Nagoya Hill Hotel Batam. Your Leisure Is Our Pleasure

Nagoya Hill Hotel Batam. Your Leisure Is Our Pleasure
Area penerimaan tamu yang luas dan megah milik NAGOYA HILL Hotel Batam

Yang terbiasa pelesir ke Batam pasti sudah paham kalau kota administratif yang satu ini adalah surganya belanja.  Terutama untuk barang-barang branded yang jenamanya sudah dikenal masyarakat luas.  Kelasnya pun beragam. Tinggal menyesuaikan dengan selera dan dana yang kita punya. Mulai dari sekelas original, mirror, KW1, KW2 dan seterusnya.

Jenis produk yang ditawarkan dan rentang harganya pun bermacam-macam.  Sebagian besar adalah kebutuhan fashion seperti pakaian, tas, dompet, sepatu, jam tangan, perhiasan, dan lain-lain.  Ada juga barang-barang elektronik dan berbagai pilihan makanan atau minuman yang biasa dijadikan camilan atau produk herbal yang covernya masih menggunakan huruf-huruf atau aksara dari negara yang memproduksinya. Saya bahkan pernah menemukan stocking berkualitas yang biasanya hanya bisa dibeli dan ditemukan saat berada di Hong Kong.

You name it lah.  Sepertinya semua obyek belanja lengkap ada di Batam.  Ditawarkan dengan “harga miring” tentunya jadi godaan tersendiri buat kaum hawa.

Salah satu area/daerah yang sejak lama sudah dikenal sebagai pusat perbelanjaan adalah Nagoya yang nama aslinya adalah Lubuk Baja.  Sebuah kecamatan yang menjadi bagian dari Kota Batam sejak 1970-an.

Acara Nginap yang Sarat Godaan Belanja

Dulu sekali, sekitar tahun 1990-an, saat saya masih bujangan dan pertama kali menginjakkan kaki di kota Batam, area Nagoya selain memang menjadi pusat perbelanjaan, juga dikenal sebagai pusat hiburan (terutama hiburan malam) dan kawasan pecinan.  Jadi tempat ini cenderung ramai saat matahari sudah terbenam.

Saya ingat sekali di masa itu, saya dan beberapa orang teman sering makan seafood dan masakan khas Melayu serta nongkrong-nongkrong sambil ngopi di tempat ini.  Sebagian besar tempat makan berupa warung tenda dengan banyak toko yang berjejer dengan berbagai produk yang sebagian besar adalah import. Toko-tokonya pun tidak semegah sekarang tapi juga tidak sesederhana layaknya ruko biasa.

Jadi sewaktu balik lagi ke Batam bersama suami di 2022 lalu lewat area Nagoya, saya langsung teringat masa-masa 1990-an itu.  Cukup terpana saat melihat banyak perubahan yang (sangat) signifikan.

Ya iyalah ya.  Sudah puluhan tahun lamanya.

Yang bikin saya terpesona adalah kehadiran satu hotel, Nagoya Hill Hotel Batam yang terlihat di bagian terdepan dari keseluruhan kompleks Nagoya Hill.  Gedungnya sangat menarik  dengan komposisi warna fasad yang terlihat megah dan berkelas.  Meski tidak memiliki taman atau halaman depan yang grande layaknya hotel bintang 4, kehadiran Nagoya Hill Hotel Batam tentunya menggandeng nilai plus yang bikin hati ketar-ketir.

Kok gitu?

Lokasinya itu loh.  Nemplok, bergandengan dengan pusat pertokoan (ruko dan mall) yang sangat besar, kompleks dan lengkap.  Benar-benar godaan maha berat untuk kesehatan dompet dan mata pencaharian.

Saya sempat beberapa kali menggoda suami agar mau menginap di Nagoya Hill Hotel Batam ini. Tapi dia hanya menjawab dengan mesem-mesem gak jelas.

“Pasti ada udang di balik rempeyek.” ujarnya sembari senyum-senyum penuh arti.  Saya gak menampik karena kalimat singkat “di balik rempeyek” itu sungguh mewakili modus berbelanja yang berulangkali dan sering berkeliaran, menari-nari di atas kepala.

Tapi meski asik dan kerap menggoda, hatinya meleleh saat saya ceritakan tentang betapa banyak kesenangan yang bisa saya rasakan saat tawaf di pertokoan Nagoya Hill dahulu kala (lebay sangad).  Hingga akhirnya benar-benar mengajak saya menginap di Nagoya Hill Hotel Batam meski hanya untuk dua hari satu malam.

Akhirnya.

