Ke Hong Kong dengan budget ngepas, pilihan tinggal di hostel pastilah jadi keputusan jitu. Alternatifnya banyak. Mau yang tempat tidurnya bertumpuk seperti bunker asrama (cewek semua, cowok semua, atau bercampur) atau berbagi kamar berdua, bertiga, dengan harga yang sedikit lebih mahal. Tapi ya tetap hemat karena bayarnya gotong royong.
Yang pasti pilihan manapun itu, sebagian besar penginapan di Hong Kong terkenal dengan konsep gang senggol alias sempit ke sana kemari. Ukurannya rata-rata sekitar 15-20m2. Bila ada kamar mandi di dalam, berarti nambah dikitlah luasnya untuk ruangan pribadi ini. Bahkan ada yang total 15m2 termasuk kamar mandinya. Yang pernah ngekost atau tinggal di apartemen tipe studio keknya bisa membayangkan seberapa gede kamarnya.
Di akhir Februari sampai dengan awal Maret 2019 barusan, saya bersama 2 teman pengamen produk kreatif internasional lainnya, sepakat untuk tinggal bareng di hostel supaya bisa menekan biaya operasional penginapan. Hal jamak yang biasa kami lakukan supaya pasak (pengeluaran) kita lebih kecil daripada tiang (pendapatan) dan bukan sebaliknya. Karena sudah saling mengenal sebelumnya dan beranjak dari pengalaman yang sama, berbagi kamar jadi lebih asyik. Dengan kondisi ini setidaknya azas keterbukaan, sharing biaya, dan komunikasi dipastikan bisa lebih lancar jaya.
Setelah berhari-hari browsing sana sini, hal pertama yang kami sepakati adalah area. Supaya tidak terlalu jauh dari venue pameran (Hong Kong Convention and Exhibition Centre) yang berada di Wan Chai, pilihan jatuh pada Causeway Bay. Hal kedua yang dipertimbangkan adalah kemudahan transportasi umum sehari-hari, khususnya PP hostel dan tempat pameran. Naik MTR dengan mudah atau Taxi jika terpaksa digunakan karena hujan atau mendadak harus jadi kuli angkut barang. Hal ketiga adalah fasilitas penyedia konsumsi sehari-hari yang halal, terutama untuk saya yang satu-satunya muslim diantara kami. Sementara alasan terakhir adalah tinggal berdekatan dengan anggota tim yang lain. Jika ada apa-apa kan bakal lebih mudah untuk saling berkoordinasi. Dan yang paling penting diantara keseluruhannya adalah kesesuaian dana karena kami akan tinggal dalam waktu sekitar 8 hari + 2 hari untuk saya yang extend dalam rangka keluyuran (baca: motret dan cari konten blog).
Runut dan disiplin mengikuti priority list di atas plus mengikuti obrolan dengan peserta lainnya di Whatsapp Group (WAG), pilihan akhirnya jatuh pada COMFORT Hostel. Apalagi setelah membaca beberapa review para penginap sebelumnya kesepakatan untuk memilih hostel ini pun semakin meyakinkan. Buat saya, tambahan lain selain kebutuhan-kebutuhan di atas adalah soal kebersihan dan kamar mandi di dalam yang memudahkan urusan buka tutup pakaian untuk saya yang berjilbab. Naaahh banyak nih yang memberikan jempol soal kebersihan ini. Plus ada kamar yang bisa dihuni bertiga dengan toilet di dalam. Klop sudah.
Setelah sempat loading in di booth milik delegasi Indonesia di HKCEC, saya dan Yuk Onie memutuskan untuk check in duluan sambil menunggu Mbak Sisca yang datang dari Surabaya malam harinya. Karena sudah terlalu lelah kami memutuskan untuk naik taxi menuju hostel. Perjalanan 20menit yang penuh gulatan emosi. Badan dah capek, eeehh supir taxinya nyebelin to the max. Sudahlah nyetirnya bikin mual (ngepot ngalah-ngalahin pembalap F1), ngomel-ngomel karena macet, terus sempat marah-marah karena susah menemukan nomor pintu hostelnya. Tak pun menolong menurunkan koper baju kami. What a drama!! Nih ya, kalau bicara soal keramahan, orang kita mah seng ada lawan lah.
