Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung

Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
di salah satu dinding dengan dekorasi yang unik

Perjalanan ke Bandung selalu menjadi jadwal kegiatan yang menyenangkan buat saya. Paris Van Java ini sudah menjadi salah satu kota favorit bagi saya dan keluarga untuk berlibur dalam waktu singkat, short getaway atau weekend holiday lah mungkin istilahnya. Selain jaraknya tidak begitu jauh dari sebuah kabupaten kecil dimana saya tinggal, Bandung juga adalah tempat dimana sebagian besar keluarga suami tinggal dan anak sulung saya bersekolah.

Keindahan Bandung pun selalu melekat dihati karena memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah Resto Padamu Negeri yang ada di Dago Atas.

Resto tematik, unik dan sarat sentuhan kreatif yang lebih dulu saya ketahui lewat Instagram (IG). Thanks to social media and technology. Karena lewat kedua fasilitas digital inilah, keinginan kuat untuk beranjangsana ke resto Padamu Negeri ini semakin membuncah. Terutama untuk saya yang memang hobi menjelajah resto-resto dengan kualifikasi tersebut di atas dan menuliskannya. Dengan harapan agar setidaknya tulisan tentang tempat-tempat nongkrong nan apik tersebut bisa menjadi referensi saat orang-orang ingin berlibur atau berkunjung ke Bandung.

Baca juga : Wonderful Indonesia di Ujung Timur Pulau Garam

Bertemu Dengan Resto Padamu Negeri

Perjalanan ke Bandung kala itu lancar tanpa hambatan yang berarti. Jalan tol Cikampek dan Cipularang tidak padat seperti biasanya. Kenyamanan berkendara sangat terasa, selain tentu saja bisa menghemat waktu dan tenaga. Waktu tempuh yang biasanya bisa 2-3 jam dengan beberapa titik kemacetan bisa terpangkas hingga hanya 1.5 jam saja. Satu complimentary bepergian yang jarang sekali terjadi .

Keluar tol Pasteur, menembus jalan lurus di dalam kota, saya langsung mengambil jalan menuju Dago. Salah satu area yang sangat populer di Bandung karena sarat dengan titik-titik wisata favorit, khususnya kuliner dan belanja. Tujuan kami kali ini adalah Dago Atas. Jalur jalan yang terus menanjak, padat kesibukan, berbagai jenis fasilitas umum di kedua sisi jalan dan tentu saja menghadirkan udara yang adem, segar untuk dinikmati.

Di tengah perjalanan rintik hujanpun menemani. Bahkan semakin deras saat saya memarkirkan mobil tepat disisi bangunan tinggi yang dikerubungi oleh signage resto Padamu Negeri, Cartel (Creative Restart) Hotel, Damn I Love Indonesia store dan Filosofi Kopi. 4 jenama yang memang berada di bawah naungan 1 bendera kepemilikan.

Saya melangkah setengah berlari dan langsung memencet lift yang ada di sisi luar bangunan. Dari dalam lift ini pulalah tertera informasi bahwa resto Padamu Negeri ada di roof top, lantai tertinggi dari bangunan ini.

Keluar dari lift, dengan berbelok kanan sedikit kita akan langsung disambut dengan sebuah patung lelaki putih tinggi (BoyCott) dan dinding semen yang bertuliskan Padamu Negeri disisi kiri. Di dinding ini terukir berbagai tulisan yang sarat makna serta falsafah dengan efek emboss yang estetik. Hadirnya bendera merah putih kecil memberikan kesan kuat bagaimana dan betapa rasa nasionalisme itu ingin dihadirkan di resto Padamu Negeri.

Sebelum melangkah ke dining area dan karena ingin buang air kecil, saya pun berbelok ke kiri terlebih dahulu. Tak menyangka dengan keputusan ini, saya bisa bertemu satu dinding yang juga tak kalah bermakna. Dinding yang mengurai tajuk “Apa yang hendak kamu berikan untuk negerimu Indonesia?”. Kalimat menohok pastinya dan berhasil membuat saya berpikir sejenak.

Mengakomodir apa yang kita pikirkan dan hendak kita tuliskan, resto Padamu Negeri menyediakan kertas karton warna-warni dengan benang hitam yang dapat kita gantung pada selang berwarna yang dibuat sedikit bergelombang. Saya menyusur setiap tulisan. Mencoba membaca satu persatu. Lamat. Pelan-pelan.