Jadilah di hari saya menginap itu, selepas maghrib dan dalam rangka makan malam, saya dan dompet berjalan saya (baca: suami) menghabiskan waktu di Nagoya Hill Mall yang berada persis di belakang hotel.  Tinggal jalan kaki sepersekian detik dari pintu belakang hotel, pemandangan deretan ruko dengan berbagai tawaran produk dan jasa langsung terlihat cerah, terang dengan aneka colorful lighting yang muncul dari berbagai signage yang bertebaran di setiap sudut jalan.

Sayangnya, meski tetap dengan rencana dinner dan shopping, area Nagoya sedang mengalami masalah air.  Gegara hal ini, AC di pertokoan mati total alias tidak bisa berfungsi.  Kebayang dong ya panasnya.  Saat kedatangan kami, masalah ini sudah berlangsung lebih dari tiga hari.  Ya ampun.  Gerahnya gak ketulungan.

Walhasil saya dan suami banjir keringat selama berada di dalam pertokoan.  Makan dan belanja tergesa-gesa. Super tidak nyaman pastinya.  Kembali ke hotel, baju lepek seperti habis sauna atau selesai marathon puluhan kilometer.

Belakangan, beberapa hari setelah saya kembali ke Jakarta, kasus air mati ini jadi rame.  Demo muncul disana-sini. Bahkan sempat anarkis segala. Rakyat kesal dengan pemerintah setempat yang sepertinya abai dalam memecahkan masalah ini.  Bisa dibayangkan ya karena urusan air adalah salah satu hal krusial sebagai kebutuhan hidup sehari-hari.

Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi ya.  Kondisi yang tentu saja membuat salah satu titik pariwisata belanja di Batam jadi lumpuh.  Sewaktu di mall saya dan suami sempat berpapasan dengan seorang bapak yang tinggal di Singapore dan mengajak seluruh anggota keluarga berwisata ke Batam.  Beliau mengeluhkan kondisi itu dan sangat menyayangkan adanya pembiaran sampai berhari-hari.  Anggota keluarganya jadi enggan main ke mall.  Padahal dia ingin sekali mencoba banyak resto yang ada di dalam gedung pertokoan. Duh, jadi gak enak hati saya dengarnya.

Nagoya Hill Hotel Batam. Your Leisure Is Our Pleasure
Kolam renang untuk anak-anak
Nagoya Hill Hotel Batam. Your Leisure Is Our Pleasure
Kamar tipe SUPERIOR yang saya tempati

Yang Meninggalkan Kesan

Kesan pertama yang saya dapatkan saat masuk ke dalam kamar adalah rasa adem, baik untuk netra maupun rasa.  Warna teduh yang terkomposisi baik seakan menyempurnakan kehadiran lantai kayu yang merefleksi sentuhan alami.  Apalagi pendingin ruangannya berfungsi dengan baik.  Pelan menyentuh kulit yang lama terpanggang matahari saat hampir 10 jam saya menyusur berbagai destinasi wisata Batam, dari pagi hingga maghrib menjelang.

Kasur double dengan bed runner batik tampak elok terlihat.  Begitupun dengan furniture lain yang disediakan.  Cukup sederhana untuk ukuran hotel bintang 4.  Tapi yang pasti semua berfungsi dengan baik termasuk jaringan tontonan di TV yang sangat variatif.  Sungguh bisa mengisi masa-masa istirahat di malam harinya.

Bukan tentang kamar dan pelengkapnya serta fasilitas hotel yang meninggalkan kesan buat saya.  Tapi yang begitu membekas dalam ingatan adalah sarapannya.  Jadi moto “Your Leisure is Our Pleasure” yang disematkan oleh Nagoya Hill Hotel Batam, justru saya dapatkan saat breakfast.

Sebenarnya urusan berbelanja dengan koneksi yang mudah di mall juga adalah salah satu leisure yang bisa ditawarkan oleh hotel.  Hanya saja saya datang di masa yang tidak tepat.  Masalah air yang sedang dialami oleh sebagian besar masyarakat yang berada di lingkungan Nagoya (yang saya uraikan di atas), benar-benar membuat urusan kenyamanan jadi terganggu.  Untungnya, kasus air ini tidak menimpa hotel.  Jadi para tetamu masih tetap bisa menikmati air bersih dan pendingin udara yang terjaga fungsinya.

Nagoya Hill Hotel Batam. Your Leisure Is Our Pleasure
Salah satu sisi rangkaian buffet dengan deretan pilihan hidangan yang menyelerakan
Nagoya Hill Hotel Batam. Your Leisure Is Our Pleasure
One of the best breakfast I’ve ever had

Oke kembali ke urusan sarapan tadi ya.

