Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar

Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
KEMEGAHAN KUBAH BAGIAN DALAM DARI MASJID 99 KUBAH MAKASSAR

Mengunjungi satu daerah kemudian punya waktu ekstra yang lumayan banyak? Kenapa tidak mengisi waktu-waktu tersebut dengan mengunjungi beberapa masjid indah bersejarah?  Salah satu kegiatan yang tentunya banyak membawa manfaat bagi kita. Selain semakin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, wisata religi juga mengajak kita untuk menilik sejarah berdirinya tempat ibadah tersebut. 

Bahkan seringkali lewat penjelajahan ini, kita bisa menemukan arsitektur menarik serta beberapa informasi yang membuat kita tak henti berdecak kagum dan menikmati waktu-waktu berharga sembari menyempatkan diri beribadah di dalamnya. Sungguh suatu rangkaian menjelajah yang bernilai dan mengajak kita untuk mengingat bahwa mengunjungi rumah Allah SWT adalah salah satu dari sekian banyak aktivitas traveling yang bisa mengisi lembaran qalbu kita.

Begitulah yang saya alami saat berada di Makassar beberapa pekan yang lalu.  Ditemani oleh Mas Tobey, mantan jurnalis yang juga berprofesi sebagai travel guide, saya berkunjung ke 4 masjid sarat sejarah, dengan arsitektur yang indah dan monumental.  Mulai dari masjid yang telah berdiri ratusan tahun yang lalu hingga yang kekinian dengan sentuhan rancang bangun yang sarat warna-warna cantik, juga unik dan estetik.

Masjid Al-Hilal, Katangka

Mas Tobey sempat dua kali bolak-balik di Jl. Syech Yusuf dimana masjid Al-Hilal, Katangka berada. Kepadatan lalu lintas sesiangan itu sempat membuatnya meragukan petunjuk arah yang tertera di Google Maps. Tapi akhirnya sebuah kubah yang mirip atau berbentuk ruangan atau rumah kecil dengan beberapa jendela itu menjadi satu petunjuk pasti akan keberadaan masjid bersejarah ini.

Mas Tobey pun memarkirkan mobil di sebuah lapangan kecil persis di samping masjid. Ada rumah kecil yang sepertinya digunakan untuk DKM dan menyimpan berbagai peralatan. Lalu berhadapan dengan area parkir ini, ada kompleks pemakaman yang lumayan luas dan tampak sangat tua. Sebagian dari makam-makam ini sudah berlumut dengan warna yang mulai memudar.

Saat membaca sebuah plang besi yang terlihat tua dan ada di parkirkan masjid, kita akan langsung tahu bahwa Masjid Al Hilal, Katangka ini adalah salah satu cagar budaya kota Makassar.  Bahkan dengan hanya melihat dan memandangi tampak luarnya saja, masjid ini sudah meninggalkan kesan historis yang tentunya menarik untuk digali.

Berdiri di atas tanah seluas 150m2, salah satu masjid tertua di Makassar ini, berada di Katangka, Somba Opu, Gowa.  Menurut sejarah yang tercatat, masjid Al Hilal, Katangka dibangun pada 1603.  Tapi ada juga yang mempercayai bahwa masjid ini dibangun pada abad ke-18.  Pendiri awal dari masjid ini adalah Raja Gowa ke-14 yang bernama Mangngerangi Daeng Manrabbia Sultan Alauddin Tumenanga Ri Gaukanna atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sultan Alauddin.

Dinamakan masjid Katangka karena dulu dipercayai bahwa masjid ini dibangun dengan menggunakan kayu Katangka.  Sejenis kayu yang kuat dan kokoh yang berada disekitar lahan dibangunnya masjid.  Lokasinya pun di area yang bernama Katangka. Jadi mungkin ini jugalah yang turut bersumbangsih pada penamaan masjidnya. Meskipun telah direnovasi berulangkali, bangunan inti dari masjid ini tetap terjaga.  Bahkan saat melangkah masuk kedalamnya pun, tiang-tiang kayu dan sebuah mimbar yang bersejarah masih berdiri dengan tegak.

Tanah yang digunakan untuk tempat berdirinya masjid ini adalah tanah wakaf Raja Gowa.  Jadi tidak heran jika kita bisa melihat beberapa makam besar Raja Gowa, seperti Sultan Hasanudin, yang berada di sebuah lahan yang berada di utara masjid.

