Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in’s Walk Cumentary (Bagian 1)

Saya menemukan program Jung Hae-in’s Walk Cumentary ini lewat aplikasi Viu. Aplikasi yang biasa saya gunakan untuk menonton KDrama atau KMovie dan berbagai hidangan sinema lainnya. Saya memilih aplikasi ini karena gambarnya jernih dengan subtitle yang jelas tulisannya dan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baku.

Menilik dari judulnya, saya sudah menduga bahwa program ini adalah travel vlog atau travel documentary. Rangkaian dokumentasi perjalanan yang istimewa buat saya pribadi karena dibintangi oleh Jung Hae-in (Hae-in), salah seorang aktor kenamaan Korea favorit saya. Kemudian plusnya lagi adalah pengambilan gambarnya dilakukan di New York City (NYC). Salah satu kota yang sarat dengan kemegahan di tengah modernitas, kepopuleran yang sudah mendunia dan telah bejejer rapih dalam impian saya selama bertahun-tahun.

Program yang disiarkan oleh KBS selama periode 26 November 2019 hingga 14 Januari 2020 ini terbagi atas 8 episode dengan durasi sekitar 1 jam untuk setiap episode. Episode 1 dan 2 adalah traveling solo dari Hae-in. Sementara 6 episode berikutnya Hae-in didampingi oleh 2 orang temannya, Im Hyun-soo dan Eun Jong-goon, yang juga adalah para aktor Korea.

Nah karena panjangnya materi 8 episode yang ingin saya sampaikan, ulas dan ceritakan kembali, tulisan ini akan saya buat dalam 4 bagian. Setiap bagian terdiri atas 2 episode. Biar gak bikin bosen para pembaca ya.

Baca juga : BANGTAN SONYEONDAN di Mata Reader’s Digest. A Force For Good BTS A.R.M.Y

Episode 1. I’ll be Going To New York

Sampai di New York, Rockeffeler Centre, The Halal Guys, St. Patrick’s Chatedral, NYC Times Square, dan Burger Joint.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Lovely, friendly and good looking face of Jung Hae-in

Episode 1 dibuka dengan kehadiran wajah ceria dan sumehnya Hae-in. Duh menggetarkan dan meresahkan hati itu ya. Pemilik wajah putih bersih dan tampak begitu terawat itu mengenalkan dirinya sebagai produser sekaligus sebagai bintang utama dari program ini. Dalam beberapa scene pendek, Hae-in tampak berdiskusi dengan seorang produser KBS tentang persiapan-persiapan dan beberapa kondisi lapangan yang harus dia hadapi selama shooting berlangsung. Hae-in terlihat begitu bersemangat dengan sebuah rangkaian pengalaman baru yang akan dia lalui. Yang tentu saja akan jauh berbeda dengan apa yang sudah dia lakukan dalam pembuatan drama maupun film (biasa).

Ekspresi sumringahnya pun bisa kita nikmati saat Hae-in tiba di Incheon International airport dan siap berangkat menuju New York City (NYC). Tampak begitu siap fisik untuk sebuah perjalanan 14 jam penerbangan menuju John F. Kennedy (JFK) Airport yang berada di daerah Queens NYC. Wajah segarnya tampak kembali menghiasi layar saat berada di lobby luar airport JFK. Diiringi dengan kebingungan mengatur transportasi menuju rumah sewaan di daerah Manhattan, Hae-in kelihatan mulai beradaptasi dengan vlog arrangement. Awalnya Hae-in ingin memesan taxi regular tapi ternyata tersambung dengan aplikasi transportasi sewaan sejenis Uber. Mobil yang melayaninya mewah loh, sebuah MPV tinggi besar/panjang yang dikendarai oleh seorang lelaki berwajah Asia.

Dalam perjalanan menuju rumah sewaan di Manhattan, Hae-in tampak begitu antusias melihat kendaraan berwarna kuning. Ada bis sekolah, ada juga taxi. Kendaraan dan alat transportasi eye-catchy yang menjadi ciri khas NYC. Memanglah sesuatu banget itu si kuning. Kalo saya ke NYC keknya kudu pepotoan deh sama si kuning. It’s a must pastinya.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Si kuning yang cantik itu
Baca juga : Sepenggal Peninggalan Sejarah Kejayaan Imigran Tionghoa di Tjong A Fie Mansion, Medan.

