Untuk sebagian besar anak-anak, bermain adalah bagian dari kegiatan sehari-hari. Aktivitas ini selain membuat mereka bersosialisasi, belajar berbagi, dan menikmati masa-masa kecil dengan kegiatan bermanfaat, juga melahirkan kegembiraan bagi diri mereka sendiri.
Pertemuan Keluarga Besar yang Semakin Membesar
Sepekan sebelum ramadan 2024, keluarga besar suami mengadakan acara munggahan. Sebuah kebiasaan dan atau budaya suku Sunda (Jawa Barat) yang diadakan dalam rangka saling memaafkan, makan bersama sekaligus bersilaturahim dalam rangka menyambut masa puasa. Kebetulan acara munggahan tahun ini diadakan di rumah adik ipar saya di perumahan Permata Cimahi, Bandung Barat. Jadi otomatis suami dan ketiga saudara perempuannya menjadi tuan rumah dari acara ini.
Setelah sekian tahun tidak pernah berjumpa dan berkumpul bersama karena pandemi dan kebetulan banyak diantara kami yang terkena dampaknya, pertemuan kali itu menjadi satu hal yang ditunggu-tunggu oleh semua anggota keluarga. Acara yang dulu rutin dilakukan setiap tahun, ternyata harus sementara terhenti karena kesibukan masing-masing dan disambung dengan serbuan Covid-19 yang memaksa semua harus bertahan di dalam rumah. Jadi saat melakukan pendataan dan absensi nama serta anggota keluarga, jumlahnya ternyata sudah membengkak. Dari yang dulu sekitar 60-70 an orang, sekarang sudah menjadi hampir 100 orang. Kenapa? karena beberapa keponakan (generasi ke-3 atau generasi di bawah suami) banyak yang baru/belum lama menikah dan sudah punya balita.
Pendataan ini memang sengaja dilakukan agar kami mendapatkan kepastian jumlah anggota keluarga yang bisa hadir untuk pemesanan catering dan persiapan konsumsi lainnya. Saya yang biasanya jadi seksi sibuk sempat kaget juga. Membayangkan, kemungkinan besar atau setidaknya ada 70-80an orang datang ke rumah dari segala penjuru Jawa Barat dimana 1/2 nya adalah para cicit (generasi ke-3) dengan usia di bawah 30 tahun.
Alhamdulillah dengan adanya pendataan yang akurat, urusan konsumsi dalam jumlah banyak dapat dipesan sesuai kebutuhan jauh-jauh hari. Pesanan minuman dan makanan tambahan bisa terurus dengan baik sehingga acara bisa berjalan sebagaimana yang diharapkan. Jumlahnya tidak kekurangan. Bahkan sebisa mungking bisa dibawa pulang oleh para tamu sebagai buah tangan.
Hari itu sebuah pertemuan keluarga besar yang semakin besar terjadi di rumah kami.
Keriuhan yang Didominasi Anak-Anak dan Balita
Dari pendataan yang sudah diselesaikan seminggu sebelum acara dimulai, pe-er yang harus ditangani tuan rumah adalah menyediakan makanan khususnya snack dan minuman yang disukai anak-anak dan balita. Lalu menyiapkan tempat khusus untuk mereka bermain dengan jaringan internet yang lancar dan kuat. Kami sekeluarga pun bergotong royong menyiapkan ruang keluarga di lantai 2 untuk keperluan tersebut. Lalu dua buah kamar di atas sebagai tempat yang lapang jika mereka ingin tidur. Bahkan karena ada keponakan yang masih menyusui, saya merelakan kamar saya di atas untuk bisa digunakan oleh mereka. Kami pun sudah siap dengan konsekuensi bahwa di tempat ini akan terjadi kehebohan dan keriuhan serta bakal berantakan luar biasa.
Tapi tak apa. Nyatanya memang begitulah aktivitas bersama untuk sebuah keluarga besar. Dan tidak terjadi setiap hari juga kan?
Beberapa hari sebelumnya, saya sempat kepikiran soal jaringan internet yang ada di rumah. Rumah ini sebenarnya masih berstatus “rumah persinggahan” karena tidak ditunggui secara permanen. Jika pun ada keponakan (anak sulung kakak tertua) yang sering datang lalu menyempatkan diri menginap, rumah ini belum benar-benar tiap hari ditinggali. Jadi internet yang disambungkan masih bersifat sementara dengan kekuatan sharing line yang belum banyak.
Saya mendadak teringat. Anak-anak sekarang kan mainannya sudah berhubungan dengan internet. Hampir susah menemukan anak yang masih mau menyentuh permainan konvensional atau kegiatan outdoor. Jika gak mau main game di perangkat elektronik, biasanya nonton berbagai program dari berbagai aplikasi yang bisa dinikmati lewat layar televisi. Jadi urusan jaringan internet yang kuat kudu dibereskan terlebih dahulu.