Arsitektur bangunannya sendiri memiliki beragam makna seperti 5 pintu yang mewakili 5 rukun Islam, 6 jendela yang mengisyaratkan 6 rukun iman, 4 tiang peyangga yang mewakili 4 sahabat nabi dan 2 kubah bersusun yang mewakili 2 kalimat syahadat. Rangkaian konsep pembangunan rumah ibadah yang well-prepared dan conceptable banget.

Saya sempat menunaikan shalat Ashar disini karena kedatangan saya pas sekali dengan dikumandangkannya adzan. Untuk jamaah perempuan, harus masuk lewat pintu belakang, dimana tempat untuk berwudhu dan shalat ada disini. Saat berada di area belakang masjid ini saya bisa melihat pendopo semi terbuka yang sangat luas. Anak-anak tampak duduk rapih dan bersiap untuk mengaji. Keberadaan mereka mengingatkan saya akan masa kecil di kota kelahiran saya, Palembang. Terutama saat berkumpul di sebuah surau yang berada di seputaran tempat tinggal dan menunggu guru mengaji. Sembari menunggu sang guru datang, biasanya kami makan es dungdung, ngemil, bahkan berlari-larian seperti anak-anak lelaki yang saya lihat saat itu.

Masjid yang menempel persis di pinggir jalan ini tetap terlihat bersih meski debu lalu lintas dan suara mesin kendaraan terdengar lalu lalang di telinga. Tapi saat berada di dalam keheningan masih terasa. Setidaknya kita masih khusuk beribadah.

Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
tampak masjid al-hilal katangka dipotret dari area parkir kendaraan
Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
area pemakaman yang berada di sisi utara masjid. terlihat sebuah plang besi yang sudah tampak menua. tertulis jelas bahwa masjid kuno katangka ini adalah sebuah cagar budaya yang dilindungi oleh undang-undang

Baca juga : Bayt Al Qur’an Al Akbar. Menyentuh Qalbu di Museum Al-Qur’an Raksasa di Palembang

Masjid Muhammad Cheng Hoo

Menilik dari namanya, tentulah kita tahu bahwa masjid ini adalah sebuah persembahan dan penghormatan atas Laksamana Cheng Hoo.  Seorang nahkoda berdarah Tiongkok yang pernah mampir berdagang di nusantara. Lewat buku sejarah yang sempat saya baca sih Laksamana Cheng Hoo sempat mampir di Sumatera dan Jawa. Belum pernah ke Sulawesi. Tapi komunitas mualaf di Sulawesi Selatan memutuskan untuk membangun masjid ini sebagai sebuah penghargaan atas jasa beliau menyebarkan Islam dimanapun beliau berdagang.

Masjid sumbangan dari komunitas muslim Tionghoa di Sulawesi Selatan ini, berdiri tegak di Jl. Tanjung Bunga, Maccini Sombala, Tamalete atau di sebelah utara kota Makassar.  Kepengurusan dan operasionalnya hingga kini dipegang oleh PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) cabang Sulawesi Selatan.

Dari sebuah prasasti kecil yang berada di pintu masuk ruang shalat yang berada di lantai 2, masjid ini diresmikan pada 12 April 2018 dengan penandatangan prasasti Hj. Ramlah Kalla Aksa.  Adik kandung mantan Wapres RI ke-10 dan ke-12, H. Yusuf Kalla, yang kemudian menikah dengan H. Aksa Mahmud, pengusaha kakap Sulawesi yang mendirikan rangkaian usaha sukses dengan bendera Bosowa Corporation.

Berkeliling memotret, saya terbawa dejavu mengingat Masjid Muhammad Cheng Hoo yang berada di Palembang dan Surabaya. Ketiganya hadir dengan kombinasi warna yang sama, antara merah, kuning, hijau dan putih. Di Makassar ini, selain urusan warna, masjid Muhammad Cheng Hoo juga memadukan keunikan bangunan khas Tionghoa dan Bugis.  Salah satu suku yang ada di Sulawesi Selatan.  Mulai dari warna merah yang mendominasi hingga kubah yang berbentuk seperti pagoda serta roster-roster bersudut segita panjang-panjang yang bertebaran di setiap sudut dan sisi masjid. Kehadiran roster ini membuat tampak luar bangunan jadi nyeni dan estetik plus tentu saja istagenic untuk ditampilkan di akun media sosial kita.

