Terjebak macet selama berkendara di Tol Cikampek menuju Purwakarta, Cirebon, Jawa Tengah, Jawa Timur dan ingin ngaso sebentar di titik tengah perjalanan sambil menikmati hidangan berkualitas? Coba deh mampir ke Bumi Sampireun Cikarang.
Keluar di exit tol Cikarang Barat, ketemu pertigaan lampu merah, langsung belok kiri. Nah, Bumi Sampireun ada di sisi kiri jalan, sekitar 200meter dari pertigaan tadi. Jadi jarak tempuhnya relatif (sangat) dekat dari akses keluar dan masuk Tol Cikampek. Posisi yang menolong banget seandainya kita terjebak bumper-to-bumper traffic jam sepanjang km. 25 – 32. Paling tidak dengan mampir ke resto yang sudah populer dalam jaringan usaha yang sudah mumpuni ini, kita bisa ngaso sejenak, makan, minum, sholat, dll. sebelum melanjutkan perjalanan.
Berada persis berseberangan dengan Hotel Santika Cikarang, resto ini sangat mudah dikenali dengan dekorasi outdoor yang kaya warna alam. Tulisan Bumi Sampireun pun terpampang jelas dan berukuran besar. Lahan parkir yang cukup luas dengan pohon-pohon yang mulai menjangkung juga memberikan kemudahan bagi kita untuk mengenali resto ini.

Menikmati Hamparan Indahnya Tata Ruang Resto
Disambut dengan meja penerimaan tamu dengan latar belakang jejeran bambu yang ditegakkan dan tanaman gantung yang membelakangi sebuah kolam ikan berukuran sedang, kita akan bertemu dengan 2 sisi resto yang berbeda. Di sisi kanan ada 1 ruangan berkapasitas 30 orang duduk, lengkap dengan pendingin ruangan dan peralatan presentasi. Akomodasi yang pas untuk mereka yang ingin mengadakan private meeting dalam jumlah terbatas. Sementara di sisi kiri, kita akan disuguhkan dengan mural warna-warni menemani beberapa sofa dengan sandaran tinggi, meja persegi empat berukuran sedang, serta puluhan kursi.
Ketika saya melangkah dan memotret di bagian depan ini, banyak anak-anak tampak asyik ngubek-ngubek kolam dan menyaksikan puluhan ikan koi yang megap-megap mengejar makanan yang dilemparkan. Jejeritan senang pun menggema tak terelakkan. Fasilitas bermain dengan satwa air yang jarang didapatkan di rumah makan yang lainnya.

Persis setelah kita melewati dining area ini, ada satu space khusus yang mengijinkan kita untuk berdiri sejenak dan menebarkan pandangan ke seluruh fasilitas resto. Nuansa pedesaan begitu terasa mulai dari sini.
Berdiri di sini, terhampar 2 buah kolam ikan luas memanjang yang di atasnya terdapat deretan saung dari yang berukuran kecil (cukup untuk 8-10orang) sampai berukuran besar (bisa menampung hingga 30-35orang). Di sisi terluar saung, dengan pintu kaca yang dapat dilipat, disediakan dudukan kayu yang memungkinkan pengunjung untuk menikmati kolam dan berinteraksi dengan ikan-ikan yang terpelihara di dalamnya. Di beberapa sudut saung dengan atap berbentuk daun pisang terbalik ini, tampak lampu-lampu bulat menggantung yang keliatannya bakal cantik difoto saat malam hari.
Di bagian tengah ada jalan setapak selebar 1m yang akan membawa kita ke sebuah ruang makan tanpa dinding dengan daya tampung paling besar. Salah satu fasilitas bersantap yang pas untuk mereka yang merokok atau tamu berjumlah hanya 2-4orang saja.
Masih dengan nuansa “baru buka”, Bumi Sampireun, saat saya berkunjung, masih dalam tahap berbenah di sana sini. Kolam ikan, atau mungkin bisa disebutkan sebagai telaga berukuran besar masih belum terisi penuh. Tanaman-tanaman yang mengelilingipun masih tersangga bambu. Bener kata temen, kayaknya lebih baik datang setelah beberapa bulan setelah dibuka supaya tatanan resto terlihat sudah lebih indah secara keseluruhan. Apalagi untuk sebuah tempat yang mengandalkan materi-materi alami dengan memanfaatkan berjalannya waktu sebagai penyempurna penampilan.



