SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa

SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa

Hujan angin dan petir bersahut-sahutan menyambut ketibaan saya di bandara Juanda, Surabaya. Saking kencangnya, semburan air langit ini menembus area antar jemput penumpang di bagian terdepan gedung. Antrian manusia yang ingin naik taxi meteran (baca: Blue Bird) mengular ke dalam sementara jumlah taxi nya sendiri sedikit banget. Tak ingin terjebak dalam waktu menunggu yang tak jelas juntrungannya itu, saya memutuskan untuk menyewa mobil menuju dalam kota Surabaya, bertemu suami yang sudah menunggu di Hotel Santika Premiere yang berlokasi di Gubeng.

Sesuai dugaan, layaknya kondisi hujan dan setelah hujan, lalu lintas biasanya ribet gak ketulungan. Udah seperti kutukan kayaknya. Macet parah yang biasa saya hadapi selama hidup di ibukota dan daerah yang “merapat” ke Jakarta akhirnya harus saya alami juga di Surabaya, kota terbesar ke-2 di Indonesia. Untungnya, tetap masih ada “untung” di tengah penderitaan, selama 2 jam perjalanan menuju hotel terisi dengan obrolan-obrolan asyik dengan Pak Murtadi, supir yang saat itu mengantar saya. Apa saja kami obrolkan. Tapi yang paling berkesan buat saya adalah cerita beliau tentang wisata kuliner dan bisnis penginapan yang semakin menjamur di Surabaya. Bisnis di bidang wisata yang terus maju dengan berbagai keunikan. Waaahh, bikin saya tambah gak sabar pengen ketemu teman-teman dan menjelajah kota.

Ground Floor yang Penuh Kesan

SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa

Hujan sudah mereda ketika Pak Murtadi menghentikan Toyota Inova yang dikendarainya di depan lobby hotel. Sambutan ramah para petugas hotel dan sapaan yang mengingatkan saya untuk mengecek kembali agar tidak ada barang-barang yang tertinggal, menutup rangkaian perjalanan saya dari bandara. Saya terkesan. Saking terkesannya, sampe baru keinget menghubungi suami beberapa menit setelah berdiri di lobby area.

Sambil menunggu kedatangan suami, keindahan interior design di ground floor ini menghibur saya yang kelelahan melewati waktu perjalanan yang hampir 10 jam. Warna-warna adem merajai di setiap sudut. Melirik ke arah receptionist, counter marmer bermotif dan sewarna dengan kue Tiramisu mendadak melelehkan air liur. Maklum, rasa lapar sudah di ujung tenggorokan. Saking lieur nya sampe gak ngeh kalo ada 3 Gunungan Wayang atau bahasa kerennya Tree of Life yang terukir cantik di belakang counter tersebut. Sementara persis di depan pintu masuk utama, diatur dalam bentuk lingkaran, beberapa sofa dengan sandaran tinggi disediakan untuk tamu. Di atasnya dipasang dekorasi futuristik berukuran besar dengan efek cahaya kekuningan yang tidak menyilaukan mata. Cantik dan pas untuk menandakan kemegahan sebuah hotel bintang 4.

Esok harinya saya baru tahu kalau di lantai yang sama, tak jauh dari receptionist dan di tempat yang agak tersembunyi, ada sebuah kolam renang untuk para tetamu. Lumayan besar ukurannya. Dari sudut estetika sih tidaklah istimewa, tapi setidaknya untuk hiburan keluarga, terutama anak-anak, kolam renang selalu menyenangkan.

Di sisi lainnya, berdampingan dengan sofa-sofa di lobby tadi, ada Lobby Lounge yang lebih dari leluasa untuk bertemu dengan tamu-tamu para penginap. Di sini, sambil mengadakan pertemuan bisnis, kita bisa memesan makanan dan minuman layaknya sebuah restoran kecil yang melayani sarapan, makan siang, dan makan malam. Kalau melirik menunya sih, lounge ini memprioritaskan kekayaan kuliner nusantara disamping tentu saja menu-menu internasional yang wajib ada di hotel-hotel berbintang.

SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Kolam renang di lantai dasar

Kamar yang Lega dan Adem

Beberapa detik melangkah ke dalam kamar, kesan pertama adalah spacious and comfortable. Kesan adem yang timbul dari pewarnaan ruangan mengalahkan kepenatan melihat ruangan kecil ini berantakan. Begitulah kalau lelaki solo traveling. Saya memutuskan untuk tidak berkomentar tapi bersegera buang air kecil, berganti alas kaki, untuk pergi makan malam bersama suami.

Baca juga : Boncafe Steak & Ice Cream Surabaya. Living A Good Life

SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Cahaya matahari yang melegakan | Jadi kalau siang hari bisa menghemat penggunaan lampu di dalam kamar
SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Warna-warna adem yang bersinergi dengan warna putih tempat tidur

Foto-foto layak dengan kondisi kamar lebih tertata dan bersih, saya dapatkan sehari setelah kedatangan (keesokan harinya). Tepatnya sepulang dari keliling kota naik bentor dan menunggu kedatangan Zulfa di sore hari yang akan mengajak saya touring naik sepeda motor. Bener aja. Menciptakan suasana lega dan nyaman memang konsep andalan dari kamar-kamar yang dimiliki oleh jaringan hotel Santika. Warna-warna membumi mengimbangi furniture ruangan yang ringkas tapi fungsional. Meja kerja yang cukup luas dengan kursi hitam yang kokoh, cukuplah untuk mengakomodir kebutuhan para business traveler seperti suami saya.

Selebihnya ada sentuhan seni dari beberapa lukisan kecil yang menempel di dinding. Bantal 4 buah untuk 2 tamu bikin saya nyaman karena dengan begini saya dapat mengalih fungsikan bantal ke-2 sebagai guling. Entah dengan teman lainnya ya. Kalau saya bisa tidur lebih nyenyak jika menggunakan guling. Setidaknya ada sasaran empuk tidak bergerak yang bisa dipeluk untuk orang-orang yang lebih nyaman tidur menyamping seperti saya.

Dan seperti hotel-hotel lainnya, kamar kami juga dilengkapi dengan ameneties yang selalu terisi lengkap setiap hari, compliment mineral water, kulkas mini, safety box, sebuah lemari yang lebih dari cukup untuk menyimpan baju, dan tentu saja sepasang slipper. Kamar mandinya juga lega dengan saluran pengganti udara yang tidak berisik dan sangat fungsional. Jadi meskipun rada lama berada di dalam kamar mandi, kita tidak akan merasakan sesak nafas atau pengap. Oia sambungan internet nya juga moncer. Sangat membantu untuk mengurangi pemborosan penggunaan mobile data.

Satu lagi yang menyenangkan dari kamar kami adalah cahaya matahari yang bebas merangsek. Gak tau persis kamar ini menghadap ke mata angin yang mana. Tapi yang pasti kamarnya menghadap ke jalan besar dengan dinding yang hampir full berbalut kaca. Jika cuaca tak mendung pekat, dengan hanya membuka tirai jendela aja, kita tidak perlu menyalakan lampu. Saat matahari beranjak dan malam tiba, seperti biasa, saya membuka tirai yang tebal supaya langit malam yang temaram bisa saya nikmati.

Makan Pagi yang Perlu Sentuhan Kualitas

SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa

Resto utama Santika Premiere adalah Travelodge Restaurant. Dirancang U-shape, resto ini persis berada di atas lantai dasar. Beberapa tempat duduk yang menempel di dinding kaca bagian dalam bisa langsung melihat area lobby. Sementara 2 sisi yang lain ada yang menghadap ke gedung tetangga dan yang 1 lagi berdekatan dengan lift tamu. Di sisi yang berdampingan dengan gedung tetangga disediakan teras kecil untuk para perokok. Teras ini sayangnya tidak didukung oleh tempat duduk dan meja yang nyaman. Jadi hanya cocok untuk kegiatan merokok saja.

