AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung

Wisata air terjun selalu memberikan kesan tersendiri buat saya.  Bukan hanya karena sangat menyukai wisata bahari, tapi mendapatkan rangkaian pengalaman di tengah perjalanan menuju tempat yang dimaksud menjadikan kunjungan ke sebuah air terjun menggoreskan rangkaian kenangan tersendiri buat saya.  Apalagi jika sebelum berangkat, mendapatkan briefing yang begitu menantang dari orang lain yang sudah pernah ke sana.  Wah, rasa penasaran pun makin membuncah di kepala.

Kali ini, atas undangan Dispar Way Kanan, Lampung dan dikawal oleh K@wan (Komunitas Wisata Way Kanan), di akhir April 2017, saya berkesempatan mengunjungi salah satu obyek andalan pariwisata mereka yaitu Air Terjun Putri Malu yang berada di Desa JUKUH BATU, Kecamatan BANJIT, Kabupaten WAY KANAN, Provinsi LAMPUNG.

AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung

Menuju Desa Jukuh Batu

Setelah sempat 2 malam menginap di Gedung Batin, pagi itu backpack kami pun kembali penuh sesak dengan peralatan lenong khas perempuan.  Bukan karena diusir atau tereleminasi kalah voting via SMS, tapi nyatanya kami (saya, Rien, Dian, dan Ika) akan diboyong ke rumah lain di pusat kota, milik salah seorang Fans kami.  Maap, bukan Fans tapi pengawal kami.  Eh salah.  Tepatnya salah seorang anggota K@wan, yang juga adalah salah seorang staff Dinas Perhubungan Way Kanan, Lampung  (((Ayu, I love you))).

Baca juga: Gedung Batin | Kampung Wisata Lestari | Way Kanan

Tapi sebelum kami berpindah tidur dari rumah kayu ratusan tahun ke rumah berdinding batu, dua petualangan asyik sudah menanti kami.  Pertama, berkunjung ke Desa Bali Sadhar, tempat berkumpulnya warga Way Kanan keturunan Bali (tulisannya akan saya buat terpisah). Kedua, menikmati perjuangan menjadi seorang Trail Biker untuk bertemu dengan air terjun cantik di Desa Jukuh Batu.

Jadi ketika kami berkendara dari Gedung Batin menuju Desa Jukuh Batu, saya kembali merefresh ingatan akan cerita-cerita mengenai air terjun Putri Malu dari Katerina yang sudah lebih dulu ke sana di tahun 2016 bersama rekan-rekan blogger lainnya.  Satu yang selalu terngiang-ngiang adalah naik motor trail hampir 1jam, melewati kebon kopi, hutan, dan medan jalanan yang menantang.  Ya iyalah, wong naik motor trail.  Kalo jalannya mulus, mending naik skateboard aja (((ngarang))).

Saya, terus terang, sempat gentar memikirkan harus naik motor tinggi menjulang yang cerewet dan rajin merepet itu (baca: berisik).  Naik kendaraan jenis ini kan setali tiga uang dengan naik mobil four-wheels-drive, off-road.  Dengan bobot sarat lemak dan usia jelita (cari sendiri kepanjangannya), kesimpulan terakhir setelah beberapa kali off-road adalah encok.  Dan sembuhnya si encok itu harus dengan jeritan selama 2jam karena diurut mbak-mbak langganan.

Gak usah menunggu lama membayangkan encok, latihan melalui jalanan kaya lubang pun, saya rasakan ketika menuju Desa Jukuh Batu.  Meliuk kesana kemari, mobil kami terpaksa menghindari kawah kecil khas jalanan di Lampung. Setidaknya perjuangan menuju TKP pertama menjadi try-out  ke fakta yang sebenarnya.  Persis seperti anak-anak yang mau Ujian Nasional, kan kudu try-out dulu tuh (((apa hubungannya ya?))).