Turun dari taxi, sesungguhnya menemukan pintu masuk hostel bukan perkara gampang karena tidak ada signage apapun di bagian depan. Terutama untuk yang baru pertama kali menginap di sini seperti kami. Satu-satunya yang membantu adalah kenekatan untuk mengintip ke dalam, dan bertanya kepada seorang penjaga apartemen yang terpekur memperhatikan layar CCTV sambil ngantuk-ngantuk. Yang bikin yakin bahwa itu pintu hostel adalah pintu-pintu lain yang terlihat memang dibuat untuk outlet fashion yang berjejer di kanan dan kiri. Jadi yah tinggal menerka pintu yang sisanya aja.
Hostel dan Ulasan tentang Kamar
Naik lift yang cukup hanya untuk 6 orang dengan berat badan tak lebih dari 70kg/orang, kami tiba di ruang penerimaan hostel di lantai 3. Berada di sisi kanan keluar lift, di ruangan seluas sekitar 50m2 ini, ada kantor kecil di bagian kiri dan dining area beserta sofa tunggu di bagian kanan.
Si Mbak yang mengurus keperluan kami check in saat itu berbahasa Inggris dengan baik. Tersenyum ramah terutama saat menerima uang cash HKD 300 sebagai pembayaran full selama 8hari 7malam. Untuk kunci kamar dikenakan deposit HKD 100/buah. Menimbang mobilitas masing-masing kami, akhirnya memutuskan untuk menyewa 2 buah kunci masuk.
Ditengah kepadatan perlengkapan kantor, ruang kerja receptionist di sini tampak lebih luas dibandingkan hostel yang pernah saya tinggali di Bangkok. Setidaknya ada cukup ruang untuk menitipkan koper, dispenser air, dan sebuah rak tinggi yang menjual makanan ringan, berbagai soft drink, dan handuk yang disewakan.
Sambil menunggu Yuk Onie yang mengurus pendaftaran dan mengajukan berbagai pertanyaan soal transportasi dan fasilitas di sekitar hostel, saya mencoba melongok ke area makan. Ruangannya gak besar tapi peralatan makannya lumayan lengkap, kecuali sendok, garpu, dan gelas yang jumlahnya minim/terbatas. Ada pemanggang dan penghangat makanan, ketel untuk memasak air. Meja dan kursi lumayan banyak meskipun terpaksa diletakkan berdempetan.
Selesai mengurus ini dan itu, kamar kami ternyata tidak berada di gedung ini. Comfort Hostel memiliki gedung lain yang berjarak sekitar 100m. Gedungnya relatif lebih baru. Bedanya adalah kalau di gedung yang ini, entrance area bebas untuk lalu lalang tamu, walaupun ada security di ground floor, sementara di gedung baru, kita harus membawa kunci kamar dengan kode tertentu (kombinasi huruf dan angka) untuk dapat masuk mulai dari pintu paling bawah.
Diantar oleh salah seorang petugas hostel yang juga berfungsi sebagai cleaning service, kami melewati beberapa toko untuk sampai di gedung bertumpuk tempat kamar kami berada. Perlu usaha tambahan untuk mencapai lift karena ada beberapa anak tangga. Persis di dekat pintu ada penjaga. Berseragam sama dengan gedung yang lama. Pun tebakan rentang usianya. Dah pada kakek-kakek semua. Masih keliatan gagah sih. Tapi kalau penjahatnya masih seger buger keknya nih kakek-kakek bakal jumpalitan juga. Kecuali, yah kecuali, si kakek punya ilmu digdaya, mampu menjatuhkan penjahat dengan sekali tepok (akibat kebanyakan nonton Avengers). Topik ini bolak-balik jadi obrolan kami setiap pergi dan pulang ke apartemen. Tentu saja dengan cerita hiperbola dan diiringi tawa berderai-derai.
Keluar dari lift di lantai 8 kami harus menggunakan kartu kembali untuk masuk ke pintu depan ke-2 dan ketika sampai di depan pintu kamar. Jadi kartu kamar yang dipinjamkan ini harus digunakan 3 kali sampai kita benar-benar masuk ke kamar. Jadi urusan keamanan sepertinya boleh diancungin jempol.