Dari semua yang sempat saya baca, sebagian besar adalah rangkaian doa untuk kebaikan tanah air. Kesejahteraan dan kebahagiaan rakyat Indonesia. Sama seperti yang saya rasakan. Apalagi disaat saya berada di resto Padamu Negeri, kita baru saja pelan-pelan bangkit dari efek pandemi. Kondisi yang tidak mudah memang. Karena nyatanya selama pandemi, virus Covid-19 bergolak, semua mendadak berubah. Dan itu terlalu sedih untuk diceritakan.

Di samping dinding ini, resto Padamu Negeri memasang banyak lampu-lampu neon berwarna-warni yang menggambarkan karakter tertentu dan berbagai tulisan yang apresiatif. Karya seni lighting yang tentunya sangat apik saat dinikmati di malam hari.

Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
dinding semen dengan tulisan-tulisan yang inspiratif di bagian depan resto padamu negeri
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
apa yang hendak kamu berikan untuk negerimu indonesia?

Rancang Ruang Resto Padamu Negeri

Saat melangkah masuk ke resto estetik yang berada di rooftop ini, rintik hujan masih terasa. Saya diarahkan untuk mengambil tempat duduk yang terlihat kering sementara beberapa petugas tampak sigap segera merapihkan semua furniture di sisi terluar rooftop dan lantai resto yang sempat basah kuyup.

Selesai menilik buku menu dan menentukan pesanan, saya bersegera bergerak dan menulusur setiap sudut resto Padamu Negeri. Di bagian dalam ada sebuah dapur terbuka dengan pembatas yang lumayan tinggi. Dibatasi oleh rangkaian kaca, area di dekat dapur ini sepertinya dipersiapkan untuk para tetamu yang tetap ingin berada di ruangan yang berpendingin udara.

Disini juga terdapat dinding semen tanpa plester yang berisikan banyak pernak-pernik daerah yang unik. Seperti wayang, blangkon, lampu petromax, topi, keris, dan lain-lain. Semuanya tersusun rapi serta estetik. Satu spot foto yang wajib kita rekam dalam lensa kamera. Hanya saja sayangnya di dekat dinding ini ditaruh sederetan meja dan kursi makan. Jadi kalau disitu ada tamu yang sedang menikmati hidangan, kesempatan berfoto tentunya jadi tidak nyaman.

Dinding semen non-plester juga ada di sisi luar. Jika yang didalam padat dengan hiasan peta Indonesia. Terbuat dari dot warna-warni, peta ini dilengkapi dengan tulisan “Each individual is like a single color but together we are one. We are Indonesia”. Jika kita mencoba memaknai, tulisan ini tentunya mewakili konsep Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda tapi tetap satu jua. Satu filosofi yang tentunya menjadi kesatuan dari slogan resto Padamu Negeri. Di hadapan dinding ini tersedia meja kayu panjang dengan banyak tempat duduk berwarna abu-abu yang seolah menyatu dengan dinding semen.

Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
each individual is like a single color, but together we are one. we are indonesia

Waktu-waktu menunggu hidangan datang, saya menebar pandangan, melihat banyaknya tempat duduk yang tersedia untuk pengunjung dan langit yang masih terlihat mendung. Selain sofa seater di teras beratap transparan tempat kami duduk, resto Padamu Negeri menyediakan banyak sofa dengan sendaran bambu di banyak titik. Baik untuk beramai-ramai maupun hanya untuk 2 tamu di sisi terluar rooftop. Tampaknya resto Padamu Negeri memang mempersiapkan diri menerima tamu dalam quota dan kuantitas yang gak main-main.

Berdiri di pagar besi yang tidak begitu tinggi, saya bisa melihat pemandangan Dago atas dan banyak rumah penduduk yang berada di sekitar resto Padamu Negeri. Angin dingin menerpa wajah karena efek hujan barusan masih terasa. Saya merapatkan diri ke pagar besi hitam dan mencabar diri untuk melihat di bagian terbawah gedung. Rooftop ini tidak terlalu tinggi sebenarnya tapi cukup menggetarkan hati bagi mereka yang takut akan ketinggian.

Melihat minimnya pengunjung di saat itu, saya pun merasakan kebebasan yang sangat berarti untuk memotret di setiap sudut resto Padamu Negeri. Satu lagi keberuntungan yang saya dapatkan dari perjalanan ke Bandung kali ini.

Sesi Food Photography yang Istimewa

Keberuntungan ternyata lagi menghujani saya.