Makanan Yang Maknyus dan Menyelerakan
Layaknya sebuah rumah makan yang sudah punya reputasi sangat baik dengan jargon Traditional Indonesian Cuisine Experience, sudah bisa dipastikan kita hanya akan bertemu dengan masakan-masakan khas Indonesia, khususnya daerah Sunda. Apalagi selama berada di dalam saung, degung atau alunan musik tradisional kaluarga sadayana terus mengiringi. Berasa sedang berada di sebuah desa nun jauh di ujung Jawa Barat.
Membuka lembar demi lembar buku menunya pun membawa kita menjelajah kayanya aneka masakan Indonesia. Foto-foto indah menemani hampir setiap santapan andalan yang sering dipesan oleh pengunjung. Asli. Sampe bingung sendiri milihnya. Ada barangkali 15 menit sendiri, saya, suami, dan Fiona, berkutat dengan sekian banyak pilihan makanan, sampe akhirnya memutuskan untuk memesan Garang Asam Patin, Udang Telur Asin, Jagung (pipilan) telur asin, seporsi Tahu, Karedok, dan Tumis Kangkung. Tentu saja dilengkapi dengan Sambal Mangga dan sepiring besar Lalapan Mentah.
Rasanya? Maknyus tak terkira. 3 lauk yang kami pilih gak ada yang gagal rasa. Apalagi jagung pipil bersalutkan tepung campuran telor asin dan digoreng garing. Kriuk-kriuk menyelerakan. Garang asam patinnya pun hadir dengan kuah yang kaya bumbu dengan rasa asam manis yang pas. Dihidangkan dalam mangkuk besar dengan nyala lilin di bagian bawah, ikan kesukaan saya ini tetap terhidang hangat sampai tetes kuah terakhir. Fiona, anak saya, yang memang menggemari udang telur asin, menikmati hidangan laut yang satu ini sampai tak berbekas. Sayurannya? sama enaknya. Kangkung ditumis masih krenyes-krenyes. Sementara karedok terhidang dengan bumbu kacang yang tidak terlalu kental. Persis seperti permintaan saya.
Sekedar info tambahan. Selain pesanan ala carte seperti kami, Bumi Sampireun juga menerima pesanan Paket Makanan (s/d 10 orang), Paket Bancakan, Paket Pramanan, dan Lunch Box, dalam berbagai pilihan menu dan harga.


Secara keseluruhan, Bumi Sampireun Cikarang, ada di angka 8 untuk skala penilaian 1-10. Rate yang meliputi kualitas makanan, pelayanan, kebersihan, dan tentu saja keindahan resto itu sendiri.
Saya menyempatkan diri menggunakan fasilitas toilet yang tersedia di bagian depan resto. Semuanya terlihat bersih terawat dengan dekorasi dalam ruang yang apik. Wastafel nya pun terlihat unik. Berdinding tanaman artificial, tempat mencuci tangan ini dilengkapi dengan kaca bulat berbingkai kayu dan kuali yang difungsikan sebagai penadah air cuci tangan.
Tersedia juga beberapa pancuran air untuk wudhu, tidak jauh dari musholla yang sudah disediakan. Jadi untuk mereka yang memang mampir ke sini dalam perjalanan jauh, jangan khawatir akan melewatkan waktu-waktu sholat diantara perjalanan.

Kehadiran Bumi Sampireun di Pasirsari, Cikarang, melengkapi semakin banyaknya pilihan wisata kuliner di Kabupaten Bekasi. Setelah sebelumnya sukses berdiri di Vimala Hills Ciawi Bogor dan Bumi Serpong Damai (BSD), rumah makan yang bekerjasama dengan salah seorang Chef kenamaan di Indonesia ini, konsisten melestarikan aneka santapan khas Indonesia khususnya Sunda. Rumah makan yang sangat cocok untuk acara keluarga, berkumpul bersama teman, atau mengadakan acara-acara informal seperti arisan, ulang tahun, dan yang formal seperti business meeting. Pas untuk mengenalkan kekayaan kuliner nusantara kepada customer atau partner kerja asing.
Bumi Sampireun Cikarang | Jl. Industri Raya 012/04, Pasirsari, Cikarang Selatan, Bekasi | T. 021.8952.5533, 0821.2582.2583 | reservation.cikarang@bumisampireun.co.id | www.bumisampireun.co.id