Hampir 1 jam kedepan, kami pun tiba di rumah Pak Daruni, mantan Kepala Kampung Desa Jukuh Batu, titik dimana semua kontingen Putri Malu berkumpul.  Terlihat beberapa bikers dari klub motor trail Way Kanan Tribal Chapter lengkap dengan kostum khas biker  telah menunggu kami.  Beberapa ojek yang siap dengan motor bebek modifikasi dan roda yang dirantai.  Apa?? rantai??  Saya mendadak melonjak kaget.  Kalo sampai harus siap-siap dengan rantai, berarti medan tempuhnya berat banget nih.  Rantai yang dipasang di roda biasanya untuk menghindari motor terpeleset karena licinnya jalan dan tidak adanya titik cengkram roda terutama pada saat turun hujan atau jalanan becek.  Sekali lagi mental saya serasa diadu.

Tapi demi melihat si Putri Malu yang katanya cantik bak khayangan, apalah artinya mental tempe yang gak perlu itu.  Malu dong sama kelakuan.  Katanya jagoan.  Yok aahh mari kita kemon.

AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung
Bersiap menuju Putri Malu. Kontingen kami terdiri dari para blogger, team dari Dispar Way Kanan, Ibu Henny (anggota DPRD Way Kanan) dan adiknya

Menuju Putri Malu.  Adventure yang sesungguhnya

Memilih motor trail tinggi, roda yang bergerigi sempurna dan Mamas yang tinggi kekar, setidaknya secara outlook saya sudah aman.  Kenapa kudu tinggi? Ya iyalah.  Dengan postur motor setinggi itu, saya memperhitungkan bahwa dengan kaki jenjang, si pengendara tidak akan mengalami kesulitan ketika motor tidak stabil.  Paling enggak kakinya gak celamitan mencari titik pijakan saat motor oleng.  Teknik ini ternyata ampuh karena saya termasuk sebagian kecil dari manusia yang gak mengalami jatuh dari motor.  Kebayang, betapa repotnya orang-orang jika saya jatuh berdentum dari motor dengan tulang belulang dalam usia maghrib (((amit-amit aaahh))).

Cerita legenda dari mulut Katerina mengenai perjuangan menuju TKP langsung terbukti 5 menit setelah kami berangkat.  Belum juga 10 menit mengarungi bahtera rumah tangga, maaf, jalanan yang penuh nista ini, saya sudah sibuk ingin menitipkan nomor telepon suami dan alamat rumah kepada Budi, biker yang membonceng saya saat itu.  Budi pun mendadak ngakak terpingkal-pingkal dengan bahu bergetar-getar.

“Oi, yang bener bae Buk.  Baru jugo lewat rute naik turun, Ibuk la ketakutan.  Di depan gek jalanannya lebih saro dari yang ini”

Dan saya pun jadi tambah merana.  Niat meninggalkan surat wasiat bermaterai pun tetiba terlintas di depan mata.  Tapi dimana bisa menemukan kertas bersegel dan materai 6.000 di tempat seperti ini?

“Dem lah Buk.  Diem-diem bae di belakang.  Aku ni la ratusan kali bolak balik Putri Malu tuh.  La kenal baek samo jalanannyo.  Ibuk bedoa bae”.  Suara Budi dengan logat Semendo, suku dominan di Desa Dukuh Batu ini, membuat saya terkekeh-kekeh.

Etdaaahh.  Bener juga yak.  Kalaupun saya mundur teratur, apa kata dunia.  Terutama sama Katerina yang terlihat bagai anak SMP dan berbodi ringan.  Anak kecil itu aja berani, kok saya cemen  (((piiisss Katerina))).

Akhirnya dengan membaca Alfatiha berulang-ulang, acara boncengan pun berlanjut hingga mencapai Putri Malu.  Itupun setelah sempat hampir tergelincir karena turun dari motor yang tingginya, sumpah, nauzubillahminzalik.  Entah seberapa kuat cengkraman tangan saya ke lengan Budi sampe akhirnya saya sadar itu laki orang meringis kesakitan.  Sayapun kembali terkekeh-kekeh karena dendam dibonceng gonjang ganjing tanpa ampun.

Mau tau bagaimana medan jalur yang kami lewati untuk mencapai Putri Malu? Yok liat foto-foto dari Katerina berikut ini.  Saya?? Boro-boro mau motret.  Dua tangan kekar saya aja gak pernah lepas dari bahu Budi.  Yang kata Budi, seperti dihantam godam dari angkasa  (((maksud??)))

AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung
Turun dari motor karena terjalnya jalur yang akan dilewati motor, serta mulai rapuhnya kayu-kayu yang menjadi pijakan jembatan
AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung
Jembatan kayu yang mengharuskan kami turun dari motor

Yang pasti sebagian besar rute yang kami lewati adalah hutan-hutan kecil, beberapa sungai tanpa air yang deras, tanjakan maupun turunan dengan batu-batu koral, dan beberapa kali bertemu dengan jalan becek tanah liat yang tampak melambai-lambai berharap ada orang yang jatuh.  Bener-bener wisata yang pas untuk mereka yang mencintai dunia petualangan.

Dalam beberapa area jangkauan, mata juga dimanjakan dengan pemandangan kebun kopi dan teh yang membentang indah.  Walau diliputi kekhawatiran jatuh berkali-kali, kebun-kebun ini mendadak melahirkan ide-ide liar yang terus berputar di kepala.  Pemikiran yang tercatat baik di dalam otak saya, sampai saatnya punya waktu yang tepat untuk menyampaikannya kepada Wan Yazed, Sekretaris Dispar Way Kanan, dan Ibu Henny, putri daerah Banjit, tuan rumah kami saat itu.

Tiba di Putri Malu.  Air Terjun Indah yang Masih Perawan

Disambut dengan hujan rintik-rintik yang mulai berisik diantara goyangan daun dan pohon, saya pun turun dari motor dengan perjuangan melawan pinggang yang mulai tegang.  Beberapa menit saya berusaha mengatur nafas, meluruskan badan, tapi mata terpaku melihat sebuah keindahan alam di depan mata.  MasyaAllah.

Terkepung hutan dan lembah yang cukup dalam, bertemu Putri Malu, menjawab kerinduan saya akan wisata air terjun yang masih belum tercemar tangan-tangan nakal dan polesan disana-sini.  Terakhir ketika saya terlibat dalam perencanaan, diskusi estafet, dan pembangunan sebuah tempat wisata di Bali dan Pacitan beberapa tahun yang lalu, mendadak semua konsep yang pernah tergambar baik di atas kertas, muncul kembali dan berlari kencang di atas kepala.

Bahkan sebelum berjuang turun mencapai dasar air terjun pun, saya sampai tidak konsen melangkah hingga hampir ndelongsor jatuh di atas tanah liat dan batu-batu yang mulai licin terhantam rintik hujan, gegara ide yang tak terbendung.  Syukurnya banyak anak-anak muda dari Komunitas Wisata Way Kanan yang begitu aware atas keselamatan saya hari itu  (((I love you Ajie))).  Makasih untuk setiap gandengan dan pegangan yang kuat dan kokoh sehingga saya tidak sekalipun terjerembab.  Repot bener ya Jie ngurusin emak-emak.

AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung

Berjalan dalam keadaan pijakan berair itu memang harus diniatkan ya.  Melihat tanah benyek dan batu-batu besar dengan pinggiran lancip seperti pensil yang baru diserut, benar-benar, sekali lagi, menguji mental saya.  Jurang kecil diantara batu menuju pijakan berikutnya pun cukup tinggi untuk sekedar (hanya) diloncati.  Tangga bambu dengan pijakan yang jauh satu sama lain pun, disediakan untuk mengakomodir pengunjung yang ingin turun dan menikmati spot ini dari dekat.

Melihat terjalnya posisi tangga bambu, saya memutuskan untuk turun dengan cara mundur ketimbang memiringkan badan dengan tentu saja kebutuhan keseimbangan yang lebih mumpuni.

Tiba di bawah dan menyentuh air, arus deras pun menyambut kedatangan saya di sini.  Sebuah batang pohon besar tampak telentang menghubungkan kedua sisi lembah. Gemuruh air terjun dari ketinggian, sekitar 80an meter, menembus gendang telinga.  Cipratan airnya pun menyentuh muka dan sekujur tubuh.  Basah kuyup pun tak terhindarkan.  Hujan semakin deras tapi tidak melunturkan semangat kami untuk tetap berada di sini dan menikmati kebersamaan.

AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung

AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung
Dentuman air yang menghantam ke bawah memberikan sensasi sendiri
AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung
Keindahan alam yang terasa begitu sempurna

 

Menikmati beberapa menit sapuan mata ke segala penjuru diantara kedip mata dan kacamata yang harus dikeringkan berulang kali, satu kelebihan nyata yang dimiliki oleh Putri Malu adalah potongan-potongan batu yang tampak bertumpuk satu sama lain di bagian puncaknya.  Untuk air terjunnya sendiri sih tidak terlalu lebar.  Air jatuh langsung tanpa hambatan dan tidak terhalang oleh batu maupun tanaman di bagian belakarangnya.

Warna batu yang berlapis-lapis itu juga jadi salah satu kelebihan Putri Malu.  Tampak seperti granit yang dibungkus oleh tanaman atau mungkin rumput yang menempel dan tumbuh di sana sini.  Sayang jarak dan kemampuan pandangan mata terhalangi oleh air hujan.  Apalagi dengan ketinggian yang luar biasa, tanpa menggunakan teropong, keliatannya nyaris tidak mungkin mengamati lapisan atas yang tampak indah tak terhingga.  Mendadak terbayang drone.  Seandainya saat itu ada yang punya dan bawa.  Pasti keren nih memotret batu-batu dan rimbunnya tanaman di atas.

“Harusnya datang lebih pagi Buk.  Kalo la waktu dzuhur memang sering hujan di sini.  Jadi idak pacak nian jingok bagian pucuknya”  tiba-tiba seorang biker yang duduk di samping saya berteduh memecah lamunan.  Waahh musti paranormal nih orang.  Tauk aja apa sedang tak pikirin.  Saya membalas dengan anggukkan yang entah untuk apa  (((gak konsen)))

Selesai mengagumi postur tinggi menjulang si Putri Malu, mendadak saya mendengar bunyi gemuruh dalam jarak dekat.  Tadinya tak pikir ada batu besar menggelundung.  Tapi ternyata bunyi perut saya.  Beberapa biker  yang berada di dekat saya pun terkekeh-kekeh.  Ya ampun, dolby-stereo gendang perut saya keras bener yak.  Makjang, sudah jam 2 siang ternyata.  Dan naga-naga di lambung memang belum dikasih makan.

Melirik sekitar, saya melihat tim Wisata Way Kanan sibuk mengedarkan nasi terbungkus daun pisang, dan lauk ikan mas bumbu kuning yang dimasak/dibakar di dalam sebuah bambu.  Nasinya dikenal dengan nama Nasi Ibat.  Sementara lauk ikan yang meluncur dari dalam bambu itu disebut Gulai Dalam Buloh.  Tak menghiraukan bonus air hujan yang meramaikan nasi yang sudah ngumpul di piring plastik, kami makan dengan lahapnya.  Jarang-jarang loh bisa makan begini.

AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung
Nasi Ibat dan Gulai Dalam Buloh
AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung
Ikan yang sudah berbumbu dan dikeluarkan dari dalam bambu
AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung
Siap disantap. Lezat tak terkira

 

AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung
Saya dan Wan Yazed yang tampak khusyuk menikmati makan siang. Foto iseng dari Katerina

Selesai menyantap sepiring penuh nasi dengan gulai kepala ikan mas yang enaknya badai (apa sih yang gak enak untuk saya?), teman-teman mengulurkan kopi yang juga dibuat di dalam bambu.  Episode penutup yang menyempurnakan perut yang mendadak kekenyangan.

Ketiga kekayaan kuliner khas Banjit, yang diolah secara tradisional ini, benar-benar sudah meninggalkan satu catatan lagi yang wajib ditawarkan kepada para wisatawan yang berkunjung ke Putri Malu.  Paket petualangan bukan hanya muncul dari menaiki motor trail, tapi juga dari keunikan sajian kuliner yang tidak sama dengan daerah lain.  Inipun bisa banget dikombinasikan dengan jelajah kebun kopi dan kebun teh, serta kesempatan untuk melihat langsung pengelolaan kopi di desa ini.  Wisata petualangan dilengkapi dengan wisata edukasi, dan tentu saja wisata alam.

