Saya baru saja selesai merampungkan layout dan melakukan self-editing untuk buku Jelajah Kuliner Nusantara saat gawai mulai penuh dengan berbagai pesan di Whatsapp Group. Saya langsung berpindah posisi. Dari yang tadinya duduk di kursi kerja lalu ke kasur tercinta yang sudah nganggur berjam-jam yang lalu.
Waktu sudah beranjak ke pukul 23:35wib ketika mata sudah mulai kelelahan. Termasuk boyok uzur yang meng-kaku karena diajak kerja tanpa henti. Baiklah. Saatnya mengintip beberapa pesan sebelum mengukur luasnya kasur dan menjemput mimpi yang sudah menunggu seharian ini.
Tapi, meskipun fisik terasa lelah dan rontok, saya merasakan bahagia yang teramat sangat karena telah berhasil menyelesaikan tugas sesuai target yang sudah saya tetapkan dari beberapa bulan yang lalu.
Plong banget rasanya hati.
Proses Panjang Inisiasi
Mengumpulkan sekian banyak orang, sefrekuensi, memiliki minat dan visi yang sama, bukanlah pekerjaan gampang. Meski ini adalah antologi ke-3 bagi Pondok Antologi Penulis Indonesia (PAPI), nyatanya tak mudah untuk mengajak rekan-rekan narablog dan penulis untuk bancakan di buku kuliner. Saya pun akhirnya memutuskan untuk menyiarkan ajakan ini di postingan resmi PAPI lewat Instagram.
Sejak hari itu, saya mendapatkan banyak pesan dari berbagai sumber dengan aneka pertanyaan yang cukup menarik. Bahkan ada yang diluar dugaan saya.
Dari sekian banyak yang masuk, sebagian besar berasumsi bahwa “ajakan menulis bareng” tersebut diartikan sebagai “menulis dengan bayaran tertentu”. Sehingga banyak yang menanyakan berapa kompensasi untuk satu artikel. Dalam artian bahwa saya “membeli” tulisan mereka.
Saya sempat tertegun beberapa waktu setiap menerima pertanyaan ini.
Karena jumlah pertanyaan yang muncul lebih condong ke presepsi tersebut, saya pun mencoba mengevaluasi isi pengumuman dan atau copy writing yang saya buat. Kalimat bernada “ajakan” dan atau “undangan” tercantum jelas di dalam on-line flyer. Namun sepertinya banyak yang terjebak dalam presepsi lebar dengan kata “mencari”. Jadi sepertinya kata ini harus tidak saya gunakan lagi kedepannya.
Lesson learned.
Waktu dan pengalaman adalah salah satu guru terbaik.
Begitupun saat saya giat menghubungi beberapa orang narablog dan penulis yang sempat bekerjasama dalam beberapa buku antologi lewat bendera publisher dan atau komunitas menulis yang berbeda.
Sebagian besar mengungkapkan penolakan atas dasar kewajiban menghadirkan foto kuliner yang menjadi topik bahasan. Sesuatu yang sangat saya pahami karena tidak semua narablog memiliki kemampuan memotret yang mumpuni. Khususnya food photography, yang menurut saya, cukup membutuhkan keahlian tertentu.
Dilema ya.
Sementara di satu sisi, salah satu strong point yang ingin ditampilkan dalam setiap buku milik PAPI adalah menyajikan supporting visual. Tujuannya adalah agar setiap buku yang dilahirkan menyajikan compliment and enjoyment bukan hanya kepada rasa tapi juga kepada netra. Seperti halnya cinta pertama yang merasuk hati setelah melewati sebuah pandangan mata.
Dua kombinasi yang saling mengisi dan memberikan arti satu dengan lainnya.
Mengubah konsep? Tentu saja tidak. Penggabungan dua hal yang meaningful ini sudah menjadi konsep dasar, kebijakan utama, dan important flooring yang akan terus dipegang oleh PAPI.
So we go ahead.