Dari sekian banyak pengalaman menginap, Nagoya HIll Hotel Batam adalah salah satu hotel bintang 4 yang menawarkan sarapan dengan variasi asupan yang sangat menyelerakan.  Meski jumlahnya tidak berlimpah ruah tapi semua pilihannya tasty, terhidang dan tertata dengan sangat apik, rapi, dan menarik.  Salut untuk petugas yang mengatur masalah platingnya.

Mulai dari makanan pembuka, makanan utama, hingga makanan penutup terlihat fresh dengan rasa yang pas di lidah.  Rebusan semua pas tingkat kematangannya, aneka gorengannya juga tidak oily jadi gak berat di lidah, salad nya lengkap dan tampak selalu berlimpah, bakery nya tak hambar meski dimakan tanpa selai, buah-buahan pun terpotong rapi seragam dengan ukuran yang pas untuk sekali asupan.  Bahkan ada beberapa buah-buahan yang baru saya temui dan rasakan saat sarapan di sini.

All the best yang rasakan adalah Bubur Taiwan dan telur omelette nya.

Saya pernah merasakan langsung lezatnya Bubur Taiwan saat sedang berkunjung ke Taipei dan sungguh surprise bahwa lidah saya bisa merasakannya kembali di Nagoya Hill Hotel Batam.  Rasa dan penampilannya sangat mirip.  Gurihnya ayam kampung yang langsung tercampur di dalam buburnya, bikin sajian ini terasa manis khas daging ayam kampung.  Kekentalan buburnya juga pas, persis seperti yang saya lihat di Taipei.  Gak terlalu encer tapi juga tidak menggumpal.

Kaldu dari ayamnya pun maknyus banget.  Begitu sempurna bercampur dengan ebi cacah yang disajikan sebagai pilihan condiment.  Selain itu ada juga potongan cakwe (yang ini kesukaan saya banget), bawang goreng, daun bawang, daun selada, dan masih banyak lagi.  Saya sampai memaksakan diri makan dua mangkok bubur Taiwan ini saking sukanya.  Meski akhirnya menges-menges (ini bahasa Indonesia apa ya) untuk menghabiskannya.

Seandainya bisa dibungkus buat bekal selama di perjalanan.  Beli rantang pun saya rela dah.  Demi untuk bisa menikmati Bubur Taiwan ini berkali-kali.

Nah ngomongin tentang omelettenya nih.  Bukannya sajian telur sama aja ya dimana-mana?

Ooohh belum tentu.

Saat mendatangi counter khusus penyajian masakan telur, saya sempat minta ke petugas untuk membuatkan omelette setengah matang dan pinggiran yang tidak kering sama sekali.  Daaaaann beneran loh hasilnya sesuai dengan apa yang saya minta.  Dengan kondisi masak seperti ini, telurnya terasa empuk dan nyaman saat dikunyah.  Apalagi kemudian isi atau campuran omelettenya dipotong halus.

Nambah? Tentu saja.

Yang pasti the leisure yang digadang-gadang oleh Nagoya Hill Hotel Batam, sungguh saya dapatkan saat sarapan.  One of the best breakfast I’ve ever had so far.  Jadi saat saya lihat para tetamu tampak lama duduk, berulangkali, bolak-balik ngambil makanan dan tampak khusyuk menunduk makan, saya langsung mahfum.

Siapa coba yang rela meninggalkan makan buffet, bisa ngambil sepuas mungkin, dan semua sajian enak-enak pulak, terus kita makan sedikit?

Kapan kalian ada kesempatan ke Batam, dengan niat belanja dan menikmati makan pagi lezat seperti yang saya alami? Cus lah nginap di Nagoya Hill Hotel Batam ya.

Nagoya Hill Hotel Batam. Your Leisure Is Our Pleasure
Salah satu sudut kolam renang yang ada di Nagoya Hill Hotel Batam. Sepi banget karena memang udara hari itu panas banget.
Nagoya Hill Hotel Batam. Your Leisure Is Our Pleasure
Tampak resto yang saya potret dari tempat saya duduk
Nagoya Hill Hotel Batam. Your Leisure Is Our Pleasure
Pencahayaan yang cukup membuat tampilan sajian menarik dan menyelerakan
Nagoya Hill Hotel Batam. Your Leisure Is Our Pleasure
Kelezatan hakiki yang tiada dua. Alhamdulillah diberikan kesempatan menikmati umaminya sajian sarapan di Nagoya Hill Hotel Batam
Nagoya Hill Hotel Batam. Your Leisure Is Our Pleasure
Kamar mandi yang bersih dengan pilihan warna yang adem di mata