Hae-in tiba di rumah berlantai 3 dengan membayar ongkos sekitar USD 72 (setara dengan IDR 1.080.000,-). Wah mahal juga ya. Dari luar tampak rumahnya biasa aja. Rumah kotak dengan lahan/tanah kecil di bagian depan dan pagar besi hitam setinggi dagu di bagian depan. Tapi begitu masuk, wah cakep banget loh. Dengan sentuhan interior american style, rumah ini memiliki pintu masuk ganda. Satu (yang paling depan) dengan kunci berkode dan satu lagi pintu kayu berkaca. Jarak diantaranya sekitar (mungkin) 1-2 meter saja. Dibuat dengan tujuan keamanan sepertinya ya.

Saking kagumnya akan rumah ini, Hae-in sibuk mondar-mandir memotret dan norak-norak bergembira gitu. Di lantai terbawah ada dapur bersih dan ruang tamu kecil. 1 kamar tidur di lantai 2, sementara 2 lagi ada di lantai 3. Semuanya cantik-cantik banget penataannya. Sederhana, tidak penuh dengan barang, tapi visualnya amat menghibur indera penglihatan kita. Hae-in tampak galau memilih kamar tidur yang mana. Bolak-balik nyobain kasurnya. Tapi akhirnya memutuskan untuk mengambil kamar yang ada di lantai 2 yang menghadap langsung ke jalan.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Baca juga : Merah, Hijau dan Kuning di Masjid H. Muhammad Cheng Hoo Surabaya

Selesai mengistirahatkan diri sejenak, Hae-in memulai kisah perjalanannya dengan berjalan kaki menuju ke salah satu jalan lapang untuk nyetop si kuning. Wajahnya bahagia banget karena akhirnya bisa menaiki taxi yang sibuk diomongin sepagian tadi. Langit cerah menyambut si rupawan ini hingga tiba di Rockeffeler Centre.

Di tempat ini Hae-in menyaksikan kerumunan masa (terutama anak-anak) yang asik ber-ice skating. Ada hal lain yang dinikmati oleh Hae-in yaitu patung dewa Promotheus. Patung yang berada di lower plaza ini memiliki tinggi 5.5 meter dan berat 8 ton. Patungnya sendiri terbuat dari tembaga dengan warna keemasan dan dikerjakan oleh seorang seniman bernama Paul Manship pada 1934. Mengelilingi area ice skating ini terdapat ratusan bendera negara-negara yang ada di dunia. Hae-in pun tidak melewatkan kesempatan untuk berpose di bawah/depan bendera Taeguk, bendera nasional Korea Selatan. Bangga ya pastinya. Apalagi Hae-in telah melewati masa-masa wajib militer beberapa tahun yang lalu, sebelum debut dengan profesi keartisannya. Satu masa dimana rasa nasionalisme lebih menumpuk dan membuncah di dada.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Lower Plaza Rockeffeler Centre

Puas menelan kekaguman di Rockeffeler Centre, perut keroncongan pun menuntun Hae-in menuju satu sisi kompleks dengan sederetan food trucks di pinggir jalan. Satu yang menjadi incarannya adalah The Halal Guys. Pelopor makanan halal di US dengan sajian ala Timur Tengah yang sempat dia nikmati di daerah Itaewon. Tanpa antrian panjang, Hae-in memesan Platters Combo yang berisikan irisan daging sapi dan ayam, nasi, Naan (sejenis roti pipih yang terbuat dari tepung gandum), dan potongan sayur sebagai pelengkap.

Disajikan di dalam piring/mangkok aluminium foil, pesanan Hae-in terlihat sesak dan padat. Porsinya keliatan buanyak buangets dah. Ngeliatnya aja dah kenyang duluan. Hidangan selengkap itu tambah yahud saat ditambahi white sauce khas The Halal Guys plus cabe botolan. Hae-in yang memang gemar makanan pedas, mencabarkan diri dengan menambah sambal. Akhirnya? Rasain dah tuh. Wajahnya yang putih mulus itu mendadak memerah karena kepedesan.