Tak jauh dari masjid ada bangunan 2 lantai berwarna hijau yang adalah madrasah hafidz Qur’an. Saat saya memotret tampak serombongan anak-anak berseragam (berjubah hijau) yang berjalan dari gedung tersebut menuju masjid. Dibimbing oleh seorang pria dewasa, mereka berkumpul di dalam masjid untuk mengaji dan menerima arahan dari pria tersebut. Lantunan ayat suci Al-Qur’an terdengar merdu dan sangat menyejukkan hati.

Saya mendadak bermunajat. Memohon kepada Allah SWT untuk memudahkan semua urusan anak-anak saya. Menjadikan mereka anak yang sholeh dan sholeha serta menjadi manusia yang membawa manfaat bagi orang lain. Mendoakan juga untuk suami dan diri sendiri agar disehatkan, dimurahkan rezeki dan diberi kesempatan terus berdua, berjodoh dunia akhirat. Aaahhh masjid selalu bisa menghanyutkan perasaan ya.

Baca juga : Merah, Hijau dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo di Surabaya

Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
sisi belakang masjid muhammad cheng hoo makassar yang saya abadikan dari parkiran kendaraan
Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
tangga tinggi menuju area shalat yang ada di lantai 2
Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
ruang dalam tempat shalat. tampak mimbar berwarna rose gold, raturan roster-roster putih yang senada dengan warna dinding yang melahirkan kesan adem. inilah anak-anak lelaki yang tadi saya lihat berjalan dari bangunan 2 lantai yang bersebelahan dengan masjid. ada juga chandelier vintage yang turut menghiasi indahnya sisi dalam masjid

Masjid 99 Kubah

Mengunjungi Masjid 99 Kubah ini adalah salah satu alasan saya untuk terbang ke Makassar. Saat suami menawarkan saya ikut, menemaninya bertugas ke kota ini, saya langsung mengangguk. Alasan lain yang menunjang adalah karena sempat berulangkali melihat foto-foto indahnya di media sosial. Lalu dari beberapa tautan/artikel, saya mengetahui bahwa Masjid 99 Kubah adalah karya salah seorang arsitektur ternama, gubernur dari daerah tempat saya tinggal, dan juga adalah seorang Ayah yang saat itu sedang kehilangan anak sulungnya yang hanyut di sungai Aare, Switzerland (sekarang, saat saya mengetik ini, almarhum telah ditemukan dan dimakamkan).

Dialah Ridwan Kamil. Lelaki berusia 50an tahun ini merancang masjid 99 Kubah di 2017 yang saat itu masih berstatus sebagai Walikota Bandung. Masjid megah ini berada di kawasan Centre Point of Indonesia yang persis berseberangan dengan anjungan Pantai Losari.  Jadi saat kita menikmati sunset atau berfoto di sepanjang anjungan Pantai Losari, Masjid 99 Kubah akan ikut terekam layaknya latar belakang foto.  Sebuah ikon baru kota Makassar yang menghadirkan betapa rumah Allah SWT selayaknya dibuat megah dan diagungkan.

Berada persis di halaman masjid dan sepanjang jalan menuju masjid, ada sebuah area hiburan yang diberi nama Lego Lego. Spot hiburan ini ada di bantaran laut yang berhadapan dengan Anjungan Pantai Losari. Disini terdapat banyak tempat makan yang cocok banget buat ngumpul dan nongkrong-nongkrong. Tak ayal. Saat sekali waktu saya singgah setelah sunset, sederetan kendaraan parkir di kanan dan kiri jalan. Penuh banget.

Mengangkat konsep 99 Asmaul Husna, sifat-sifat mulia Yang Maha Esa, Masjid 99 Kubah terlihat sangat unik dengan kubah-kubah kecil berjenjang yang dibuat berwarna-warni.  Sesaat ketika mengamati masjid ini, kita teringat akan seni arsitektur khas Timur Tengah yang kaya akan warna.

Begitupun dengan saat berada di dalam. Melengkapi indahnya rancang luar ruang masjid, langit-langit yang menyanggah kubah-kubah kecil itu juga sangat cantik dengan warna-warna aktraktif. Saya berdecak kagum tiada habisnya. Bahkan saat shalat pun, saya bisa merasakan dinginnya keramiknya. Dia area shalat wanita tersedia puluhan mukenah cantik-cantik disamping puluhan Qur-an yang tersusun cantik di sebuah lemari-lemari sekat kayu berwarna alam.