By the time, setelah satu bulan berjalan sejak inisiasi, satu persatu nama blogger dan penulis mengisi daftar peserta yang sudah saya susun. Selain teman-teman yang memang sudah tergabung di komunitas, hadirlah nama-nama baru yang menjadi new comer. Seperti Teguh Sudarisman (seseorang yang membuka mata saya tentang dunia literasi), Suci Susanti dan Erny Kusumawaty. Mereka bertiga bergabung dengan beberapa anggota lama seperti de Laras, Dudi Iskandar, Raihana Mahmud, O’ik Moehadie, Indah Wibowo dan Susi Ernawati Susindra.
Artikel Kuliner Sarat Makna yang Dihadirkan
Setiap kontributor bercerita tentang pengalaman istimewa akan sebuah atau beberapa kuliner. Tak cuma sekedar mengurai ingredients yang ada di dalamnya tapi juga mengulas tentang kenangan, pengalaman pribadi para penulis, serta sejarah dan bagaimana deskripsi makanan tersebut bisa menambah pengetahuan kita akan dunia kuliner nusantara.
Jangankan untuk publik luas, bagi saya pribadi pun, semua artikel yang masuk, lalu saya edit dan baca hati-hati, telah menyumbang begitu banyak ilmu dan informasi yang belum pernah saya dalami sebelumnya. Bahkan hanya sedikit diantaranya yang pernah melewati indera pengecap saya. Pun beberapa diantaranya baru saya kenal namanya.
Semua gara-gara saya dan PAPI menginisiasi lahirnya antologi Jelajah Kuliner Nusantara. Setumpuk Cerita Tentang Rasa. Menjelajah Santapan Dwipantara.
Jadi sesungguhnya, saya pribadi menabung sekian banyak insight yang sungguh bermanfaat sebagai seorang food blogger.
Kuliner apa aja sih yang dihadirkan di antologi Jelajah Kuliner Nusantara?
- Teguh Sudarisman. Kenangan akan Ibu dari sepiring Nasi Lengko Cirebon;
- Annie Nugraha. Pindang Tempoyak Kepala Patin dan kenangan istimewa akan budaya Pantauan di dusun Basemah. Kisah persahabatan dengan Engkoh penjual Bakmie Kalimantan dan sepiring Pecel Lele saat hidup bersama teman-teman yang tinggal di kos perempuan baik-baik;
- Indah Wibowo. Mengurai masa-masa indah bersama beberapa kuliner khas Palembang seperti Dadar Jiwo dan Sambal Lingkung serta Kue Gambang yang idenya lahir dari Roti Gambang;
- Suci Susanti. Membahas tentang Lemang Batok, Mie Gomak dan Nainura yang adalah kuliner bersejarah bagi warga Batak. Serta Timphan yang berasal dari Serambi Makkah;
- Dudi Iskandar. Sebagai seorang penggiat “dunia hitam”, topik yang dibahas adalah cerita singkat tentang kopi Indonesia;
- Erny Kusumawaty. Narablog asal Malang ini membahas tentang Rawon yang sekarang sedang jadi perbincangan internasional sebagai sup terenak di dunia;
- Susi Ernawati Susindra. Seorang peneliti yang saat ini berdiam di Jepara ini, menulis tentang Tradisi Bubur Suro dan Kintelan. Dua santapan legendaris yang terkait dengan sejarah Jepara;
- de Laras. Yang mengulas secara mendalam tentang Arsik yang dikenal dengan nama tradisional Dekke Na Niarsik. Satu sajian atau kuliner sejarah di suku Batak;
- O’ik Moehadie. Ada yang sudah familiar dengan Ikan Manyung dan Iwak Pe? Nah, bisa nih menyimak tulisan singkat tentang kedua kuliner ini
Buku yang Layak Dimiliki Oleh Publik
Buku tentang kuliner banyak bertebaran di berbagai sumber. Toko buku off-line, toko buku on-line, aplikasi membaca, dan berbagai jaringan komunitas menulis yang berkonsentrasi pada area kuliner. Dalam dunia digital yang terbarukan, sarana on-line tentunya banyak merajai.