Lagi seru-serunya mendesis menahan kepedesan, eh ada seorang wanita Korea yang menegur Hae-in dan langsung memastikan apakah dia beneran Hae-in, sang aktor Korea yang lagi ngetop. Lelaki kelahiran 1988 ini langsung mengangguk dan tersipu malu. Lebih lanjut si wanita ini menceritakan bahwa boss nya yang saat itu sedang bersama dia, juga suka menonton drama yang menghadirkan Hae-in sebagai peran utamanya. Something In The Rain judulnya. Waahh sama nih dengan saya. KDrama yang satu itu memang sesuatu. Drama kisah cinta antara lelaki yang usianya lebih muda dari si wanita (diperankan dengan sangat apik oleh Son Ye-jin). Pada kenyataannya (di dunia nyata) Ye-jin memang 6 tahun lebih tua dari Hae-in.

Eh balik ngomongin soal The Halal Guys tadi. Ternyata mereka punya cabang loh di Indonesia. Restonya ada di lantai 5 mall Senayan City, Jakarta Selatan. Aahh seandainya gak lagi pandemi mungkin saya langsung cus ke sana. Pengen banget nyobain semangkok besar Platers Combo yang dipesan Hae-in.

Baca juga : ISTANA MAIMUN. Jejak Kejayaan Kesultanan Deli di Kota Medan
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Platters Combo The Halal Guys

Kenyang dengan Platters Combo yang nyelerain itu, Hae-in melanjutkan perjalanan ke arah St. Patrick’s Chatedral yang berlokasi tidak jauh (berseberangan) dari Rockeffeler Center. Katedral ini selain dikenal sebagai rumah ibadah umat Khatolik di US, juga terdaftar sebagai U.S National Register of Historic Places, U.S National Historic Landmark dan New York City Landmark No. 0267. Bangunan yang luar biasa bersejarah dan tak boleh dilewatkan untuk dikunjungi saat sudah berada di NYC tentunya.

Dengan dekorasi rustik dan neo-gothic yang kuat, gereja megah yang satu ini hanya Hae-in nikmati dari sisi luar. Hanya sempat mengintip malah. Tak diduga, saat sedang asik menikmati fasad gereja, Hae-in disapa oleh seorang pria India. Pria ini mengaku sebagai seorang guru spiritual yang mengajar meditasi dan penyembuhan diri. Dia sangat tertarik pada Hae-in karena “melihat” energi Hae-in yang begitu kuat dan bersinar. Energi baik dari dalam diri yang akan membawa Hae-in kepada kesuksesan.

Setelah mengetahui bahwa Hae-in adalah seorang aktor Korea, lelaki ini melihat garis tangan Hae-in dan dengan tegas memberitahukan bahwa tahun depan (2021) Hae-in akan bertemu dengan seorang wanita yang akan membawanya ke jenjang kejayaan hidup dan menikah dengan wanita ini. Hae-in meresponsenya dengan begitu tenang, meski pastinya akan penasaran. Dari beberapa tautan berita gossip artis/aktor Korea, saya hanya sedikit membaca tentang kisah kehidupan asmara Hae-in. Yang terbaca hanyalah isu bahwa dia menjadi sangat dekat dengan Ye-jin, lawan mainnya dalam KDrama Something In The Rain. Tapi itupun tidak berlarut-larut. Sepertinya sih hanya gimmick untuk menaikkan rating drama.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
St. Patrick’s Chatedral, Manhattan, New York
Baca juga : Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya. Jejak Kejayaan Maritim Indonesia

Langit semakin gelap. Hae-in beranjak menuju Times Square. Satu lagi iconic tourist spot yang wajib dikunjungi saat sudah menginjakkan kaki di NYC. Sejumlah pewisata tampak berkerumun, berpotret, memotret, memenuhi setiap sudut area duduk berbentuk tangga dan spot berdiri yang persis berhadap-hadap dengan sudut lancip sebuah bangunan. Sudut yang dipenuhi oleh beberapa layar besar dengan continous advertisement inilah yang menjadi pusat perhatian saat berada di Times Square.