Area mimbarnya juga sangat mengesankan. Bagikan sebuah gerbang yang tinggi dan gagah, disampingnya tercantum kaligrafi berwarna keemasan dan berbagai jenis keramik mewah mengkilat yang mendampinginya. MashaAllah. Betapa beruntungnya saya karena dijinkan Allah SWT dan semesta untuk tiba di masjid nan megah dan bersejarah ini. Masjid yang berada di salah satu dari 5 pulau terbesar di Indonesia dan jaraknya ratusan kilometer dari tempat dimana saya tinggal bersama keluarga.

Saat saya berada disini, awal Juni 2022, bagian teras masjid, tempat berwudhu, toilet dan lahan parkir disekitarnya belum selesai 100%. Begitupun rangkaian anak tangga yang menghubungkan lantai dasar masjid dengan bagian bawahnya. Kondisi tangga yang lumayan curam dan melingkar ini sepertinya kurang akomodatif untuk mereka yang uzur atau mengalami masalah pada sendi-sendi kaki. Bahkan saya sendiripun harus melangkah pelan-pelan karena kecuraman dan tidak adanya penerangan untuk membantu kita mengukur langkah.

Sebelum masuk ke area shalat, ada sederetan kotak-kotak dengan kunci untuk kita gunakan. Saya menaruh dan menitipkan sepatu saya disini. Dari titik dimana lemari berkunci ini berada, kita dapat menebarkan pandangan serta melihat Anjungan Pantai Losari dari kejauhan. Saya juga melihat ada beberapa kapal Phinisi yang berlabuh di seberang. Pemandangan yang tidak akan saya dapatkan kecuali saat berada di Masjid 99 Kubah.

Baca juga : Pasar Kanoman. Menjelajah Sentuhan Tradisional di Cirebon

Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
langit-langit masjid yang terekam dari area shalat. tak bisa menahan decak kagum saat melihat ini. mashaallah. betapa allah swt sudah mewariskan kemampuan kepada ridwan kamil untuk merancang masjid yang indah ini
Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
area mimbar yang juga indah tak terkira
Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
dari beberapa langkah menuju jalan masuk depan masjid 99 kubah
Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
masjid 99 kubah yang saya foto dari anjungan pantai losari. kapal-kapal yang berlabuh itu memberikan sentuhan keindahan sendiri. menceritakan bahwa salah satu suku di sulawesi selatan, suku bugis, didominasi oleh para pelayar dan pelaut
Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
memotret anjungan pantai losari dari titik tertinggi tangga masjid 99 kubah. tampak beberapa kapal, salah satunya adalah kapal phinisi, yang sedang merapat di dermaga anjungan

Masjid Amirul Mukminin

Masjid yang terletak di timur laut pantai Losari ini, didirikan menjorok ke laut dengan tonggak-tonggak beton dan 164 tiang pancang yang berada di bawahnya.  Karena itu masjid ini disebut sebagai masjid terapung. Tadinya saya pikir bangunan masjidnya benar-benar terapung di atas air laut. Terbuat dari kayu atau bambu dan terus bergerak mengapung kesana kemari mengikuti gerak air laut. Ternyata yang dilukiskan sebagai “terapung” disini adalah berada di atas air laut, meskipun tidak dalam kondisi “menyentuh air laut”.

Dibangun menyerupai rumah panggung khas adat suku Bugis dan Makassar, masjid yang menjadi bagian dari Anjungan Pantai Losari ini mulai dikerjakan pada 2009 dan diresmikan oleh H. Jusuf Kalla, sang putera daerah, pada 12 Desember 2012.

Keberadaan 2 pilar tinggi dengan 2 kubah yang dipoles oleh keramik mozaik serta tangga meliuk yang berada di salah satu sisi bangunan, semakin memberikan kesan megah dan monumental. Di dalam masjidnya sendiri terpasang 5 pilar yang tinggi dan kokoh.  Pilar yang melambang 5 shalat fardhu dalam agama Islam.  Tentu saja sekaligus bisa menjadi pengingat bahwa ada 5 kewajiban menghadap sang Ilahi dalam sehari.