Saat melongok ke teras resto Padamu Negeri, saya bertemu Chef Oge yang sedang bersama seorang food photographer. Mereka sedang asik-asiknya memotret berbagai menu sarapan baru yang akan dihidangkan oleh Cartel Hotel. Saya langsung ijin celamitan agar bisa ikutan motret. Dan langsung bersorak riang gembira saat anggukan Chef Oge diberikan dengan tatapan yang penuh semangat.

Satu lagi keberuntungan yang tentunya tidak semua orang bisa rasakan. Saya pun bolak balik menelan ludah, ngiler maksimal melihat setiap piring yang sudah ter-plating dengan baik. Apalagi kemudian mendengar Chef Oge berjanji bahwa kedepannya saat resto Padamu Negeri mengadakan acara temu, beliau akan memberitahukan saya. Nikmat apalagi yang musti saya ragukan? Mendapatkan network baru tentunya sangat menyenangkan dan bernilai untuk seorang freelancer seperti saya.

Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
rangkaian menu baru yang dipersiapkan oleh chef oge untuk cartel hotel dan padamu negeri | double decker sandwich, nasi goreng kampung, mie goreng jawa, croissant beef & egg sandwich, american breakfast dan croissant sandwich

Pesanan Kami yang Lezat dan Kaya Rasa

Saya, suami dan si bungsu sepakat untuk memesan 3 menu yang berbeda. Selain untuk tujuan food photography, keragaman menu tentunya bisa memperluas pengalaman kuliner di reseto Padamu Negeri. Pilihan kami jatuh pada Soto Banjar Kalimantan, Nasi Bakar Cumi Hitam dan Sambal Matah Beef Garlic Toast. Dilengkapi dengan Jeruk Sultan, Hot Black Tea dan minuman Merah Putih.

Semua terhidang dengan visual yang cantik dan tentu saja rasa yang sarat dengan bumbu. Porsi terlihat tidak begitu banyak tapi ternyata kesemuanya bikin kenyang dan pas dengan kemampuan kami menghabiskannya.

Nasi hitam khas cumi dan beberapa potongannya cumi dihidangkan di dalam bambu dan dibalut daun pisang. Bambunya cukup panjang dengan beberapa titik ada flek hitam sebagai tanda bahwa sajian nasi ini memang diproses lewat pembakaran. Daun pisangnya pun terlihat merekah. Saat sampai di meja, nasi bambu bakar ini masih terasa hangat. Melengkapi nasi ini ada sambal dan udang goreng tepung. Suami saya yang memesan ini tampak khusuk menikmati asupannya ini hingga tak ada sebiji nasi pun yang tersisa. Wadah bambunya juga etnik banget. Membuat food photography saya sesiangan itu jadi tambah berkesan. Harga untuk seporsi Nasi Bakar Cumi Hitam ini adalah Rp 88.000,- sebelum PPn dan Service Charge.

Soto Banjar Kalimantannya adalah pesanan saya. Enak juga? So pasti. Penyajiannya pun sangat menarik. Ditaruh di sebuah wadah kayu bersisi lima (pentagon), Padamu Negeri sangat pintar dalam usaha plating. Menggunakan piring bulat putih, isi dari soto ini bisa saya cermati satu persatu. Isinya ada ayam suwir, telur puyuh, tahu goreng, perkedel, tauge dan sayuran lain, mie dan suun berwarna ungu, serta potongan rempah seperti daun bawang dan cabe merah. Kuahnya ditaruh di dalam teko kaca transparan. Lalu ada 2 mangkuk kecil berisikan kecap manis dan sambal. Saya suka dengan kondisi kuah yang dipisah seperti ini karena akan memberikan keleluasaan pengunjung untuk menakar sebanyak apa kuah yang diinginkan. Kebetulan. Untuk saya yang suka makanan berkuah tapi dalam jumlah sedikit, Soto Banjar Kalimantan milik Padamu Negeri ini sungguh pas dan sesuai dengan keinginan. Tidak terlalu kental pulak kuahnya. Jadi sangat nyaman untuk melewati lidah dan kerongkongan. Harga untuk seporsi Soto Banjar Kalimantan ini adalah Rp 58.000,- sebelum PPn dan Service Charge.