Dari beberapa sumber bacaan, saya bisa menarik kesimpulan bahwa kata square yang digunakan tidak diterjemahkan secara harafiah sebagai sebuah segiempat, tapi lebih merujuk kepada sebuah tempat yang menjadi sentral berkumpulnya orang-orang dari segala arah. Bisa juga sebagai tempat janjian dan lahan diadakannya berbagai kegiatan-kegiatan open air dengan performance dari para seniman yang sudah diakui kepopulerannya di seluruh dunia. Event seperti pergantian tahun, pengumuman pemenang pemilu atau berita-berita hangat mendunia pun sering ditampilkan lewat layar lebar yang ada di sini.

Guess who had performed so stunning here? Yes. We’re talking about Bangtan Sonyeondan a.k.a BTS. Prestasi BTS yang menembus tangga lagu internasional menjadikan mereka diundang untuk tampil di Times Square.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Times Square NYC | Photo source : www.curbed.com

Julukan Times Square sendiri diberikan kepada beberapa venue di dunia yang memiliki fungsi yang sama. Dan saya menemukan itu di Hong Kong. Tepatnya di Causeway Bay. Area yang selalu menjadi pilihan saya untuk menginap saat berkunjung Ke Hong Kong. Hong Kong Times Square berada persis di depan sebuah mall yang dikelilingi oleh berbagai bangunan pertokoan dan kerlap kerlip lampu yang berpendar di hampir setiap sudut bangunan yang ada. Setiap saya berkesempatan mengunjungi Hong Kong, saya selalu berusaha berfoto di sana. Just to pin my traveling memory though.

OK. Balik ke kisah Hae-in di NYC Times Square.

Mengamati setiap ekspresi Hae-in, kita akan langsung ikut mengagumi apa yang dia liat di tempat ini. Sentuhan teknologi modern yang terlihat disana-sini, apalagi bisa dan sempat dinikmati dengan mata kepala sendiri di negara semaju Amerika, pastinya menjadi kisah cerita yang tak akan terlupakan seumur hidup. Hae-in tampak (sangat) merasakan itu.

Baca juga : TIRTAGANGGA Water Palace. Jejak Asri di Relung Karangasem, Bali.

Perjalanan hari pertama ini kemudian berlanjut dengan acara ngisi perut kembali. Kali ini Hae-in memutuskan untuk mengunjungi Burger Joint yang berlokasi tidak jauh dari Times Square. Satu tempat yang banyak direferensikan oleh teman-teman Hae-in yang sudah pernah menginjakkan kaki di NYC.

Setelah sabar berdiri mengantri sekitar 30 menit, Hae-in akhirnya sampai di barisan depan dan memesan Bacon Cheese Burger, Sweet Potatoes Fries dan segelas tinggi Milk Shake. Restonya sendiri terlihat gak begitu besar tapi padatnya pengunjung sepertinya tidak berakhir hingga Hae-in selesai dine-in. How’s the meals? Excellent for sure. Hae-in tampak puas dengan daging burgernya yang tebal. Satu yang tidak dia ketahui adalah bahwa Burger Joint menjual Bir. Satu jenis minuman yang sangat disukai oleh Hae-in. Tambah makin menggiurkan karena 2 orang bule yang duduk di dekatnya tampak memesan 1 pitcher bir yang begitu segar menggoda. Hae-in pun cuma bisa ngiler dengan berkali-kali lirikan yang penuh kecemburuan. Aahh kesian bener.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Burger Joint | Photo source : Tripadvisor
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Burger Joint | Photo Source : Traveladvisor

Episode 2. One Thing per Day

Empire State Building, Madison Square, NYC Public Library, dan Oyster Resto Grand Central Terminal

Awal episode 2 masih melanjutkan langkah-langkah Hae-in di hari pertama ketibaannya di NYC. Malam sudah semakin larut saat Hae-in menginjakkan kaki di The Empire State Building.