Seperti yang sudah ditulis di info kamar, tersedia 1 tempat tidur ukuran 160x200cm untuk berdua, dan 1 lagi berukuran 120x200cm untuk orang ketiga. Diletakkan bersilangan dan mepet ke tembok. Ada jendela yang sangat membantu sirkulasi udara, AC, wastafel, meja kecil, dan TV. Untuk kamar mandi sudah disediakan sampo dan sabun cair dalam botolan yang menempel permanen di dinding. Ada 2 buah slipper karet. Tapi tidak ada handuk. Ini nih yang menjawab kenapa ada penyewaan handuk di resepsionis tadi.
Kasurnya nyaman. Bukan kasur busa yang bikin badan meliuk kalo tidur. Selimutnya juga standard hotel. Tapi sering tidak saya gunakan karena sebagai penyuka udara dingin, waktu-waktu tidur dengan cuaca belasan derajat Celcius ditambah angin yang mengalir dari jendela, bikin waktu-waktu istirahat di dalam kamar jadi tambah nyaman.
Sayangnya saya tidak sempat memotret situasi dalam kamar karena sibuk sendiri ngatur barang hahahaha. Tapi semuanya sesuai dengan ekspektasi kami. Setidaknya sesuai dengan dana yang sudah digelontorkan. Hanya yang perlu dicatat adalah kebijakan untuk pembersihan kamar dan petugas kebersihan itu sendiri. Menurut aturan hostel, mereka tidak diperkenankan membersihkan kasur. Alasannya petugas mereka pernah dituduh mengambil barang yang diletakkan di kasur oleh salah seorang tamu. Tah etaaa. Jadi tamu kudu bawak sapu lidi sendiri dong (kebanyakan nonton nenek sihir)
Untuk hal satu ini, masalah kebersihan, kita harus rada cerewet minta ke resepsionis. Khususnya bagi yang tinggal dalam jangka waktu lama. Jatah membersihkan kamar untuk kami yang tinggal selama 7 malam hanya 2 kali saja. Gak cukup banget sebenarnya. Tapi berkat kebawelan Yuk Onie, kami bisa mendapatkan 1 kali tambahan jatah bersih-bersih. Bahkan pernah di 1 hari kami minta diulang sapu dan ngepel karena penampilan kamar masih sama berantakannya ketika kami tinggalkan di pagi hari, dan lantai terasa lengket ketika diinjak. Gini nih kalo jalan sama emak-emak penyuka resik-resik.
Fasilitas Di Dekat Hostel
Kalo bicara soal kata “strategis”, Comfort Hostel memegang kriteria itu. Lengkap dikelilingi oleh berbagai fasilitas yang memenuhi kebutuhan sehari-hari. Baik itu hiburan, makanan, dan transportasi.
Ada Wellcome Superstore. Supermarket yang jadi andalan banget. Buka 24jam. Sebagian besar yang dijual adalah kebutuhan konsumsi. Saban pagi, sebelum naik MTR menuju HKCEC, rombongan kami selalu mampir ke mari. Pagi-pagi mereka sudah menyiapkan aneka sarapan. Nasi goreng, bihun goreng, aneka bakery, bebek goreng, ayam goreng, sushi dengan harga dan jenis yang beragam. Semua dalam porsi besar di rentang harga 50ribu s/d 150ribu. Saya biasanya beli sekotak sedang nasi dan salmon (seharga 50ribu) untuk makan siang di stand, dan sarapan apapun yang saya beli di malam sebelumnya. Mulai jam 7 malam, Wellcome akan memotong harga semua makanan siap saji. Diskonnya gak kira-kira. Bisa sampai 30%. Bahkan ada yang 50%. Jadi dijamin keesokan harinya apa yang mereka tawarkan bener-bener fresh.
Kasus utama di Wellcome itu cuma buah-buahan. Lebih mahal dari harga daging. Beda dengan sayuran. Walaupun termasuk rada mahal dibandingkan dengan di negara kita, setidaknya masih affordable. Biasanya sih kami beli sekotak besar sayur matang untuk dimakan rame-rame. Melengkapi olahan bebek yang hampir tiap hari jadi menu utama.
Supermarket dalam skala kecil (toko berukuran kecil) juga ada. Berdekatan dengan Wellcome ada Sevel dan beberapa toko kelontong. Ada yang jual make-up, buah, jajanan aneka bentuk dan rasa. Jadi kalau gak ingin ngubek-ngubek belanjaan terlalu banyak, toko-toko kecil ini praktis banget untuk didatangi.
