Awal Juli 2017 yang lalu, kami sekeluarga menghabiskan 2hari 1malam di Trizara Resorts. Inilah kunjungan ke-2 ke Trizara setelah awal tahun 2017, bersama dengan beberapa Travel Bloggers, saya diundang kemari dan menabung pengalaman indah dengan kegiatan-kegiatan outdoor yang luar biasa seru.
Perjalanan kami dari Cikarang menuju Lembang berlalu tanpa hambatan berarti. Tak ingin melewatkan waktu merasakan indahnya Lembang yang berjarak sekitar 20km dari rumah kami di Permata Cimahi, kami sempat berkeliling dan berwisata kuliner sebelum waktu check-in tiba. Dan sepertinya kesempatan menikmati jajan di luar rumah, bener-bener jadi waktu yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Maklum, sehari-hari terpenjara dengan kegiatan full-day school, ngelencer ke satu tempat yang baru, jadi hiburan tersendiri bagi mereka.
Rangkaian pertanyaan muncul dari 2 anak saya yang memang belum pernah tau apa itu Glamping. Maka meluncurlah rentetan kata dan kalimat penyemangat dari mulut saya. Jadilah hampir 1/2 dari perjalanan, di dalam mobil, si emak tanpa ampun nyerocos kek radio rusak tanpa pindah channel. Orasi emak pun akhirnya berhenti karena begitu ditengok ke belakang, yang diajakin ngoceh ternyata asyik mendengarkan musik lewat earphone ke handphone masing-masing. Yaaa saalaaamm.
Dan bener aja, ketika sampai di Trizara dan baru masuk ke halaman depan, 2 bocah remaja itu kembali bertanya ini dan itu. Saya pun nyengir bablas. Ogah mau orasi gratis lagi. Mending menghabiskan waktu memotret halaman depan Trizara sambil menantikan kunci unit yang disediakan untuk kami. Mumpung langit cerah dan udara sangat bersahabat.
Sama seperti apa yang saya rasakan ketika pertama kali tiba di Trizara di 2016, Glamorous Camping dengan gerbang ala Indiana Jones yang begitu atraktif ini tampil megah dan mewah menyambut pengunjung. Gerbang tematik dan berkarakter ini masih tegak berdiri serta terurus dengan baik. Setiap sudut halaman depan tetap bertahan dengan kualitas kecantikan untuk difoto. Hal penting yang sudah saya lewatkan ketika kunjungan pertama. Jadi yok, balas dendam foto-foto di sini supaya tidak lagi ada yang terlewatkan.
Membingkai Trizara Resorts Dalam Rangkaian Foto
Membalas kerinduan mengabadikan setiap sudut cantiknya Trizara dan alam sekitarnya, yang tidak sempat saya nikmati karena padatnya acara luar ruang bersama para Travel Bloggers, di dalam tulisan ini, saya akan lebih banyak menghadirkan foto-foto dari kamera HP Oppo F1S saya. Jika teman-teman ingin mengetahui apa, bagaimana, dan fasilitas menginap, monggo klik link berikut di bawah ini, yang notabene adalah tulisan pertama saya tentang Trizara.
Baca juga: Trizara Resorts | Unforgettable Glamping Ever
Lobby yang Colorful dan Eye-catchy
Kesan pertama untuk lobby area adalah penuh warna cerah ceria dan sangat memanjakan mata. Beberapa tempat duduk kayu dicat merah putih berjejer rapih bersama sofa dengan warna yang senada. Ada pintu sejenis rolling door yang dibuat berkaca warna warni. Bukan hanya dipasang sebagai penangkal teriknya sinar matahari ataupun hujan, nyatanya pintu geser ini jadi obyek foto yang cantik dan tak bosan untuk dilihat.
Lingkungan Kompleks Trizara
Yok, sekarang simak beberapa hasil jepretan saya yang dilakukan siang hari di saat kedatangan kami. Sayangnya baru 15menit berkeliling, mendadak menjelang sore hari, cuaca Lembang menjadi lembab, pekat, dan turun hujan. Saya pun langsung berlari, meringkuk dalam kamar, dan menyusul anak-anak menikmati nyamannya terkepung udara dingin pegunungan hingga keesokan harinya.
Beberapa Foto Sore dan Malam Hari dengan Kepungan Kabut
Menikmati Pagi Berkabut Tebal
Tanpa terasa, sampai menjelang pagi pun, hujan rintik-rintik tetap menyelimuti Trizara. Kabut pekat yang muncul sedari maghrib tetap enggan untuk pergi. Bangun selepas subuh hingga menunggu sarapan pagi, udara dingin bener-bener bikin badan enggan untuk bergerak. Berdiri di depan teras kamar, saya menguburkan harapan untuk bisa menikmati dan memotret sunrise. Kabut terlalu tebal untuk ditembus lensa kamera.
Mengalahkan rasa malas yang mulai timbul, saya mengajak anak sulung saya untuk berkeliling dan mencoba merekam keindahan Trizara dengan sentuhan yang berbeda. Ya. Kalau biasanya, ketika menginap di hotel dengan pemandangan gedung dengan lukisan alam dari ketinggian tertentu, kali ini alangkah baiknya melihat maha karya Sang Pencipta, bergumul dengan kabut yang menyelimuti pegunungan.
Pelan melangkah di setiap sudut kompleks Glamping, ada 2 hal yang meninggalkan kesan tersendiri buat saya.
Pertama adalah beberapa plang/papan besi dengan quote menyentuh hati. Menyimak satu persatu quote yang dipasang, Trizara tidak hanya mengajak para penginap untuk sejenak melepaskan diri dari perangkat elektronik dan lebih mendekat ke alam, tapi juga menghadirkan kalimat-kalimat sarat makna tentang indahnya berpetualang. Sentuhan jiwa yang mungkin tidak kita dapatkan di glamping manapun.
Kedua adalah keindahan deretan bunga yang tampak subur tumbuh di halaman depan beberapa unit glamping yang berada tidak jauh dari pondok Nasika, tipe unit yang kami tinggali. Betapa beruntungnya saya bisa menyaksikan sendiri indahnya tumbuhan dan bunga yang tampak segar bermandikan embun di pagi hari. Satu persatu tetesan embun yang hinggap menyempurnakan warna alami yang terpancar dari setiap kelopak. Kekayaan hati tanpa cela yang dirahmatkan Sang Pencipta kepada kita. Saya pun mendadak merasakan nikmatnya kekayaan oksigen yang dihamburkan oleh mereka.
Siang itu kami meninggalkan Trizara Resorts dengan kenangan yang berbeda. Tidak lebih dari 24jam memang. Tapi kecantikan alam yang tercipta di Trizara telah menorehkan pengalaman menginap yang berbeda bagi keluarga kami. Menyatu dengan alam, walau hanya sejenak, buktinya mampu meninggalkan cerita yang tak terlupakan. Terimakasih Trizara Resorts, a special Glamping in Lembang. The unforgettable moment in our life time.