Gedung 86 lantai ini menorehkan kesan istimewa buat Hae-in. Perasaan melow pun terbawa saat dia menjelaskan tentang bagaimana gedung menjulang ini menjadi satu bagian penuh kesan dari jenjang karirnya di dunia layar TV. Hal ini terhubung dengan lagu Stand By Your Man yang menjadi salah satu soundtrack di drama Something In The Rain. Lagu sama yang juga menjadi melodi unggulan dari film Sleepless in Seattle yang salah satu pengambilan gambarnya dilakukan di sini. Sementara alur cerita Sleepless in Seattle mirip atau setidaknya mengilhami drama Hae-in yang berjudul One Spring Night. Kedua drama inilah yang mengangkat dan menjadikan Hae-in sebagai pemeran utama dan mendongkrak namanya sebagai aktor Korea papan atas.

Saya yang sudah menonton 2 drama yang disebutkan di atas langsung paham dengan apa yang sudah disampaikan Hae-in. Bagus loh dramanya. Alur ceritanya apik dan membumi. Kisah percintaan dan kehidupan keluarga yang sering terjadi di dunia nyata. Nonton deh. Highly recommended.

Dengan penuh semangat, Hae-in naik jet lift yang membawa dia langsung ke lantai tertinggi setelah sebelumnya sempat berpose dengan 2 patung dark bronze lelaki yang berada di lantai dasar. Di lantai puncak ini para pengunjung dapat menikmati pemandangan NYC yang begitu meriah dengan jutaan lampu berwarna-warni. Hae-in terkesima dan langsung terpikirkan keluarganya dan berencana kembali ke Empire State bersama Ayah, Ibu dan adiknya. Dia pun langsung video call dengan ibunya yang terlonjak gembira dan ikut terkesan dengan pemandangan yang disampaikan Hae-in. Hal yang sama pun dia lakukan ke Ayahnya. Tapi sayang Ayahnya sedang menangani pasien (Ayah Hae-in ini seorang dokter). Berusaha terkoneksi dengan adiknya. Cuma sayang si adik tidak mengangkat telponnya.

Tak puas menikmati satu sisi pemandangan, Hae-in tampak sibuk kesana-kemari mengagumi sekaligus memotret dari berbagai sisi. Seru banget ngeliat dia begitu antusias bercerita segala macam hal di tempat ini. Tingkahnya persis seperti anak kecil yang baru dapat sekantong coklat dan seember besar ice cream. But, I might do the same thing if I were him.

Berikut adalah 2 foto dari puncak Empire State Building yang Hae-in upload di akun IG @holyhaein. Wes lengkap sudah niat untuk kapan-kapan bisa sampai NYC.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)

Kunjungan ke Empire State Building ini menjadi akhir dari rangkaian wisata Hae-in di NYC di hari pertama.

Esoknya, masih di episode ke-2, Hae-in melanjutkan perjalanan solonya dengan wajah yang tampak lebih bugar. Mengenakan pakaian berwarna khaki dan sepatu kets merah, lelaki tampan ini terlihat stunning. Sambil melangkah dia menceritakan bahwa pagi ini dia akan menuju Madison Square Park dengan segudang penasaran untuk menikmati burger buatan Shake Shack. Salah satu jenama makanan khas Amerika yang sudah lama pengen dia coba. Dari penjelasan Hae-in penonton mendapatkan info bahwa Shake Shack yang ada di Madison Square Park ini adalah cabang utama (mother store) dari beberapa outlet dan food truck yang ada di Amerika.

Konsep restonya sendiri adalah resto terbuka dengan beberapa tempat duduk yang ada di berbagai sisi taman ini. Waktu sudah menjelang siang atau sekitar jam makan siang saat Hae-in mengantri dan memesan 5 buah burger (Shack Burger, Shroom Burger, Shack Stack, Single Patty dan Smoke Shack), french fries, vanilla milk shake dan coke. Wow banget dah pesanannnya.