Fokus isi bukunya juga beragam. Mulai dari yang menghadirkan resep, sejarah yang juga meliputi pengalaman pribadi dari sang penulis. Tapi sebagian besar yang saya temukan adalah lebih banyak berbicara tentang resepnya. Terutama soal tips & trik bagaimana cara mendapatkan rasa terbaik dari masakan tersebut dan bumbu khas serta pengolahannya yang berbeda dan unik dari panganan kebanyakan.
Untuk generasi seangkatan saya, yang lahir saat buku masih dikuasai oleh hardcover series, memiliki dan membaca buku secara fisik, sudah melahirkan sensasi sendiri. Bau bukunya, keseruan membolak-balik tiap lembar sembari mengoles stabillo dan memberikan post-it, telah melahirkan serangkaian kebiasaan yang tak pernah tergantikan hingga saat ini.
Karena tumbuh dan berkembang di dunia seni dan visual, saya selalu betah dan mudah memahami isi saat membaca buku yang dilengkapi dengan ilustrasi atau foto yang ciamik apalagi hingga sampai menggugah selera. Membaca pun jadi betah dan tidak membosankan. Jadi kombinasi diantara tulisan berbobot dan foto ini bisa membangkitkan rasa para pembaca, sekaligus mengenalkan kita wujud real dari makanan/masakan yang dimaksud.
Diksi dan visual berpadu menjadi satu kompilasi keindahan kaya literasi, disajikan dalam satu “hidangan” yang memenuhi selera para pecinta dan pembaca buku di segmen khusus kuliner.
Jadi tak salah jika saya dengan sebuah keyakinan menyatakan bahwa antologi Jelajah Kuliner Nusantara ini adalah buku yang layak dimiliki oleh publik.
Masyaallaah, karya pertama saya bareng blogger dan penulis senior sungguh sebuah kebanggaan tersendiri.
Terimakasih Bu sudah mengenalkan saya dengan “dunia” ini. Terima kasih sudah menginspirasi saya untuk tetap semangat berkarya meski usia tak lagi muda.
Semoga bisa bergabung dalam projek-projek lainnya, dan karya tak akan mati.
Aamiin…
The pleasure should be mine Suci. Menghadirkan banyak penulis terbaik di dalam sebuah buku antologi adalah impian saya sejak lama. Mengukir kenangan baik untuk diri sendiri maupun untuk dunia literasi di tanah air. Semoga buku ini bisa bermanfaat bagi banyak orang ya Ci.
Keep writing Suci. You’re one of the best.
Nulis buku antologi tuh emang seru banget, dan buku yang satu ini menarik dan banyak informasi tentang kuliner nusantara yang bisa didapat ya, bermanfaat banget buat menambah wawasan. Buku memang jendela dunia ya, tetap berkarya ya penulis penulis hebat ^^
Hihihihi lucu juga ya, minta dibayar untuk buku antologi
Tapi emang banyak lho yang seperti itu, bikin blog cuma buat cari uang
Tanpa berpikir: Pantaskah saya?
Tentang food photography, ini memang butuh skill khusus
Belajar pencahayaan, setting latar hingga membuat foto yang mengundang selera
Nah itu dia Mbak. Saya sampai berulang kali ngecek copywriting saya. Jangan2 ada yang salah dengan informasi yang sudah saya sebarkan hahahaha. Tapi jadi belajar lebih teliti lagi dalam memilih kata/kalimat kedepannya.
Yup bener banget. Food photography tidak sesimpel yang orang pikirkan. Selain taste of art serta skill, gear yang digunakan pun ada requirement khususnya. Jadi memang satu paket komplit yang harus terpenuhi dengan baik.
Barakallahu fiikum kelahiran karya antologi kulinernya kak Annie dan kawan-kawan penulis.
Semoga karyanya semakin mewarnai literasi Indonesia.
Keindahan kata membalut kelezatan kuliner Indonesia yang kaya akan rasa dan bumbu.
Cerdas banget penulis dalam buku “Jelajah Kuliner Nusantara”.
Alhamdulillah. Semoga buku ini akan membawa manfaat bagi semua pembacanya.