Hidangan lainnya adalah untuk anak saya. Penasaran dengan fotonya yang ada di buku menu, Fiona akhirnya memesan Sambal Matah Beef Garlic Toast. Lagi-lagi lidah dimanjakan dengan komposisi isi yang beraneka rupa. Sepotong roti panggang ditemani oleh banyak daging sapi slice, daun selada, poached egg (telur rebus ceplok) dan sambal matah. Rasanya sungguh unik tapi nikmat. Taste nya terangkat oleh pedasnya sambal matah. Terus terang awalnya saya ragu akan kelezatannya. Tapi ternyata justru menu inilah yang menambah pengalaman kuliner saya sejauh ini. Visualnya pun istagenic untuk dipotret. Untuk seporsi Sambal Matah Beef Garlic Toast milik Padamu Negeri ini, kami harus membayar Rp 48.000,-, belum termasuk PPn dan Service Charge.

Jeruk Sultannya tentu saja mantab karena benar-benar dari jeruk peras alami bukan sirup. Lalu ada minuman dengan nama Merah Putih yang terbuat dari susu putih, sirup tradisional dan popping bobba strawberry. Sementara suami sangat menikmati Hot Black Tea. Untuk pesanan ketiga minuman kami harus membayar senilai Rp 94.000,- belum termasuk PPn dan Service Charge.

Total biaya untuk pengalaman kuliner di Padamu Negeri ini adalah Rp 330.048,- Kami membayar senilai Rp 272.448,- karena mendapatkan diskon 20%. Worth paying banget. Dengan kualitas asupan yang disajikan, apa yang kami bayarkan masih masuk dalam nilai kewajaran. Apalagi selama berada di resto Padamu Negeri saya mendapatkan pelayanan dan keramahan yang patut diacungi jempol. Atmosphere restonya pun menyenangkan. Apalagi kemudian saya bisa berkenalan dengan Chef Oge yang langsung akrab dan bisa bertukar pengetahuan tentang wisata kuliner.

Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
nasi bakar cumi hitam pesanan suami. Nasi hitam bakarnya jempolan banget
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
soto banjar kalimantan pesanan saya
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
sambal matah beef garlic toast pesanan anak bungsu saya
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
seluruh pesanan kami di padamu negeri

Mampir ke Filosofi Kopi dan Damn I Love Indonesia Store

Mumpung sedang beranjangsana ke Padamu Negeri, saya melangkahkan kaki menuju Filosofi Kopi yang berada di lantai yang sama dengan Damn I Love Indonesia store. Ini menjadi kunjungan kedua saya untuk kedua tempat ini karena sebelumnya saya pernah ke kedai Filosofi Kopi di Sarinah dan outlet Damn I Love Indonesia di bandara Soekarno Hatta.

Saat tiba di lantai khusus untuk kedua outlet ini, saya langsung kagum dengan pembagian ruangannya yang sangat menarik. Ada ruang tunggu dengan tempat duduk permanen terbuat dari semen dengan dekorasi The Simpson. Shocking color yang dihadirkan membuat kita terkepung oleh nuansa modern yang futuristik.

Setelah itu ada space khusus untuk outlet Damn I Love Indonesia. Pilihan outfit nya cukup banyak dan beraneka rupa. Meski tidaklah luas, manajemen cukup jeli untuk menghadirkan dekorasi dan menghadirkan tokoh Soekarno lewat patung kepala sang proklamator ini dalam warna kuning gonjreng dan warna tembaga. Rak yang tersedia disajikan dalam warna hitam dengan beberapa tumpukan gulungan kaos yang rapi dan menarik.

Yang terluas adalah ruang untuk Filosofi Kopi. Ruangan yang dikhususkan untuk pengunjung Filosofi Kopi sangat nyaman untuk nongkrong sambil ngobrol berlama-lama. Pengaturan dalam ruang yang sedikit redup dengan bantuan sinar matahari lewat jendela kaca, membuat udara menjadi hangat. Di bagian paling ujung ada ruang setengah terbuka khusus untuk nongkrong-nongkrong sambil ngopi dan merokok. Ada beberapa meja di sudut-sudut tertentu yang juga tersedia untuk bekerja dengan laptop.

Saya sempat ngiler melihat deretan produk bakery (khususnya croissant) dan pilihan aneka kopinya. Tapi karena perut masih super full dari resto Padamu Negeri, godaan itu terlewatkan.

But for sure, jika ada waktu yang lebih lowong, saya ingin kembali ke Filosofi Kopi disini sekaligus menginap di Cartel Hotel. Hotel boutique yang berada di dalam satu gedung dan memang tergabung dalam satu jaringan manajemen dengan resto Padamu Negeri, Damn I Love Indonesia store dan Filosofi Kopi. Dari apa yang diceritakan oleh Chef Oge kepada saya, dan janji memberikan harga spesial untuk menginap, rasa penasaran untuk mencoba Cartel Hotel jadi semakin meletup-letup.