Sambil menunggu panggilan untuk mengambil apa yang sudah dipesan, Hae-in terkesima dengan kehadiran beberapa tupai yang tampak asik berlari kesana-kemari dan mengunyah kacang dengan gerakan rahang yang cepat. Beberapa tupai malah seperti sadar kamera saat Hae-in ingin memotret mereka. Lucu banget deh. Binatang kecil itu merasakan hidup bebas di tengah kesibukan NYC dan gedung-gedung jangkung yang ada di seputaran taman. Hiburan yang menyenangkan banget sembari menunggu pesanan makanan datang.

Ngomong-ngomong soal pesanan itu tadi. Awalnya saya kira sebanyak itu bakal dibagi dengan cameraman dan atau crew yang ikutan shooting. Tapi ternyata salah. Semua tandas dihabiskan Hae-in. Mendadak bengong sekaligus kenyang saya liatnya hahaha. Padahal ukuran burgernya lumayan loh. Meski kecilpun rasanya luar biasa ngeliat kelimanya amblas masuk lambung satu orang aja. Belum lagi french fries dan 2 minuman. Astaga.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Madison Square Park | Menyenangkan banget ya liat kebersihannya
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Shake Shack yang ada di dalam Madison Square Park dengan konsep open space dining area
Baca juga : Menikmati Dekor Warna Warni di NEON PALMS BALI

Tak lama setelah meninggalkan Madison Square Park, hujan angin mendadak turun. Tim pun mendadak merubah tujuan ke tempat atau gedung tertutup. Hae-in pun berjalan menuju New York Public Library (NYPL). Perpustakaan publik terbesar ke-2 di seantero Amerika.

Yang pernah nonton film The Day After Tomorrow mungkin akan familiar melihat wujud perpustakaan ini. Seperti cerita Hae-in, visual NYPL lah yang dijadikan venue utama dari film fenomenal tersebut. Ada satu adegan yang membuat Hae-in begitu terkesan. Yakin saat air bah (tsunami) datang begitu derasnya dan orang-orang berlarian menyelamatkan diri masuk ke dalam NYPL. Dalam film itu juga diceritakan bagaimana mereka, yang berkumpul di NYPL, harus membakar begitu banyak buku-buku agar dapat bertahan dari cuaca dingin yang ekstrem. Semoga hal seperti ini cuma terjadi di film ya. Duh gak kebayang kalau begitu banyak catatan bersejarah harus dibakar demi kelangsungan hidup manusia.

Hae-in mengajak kita masuk dan menikmati megahnya langit-langit bangunan, kayu-kayu kokoh berikut ukirannya, serta sederetan meja dengan lampu-lampu baca yang begitu istimewa dipandang mata. Hae-in sempat mengungkapkan bahwa di Seoul juga ada beberapa perpustakaan dengan design interior menawan. Tapi tentunya perpustakaan di negaranya berdiri dengan bangunan yang lebih modern. Sementara NYPL sarat dengan sentuhan karya arsitektur yang lebih american style.

Saya kehabisan kata-kata saat ikut menyaksikan betapa luar biasa cantiknya NYPL. Mungkin kalau saya berada di sini langsung, bisa habis 1 harian penuh untuk menelusuri setiap jengkal/sudut bangunan termasuk semua koleksi buku yang ada di sana. Surga dunianya para pecinta buku dan si hobi membaca.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Reading area di New York Public Library | Bikin betah waktu-waktu membaca
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Tampak depan New York Public Library | Terlihat sangat megah dengan pintu-pintu depan yang tinggi

Hujan angin masih menghujan bumi saat Hae-in memutuskan untuk melanjutkan agenda perjalanan hari itu. Keputusan untuk tetap berwisata indoor pun terpaksa harus diambil kembali. Dan Grand Central Terminal atau Grand Central Station (GCS) pun akhirnya jadi pilihan. Gedung yang beroperasi sebagai stasiun pusat dari rangkaian kereta api yang datang dan pergi ke dan dari NYC.

Beroperasi sejak 1913, jangan ditanya betapa megahnya gedung yang satu ini. Dengan ciri khas sebuah patung jam 4 sisi di tengah-tengah lantai dasar, stasiun kereta yang menghubungkan hampir ke seluruh penjuru NYC ini, pernah dipakai untuk shooting movie video BTS. And that’s definitely awesome. Gak kebayang itu gimana ngurusin ijin untuk shooting di tempat semegah itu ya. Kalau bukan untuk sesuatu atau orang yang istimewa, rasa-rasanya (cukup) sulit untuk memroses ijinnya.