Menjadi satu dengan pusat rekreasi kota Makassar yaitu Pantai Losari, memotret masjid ini saat sunset tiba adalah salah satu kenangan wisata religi yang tak akan terlupakan. Hanya sayangnya saat hendak mengejar sunset di Pantai Losari, kemacetan menghadang saya. Jadi masjid ini hanya sempat saya abadikan di pagi hari saat langit biru terhampar dan udara panas mulai menerpa wajah dan tubuh.

Karena letaknya di Pantai Losari, mengunjungi Masjid Amirul Mukminin menjadi satu paket dengan tempat hiburan merakyat tersebut. Saat merekam keindahan masjid ini dari kejauhan, saya bisa melihat dan merasakan bagaimana masjid ini telah menjadi bagian dari wisata kota yang dimiliki Makassar. Karena terkenal sebagai salah satu titik terbaik menikmati sunset, beribadah di masjid ini saat maghrib tentunya menjadi satu waktu yang sangat dinantikan.

Mendadak saya membayangkan bagaimana asiknya berbuka puasa di Masjid Amirul Mukminin. Karena sekitar pkl. 16:00 WITA, hampir seluruh area parkir dipenuhi oleh para pedagang kaki lima. Sajiannya juga beragam. Mulai dari makanan berat hingga makanan khas daerah Makassar seperti Pisang Ape. Salah satu jajanan wajib saat kita bertandang ke Makassar.

Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
masjid amirul mukminin. berdiri tegak di pinggir pantai pantai losari

Keindahan, keistimewaan dan kemegahan serta jejak sejarah yang sudah terekam dari keempat masjid tersebut di atas, tentunya bisa melengkapi wisata kita di Makassar.  Negeri Angin Mamiri yang menyimpan banyak kisah yang pantas untuk kita rekam lewat lensa kamera dan dikenang sepanjang masa.

Selain Masjid Al-Hilal Katangka yang sudah berusia ratusan tahun, ketiga masjid lainnya relatif masih baru. Tapi keindahannya tentunya tak bisa kita pungkiri. Ketiganya pun, pada satu masa kedepan, juga akan menjadi bagian dari sejarah bagaimana Makassar begitu bangga menghadirkan rumah Yang Maha Kuasa sebagai tempat yang pantas untuk kita kenang. Tinggal bagaimana masyarakat Makassar menjaga kelestariannya. Bukan hanya terjaga secara fisik tapi juga menjadikan masjid-masjid ini terus dan tetap dikunjungi, dijadikan tempat beribadah dengan serbuan berjuta rakaat shalat serta jutaan doa-doa yang dipajatkan. Apalah artinya kemegahan rumah ibadah jika tidak dipergunakan sebagaimana mestinya oleh para jamaah yang mulia.

Anda ingin menjadi salah seorang saksi sejarah tersebut? Yuk main ke Makassar dan sediakan waktu untuk beribadah di keempat masjid tersebut diatas. Semoga Allah SWT memberkahi kita dengan kesehatan, umur panjang, serta rezeki untuk menjadi tamu dari sekian banyak rumah Allah di berbagai tempat di Indonesia.

Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

43 thoughts on “Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar”

  1. wow saya pingin banget ke Makasar
    Mbak Annie justru bisa ke 4 destinasi Masjid bersejarah, kerennn…
    Makasar ini mirip Bukittinggi nya Sumatera Barat ya?
    Banyak masjid bersejarah yang keren dan wajib dikunjungi

    Reply
    • Iya Mbak. Masih ada beberapa masjid lagi yang selayaknya dikunjungi. Tapi waktu saya terbatas. Hingga akhirnya memutuskan untuk mendatangi 4 masjid ini saja.

  2. Masjid 99 kubah smakin terkenal sejak berita perancangnya kehilangan putra tersayang. sekilas mirip klenteng ya, mbk. Unik dan estetik…

    masjid Amirul Mukminin, duuuh pingin sesekali solat di masjid trapung bgtu. Di medan belum ada …

    Saya juga gemar singgah di masjid setempat kalau lagi ke luar kota. Salah satunya masjid Cut Nyak Dien dekat stasiun sawah besar. Tapi saat itu lupaaaaa banget mau difotoin 😌

    Reply
    • Masjid Cuk Nyak Dien itu di Medan ya? Saya juga belum pernah jelajah masjid di Medan. Pengen banget. Semoga ada rejeki, umur dan kesempatan untuk ke sampai ke Medan lagi.