Untuk teman-teman yang ingin membaca banyak tulisan tentang daily lifestyle dan traveling, bisa juga loh mampir ke blog teman saya https://www.dianesuryaman.com Tinggal klik aja tautan yang barusan saya bagikan ya.

Hasil Jepretan Saya untuk Padamu Negeri, Filosofi Kopi dan Damn I Love Indonesia Store

Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
saya dan suami di ruang tunggu damn i love indonesia dan filosofi kopi
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
space khusus untuk damn i love indonesia store
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
penataan yang asik dan apik
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
dinding pembatas yang unik antara ruang tunggu dan damn i love indonesia store
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
area ngopi yang nyaman di filosofi kopi. yang di ujung juga area ngopi setengah terbuka khusus untuk para ahli hisap
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
service area dengan mural yang unik dan lingkungan kerja yang bersih dan rapi
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
sederetan dining area yang panjang dan luas dari padamu negeri
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
sofa besar-besar untuk pengunjung dalam jumlah banyak di padamu negeri
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
dreams and hopes
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung
pemandangan pegunungan dan perumahan dari rooftop padamu negeri
Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

31 thoughts on “Beranjangsana ke Padamu Negeri. Resto Rooftop Estetik di Dago Bandung”

    • Tempatnya asik Mbak Maya. Roof top selalu meninggalkan kesan yang menyenangkan menurut saya. Restonya juga estetik dan banyak sudut foto cantik untuk media sosial kita.

  1. Ini resto beneran idealis banget ya. Hehehe
    Pecinta tanah air garus keras. Ntar ulang tahun kemerdekaan RI 17 Agustus layak dapat penghargaan deh hehehe
    Mulai nama sama dekorasi beneran NKRI banget. Lokasinya strategis pula.

    Reply
  2. Saya kalau ke Bandung suka bingung cari tempat makan yang enak buat nongki, saking banyaknya pilihan…
    Tapi Resto Padamu Negeri di Dago masuk prioritas nih, gegara foto-fotonya Mbak Annie yang selalu estetik…

    Reply
    • Wajib dicobain in Mas Taufiq. Ada hotelnya juga di gedung yang sama. Namanya CARTEL HOTEL. Jadi bisa sekalian nginep.

  3. Bandung emang juaranya tempat kulineran yang kece-kece.
    Padamu Negeri vie rooftop-nya keren banget sembari memuaskan selera melalui menu-menu spesialnya.
    Satu tempat menemukan tiga store yang nyaman ya mba, ya belanja, ya ngopi, ya resto.

    Reply
    • Betul banget. Bisa sekalian nginep juga karena disini ada CARTEL Hotel. Lingkungannya juga enak Mbak. Suhu udaranya juga adem dan menyenangkan

  4. duh baca tulisan Mbak Annie jadi kerasa banget kudetnya saya

    dulu, setiap bulan saya pasti nyobain cafe, resto atau apapun yang bisa digunakan untuk ngumpul

    karena saya ikut arisan yang isinya mantan wali ortu anak2 sewaktu mereka masih sekolah

    asyik banget,

    sekarang kemungkinan makin kecil karena saya pindah jauh di kampung

    Reply
    • Saya juga nemu ini Mbak. Kok pas lagi iseng-iseng menelusuri time line di IG. Dan kebetulan ada teman yang sudah kesana ngasih testimoni. Jadi penasaran.

      Pindah kemana Mbak Maria?

  5. Aih.. rasanya selalu termanjakan dengan foto-foto yang apik setiap kali berkunjung ke blog ini. Rasanya jadi pengen nyobain menunya sekaligus berkunjung ke tempatnya

    Reply
  6. Morning kak Annie,
    wow…keren banget nih review restaurant Padamu Negeri. Penasaran nih siapa sih yang punya? cinta banget ya sama Indonesia. Nilai estetikanya ada disetiap sudut ya kak. Penasaran dengan soto Banjar. Itu bihunnya warna biru ya? terbuat dari apa? apakah umbi ungu? Harganya wortedlah ya kak, dengan suasana yang diberikan.
    Saat liburan ke Bandung aku mampir nanti kesana

    Reply
    • Salah satu resto tematik yang wajib kunjung kalau ada waktu ke Bandung Kak Dennise. Tempatnya adem, nyaman dan asik banget. Disini juga banyak spot foto yang unik.

      Dari keterangan waiternya, suunnya memang diolah dengan ubi ungu Kak. Gak mempengaruhi rasa awal sih. Tetap enak banget.