Awalnya saya kira Hae-in akan membahas GCS secara lebih spefisik. Tapi ternyata salah. Hae-in ke sini untuk menikmati hidangan oyster/tiram di sebuah restoran seafood bernama Grand Central Oyster Bar & Restaurant yang berada di Lower Level GCS. Wah makan lagi ini judulnya.

Setelah menunggu agak lama, seorang pelayan (ibu-ibu berbadan tinggi gempal) menyapa Hae-in dengan sopannya. Dia juga memberikan usulan menu yang sekiranya menarik untuk dicoba oleh pengunjung baru. Hae-in akhirnya memesan Blue Point dan Widow’s Hole sebanyak masing-masing 2 buah. Dan melengkapi penasaran akan bir sejak kemarin, lelaki berkulit putih ini juga memesan Draught Beer. Lucunya si Ibu sempat menanyakan Hae-in apakah sudah berumur 21 tahun (mungkin ini syarat utama untuk peminum bir di NYC). Yang ditanya mendadak tersipu dan langsung menjawab, “I am thirty-two years old” sambil menunjukkan jarinya. Si Ibu pelayan pun berlalu. Saya jadi ikut tersapu-sapu melihat betapa malunya Hae-in. Padahal bangga tuh dikira jauh lebih muda dari usia sebenarnya.

Di resto ini juga kali kedua saya liat Hae-in makannya nauzubillah banyaknya. Setelah pesanan yang di awal tadi, Hae-in kemudian mengulangi pesanan yang sama sebanyak 2 kali. Jumlahnya juga gak kira-kira. Orderan ke-2 sebanyak 4 buah kemudian dilanjut dengan piring yang terakhir itu 8 buah. Jadi kalau ditotal ada 14 buah oyster yang sudah masuk ke lambungnya.

Habis makan di sini tuh wajahnya terlihat bahagia dan puas banget. Apalagi dendam minum birnya terbalaskan di restoran ini.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)
Kira-kira seperti ini nih penampakan Oyster pesanan Hae-in. Gimana ya rasanya? Pengen deh suatu saat nyobain
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)

Hujan yang masih berterusan hari itu akhirnya mengubah semua agenda perjalanan. Hae-in dan tim memutuskan untuk kembali ke rumah. Tak lama setelah mandi dan memejamkan mata sejenak datanglah kedua temannya. Kedatangan yang membuat Hae-in begitu bersemangat dan menutup episode ke-2 dari program ini.

Bersambung

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 1)

#HaeInWalkCumentary #HaeIn #WalkDocumentary #TravelVlog #NewYorkCity

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

31 thoughts on “Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in’s Walk Cumentary (Bagian 1)”

    • Nonton deh programnya Qy. Worth to watch pokoknya. Semoga suatu saat kita bisa traveling ke NYC ya

    • Iya Mbak Maria. Subtitle nya juga enak dibaca. Tulisannya rapih dengan tata bahasa (EYD) yang jelas

  1. Keren nie mb Annie. Sambil nonton juga merasakan wisata virtual deh. Bedanya kalau wisata virtual, ya jalan-jalan doang secara virtual. Ini mah seolah ditemenin aktor gwanteng yah…

    Reply
    • Iya Mbak Hani. Ini senada dengan visual tour. Tapi jadi lebih menarik karena dibarengin dengan penampilan Jung Hae-in dan gambar-gambar yang apik luar biasa.

  2. Setidaknya dengan membaca tulisan dan melihat gambar mbak annie ini, saya jadi tahu sedikit gambaran tentang New York City ini, belum pernah kesana tapi lewat blog ini saya bisa membayangkannya, asyiik. Tahunya New York dari lagunya Alicia Keys sama film-film Hollywood, gak mendetil seperti tulisan mbak annie ini.

    Reply
    • Ini baru 2 episode loh Mbak Julia. Saya akan menuliskan 3 bagian lagi untuk 6 episode selanjutnya.

