Ingin bersantap enak sambil dikelilingi ratusan bunga-bunga yang indah? Di Jakarta mungkin banyak tempat seperti ini. Tapi di Bandar Lampung? The MAGNOLIA Floral Cafe adalah surganya.
Di akhir Maret 2017, kembali dari berkelana di Pulau Pisang dan Krui di Pesisir Barat, kami diundang ke sebuah cafe yang terletak di dalam pusat kota Bandar Lampung. Ketika pertama kali mendengar namanya, dengan embel-embel floral cafe, imajinasi saya langsung melayang ke sebuah tempat dengan kebun yang lapang dan penuh dengan bunga. Kebayang rumah makan dengan sebagian besar ruang terbuka dan furniture shabby chic berlukiskan bunga yang sedang up-to-date.
Not to mention soal menu nya ya. 3 hari mengisi perut dengan makanan ala rumahan selama menjelajah Pesisir Barat, mendengar kata cafe, otomatis radar pengecap pun mendadak seperti minta dimanjakan. Apalagi sepagian itu, berkendara mulai pkl. 04:00 wib dari arah Krui, mengalahkan jadwal praktek maling ayam, perut kami belum sempat terisi apapun.
Jarak tempuh 5jam menuju Ibukota Provinsi Lampung di saat yang serba nanggung plus tidak adanya warung yang buka sepanjang perjalanan, mendorong kami ingin segera sampai di Bandar Lampung. Dan bener aja, we finally passed the breakfast (((lemes)))

Jadi ketika sempat berkeliling mencari alamat karena nyasar (((seperti kata Ayu Ting Ting))), hingga akhirnya menemukan ruko 2 unit bertuliskan The Magnolia Floral Cafe yang besar mentereng dan lampu-lampu gantung di sepanjang halaman depan, hati mendadak bersukaria (((lebay))). Ooohhh waaaiitt. Ternyata imajinasi saya soal “penampakan luar” resto jauh dari apa yang saya bayangkan.
Membayar rasa penasaran yang membuncah ini, saya melangkah cepat dan masuk ke dalam resto tanpa malu-malu. Halah, biasanya juga suka malu-maluin. Baru selangkah masuk, pemandangan menyegarkanpun menghiasi mata. Bunga-bunga cantik artificial bertebaran di sana-sini. Warna-warna indah terlihat mewah berkolaborasi antara furniture, dekorasi, dan tentu saja aneka tanaman buatan yang menghiasi hampir separuh luas area cafe. Padu padan antara warna terang berani dan warna lembutpun terlihat sangat elok menyatu. Tanpa membuang-buang waktu berdiri seperti disetrap kekaguman, saya pun tak melewatkan seincipun tata ruang cantik di depan mata terekam dengan baik lewat lensa kamera.
Di salah satu dinding, saya melihat sebuah lukisan besar yang bertuliskan Magnolia dengan untaian bunga dan daun yang begitu eye-catchy. Sofa panjang yang dilengkapi dengan bantal kursi kombinasi 4-5 warna pun tampak di 2 sisi yang berbeda. Kursi-kursi dicat dalam warna-warna yang berbeda, yang menurut saya justru membuat interior dalam ruang semakin photogenic.
Salah satu sudut favorit saya adalah lemari berlaci banyak, berwarna mencolok, dan dihias sedemikian rupa oleh pemiliknya dengan ornamen-ornamen kertas dan tentu saja bunga-bunga yang tampak saling berebutan menonjolkan keistimewaannya. Di salah satu sudut tersembunyi saya liat beberapa pita dalam berbagai warna dan kotak-kotak cantik dengan lipatan yang rapih dan apik. Aaahh ternyata selain berfungsi sebagai resto, Magnolia juga berfungsi sebagai florist.
Sering dijadikan tempat berkumpulnya emak-emak arisan, cafe yang berdiri sejak April 2016, menghidangkan berbagai masakan dan minuman dengan tampilan yang menggugah selera. Puas menjelajah venue yang cukup luas ini, kami pun dibuat meleleh dengan hadirnya beberapa menu andalan yang jadi favorit para pengunjung. Berikut adalah beberapa penggoda iman yang jadi favorit saya.




Not to forget to mention. Lidah saya akhirnya tidak berhenti mengunyah Chicken Wing dengan lapisan terigu yang dibuat krenyes-krenyes dan ditemani oleh sepiring kecil mayonaise. Ampun dah. Juarak banget deh rasanya. Daging ayam yang renyah itu tak gigit sampe ludes dan licin (((lapar apa rakus Bu?))). Menu super lezat yang satu ini dapat kita nikmati seharga 35K/porsi, isi 5pcs potongan sayap. Kalau urat malu sudah putus, dihidangkan 3 piring juga bakal habis nih (((ngekek))).
Nah, kalau untuk minumannya, dengan harga 28K – 38K/gelas, bakal puas banget karena disajikan dalam gelang yang tinggi besar. Ada 1 yang membuat saya takjub adalah segelas tinggi cream chocolate yang tampak menantang dengan ice cream, wafer, susu, oreo, dan ice cream cone, yang kesemuanya adalah anggota gerombolan coklat. Saya yang kurang menyukai makanan manis (((karena sudah manis))) mendadak ngilu ngeliatnya.
Oia, untuk teman-teman ahli hisab, jangan kuatir ya. Walaupun ruang dalam nyata-nyata sangat terjaga dari polusi asap, pemilik Magnolia juga mengakomodir tamu-tamu yang ingin menikmati waktu bersama dengan para hisaber lainnya. Ada ruang terbuka yang cukup luas di bagian belakang cafe yang free-flow dengan asap rokok.

Siang itu kunjungan kami berakhir dengan satu demi satu kembali ke daerah masing-masing. Dian yang terbang lebih dahulu ke Batam. Saya, Rien dan suami, menuju ke Jakarta. Sementara Yayan dan Deddy harus menunggu agak lama untuk naik kereta kembali ke Palembang. Tapi walaupun harus berpisah di Magnolia, sambutan dan keramahan Cie Fenny dan suami (pemilik Magnolia), meninggalkan kesan akrab yang luar biasa bagi kami, setidaknya bagi saya yang asyik berdikusi mengenai art dan craft dengan Cie Fenny. Duuhh seandainya rumah kami berdekatan (baca: saya tinggal di Lampung), musti sudah bolak balik mengadakan workshop handicraft sambil ngopi-ngopi cantik di sini.
Untuk teman-teman yang berada di Bandar Lampung dan sekitarnya, atau yang sedang berlibur dan berkunjung ke Lampung, yok silahkan mampir ke The Magnolia Floral Cafe yang berada di Jl. Jend. Sudirman No. 108, RW Laut, Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung. Atau add IG mereka @themagnolia.floralcafe supaya tetap update akan info-info terbaru dari mereka.