Jumlah tempat duduk di dalam resto lumayan banyak. Selama menginap dengan 2 kali jadwal makan pagi, meskipun padat tetamu, resto tidak pernah stuck atau kekurangan tempat duduk. Setting up mejanya pun sangat leluasa. Rapi berjejer hingga tidak berdesak-desakan. Kondisi yang membuat kita nyaman untuk mondar mandir mengambil makanan dan menggeser kursi.

SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Brokoli goreng tepung dan capcay kuah | Menu vegetarian di Travelodge

Jenis makanan yang ditawarkan juga beragam. Sebagian besar menu Indonesia yang kaya bumbu dan sering kita nikmati sebagai makanan rumahan. Sajian andalan yang selalu saya temukan setiap menginap di jaringan hotel Santika dimanapun berada.

Selain egg stall yang selalu ramai peminat, di resto ini ada layanan khusus untuk membuat nasi goreng. Koki khusus pun disiapkan di sini. Di tempat lain biasanya nasi goreng bergabung dengan deretan buffet, di Travelodge dibuatkan terpisah. Rasanya beda gak? Yang pasti terasa lebih fresh. Pas untuk mereka yang suka dengan sajian hangat.

Berbarengan dengan menu buffet, saya melihat juga hidangan terbatas untuk vegetarian. Biasanya disediakan sayur berkuah (capcay kuah sepertinya) dan 1 gorengan sayur berterigu. Tak jauh dari deretan ini, ada serangkaian asupan tradisional atau jajan pasar seperti candil, kue lumpur, dll. Berdampingan dengan sup juga ada bubur dengan pilihan 2 kuah. Bening atau sedikit bersantan. Yang menyenangkan itu adalah mangkuk-mangkuk cantik berisi campuran bubur. Mangkuknya keceh banget. Pengen deh punya mangkuk kayak gitu. Tapi sayang gak satupun petugas yang tau dimana belinya (ya iyalah Maaakk. Itu kan kerjaannya orang Purchasing).

SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Mangkuk yang saya inginkan itu

Di sisi terpisah berderet olahan bakery dan roti dalam berbagai jenis dan rasa. Ada roti tawar untuk dipanggang dengan pilihan selai. Terus juga ada croissant, aneka bolu, donat yang digantung-gantung. Nggemesin banget. Aneka pie isi buah juga dihidangkan. Yang sungguh menarik hati dan bikin saya penasaran pengen nyoba adalah roti tawar panggang isi keju. Banyak banget peminatnya karena saya harus 3 kali bolak balik biar bisa ngambil yang masih hangat.

Hanya beberapa langkah dari aneka kue yang cantik-cantik ini, ada hidangan pecel dan soto ayam. Spot sotonya menggunakan gotongan tradisional yang ampun saya gak tau apa namanya. Tapi sungguh sangat menarik hati. Mengesankan otentitas bagaimana penjual soto emperan biasa mengangkut barang dagangannya.

Selama 2 kali sarapan pagi, saya bertemu dengan makanan yang hampir semua sama. Saya cukup surprise saat itu karena kondisi diluar dugaan. Tadinya saya berharap banyak akan merasakan menu yang sedikit berbeda karena menu yang saya nikmati kemarin berada di bawah standard yang biasa saya rasakan saat menginap di hotel jaringan Santika. Beberapa makanan, menurut selera saya, ada yang terlalu manis dan ada juga yang tasteless, bahkan ada yang masih keras tak bisa dikunyah. Dan itu hampir merata disetiap asupan. Saya sampai berulangkali meyakinkan diri dan bertanya kepada suami, apakah bener Santika Premiere Gubeng ini berbintang 4 atau 3. Ternyata memang betul bintang 4. Jadi menurut saya, Travelodge perlu sentuhan kualitas yang menyetarakan statusnya sebagai hotel kelas atas.

SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Yang saya asup selama 2 hari sarapan | Nasi goreng, ikan asin, bakwan jagung dan potongan sayur

Berbagai Tetangga Hotel

Kekecawaan atas sarapan terbayarkan dengan hadirnya tetangga-tetangga hotel yang walking distance. Para tetangga yang menjamin ketentraman urusan perut.

Persis di sebelah ada warung dengan pilihan menu utama soto dan sate. Di sebelahnya lagi ada Boncafe Steak & Ice Cream. Resto ini bener-bener highly recommended. Nyebrang dikit dari Boncafe ada Starbuck. Ini rombongan sisi kiri hotel. Nah untuk sisi kanan, selisih 2 bangunan ada Indomaret. Meskipun tidak terlalu besar tapi ada cafe nya loh. Bisalah untuk tempat janjian sambil ngopi-ngopi nikmat dan hemat. Melipir ke samping Indomaret, ada tukang bakso dorongan yang tumpah ruah dengan pelanggan. Sementara di depannya ada foodcourt kecil yang menawarkan beberapa produk makanan ber-franchise. Menunya kekinian yang sudah kurang pas dengan selera dan lidah orang seumuran saya. Tapi lumayan rame loh diseputaran sini. Sebagian besar ya nongkrongers abang bakso itu tadi.

Kalau buat saya sih hadirnya Indomaret sendiri tentunya cukup membantu kalau ada keperluan-keperluan kecil yang kelupaan kita bawa. Apalagi jika hotel tempat kita menginap tidak menyediakan drug store atau layanan pembelian kebutuhan minor sehari-hari.

Senangnya Bertemu Berbagai Koleksi Batik Daerah

SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Saya dan Batik Sekar Jagad dari Jogyakarta

Sebagai penyuka, penikmat, dan pekerja seni, menemukan jejak-jejak kekayaan seni nusantara tentunya akan meninggalkan kekaguman. Salah satunya adalah potongan-potongan batik dari berbagai daerah di Indonesia yang dibingkai dengan apik oleh hotel ini. Di sepanjang dinding koridor lantai 10 yang saya tempati, saya menemukan setidaknya 8-10 pigura dengan potongan kain batik yang dilengkapi dengan nama/jenis batik dan kota/provinsi asal batik tersebut. Beberapa diantara sempat saya rekam melalui kamera saya, tapi ada yang tidak terfoto dengan baik karena cahaya yang minim. Tapi yang jelas saya kagum dengan apa yang sudah dilakukan Santika Premiere Gubeng untuk mensosialisasikan dan atau memberikan sedikit pendidikan tentang indahnya kekayaan wastra Indonesia.

SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa

Menginap di Santika Premiere Gubeng meninggalkan banyak cerita buat saya. Inilah kali kedua saya nunut suami yang kebetulan sedang ada urusan kantor di Surabaya. Karena volume kunjungan suami ke sini akan masih terus berlangsung sampai beberapa project selesai dengan tuntas, rasa-rasanya dalam waktu kedepan, saya akan menyempatkan diri kembali ngekor. Waktu-waktu berharga untuk lebih meng-explore kota Surabaya yang berkembang pesat dalam berbagai usaha wisata, seperti yang diceritakan oleh Pak Murtadi, lelaki yang mengantarkan saya ke Hotel Santika Premiere Gubeng.

Sampai bertemu kembali Surabaya!!

Baca juga : Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya. Jejak Kejayaan Maritim Indonesia

SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa

Galeri Foto

SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Croissant and pie/roti isi buah
SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Jajan pasar | Kue Lumpur dan Semar Mendem
SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Roti tawar panggang isi keju dan Pancake
SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Aneka donat yang menggugah selera
SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Puding dan bolu rasa orange
SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa
Salah satu sudut tunggu di lantai bawah

#SantikaPremiereGubengSurabaya #SantikaPremiereSurabaya #SantikaSurabaya #HotelDiSurabaya #Surabaya

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

33 thoughts on “SANTIKA Premiere Gubeng Surabaya. Satu Catatan Menginap di Timur Jawa”