Dikepung oleh gedung-gedung tinggi untuk apartemen dan hostel, termasuk pertokoan, kita juga dimanjakan dengan puluhan resto yang menyebar hampir di segala sudut. Food Street yang berada di seberang Fashion Walk contohnya. Saya menemukan banyak resto istagramable di sela-sela bangunan dan atau toko yang berada di lantai bawah. Mereka menyatu dengan outlet produk-produk bermerk seperti Adidas, Onitsuka, serta beberapa merk fashion branded. Di sudut-sudut tertentu ada mural-mural cantik yang keceh bana-bana untuk jadi obyek foto.
Tak lebih dari 200 meter ada Victoria Park. Taman fenomenal yang jadi tempat berkumpul para pejuang devisa Indonesia (TKW). Di hari Minggu dimana mereka mendapatkan day-off dari para majikan, saya sengaja menyempatkan diri mampir dan menikmati dagangan makanan mereka. Khusus untuk Victoria Park akan saya tulis dalam artikel terpisah.
Berseberangan dengan taman ini, ada titik tunggu khusus untuk bis yang bisa membawa kita menuju airport. Saya sempat kejengkang saat naik bis ini di hari terakhir berada di Hong Kong. Belum selesai ngangkat koper besar berisikan dagangan ke rak khusus bagasi, Pak supir banting stir mengikuti jalan yang berbelok tajam. Tidak siap dan tidak menduga akan gerakan super membanting ini, saya pun sukses kejengkang tunggang langgang tanpa ampun. Sakitnya lumayan. Berasa sampe ke rumah. Tapi malunya itu loh. Kerasa seumur hidup kayaknya.
Kalo soal jajan gimana dong? Aman lah pokoknya. Masih dalam lingkungan Causeway Bay, di radius tak lebih 300 meter dari hostel, ada beberapa restoran Indonesia yang jadi tempat nongkrong langganan orang-orang kita. Ada Warung Malang, Chandra, Kampoeng, Pandan Leaf, Win’s Restaurant. Semua menyajikan menu-menu otentik Indonesia dengan kerenyahan bumbu seperti di tanah air. Makan di sini setidaknya kita yakin akan kehalalannya. Walaupun harganya bisa 2-3 kali lipat karena masih dibayar dalam uang HKD, ada waktu-waktu tertentu memang kangen masakan negara sendiri.
Terus untuk urusan shopping gimana tuh? Bapak, Ibu, Uwak, Tante, sodara-sodara sekalian, kalo sudah sampe Hong Kong dan tinggal di beberapa daerah yang terkenal dengan destinasi wisata, hampir bisa dipastikan kita akan dikepung oleh ribuan toko. Nah kalau di Causeway Bay, lingkungan terdekat dan terlengkap surga belanja adalah Times Square. Tentu saja selain di seputaran Comfort Hostel itu sendiri. Mau yang murah ada. Mau yang jutaan juga ada. Jarak Times Square dari Comfort Hostel gak lebih dari 400an meter lah.
Transportasi? Beh gampang banget. Selain titik antar jemput ke airport dengan rentang waktu 30 sampai 45 menit, di basement gedung yang sama, ada akses menuju MTR. Taxi? Jauh lebih gampang lagi. Keluar hostel ada 2 line khusus untuk taxi ngetem. Tinggal ngawe-ngawe langsung deh bisa naik. Bis-bis kecil juga ada. Tapi terus terang saya gak sempat mencatat. Itu bis kecil beberapa kali lewat dan berhenti persis di depan Wellcome Superstore. Ada beberapa destinasi yang mereka layani. Dengan daya tampung sekitar belasan penumpang (mobil seukuran Hiace untuk pariwisata), dalam jam-jam kantor tampak antrian yang lumayan panjang. Bis nya pun terlihat berseliweran berkali-kali.
Hostel strategis yang satu ini highly recommended untuk first Hong Kong traveler. Kemudahan merasakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan selama liburan, setidaknya dapat terpenuhi dengan baik. Dan kalaupun ingin menjelajah di area-area wisata populer lainnya yang ada di Hong Kong, menggunakan MTR tidaklah sulit dan bisa menambah pengalaman merasakan transportasi publik yang belum dapat kita rasakan di kampung halaman sendiri.