Meninggalkan Putri Malu

Menyadari hujan yang semakin deras dan debut air yang meninggi, kami memutuskan untuk menyudahi kunjungan siang itu.  Arus yang deras menimbulkan kesulitan tersendiri untuk menyebrangi sungai dari sisi dalam ke pinggir jurang kecil dimana tangga bambu berada.

AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung
Menyebrangi sungai dengan arus yang mulai deras. Berpegangan pada tali yang kokoh adalah salah satu bentuk kepedulian akan keselamatan. Dari titik ini juga terlihat tangga bambu yang bersender pada dinding batu yang tinggi. Foto dari Katerina
AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung
Melihat foto ini saya jadi tersadar bahwa tangga bambu ini ternyata tinggi sekali. Tampak Ajie yang terus berada di samping saya

Tim segera memasang tali untuk kami berpegangan satu sama lain dan tidak terseret arus.  Bersambung ke tangga bambu.  Hingga satu demi satu kami mencapai pijakan teratas dimana semua kendaraan roda dua siap terparkir, menghadap ke jalan pulang.  Saya sempat tidak mengenali Budi karena kacamata saya penuh dengan air hujan.  Tapi nyatanya Budi tidak sedikitpun melupakan saya (((taela))).

Melewati jalur yang sama ketika datang, saya sempat, lagi-lagi, mengutarakan kekhawatiran akan pijakan yang licin.  Jawaban Budi yang menjelaskan bahwa roda motor yang dia bawa sudah dicengkram rantai pun, ternyata tidak mengurangi rasa gentar yang mendadak muncul kembali.  Kekhawatiran itu justru berkurang ketika hujan berhenti.  Senyum manispun berkembang di ujung bibir sampe akhirnya tiba kembali di rumah Pak Daruni.

Perjalanan panjang hari itu ditutup dengan geliat diskusi antara kami (para undangan) dengan Komunitas Wisata Way Kanan dan Ibu Heny.  Beberapa ide yang tadi sempat terbungkus rapi di dalam otak, saya utarakan dalam pembicaraan penuh keterbukaan.  Dari percakapan ini, saya menandai bahwa rencana-rencana pengembangan wisata Putri Malu sudah bergerak satu persatu.

Melibatkan seluruh komponen yang ada pun tampak menyempurnakan rencana yang sudah disusun.  Komponen ini bukan hanya Dinas Pariwisata Way Kanan, Komunitas Wisata Way Kanan, dan masyarakat setempat, tapi juga kelestarian alam, konsep real dengan kesadaran tinggi akan ukuran kemampuan domestik, serta pertimbangan keselamatan untuk setiap pengunjung yang datang.  Janji untuk mengadakan studi banding, berkunjung ke tempat dengan karakter alam yang sama terangkat dalam pembicaraan kami.

Saya pun meninggalkan Desa Jukuh Batu dengan serbuan harapan yang besar akan destinasi wisata yang satu ini.  Saya punya janji dan itu harus ditepati.  Bismillah ….

AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung

AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung

Untuk para pembaca yang ingin merasakan serunya berpetualang ke air terjun Putri Malu, silahkan menghubungi Komunitas Wisata Way Kanan dengan alamat dan no penghubung berikut ini: Jl. Jend. Sudirman | Km. 1 Blambangan Umpu No. 126 | Blambangan Umpu | Way Kanan | Lampung 34764 | PIC: Deva Ratnasari | T. +62-821-8208-4068

AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung

#AirTerjunPutriMalu #WayKananLampung #WisataWayKanan #WisataLampung #KomunitasWisataWayKanan #VisitWayKanan #VisitLampung

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

31 thoughts on “AIR TERJUN PUTRI MALU. Petualangan Penuh Tantangan di Banjit, Way Kanan, Lampung”

  1. Seru banget Mbak Annie.. serasa bertualang ya Mbak.. Enak banget Mbak Annie bisa jalan2 terus.. aku baru sekali-kalinya ke air terjun di Bogor itu juga Mbakm heheh memanh seru ya Mbak. Melihat air yang jernih, mendengar suara air, rasanya nyaman sekali.