Dan dugaan saya bener adanya. Untung salah seorang keponakan (yang paling tua) sudah menyiapkan urusan internet ini sebelum acara berlangsung.
Saat hampir sebagian besar anggota keluarga sudah datang dan anak-anak berkumpul di lantai atas, tampaklah pemandangan yang sudah saya duga. Tiap anak balita dan anak-anak seusia SD masing-masing megang handphone sendiri. Entah itu sekedar nonton youtube, berselancar di berbagai aplikasi, termasuk tentu saja main games. Dan pemandangan itu sungguh bikin saya takjub. Melihat jari mereka lincah bergerak tanpa merasa harus noleh kanan kiri, konsentrasi dan ketertarikan mereka fokus pada gawai. Pokoknya semua sibuk dengan gawai. Jarang ada yang ngobrol kalau tidak ditanya terlebih dahulu oleh orang tua/generasi yang berada di atas mereka. Makanan dan minuman pun jarang banget tersentuh. Untuk itu pun orang tua mereka musti menegor atau mengingatkan dulu.
Anak balita aja games nya seru-seru. Entah apa aja namanya. Ada yang binatang meloncat-loncat pakai musik yang gembira dan lucu-lucu. Terus ada tebak gambar. Kemudian ada anak perempuan centil yang terus main boneka Barbie secara digital. Mainnya tuh ganti-ganti baju, Barbie nya bepergian, ke acara-acara pesta, ke pantai, pakai kendaraan dan pernak-pernik fashion yang unik plus masih banyak polesan lainnya. Kebanyakan memang permainan ringan tapi tampak begitu dinikmati oleh si anak. Bahkan saat makan tiba pun mereka tetap tak mengalihkan perhatian ke gawai.
Lantai 2 rumah yang saya kira bakal hancur lebur ternyata aman, damai, dan tetap rapi. Yah jika pun ada kotoran lebih karena rempah-rempah atau bungkusan makanan.
Serunya Menjelajah Permainan On-Line di Aplikasi Mortgage Calculator
Diantara semua anak yang bermain di lantai atas rumah, saya sempat melirik salah seorang cucu (anaknya keponakan) yang memang telah beberapa kali ketemu dan sudah mengenal saya. Si cucu ini anaknya pintar dan gampang dekat dengan orang lain. Melihat saya penasaran, dia mengizinkan saya melirik ke gawainya dan turut memperhatikan apa yang sedang dia mainkan.
Ternyata dia sedang asik bermain puzzle dengan materi gambar berupa uang. Namanya Money Mosaic Puzzle. Saya sempat menyimak dan melihat dia memindahkan satu demi satu potongan gambar uang kertas USD hingga memunculkan gambar utuh (komplit) sesuai dengan visual awal. Menarik juga ternyata. Meski pada awalnya potongan-potongan puzzle nya besar-besar tapi seiring dengan naiknya level permainan dia bisa mengerjakan atau melanjutkan games tersebut dengan potongan gambar yang lebih kecil.
Kalo menurut saya sih permainan ini cukup mendidik ya. Pertama tentu saja permainan ini mengajak dan atau membimbing dia untuk paham akan arahan di awal sebelum bermain. Kemudian si anak dituntut untuk fokus pada gambar lalu mengikuti instruksi yang sudah disebutkan di tahap awal sebelum bermain. Manfaatnya lainnya adalah soal konsentrasi dan melatih ingatan. Permainan ini mengajak si anak untuk memilih jenis uang kertas apa yang ingin dia jadikan obyek. Kemudian sistem akan memotong-motong uang tersebut dalam beberapa bagian sesuai dengan level permainan. Nah di sini si anak dituntut untuk bisa berkonsentrasi lalu mengingat gambar atau pola. Kebayang kan bagaimana tingkat kesulitan yang harus dia hadapi saat potongan-potongan tersebut semakin kecil.
Ajaibnya dia – anak berusia lima tahun – selalu bisa mensinkronisasikan antara ingatan dan kelenturan jari. Termasuk bagaimana dia mampu memahami setiap instruksi yang diperdengarkan dalam bahasa Inggris – bukan bahasa ibu yang dia gunakan dan kuasai sehari-hari. Bahkan dalam beberapa tahap bermain dengan musik pengiring, si anak dengan riangnya mengulang apa yang diucapkan oleh sistem. Saat saya tanyakan arti dari kata atau kalimat tersebut, dia dengan sigap menjawab dengan benar. Luar biasa.