    • Aamiin YRA. Semoga ada waktu, rejeki dan kesempatan untuk menginjakkan kaki di NYC bareng keluarga ya Mbak Ida.

  3. Ya ampuun, mba Annie, dikau menuliskan dengan CINTA ya mbaaa
    Betaahh banget bacanya, dan aku berasa bener2 cuss ke NY!

    Btw, Jung Hae-in ini juga salah satu aktor kesukaanku
    Senyumnya itu tulus, manis, dan INTELEK (opooo iki, senyum kok intelek wkwk)
    Maksudnya, dia kalo senyum itu enggak ada kesan melecehkan, karena IMHO ada bbrp aktor KorSel yg senyumnya tuh malah bikin bad mood :D
    Intinya, Jung Hae-in menularkan kedamaian dan kebahagiaaaannnn *halahhh wkwkwk

    Reply
    • Mungkin saking kepengennya ikutan ke NYC saya jadi bersemangat nulis artikelnya hahahaha.

      Iiihh samaaaa. Hae-in juga salah seorang aktor favorit saya. Looks gentleman dengan visual fisik yang menyenangkan banget. Sumeh pulak yak. Iiiisssss meresahkan hati bener itu ya hahahahaha.

  4. Orang sekelas Hae-in aja bisa norak-norak bergembira gitu ya ama kondisi rumah yang di sewa di Manhattan, apalagi saya kalau berkesempatan ke sana. Bisa-bisa seluruh isi rumah di foto dan divideoin.

    Seneng banget baca kisah penjelajahan Hae-in di sini. Saya nunggu bagian 2 nya mbak

    Reply
    • Hahahahaha. Saya yang cuma nonton aja terkesima banget sama rumahnya. Apalagi pengaturannya dengan tidak banyak barang. Rasanya lega dan bersih banget.

      InshaAllah masih 3 (6 episode) lagi yang ingin saya tuliskan. Semoga bisa disegerakan

  5. Mbak Anniiiiieeeee
    aku padamu banget deh mbak! Ini blog terfavorit aku sekarang, selain blog blog yang lain yang juga ga kalah keceeeeh!

    Ini aku bintangin dan bookmarks jadi nanti aku baca ulang yaaa

    Aku juga ah, kalo ke Big Apple mau naik alat transportasi koneng yang eye-catchy yang menjadi ciri khas NYC ini, inget film The Devil Wears Prada jadinya!

    Reply
    • MashaAllah. Terimakasih untuk complimentnya Mbak Tanti.

      Aamiin YRA. Semoga kita bisa menginjakkan kaki di NYC yo Mbak. Dan naik si kuning itu hahahaha.

      Eeehh iya bener. Di film The Devil Wears Prada, si kuning juga sering seliweran ya. Aaaiiihhhh keceh ah

    • Reality show dalam 8 episode aja. Kalau saya sih mengkategorikannya sebagai Travel Documentary.

      Gambar-gambar dan kegiatan-kegiatannya itu bener-bener bikin kita serasa ikut traveling dan merasakan serunya berada di NYC.

    • Keren pokoknya Mbak Ratna. Serasa kita ikut liburan ke NYC. Ngeliat bintang utama nya juga menyenangkan hati

  6. Lho, aku kok gak nemu Reality Show ini di Viu, apa harus premium ya kak? Suka dilema kalau nonton ginian, antara mupeng pengen ikutan jalan sama kagum gitu liat tempat orang ^^

    Reply
    • Iya Mbak. Saya pakai VIU Premium. Gambarnya jernih banget. Bener-bener serasa kita ikutan liburan ke NYC.

    • Bener banget. Menghibur banget. Apalagi bintangnya itu aktor Korea yang ngetop dan menyenangkan untuk diliat

  7. Wah, ada Joon Hee. Kangen banget deh aku sama Jung Hae In. Ada program ini ya di VIU. Wah, aku kudu nonton deh. Udah lama gak buka-buka VIU. Siaplah aku mau reunian sama Joon Hee. Seru kayaknya ya menjelajah bareng doi. :D

    Reply

Leave a Comment