    Reply
    • Ini benar-benar petualangan seru Laela. Saya sendiri gak menyangka akan mengalami sebuah adventure untuk mencapai air terjun yang cantik luar biasa.

    • Hahahahaha. Saya juga gak nyangka loh kalau jalurnya cukup extreme begitu. Dari sekian banyak yang naik motor, hanya sedikit yang gak jatuh. Salah satunya saya. Tapi seru banget pengalamannya

  2. Wah makasih nih kak Annie sudah memperkenalkan destinasi wisata di Way Kanan Lampung. Keren pengalamannya. Air terjun banjit ini memang cenderung terkenal di Lampung, dan beberapa kali pernah kesitu dalam rangka pengenalan ekosistem wilayah waktu duduk di bangku kuliah bareng temen2. Lampung emang menyimpan banyak obyek wisata menarik, misalnya Pulau Pahawang, Pantai di Pulau Pisang, Pantai Tanjung Setia, Danau Ranau, dll.

    Reply
    • Saya beberapa kali diundang ke Way Kanan Mas Wahid. Dan sempat menginap di GEDUNG BATIN. Alhamdulillah selalu ada kesan istimewa setiap menginjakkan kaki di Lampung. Termasuk ke KRUI dan PULAU PISANG. Dan juga Lampung Timur waktu itu. Nanti saya share ya tulisannya

  3. wah, Lampungggg

    saya maju mundur ingin ke Lampung waktu adik saya kerja di sana

    sekarang malah adik saya kembali ke Jakarta

    Mbak Annie beruntung bisa jalan ke destinasi yang masih asri dan nyicipin kulinernya yang lezat

    Reply
    • Wisata Air Terjun Putri Malu, hingga saat ini dipertahankan keunikannya. Adventure experience yang mengesankan menurut saya.

  4. Masya Allah indahnya air terjun tersebut, Indonesia merupakan anugrah karena diciptakan ragam kekayaan alam maupun lainnya. Saya ingin berkunjung suatu saat semoga, melalui tulisan ini sementara hanya bisa melihat bagusnya destinasi tersebut.

    Reply
  5. Perjalanan ke air terjun memang selalu menantang banget ya Mbak, medannya itu lho, eh tapi ini untuk sampai ke air terjun Putri Malu ini kudu naik motor trail ya. Seumur2 saya belum pernah naik motor jenis jadi pastinya seru sekali ya, tapi mungkin reaksi saya juga bakal seperti Mbak kali ya soalnya saya orangnya juga panikan, haha. Ngakak di bagian -terbersit buat nulis wasiat-, saking ekstremenya ya Mbak tapi pastinya hepi banget ya setelah berhasil melewati medan yang berat itu dan menemukan pesonanya Air Terjun Putri Malu :)

    Reply
    • Serunya gak tanggung-tanggung pokoknya. Meski sempat kaget karena harus naik motrol trail, sementara saya tidak ada persiapan apapun. Ternyata perjuangannya terbalas begitu sampai di air terjun. Senenglah pokoknya

    • Bukan wisata dengan anak-anak ini sih Mbak. Untuk sampai ke air terjunnya aja harus menuruni tangga kayu buatan yang belum permanen. Menuju kesana juga kan harus naik motor trail. Susah mangku anaknya

  6. Duh Lampung, saya paling jauh baru main ke Liwa Mba Annie, itu pun ikutan patroli badak sama RPU. Wkwkwk. Menarik sekali ya Desa Jukuh Batu ini. Banyak potensi wisata bisa dikembangkan. Air Terjun Putri Malunya masih perawan lagi. Bisa jadi destinasi favorit nih kalo aksesnya sudah bagus. Keren banget Mba Annie, powernya masih on fire dengan track yang cukup menantang.

    Reply
    • Hahahaha gak nyangka bahwa perjuangannya akan seberat itu. Pulang dari tempat ini langsung urut hahahaha. Kalau diinget-inget sih suka kaget juga.