  1. Waktu Mba Annie ke Sby, kayaknya kita blum saling interaksi di blog yha huhuhu.
    Semogaaaa ada kesempatan lagi kita bisa ketemuan in real life wkwkwk
    SANTIKA ini salah satu hotel favoritku mbaaa
    karena masakan Indonesia-nya sedeeepp. Beberapa hotel lain tuh, IMHO chefnya kagak menguasai masakan negri sendiri :(

    Reply
    • Iya ya. Seandainya dah kenal bisa jalan dan ngobrol bareng. Pengen banget ketemu teman-teman blogger di Surabaya. Next trip saya kabari yo Mbak. Kebetulan suami memang lumayan sering business trip ke SBY.

    • Kebetulan pas saya ke SBY ini, pandemi belum merebak Mbak Diah. Isunya sudah tersebar tapi larangan untuk traveling belum ada. Gak lama setelah saya pulang, barulah rame.

    • Bener Mbak. Potongan-potongan Batik itu jadi daya tarik tersendiri. Selain cantik juga bisa menambah pengetahuan kita.

  2. Aduh lihat hotelnya langsung pengen jalan-jalan. Kangen sekali rasanya untuk jalan-jalan. Buat saya hotel dengan ada kolam renang itu jadi penting sekarang, soalnya buat anak-anak yang suka main air, sudah jadi hiburan tersendiri.

    Semoga bisa nginep di sini suatu saat nanti, aamiin.

    Reply
    • Yang punya anak-anak kecil, berenang memang salah satu kegiatan yang ditunggu-tunggu kalo staycation di hotel ya Mbak. Musti pada seneng banget dan susah untuk disuruh berhenti.

      Aamiin YRA. Semoga suatu saat Mbak Litha dan keluarga bisa menginap di sini.

    • Recommended Mbak Ratna. Lingkungan sekitarnya juga lengkap. Ada mini market, aneka restoran, tempat nongkrong, dll.

    • Nah itu Mbak Maria. Kualitas makanannya tidak setara bintang 4 menurut saya. Seharusnya mereka bisa (jauh) lebih baik.

  3. Duh, aku salfok dengan makanan-makanannya. Apalagi ini lagi jam sarapan. Rasanya kepengen nyomot deh. Btw, lihat hotel begini jadi kepengen staycation. Huhu semoga keadaan lekas pulih ya. Kangen bisa aktivitas dan refreshing kayak di masa sebelom ada pandemi.

    Reply
    • Aamiin YRA. Iya Mbak Nia. Semoga pandemi segera berlalu. Saya juga dah kangen banget pengen traveling dan staycation. Kebetulan saya nginap di sini persis sebelum pandemi Corona merebak di tanah air.

  4. Asik juga nih hotel santika premier di surabaya apalagi suasana dan makanannya. Pernah daku yang di Jakarta waktu itu ada acara di sana asik juga, dan tepat rasanya hotel santika menjadi rekomendasi kalau nanti ke surabaya.

    Reply
    • Santika memang jenama lama tapi tetap populer di bisnis perhotelan. Terkenal dengan makanannya yang enak serta ambience yang Indonesia banget.

  5. Santika Premiere ini dimana pun berada tetap menghadirkan hotel mewah yang bagus yah. Saya pernah cobain juga yang di Medan dan memang asik banget. Pelayanan ramah dan makanan di restoran enak semua. Tapi konsep yang di Surabaya nih lebih kece deh apalagi mangkuknya tuh buat pengen punya juga ya.

    Reply
    • Nah yang di Medan justru saya belum pernah nyoba. Terakhir ke Medan, sebelum pandemi, hotelnya fully booked. Semoga bisa menikmati Santika Medan di kunjungan berikutnya.

  6. Santika premire memang memperhatikan kebutuhan bagi penghuni hotel dengan adanya menu vegetarian.

    Bagi yang belum coba rasa makan menu vegatarian bisa ikutan makan karena ini buffet

    Reply

Leave a Comment