Aamiin~
Semoga buku antologi Jelajah Kuliner Nusantara menjadi semangat untuk pembaca agar bisa menikmati kuliner Indonesia dengan cara yang elegan dan indah. Hihih.. kagum banget sama penulis, terutama kak Annie yang jago menggambarkan makna sebuah rasa dalam sepiring kuliner makanan khas Indonesia.
Gak hanya sekedar, enak, bintang 5.
Tapi ada detailing cantik yang menggambarkannya. Sehingga pembaca turut menikmati hidangan yang disajikan dalam bentuk kata-kata yang indah.
Buku yang layak dimiliki nih, mengulas berbagai kuliner (yang bahkan beberapa baru saya ketahui dari membaca tulisan ini), apalagi dilengkapi gambarnya dan informasi tentang kuliner itu. Selama ini kalau baca buku kuliner kan kebanyakan isinya resep, kalau ini lebih banyak lagi informasi yang bisa diperoleh pembaca
Iya Mbak Nanik. Sudah banyak beredar buku tentang kuliner yang condong menuliskan tentang resepnya. Tapi di JELAJAH KULINER NUSANTARA fokus ingin berbagi kisah si penulis dan makanan yang dibahas. Ada sejarah hidup yang dikulik, yang berhubungan dengan kuliner yang dibicarakan.
Buku yang ga cuma sekadar ulasan tentang kuliner Nusantara tapi ada kenangan yang meryertai pun sejarahnya. Belum lagi ada visualisasi yang membuat pembaca tah yang dimaksudkan yang mana. Keren, nama-nama penulisnya pun hampir semua sudah familiar memang mumpuni. Sukses untuk bukunya buat Mba Annie dan teman-teman penulis buku ini!
Yup. Betul sekali Mbak Dian. Sebuah buku kuliner yang kaya diksi, pengalaman dibalik cerita dan entertainment untuk indera pengelihatan. Semoga kehadirannya bisa meramaikan dunia literasi di Indonesia dan membawa banyak manfaat bagi para pembacanya.
Alhamdulilah akhirnya ya mba terbit juga buku antopologi apalagi bersama penulis2 keren lengkap lagi jelajah kuliner nusantara ini aneka panganan, semoga aja menjadi semua petunjuk yg akan explore nantinya
Alhamdulillah. Semoga buku ini membawa manfaat bagi semua pembacanya.
Benar sekali nih, Mbak. Kehadiran buku ini, bisa sekali jadi rekomended saat kita ingin wisata kuliner ke suatu tempat. Menunjukkan juga betapa keragaman kuliner nusantara.
Menjadi PJ buku antologi itu membawa cerita sendiri juga, Mbak. Dan Mbak Annie keren sekali, bisa menyatukan berbagai cerita dari berbagai penulis dengan benang merahnya kuliner nusantara yang beragam dan selalu ada cerita dibaliknya.
Bener banget Mas Bambang. Banyak serunya, sabarnya dan dinamika kerjanya. Up and down tapi tetap menyenangkan. Terimakasih untuk complimentnya Mas.
Barakallah Mba atas kelahiran karya bertema kuliner yang menyajikan cerita ‘kedekatan’ dengan menu-menu kuliner begini. Tema unik dan aku yakin isinya pun akan memberi banyak pengetahuan baru bagi para pembacanya. Mba Annie keren, produktif berkarya. MasyaAlllah.
Alhamdulillah. Semoga buku antologi ini memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya.
Tulisan yang menarik dari sebuah buku tuh kalau ada sentuhan personal dengan penulisnya. Apalagi berkaitan dengan makanan. Ikatan emosi bakalan kuat dan menarik banget buat ditulis dan dinikmati pembaca buku ini pasti.
Betul banget Mbak Lasmi. Sentuhan personal itu membuat sebuah cerita menjadi sebuah karya yang memorable.