  7. Hahahaha petualangan spektakuler nian ke air terjun satu ini. Bukan saja karena pesona air terjunnya, tapi perjalanannya yang sukses bikin punggung dan pant*t kayak kena banting berkali-kali hahaha.
    Yang seru pulo pas makan itu, turun gerimis haha. Air gulai campur cipratan air terjun, campur air ujan. Tapi lemak niaaan. Kalu dak baca lagi di sini, aku sudah lupa nama nasi dalam daun itu yuk. Nasi ibat ya.

    Di postingan penuh kesan ini, teringat pula pada almarhumah Ika. Ya Allah, semoga Ika sudah tenang di sisiMU. Ampuni dosanya, terimalah amal ibadahnya. Aamiin.

    Reply
    • Jarang-jarang kan makan nasi dan lauk pauk pake bonus air hujan dan air terjun hahahaha. Tapi makannyo tetap rakus hahahaha.

      Iyo Rien. Banyak pengalaman jalan-jalan dengan almarhumah ye. Khususnya pas ke Lampung. Ika malah sempat nemeni aku di Bali waktu itu.

  8. AKu nih belum pernah main ke Lampung. Serunya bukan main nih mbak Annie dan teman2 ewsata air terjun Putri Malu di Way Kanan :) Masih natural begini seperti belum ramah terjamah ya. Makan bersama dekat air terjun, seporsi ga akan cukup. Sambil menikmati tetsan air pantulan dari jauh, makin kuat melangkah menikmati perjalanan di tempat ini. Semoga suatu hari nanti aku bisa mampir yaaaaa :D

    Reply
    • Banyak destinasi wisata yang apik ke Lampung. Dengan anak-anak yang sudah besar, bisa nih naik motor trail menjelajah kebun kopi dan hutan ke air terjun Putri Malu.

  9. Seru banget mba sepertinya menantang banget untuk ditaklukkan. Pergi rombangan kayaknya jauh lebih aman ya. Semoga suatu saat diberi kesempatan untuk mengunjungi air terjun Putri Malu.

    Reply
  10. Ini jadi pengalaman yang menakjubkan Bu Annie. Jembatan kayu nya itu, bikin deg-degan sih memang kalau harus dipaksain boncengan motor.

    Sensasi menuju ke sana sampai tiba ditujuan memang pantas buat diabadikan, dan berkesan ya. Memungkinkan saat ini udah banyak perubahan kali ya Bu.

    Reply
  11. Seru yaaa mba perjalanannya penuh perjuangan menuju lokasi air terjunnya, tapi terbayar banget pas liat air terjun yang sejuk dan bikin refresh tubuh dan pikiran kita yaa

    Reply
  12. Air liur saya mendadak muncul begitu liat nasi dan lauk yang dikeluarkan dari bambu, kebayang lezat di saat perut lapar dan kaki yang lelah menyusuri jalan menuju air terjun Putri Malu. Muantap deh

    Reply
  13. Mbaaak … Seru banget ini petualangan ke air terjun Putri Malu. Jalanan menuju air terjun memang kerap penuh tantangan sih, tapi biasanya terbayar mahal saat sudah sampai di depan air terjunnya. Kalau aku di posisi, Mbak Annie, kayaknya bakal dag dig dug jeder juga sama medan terjalnya, hahaha … Kudu banget nih masukkan Lampung ke daftar wisata impian. Aku juga pengen mengalami petualangan yang sama, hihihi …

    Reply
    • Seru, menantang tapi juga bikin jiper jantung pokoknya. But I was very happy. Jarang-jarang bisa menikmati pengalaman istimewa seperti ini.

  14. Wah seru banget Bu Annie saya senang wisata alam seperti ini tapi engga dengan rute perjalannya yang bakal bikin tulang belulang saya rontok wkwkwk ..keren nih Bu Annie masih kuat jelajah alam seperti ini

    Reply
  15. Wah, indah pemandangan air terjunnya. Duh, aku kangen banget deh bisa jalan-jalan ke alam kayak begini. Udah lama banget aku gak begini. Terakhir kayaknya 2018. Sejak pandemi belom pernah lagi. Adem, relaksingnya sangat bikin kangen. Apalagi bareng temen-temen, ya. Dobel-dobel keseruannya. Capek pun gak kerasa.

    Reply

Leave a Comment