Saya sendiri pernah mendengar bahwa memang games atau permainan on-line sering kali membantu anak menabung banyak kata (vocabulary) bahasa Inggris. Hal ini tentu saja memberikan efek positif dalam dunia bahasa, khususnya bahasa internasional yang harus kita akui wajib untuk dikuasai untuk memperluas pengetahuan dan membuka mata kita akan indahnya banyak sudut dunia.
Jadi boleh diambil kesimpulan bahwa bermain games adalah salah satu sarana dalam belajar bahasa Inggris selain fasilitas formal yang didapat lewat bangku sekolah.
Simulasi Permainan Money Mosaic Puzzle
Membayar rasa penasaran setelah melihat si anak bermain, akhirnya saya membuka dan mencoba sendiri permainan Money Mosaic Puzzle ini. Seperti yang telah saya uraikan di atas, ternyata tahap-tahap yang harus dilakukan untuk bermain sangat sederhana. Salut untuk si pencipta games ini. Dia pasti sudah memikirkan satu skema yang menghubungkan tahap demi tahap hingga tercipta satu permainan yang memang diperuntukkan bagi anak-anak.
Berikut adalah beberapa langkah dan tahapan permainan Money Mosaic Puzzle.
Mudah banget kan ya? Konsepnya sama lah seperti permainan puzzle lainnya. Hanya saja di Mortgage Calculator setiap materi permainan berhubungan dengan uang sebagai obyek puzzle. Buat anak-anak non American, Money Mosaic Puzzle tentunya menjadi salah satu sarana bagi mereka untuk mengenal uang dari negara lain selain rupiah.
Ada gak sih permainan seru dan gratis lainnya di Mortgage Calculator? Tentu saja ada dong.
Saat saya perhatikan ada permainan Grocery Cashier dan Cashier Simulator yang mengajarkan anak-anak dalam soal matematika khususnya dalam menghitung, menerima, dan mengembalikan uang. Kemudian ada Restaurant Simulation Games yang mengajarkan anak bagaimana mengelola uang dalam berbagai bisnis restoran atau rumah makan. Masih banyak money games yang disediakan oleh Mortgage Calculator. Tapi yang pasti semua permainan mengajarkan anak untuk lebih mengenal uang, memaknai nilai uang, bagaimana mengelola uang, dan memahami bahwa uang adalah bagian dari kehidupan yang memiliki harga.
Di rumah yang rajin beli puzzle itu aunty nya dan Anak² saya klo main puzzle gitu itu luar biasa cepatnya, sampai kita satu keluarga itu kagum kok cepat banget menyelesaikannya hehee🤩
Hebat memang generasi sekarang ya Mbak Emma. Digitalisme dan teknologi yang ada tuh sudah dalam genggaman mereka. Cepat banget beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Benerrr, anak-anak memang mesti belajar mengenal uang dan mengelolanya. Teknologi datang membawa cara asyik untuk belajar tentang uang ini: dengan nge-game.
Belajar finansial untuk anak jadi makin mudah nih lewat game ya.
Si anak jadi bisa mengenal dan beradaptasi mendapatkan wawasannya.
Paling sih tetep, ada pembatasan dalam bermain juga, biar gak lalai
Jadi inget, setiap Lebaran dan Natal keluarga besar Bude selalu ngumpul
dan anak-anak walau ngumpul sibuk dengan ponselnya
saya ikut nimbrung, hehehe
Lain kali saya ngunduh Mortgage Calculator ah dan nimbrung bareng mereka
Seru dan mudah pilihan permainannya Mbak. Gratis pulak.
Jadi kebayang, anak-anak belajar nominal uang melalui game. Menurutku tetap harus balance dengan permaianan konvensional. Biar otak seimbang. di money mozaic puzzle ini bentuk uang yang ada di dalam game uang luar negeri semua kah mbak ? saya belum pernah nyoba soalnya
Yang dipakai bermain itu uang USD. Aku belum melihat mata uang lainnya.
Kalau uda kumpul rame-rame itu selalu ada kejadian seru, lucu dan menggemaskan.
Biasanya mabar ini bisa jadi salah satu pilihan dan gamesnya bisa memilih di games online Aplikasi Mortgage Calculator.
Aku biasanya buka lewat website, ka Annie.
Lancar dan tanpa iklan ini yang menjadi daya tarik.
Nah bener Len. Gak ada iklan tuh bikin nyaman banget. Gak terganggu kitanya,
akuuuu penggemar puzzle yuk Annie
untuk puzzle online belum pernah tertarik karena kalau yang besar besar kayak “ah gampang”…(songong ya) padahal pas udah ratusan ajaaaa siwer matanya hehhehe