Selamat sudah launching buku antologi. Dibalik makanan yang enak ada cerita tersendiri
hallo kak Annie,
Aku berulangkali ingin ikutan buat buku antalogi tetapi waktunya seringkali terbentur. Menjadi aneh aku dengar ketika seseorang minta bayaran. Ini’kan buku bersama ya. Tampilannya ekslusif ya. Dan pencinta kuliner nusantara wajib untuk baca ini. Btw berapa lama pengerjaannya kak?
Semoga suatu saat ada waktu lowong untuk ikutan antologi ya Kak. Pondok Antologi Penulis Indonesia (PAPI) secara rutin menerbitkan buku antologi dengan tema yang berbeda-beda. Bisa hubungi saya jika ingin bergabung.
Bersama sahabat yang satu frekuensi membahas sesuatu yang di gemari seperti kuliner tentunya bikin semangat menulis ya mbak apalagi sampai jadi sebuah buku wow banget deh
Betul banget. Berkarya dalam hal yang positif dan bermanfaat.
Saluutttt banget dengan teman-teman blogger yang selalu tak lelah berkarya dalam lingkup yang lebih luas. Saya dong masih di sini-sini aja mulu, nulis di blog mulu. Pengen sebenarnya bisa nulis buku lagi, tapi waktu belum memungkinkan.
Btw kok saya jadi penasaran dengan isi bukunya, intip judul-judulnya menarik semua :)
Semoga suatu saat bisa punya waktu lowong untuk bergabung dan menulis antologi ya Mbak Rey. Seneng loh bisa bergabung dengan teman-teman blogger dan penulis lainnya lalu menghasilkan satu karya literasi yang bermanfaat.
Menjadi PJ adalah tanggung jawab yang besar, apalagi bisa menyatukan para penulis dalam 1 buku, keren ka Annie Nugraha, luar biasa
Benar sekali Bu Sum. Banyak pengalaman yang saya dapatkan. Alhamdulillah semua jadi manfaat.
Waaa…buku wajib punya nih
Dan perut harus kenyang sebelum membaca, karena bakal ngeces di setiap lembarnya
kuliner Nusantara gitu lho, enakkkkk semua
kalau baca judul-judul tulisan para penulis, yang kebayang sama saya adalah betapa nikmatnya nih sajian nusantara.
bisa laper juga jadinya, hehe.
Indah dan beragamnya ya Bu kuliner Nusantara kita ini.
Nusantara sejatinya memang kaya akan kuliner. Dari satu daerah aja, ragam panganannya bisa banyak banget pilihannya.
Pondok Antologi Indonesia semakin produktif nih. Pingin banget gabung…. Next kalau temanya pas, insyaAllah ikutan nih. Jelajah Kuliner Nusantara bisa jadi referensi saat pelesir keliling Nusantara lho… Apalagi disertai gambar yang berkualitas. Sukses terus ya Pondok Antologi… Sukses juga buat Annie…
Yuk Mas. Kapan sempat bergabunglah di salah satu antologinya PAPI. Saya sudah membayangkan tulisan apik dari Mas Taufiq yang sangat layak untuk dihadirkan di hadapan publik. Saya tunggu.
Buku ini kayak oase di mana orang-orang mulai lupa sama kuliner nusantara dengan kuliner kekinian.
Semoga lancar yaaa yuk Annie dan temen-temen lain dalam promosi bukunya.
Betul nian Ded. Nyatanya banyak kuliner khas nusantara yang masih sedikit orang yang tahu/kenal.
Semoga best seller nih kak,,, seneng banget bisa bermanfaat nanti buat orang banyak juga yang mau explore kuliner bukinya bisa jadi panduan .
Aamiin YRA. Semoga buku ini menjadi manfaat untuk siapapun yang memiliki dan membacanya.
Wah buku wajib dipunya nih buat pecinta kuliner, auto ngeces cuma dari baca judul-judul para penulis, bayangin betapa lezatnya kuliner Nusantara. Apalagi ada resepnya juga. Selamat Kak Annie , keren banget 👍
Kebayang pas baca pasti sambil ngiler… ngebayangin semua makanan nusantara yang dibahas, apalagi dengan penulisan apik para penulisnya. Kerenn!