya enak. Kaya rasa, tidak terlalu lembek dan tidak juga keras. Sepanci ini cukup untuk 3 orang dengan kemampuan makan nasi yang tidak berlebihan seperti saya, suami, dan Fiona. Tapi untuk para penggila nasi, mungkin takaran segini cuma akomodatif untuk seorang diri. Masakan lainnya juga ok. Sop daging yang walaupun masuk dalam list buffet, tetap disajikan dalam kondisi hangat. Kuahnya bening tapi asinnya pas. Ayam gorengnya pun empuk. Yang saya kurang sreg adalah tempe dan tahu gorengnya. Untuk saya kedua makanan sehat ini terlalu kering digorengnya. Jadi penampakannya terlihat terlalu keriput.
Harganya? Untuk segambreng aneka makanan yang sudah dipesan plus 3 gelas teh tawar panas, kami cukup merogoh kocek kurang dari 200 ribu. Termasuk murah menurut saya.
Untuk sebuah rumah makan tanpa merek yang berskala nasional, Raja Cobek bisa dan layak dijadikan referensi berwisata kuliner kita saat berada di Cikarang. Hemat, nyaman, bersih, dan dengan pelayanan yang tidak mengecewakan. Lokasinya juga strategis. Terbayang saat mudik lebaran dimana ribuan kendaraan melintasi jalan besar yang ada di depan rumah makan. Alternatif jalur bagi mobil yang tidak masuk di jalan tol Cikampek dan lintasan khusus kendaraan roda dua.