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

14 thoughts on “Nagoya Hill Hotel Batam. Your Leisure Is Our Pleasure”

  1. Wah, seru banget ya menginap di Nagoya Hill Hotel Batam, berasa di hotel bintang lima nya para sultan. Bisa nih jadi rujukan utama saat berkunjung di kota batam.
    MAkasih mbak Annie reviewnya… Foto-fotonya as usual, cantik dan informatif…

    Reply
    • Bintang sih masih bintang 4 Mas Taufiq. Tapi sarapan dan lingkungannya bintang 5. Apalagi kalau terniat mau belanja hahaha.

  2. Pas ada Tugas ke Batam beberapa tahun yang lalu, saya pun sempat mampir ke Nagoya mbak. Terus lihat ada hotel besar dan bagus. Dan kepikiran kenapa acaranya nggak dibikin di hotel ini aja ya?
    Kalau acaranya di Nagoya hill Hotel, pasti deh kalau jam istirahat bakal nyelonong lewat pintu belakang lalu jalan-ke mallnya.

    Duh masalah air nih, emang krusial banget ya. Untung di hotel, airnya lancar

    Reply
    • Wah padahal asik nginap di sini Mbak. Ya bener itu, pas jam istirahat meeting, bisa langsung cus ke mall hahahaha.

  3. baru tau kalo Batam masih menjadi surga belanja dengan produk KW-nya

    karena dulu sering banget diajak ke sini untuk belanja-belanji

    Aku malah pingin tau tentang kasus Rempang dari sumbernya

    dengan menginap di Nagoya Hill yang nampak nyaman dan FnB yang lezatttt ^^

    Reply
    • Masih banyak banget Mbak Maria. Di dalam mall pun tumpah ruah dengan penawaran produk KW ini.
      Kasus Rempang ini panjang. Harus ada riset untuk mengulik kejadian dan kondisi puluhan tahun yang lalu

  4. Kalau ke Batam niat wisata belanja ke Nagoya maka menginapnya harus di Nagoya Hill Hotel ini nih.
    Kebayang semangatnya menjalai hari karena dimulai dengan sarapan yang menyelerakan lidah dan sehat mengenyangkan.
    Di bookmark nih catatan pengalaman seru mba Annie di Nagoya.

    Reply
  5. Ada rencana mau traveling ke Sumatera, semoga daku bisa sekalian juga nih mampir ke Batam dan menginap di hotel rekomennya Bu Annie ini.
    Mantap juga dengan hidangan dan suasananya

    Reply
    • Yang pasti kalau berniat banyak belanja, nginap di Nagoya Hill Hotel Batam adalah keputusan yang tepat.

  6. Ups hampir saja aku menyangka hotel pun bermasalah dengan air, untung saja tidak, andai saja ikutan gak ada air gak tau deh gimana ya, soalnya udah banjir keringat di mall pengennya segera mandi kan. Keren deh sistem pelayanan hotel Nagoya Hill

    Reply
    • Nah, ini sungguh jadi surprise buat saya. Sementara lingkungan “pingsan” dengan urusan air dan AC, Nagoya Hill Hotel adem ayem aja. Padahal berada persis di lokasi yang sama. Salut untuk hotel ini. Kebayang kan kalo AC hotel mati total. Gimana gak riweh itu ngurusin protes para tamu.

  7. Aku baru tau istilah barang miror, ka Annie.
    Pastinya mirip plek, i see no beda sama sekali yaa… Gimana kalo soal harga?
    Hihihi.. masih bisa bargain or fixed price di Nagoya?

    Nagoya Hill Hotel Batam berasa menginap di Jepang.
    Tapi suka banget kalo ka Annie mulai bercerita mengenai menu breakfast. Akutu paling hobi sama menu-menu hotel. Dan suka niteni, mana nih.. hotel dengan menu unik dan beda dari lainnya?

    Reply
    • Mirror ini adalah golongan KW dengan kasta tertinggi Len. Pengerjaannya sangat rapi dan mirip luar biasa. Harganya pun pastinya lumayan. Untuk orang yang tidak jeli atau biasa beli KW, akan terkesan dengan produk mirror.

      Pengambilan kata Nagoya juga ada latar belakang yang berhubungan dengan Jepang. Dulu di tempat ini, ada proyek yang ditangani oleh pihak Jepang dan orang-orang Jepang tersebut tinggal di daerah sini dengan segala fasilitasnya seperti saat mereka berada di Nagoya, kampung halaman.

Leave a Comment