  7. Dulu suka banget beli kaos kaosan damn i love indonesia, zaman saya masih ngehost di salah satu TV lokal pernah kerjasama dengan brand ini jadi kalau ada liputan di tempat wisata pake bajunya. Btw cafenya unik ya, kalau ada turis bagus tu dibawa kesana biae liat budaya Indonesia versi pop culture semoga ntar Padamu Negeri buka cabang di tempat lain ya

    Reply
    • Iya Mbak Rizka. Saya juga koleksi kaosnya. Sering saya pakai kalau jalan-jalan. Terutama ke LN. Suka jadi pusat perhatian hahahaha. Yang pasti cafenya nyaman banget. Pelayanan dan kualitas makanannya juga jempolan. Bener. Kalau ada teman asing, diajak kesini pasti senang.

  8. Ah iya tempat yang menyenangkan sekali ini, dulu pernah ke sini tapi belum banyak hiasan estetik di dinding seperti yang foto2 di atas. Cocok banget buat tempat foto2 banyak spot menarik.

    Reply
  9. Selalu gak bisa lepas dari foto-foto kak Annie.
    Dan jatuh cinta banget sama ambiance restonya yang cantik. Bandung dikasih resto banyak ruang terbukanya, pasti menarik. Tapi beresiko hujan juga yaa..

    Dan jadi inget banget sama produk lokal “Damn, I Love Indonesia” milik Daniel Mananta. Salah seorang anak Indonesia yang kreatif dan menuangkan kreatifitasnya untuk mencintai Negeri.

    Reply
    • Ambiance nya memang luar biasa Len. Asik banget ini buat berlama-lama sambil makan, ngopi dan ngobrol. Menyenangkan banget.

      Resto Padamu Negeri memang satu grup dengan Damn I Love Indonesia Store, Filosofi Kopi dan CARTEL Hotel. Memang ada investasi dari Daniel Mananta. Yg di Dago ini mereka semua berada di 1 gedung

  10. Ulasan Mbak Annie sellau membuat pembaca langsung ingin menuju kelokasi, ikut merasakan pengalaman yang diceritakan oleh Mbak Annie. Tempat-tempat yang menyajikan sesuatu yang khas. Benar-benar terasa ikut di dalamnya

    Reply
  11. Wah Indonesia banget ya mbak. I love too. Keren keren ya karya anak bangsa. Makanannya juga enak enak tuh kelihatannya suka bagian rooftop. Luas dan lega. Pemandangannya ciamik banget

    Reply
    • Worth visiting tempatnya Mbak. Ada hotelnya juga di gedung. Incase ingin nyari penginapan di area Dago Bandung

  12. Beneran ini rooftop nya estetik jadi catatan kalau ke Dago Bandung , itu menu di cafenya tampak lezat semua bu hehehe saya bisa seharian menikmati suasana cafe yang kayak gini mana udara adem lagi duh pengen banget deh

    Reply
  13. Gak hanya sambil menikmati kuliner Nusantara, atau pemandangan sekitar eh apalagi yang pas duduk di sofa itu, kok seneng banget jadinya.
    Memang pas nih berwisata ke sini karena banyak filosofi juga yang bisa diambil

    Reply
    • Yang pasti restonya estetik, tematik dan beda dari biasanya. Menyenangkan banget karena bisa berada disini

  14. Saya yang orang Bandung belum pernah ke Padamu Negeri Dago. Keren ya, tempatnya. Designnya unik. Banyak spot foto yang instagramable pula. Pasti bakalan betah di resto ini.

    Reply
  15. Aku salfok ke patung Homer Simpson yang matanya kok berpindah ke nganu buahahahahaha
    Padahal sebelumnya sempet salfok liat nasi bambunya yang segelap itu. Aku pernah makan cuma warnanya tetap light walau gak seputih nasi biasa.

    Tempaynya nyaman, ornamen di dindingnya bagus. Cocok buat background foto. Kalau ajak anak kecil bisa jadi sarana edukasi juga. :)

    Reply
  16. Unik ya nama restonya, bener-bener tematik gt. Dan mba Annie beruntung banget pas kondisi sepi jadi bisa puas moto makanannya, enak-enak tuh mba bikin ngiler. Kalau kesana bakalan banyak poto di dindingnya, dan pemandangannya rooftop mashaAllah, trus setelah banyak foto dan di post feed IG pas 17 an hehe.

    Reply

Leave a Comment