#BumiSampireunCikarang #KulinerCikarang #RestoDiCikarang #RestoSunda #KulinerSunda #MenuNusantara #KhasNusantara #KhasSunda
Aduuuhh, PW banget ini restonyaaaa (PW = Posisi Wenak)
Kalo mampir ke sini, jangan2 ntar bakal mlz ngelanjutin perjalanan wkwk
soalnya terbuai dgn ambience dan menu2 yg mengguncang lidah.
Btw, ini untuk range harga kayaknya rada pricey ya mba?
Setara Ikan Bakar Cianjur, atau di atasnya?
Banget Nur. Apalagi kalo disediakan bantal. Habis makan langsung tepar hahahaha.
Harga setara lah Nur dengan resto ala Sunda yang lainnya.
Asyiknya tempatnya Bumi Sampireun ini, ya Mbak.
Saya tertarik dengan Garang Asam Patinnya … semacam pindang ini ya.
Garang Asam Patin nya memang tasty luar biasa Mbak. Digadoin aja enak hahahaha
Duh paling ga tahan lihat masakan Sunda, Apalagi ada garang asam patin
Biasanya saya malas masak masakan Sunda karena pasti banyak nasinya Daripada lauknya
Tapi garang asam patin boleh lah, disantap tanpa nasi ya
Iya Mbak. Enak banget digadoin Garang Asam Patinnya. Makan 2 mangkok besar gak bakalan terasa hahahaha
Duh paling ga tahan lihat masakan Sunda, Apalagi ada garang asam patin
Biasanya saya malas masak masakan Sunda karena pasti banyak nasinya Daripada lauknya
Tapi garang asam patin boleh lah, disantap tanpa nasi ya? 😀😀
Hahahaha iya Mbak. Meski tanpa nasi, Garang Asam Patin pasti nikmat banget. Apalagi kalau pas kuah nya masih anget. Duuhhh bisa habis 2 mangkok itu
Bentuk atap saungnya unik ya.
Ya ampun Kalau disini pasti bakal betah banget mbak. Nunggu pesanan makanan datang nggak bakal membosankan. Malah bisa jadi berharap makanannya nggak segera datang biar bisa puas menjelajah dan foto-foto juga. Itu muralnya cantik banget.
Bener banget Mbak Nanik. Design gubugnya bagus dan kokoh banget. Ada AC nya juga. Jadi kalau kita makan siang-siang dan udara lagi panas, kita masih merasa nyaman. Kesan privatenya juga terasa.
Kuliner di tempat tersebut menjadi semakin nyaman karena eksotik tata ruang yang disuguhkan pengelola kepada pengunjung sehingga menjadikan betah.
Betul banget Mas Ferry
Duh, udahlah saungnya cantik banget, pemandangannya juga asri, apalagi kalo makanannya maknyuss jelas nih bumi sampireun jadi terkenal. belum kesampean kalo kesana sih saya…
Bener Mbak Mia. Makan di sini tuh bikin betah. Nyenengin banget untuk dijadikan venue acara keluarga
Sebelum pandemi pengen makan di saung begitu, sempat mau arisan keluarga. Belum kesampean, dan pandemi pun tiba hihi.
Memang apik suasana makan bareng di saung ya, apalagi pepotoan asik, sama itu tuh akhirnya daku melihat di artikel ini ada foto berdua sepasang kekasih hehe
Nah justru di saung gini tuh Fen kitanya aman karena gak nyampur dengan tamu lainnya. Kalo ke resto Sunda, saya selalu memilih ruangan private seperti ini ketimbang ruang luas tapi banyak meja
Baru liat penampakan depannya Bumi Sampireun aja dah berasa nuansa yang asri apalagi ketika telaga a.ka kolam ikan sudah terisi secara maksimal pasti semakin melengkapi suasana rumah makan yang didominasi bambu ini terasa lebih nyaman sambil menikmati hidangan yang disajikan
Iya Mbak. Pasti jauh lebih cantik karena danau/kolamnya sudah terisi penuh ya.