COMFORT Hostel | Unit A1, 9th Floor, Block A Paterson Building 47, Paterson Street (3rd Floor) | Causeway Bay | Hong Kong
#HongKongTrip #HongKongHostel #CausewayBayHongKong
Sepertinya nyaman banget ya mbak. Apalagi letaknya strategis. Semoga bisa punya kesempatan main ke Hongkong
Aamiin Yaa Rabbalalaamiin. Semoga ada kesempatan dan rezeki untuk bisa menikmati Hong Kong ya Mbak Alif.
Mbak Annie..bayar full, cash HKD 300 untuk 8 hari…Serius? Murah banget? apa salah ketik ya
Melihat areanya meski susah cari alamat dan pintu tempat pengelola..tapi strategis ini Comfort Hostel di Causeway Bay Hongkong. Deket ke pusat keramaian dan cari apa-apa gampang. Btw, selalu suka dengan foto-fotonya…Keren!!
HKD 300 itu untuk uang jaminan Mbak Dian. Sebelum check-in biaya hotel sudah kami lunasi.
Hotel, hostel, atau penginapan yang di tengah kota, seringnya memang rada susah nyari tempatnya. Nyelip-nyelip diantara banyaknya gedung menjulang. Dan mereka juga tidak diperkenankan memasang signage yang besar. Jadi memang kita harus jeli nyari alamatnya..
Kamarnya juga relatif sempit tapi kalau buat sekedar tidur sih no problem. Yang penting banyak fasilitas-fasilitas umum yang mudah dijangkau.
duh selalu deh, kalo baca tulisan mbak Annie saya serasa ikut pergi ke Hongkong
Tingak tinguk ke dalam Comfort Hostel, masuk kamar mandi, sholat dan tidur
bahkan ikut ngekor ke supermarket dan makan bebek goreng
sedappppp ….. :D
Hahahahaha. Kapan nyok ngebolang bareng Mbak Maria. Seru-seruan bareng.
Duh, kak seru banget ini pasti jalan-jalannya. Kebayang dah, bayangan liar di kala kakek-kakek harus berkelit sama penjahat yang kekar, hahaha. Pengalaman luar biasa, bisa jalan-jalan ke luar negeri itu.
Hahahahaha. Saya juga langsung gitu. Meskipun sistem keamanannya sudah bagus, ngeri aja kalau ada penjahat dateng yak hahahahaha
Kalau niatannya bukan untuk mager di hotel dan menikmati berbagai fasilitasnya, saya juga lebih suka penginapan seperti ini. Yang penting kamar tidur nersih dan kamar mandi di dalam. Saya masih belum bisa sharing bathroom.
Yup. Setuju banget Mbak. Saya waktu itu pameran. Berangkat pagi pulang malem. Yang penting banyak fasilitas umum yang bisa kami gapai dengan mudah. Jadi gak ngabisin tenaga kalau harus sekedar cari makan atau minum.
Serunya Mbak hihi. Btw samaan sih kalau nginap seminggu cuma dibersihin 2x mah emang gak cukup banget 🙈 apalagi sering jalan dari luar
Iya Mbak Tri. Apalagi saya yang harus liat tempat bersih dan badan bersih sebelum tidur.
Detail banget penjelasannya mba, saya serasa ikutan nginap dan jalan-jalan di causeway bay Hongkong ini.
Ijin di bookmark tulisannya mba, sapa tau nanti kesampaian jg ngebolang ke sana.
Monggo Mbak. Semoga bisa jadi referensi untuk teman-teman yang akan berkunjung ke HK.
Rekomendasi nih ya mba klau suatu saat Ada rezeki ke Hongkong btuh yg “strategis”, Comfort Hostel
yg dikelilingi fasilitas lainnya menunjang utuk aktivitas
Iya Mbak Utie. Terlepas dari kamarnya yang sempit, COMFORT Hostel itu menang di lokasi dan fasilitas umumnya.
Mencari penginapan di Hong Kong susah-susah gampang ya mba. Beberapa kali cari informasi juga hotel yang untuk backpacker tapi belum banyak dapat referensi. Ini lokasi strategis juga ya Comfort Hotel nya,bisa dijadikan referensi nanti saat jadi berangkat ke Hong Kong.
COMFORT hostel ini ada banyak ragam tipe kamarnya Mbak Ririn. Ada yg tipenya asrama gitu.
Kelebihan mereka ini adalah di lokasi menurut saya. Fasilitas umumnya banyak. Mau ke MTR juga deket banget. Makanan halal juga banyak karena ada beberapa resto Indonesia. Bahkan KJRI juga ada di lingkungan ini.