  3. MasyaAllah, masjid-masjid di Makasar melihat fotonya membuat adem, apalagi bermuhasabah di dalamnya, bikin tenang jiwa. Kalau ke Makasar wajib kunjung banget keempat masjid di atas. Masjid 99 Kubah view sekitarnya luar biasa ya mba. Menjelang magrib, pasti lebih luar biasa lagi suguhan pemandangannya.

    Reply
    • Saya sangat beruntung bisa berada di ke-empat masjid ini dan menjadi saksi betapa kesemuanya begitu indah, membawa ketenangan dan kenangan yang luar biasa. Alhamdulilah.

  4. Tersentuh sekali dengan judulnya yang meyebutkan “masjid indah bersejarah”. Rasanya bikin adem hati ini. Seolah2 penulis merasakan sendiri auranya, membawa nama ketulusan pada yang Maha Kuasa. Indah, Agung, dan damai saat dituliskan dalam platform blog ini.

    Jujur kak Annie, saya sangat senang ada blogger seperti kak Annie yang mau mereview masjid sebagai tempat ibadah yang indah dan megah. Terlepas dari mereview tempat2 lainnya. Absolutely !

    Reply
    • Terimakasih untuk complimentnya Mas Wahid. Inilah kali pertama saya berwisata religi dengan mengunjungi masjid-masjid yang indah bersejarah dan patut untuk dikenang. Bahagia luar biasa rasanya. InshaAllah ingin melakukan hal yang sama di beberapa/banyak kota yang akan saya kunjungi kedepannya. InshaAllah.

  5. Artistik sekali kubah2 dari Masjid 99 Kubah itu Mba Annie. Masya Allah. Serasa lagi di Negeri Disney juga, tepatnya surga lah ya. Jauh lebih mulia. Masjid Muhammad Cheng Hoo selalu apik dengan cat merahnya, khas Tiongkok. Masya Allah banget ini Mba Annie wisata ritual sekaligus wisata sejarahnya. Baca ini saya jadi tertarik membuat tulisan sama perihal tulisan masjid2 unik di Bali. Menginspirasi Mba Annie.

    Reply
    • Ini juga kali pertama saya berwisata religi dengan mengunjungi masjid Mut. Ternyata rasanya luar biasa. Apalagi disaat kita datang, kita bisa menyempatkan diri untuk shalat dan menyaksikan sendiri banyak keindahan yang terukir disana. MashaAllah.

  6. wah bagus banget masjidnya ya. dilihat dari sisi interior maupun eksterior sama-sama mewah dan keren. foto-fotonya juga bagus. bisa sekalian healing nih kalau mampir ke sana

    Reply
  7. Wah, saya pernah berniat buat nulis masjid-masjid yang sering saya singgahi kalau pergi belanja barang dagangan. Foto banyak numpuk di galery tapi belum terealisasi juga. Baca tulisan Mbak Annie jadi keinget lagi deh. Bagus banget ya, di Makassar, indah sekali masjid-masjid itu dengan masing2 keunikannya.

    Reply
  8. Saya ke Makassar 3-4 tahun yang lalu untuk kerja.
    Saya melihat Masjid Amirul Mukminin. Ingin sekali masuk ke sana, tapi sayangnya situasi kerja yang padat belum memungkinkan untuk ke sana.

    Menurut saya, berpose di depan mesjid-mesjid ini pada jam dzuhur/ashar adalah perjuangan.
    Karena matahari sedang terik-teriknya 😆

    Reply
    • Bener banget Mbak Vicky. Tapi enaknya kalau motret di siang hari langitnya biru dengan banyak awan putih. Foto kita jadi lebih cantik.

  9. Semua masjid ini wajib banget dikunjungi kalo ke Makassar ya mbak. Cantik-cantik dan punya ceritanya masing-masing. Selain refresh mata dan fikiran, juga bisa refresh hati biar makin mengagumi keagungan Tuhan.