Yuk, itu supir taksinya kayaknya sedang PMS haha.
Soal alasan bersih-bersih kamar itu, apa iya hanya karena takut dituduh mencuri uang lalu meniadakan “protokol” layanan kebersihan yang biasanya wajib ada. Mungkin kah karena hostel ingin meminimalisir biaya tukang bersih2?
Hahahahaha. Samo galo supir di HK ini Rien. Tegangan tinggi galo singgonyo hahahaha.
Mungkin karena setingkat hostel kali ye. Menghemat bayar gaji pegawai untuk bersih-bersih. Jadi memang kalo ke HK dan tinggal di hotel, kito harus siap bersih-bersih dewek
Wiiih seru kayanya jalan – jalan ke Hongkong . smeoga punya banyak rezeki biar bisa kesana juga hehehe .
dan tentunya ini bisa jadi rekomendasi aku untuk menginap ^^
Wiiih seru kayanya jalan – jalan ke Hongkong . semoga punya banyak rezeki biar bisa kesana juga hehehe .
dan tentunya ini bisa jadi rekomendasi aku untuk menginap ^^
Aamiin YRA. Semoga suatu saat bisa sampe HK ya Mbak Ara.
view food streetnya keren ya mba, duh semoga aq bisa nih jalan2 ke hongkong btw terima kasih infonya mba ternyata disana harga buah-buahan lebih mahal ya dibanding daging :)
Aamiin YRA. Semoga suatu saat bisa sampai Hong Kong ya Mbak Ria.
Iya Mbak karena di sana memang hampir tidak ada lahan untuk bercocok tanam. Jadi yang namanya sayur dan buah sebagian besar itu didatangkan dari Cina daratan
nyaman ya mbak, meski harganya cukup terjangkau
lokasinya juga strategis, bisa jadi rekomendasi saat ke hongkong nanti
Bener Mbak Dian. Causeway Bay memang area paling tepat buat orang Indonesia. Nyaman juga lingkungannya.
Padahal kalau resik tentu akan menambah kenyamanan ya mbak, semoga kedepannya nanti akan ada perbaikan lebih baik dan jadi pengalaman juga buat yang akan menginap nantinya
Betul Mbak Fenni. Keknya memang bukan budaya mereka ya kasih service bersih-bersih setiap hari. Karena statusnya hostel. Jadi emang kita kudu inisiatif bersih-bersih sendiri.
Dari Cause Way Bay ke Wan Chai bisa jalan kaki Mbak. Saya biasanya jalan kaki mengikuti orang-orang Hong Kong kan juga pada demen jalan kaki, lewat nelakang pasar Cause Way Bay itu.
Iya Mbak Ida. Sayangnya temen-temen seperjalanan pada gak mau jalan kaki. Padahal menurut saya lebih enak jalan ya daripada naik MTR yg menurut hitungan saya malah lebih jauh. Mungkin karena ngelewatin pasar itu deh makanya temen-temen jadi pada males.
Ooohh sama pas saya pameran, ada beberapa akses menuju HKCEC yang diblok karena ada pembangunan teras luar gedung HKCEC. Jadi kalau jalan kaki muternya lumayan jauh.
Pengalaman yang luar biasa ya mbak, bisa ikut pameran kelas internasional.
Pengen nih usaha aq bisa berkembang dan go internasional juga
Alhamdulillah. Aamiin YRA. Saya mendoakan untuk usahanya Mbak Fiona. Semoga barokah dan berkembang dengan baik
Wah… tempat tinggal emang yang paling utama ya kak. Baiklah, nanti kalau bisa ke sana bareng kawan2, nginap di situ aja biar murah, apalagi dengan minimarket. Cocoklah buat jalan2 minim budget.
Untuk kita yang muslim, berada di lokasi yang banyak pilihan makanan halalnya menurut saya penting banget. Causeway Bay pilihan terbaik untuk itu
Seru banget lihat foto2 liburan gini lagi. rasanya pengen kayak buru2 angkut pakaian HAHAHA..
Puas banget ya lama di Hongkoing, jadi bisa explore banyak tempat :))
Saya seringnya ke HK karena urusan pekerjaan. Yg sekali ini dalam rangka pameran. Jadi gak sempat explore banyak tempat. Enaknya sih pure rekreasi ya Mbak, biar lebih seru lagi.