    Reply
  10. 150m2 bisa semegah ini ya Mbak?

    arsiteknya keren, bisa memaksimalkan tanah yang ada hingga bisa membangun masjid megah

    dan pastinya bisa memfasilitasi berbagai kebutuhan umat Islam yang beribadah di dalamnya

    Reply
  11. Perjalanan jadi makin berkesan ya, Mbak. Apalagi wisata religi biasanya memiliki sejarah tersendiri yang kadang bikin hati terharu gitu 😂 bonusnya desain masjid yang instagramable <3

    Reply
    • Masjid Amirul Mukminin juga memukau ya, mba.
      Pokoke masjid-masjid di Makasar yang dikunjungi mba Annie memukau semua, ya bangunannya, ya sejarahnya, ya lokasi masjid itu didirikan. Semoga kita juga diberi kesempatan berkunjung.

  12. MAsha allah ya, jadi rindu ingin ke masjid yang bagus dan ramai, beruntung ya mbak anni bisa kesana langsung, pasti ada sentuhan rohani yang mebuat pengunjung betah buat ibadah di masjid indah bersejarah yg ada disana. Sy pernah sekali saja pas ke lamongan, bau harus karpetnya dan design bangunan buat sy tertegun, semoga ada kemudahan buat ibadah disana

    Reply
    • Masjid yang indah dan terurus dengan baik membuat kita nyaman beribadah ya Mbak Windi. Selalu suka dengan masjid-masjid yang dikelola dengan baik seperti itu. Semua masjid yang saya tuliskan di atas juga begitu. Alhamdulillah saya menyempatkan diri melakukan sholat dzuhur saat sampai di masjid Kubah 99.

  13. Siang kak Annie,
    wow…luar biasa ya karya dari Kang Emil Masjid 99 Kubah. Indah sekali ya rumah Tuhan yang dirancang beliau, termasuk juga tempat mimbarnya. Aku ikut kagum. Masjid lain yang tak kalah indah adalah Masjid MUHAMMAD CHENG HOO, ada sentuhan orientalnya.

    Reply
  14. Selalu senang lihat ziarah masjid seperti ini, karena bisa sekalian sholat di sana, terus juga mengetahui sejarahnya sambil berkeliling sekitar masjid.
    Semoga suatu saat bisa ke sana, apalagi ke masjid Muhammad Cheng Hoo.

    Reply
  15. Duh, seneng banget kalau berkunjung ke suatu tempat dipertemukan dengan cerita sejarahnya. Berasa menemukan inti petualangan, pengayaan diri akan pengetahuan. Sayangnya Makasar sejauh ini baru jadi kota singgahan. Bandara singgahan persisnya. Belum pernah berkunjung.

    Btw, kalau Masjid Katangka itu bangunan khas Makasar, Mbak? Rada mirip limas di Jawa ya..

    Reply
  16. Saya cuman familiar dengan Masjid Cheng Ho dan Masjid 99 Kubah ini. Ternyata ada dua Masjid bersejarah dan Indah lainnya di Makassar ya Mba. Pengen deh ngunjungin Masjid 99 Kubah. Penasaran pengen liat masjid terapung ini

    Reply
    • Aamiin YRA. Semoga suatu saat Mbak Nimas bisa sampai ke Makassar dan sholat di salah satu masjid bersejarah di atas.

  17. Masyaallah tabarokallaah cantik nian masjid-masjid di sana mbak, kirain di luar negeri, arsitekturnya gak kuno justru keliatan modern ya, menggambarkan Islam tuh gak lekang waktu. Terimakasih udah ngajak melihat masjid tersebut walau hanya dari foto dan cerita

    Reply
    • Terimakasih kembali Mbak Lia. Semoga artikel ini membawa banyak manfaat bagi para pembaca. Terutama dalam memupuk kecintaan kita terhadap rumah Allah SWT.

  18. Masyaallah langit-langit kubah Masjid Muhammad Cheng Hoo ada sentuhan oriental gitu ya, warnanya juga unik, beda dengan masjid kebanyakan. Itu Masjid 99 langit-langit dalam kubahnya masyallah indah banget

    Reply
    • Sentuhan seni dan artistik yang indah tak terkira. Kagum dengan semua arsitek dan design interior yang terlibat di dalamnya.

  19. Selama ini taunya masjid 99 kubha hanya tampak dari bagian luarnya saja. Itupun lihat fotonya di internet. Eh ternyata dalamnya bahus juga. Gak kalah keren dari penampakan bgaian luarnya

    Reply

Leave a Comment