REPLY 1988 답장. Tetangga Rasa Keluarga dan Persahabatan Penuh Makna이웃 가족의 의미와 의미있는 우정

Auto Memori 자동 메모리

Menonton drakor yang satu ini, saya jadi kembali ke puluhan memori di masa atau periode yang sama.  Saat-saat menimba ilmu di SMA dan tentu saja di usia yang sepantaran dengan para tokoh yang diceritakan.  Meskipun berada di negara yang berbeda, banyak sekali barang-barang lawas yang digunakan/ditampilkan di drakor ini, yang mengingatkan saya akan masa lalu.  Terutama di rentang tahun 1988 s/d 1995.  Seperti misalnya TV dengan layar dan sound systemyang terkurung di dalam box, telpon analog dengan putaran angka di bagian tengah, jam dalam bentuk box, edisi-edisi awal sepatu sekolah (dari jenama-jenama internasional tertentu), radio dan cassette player dengan antena yang menjadi satu, pager (alat komunikasi penyampai pesan lewat operator), lagu-lagu serta artis-artis internasional yang populer di jaman itu, serta masih banyak yang lainnya.

Jadi sepanjang 20 episode yang estafet saya tonton dalam beberapa hari, selain fokus kepada alur cerita tentang 5 keluarga yang tinggal di Ssangmun-dog, Dobong District, Korea Selatan, mengenang keberadaan jejak-jejak kondisi dan teknologi pada jaman itu bikin saya anteng nonton, sekaligus bernostalgia.  Terkadang ketawa ngakak yang seringkali adegannya diiringi dengan suara embek kambing (jadi pertanda kalau ada sesuatu yang kocak) dan tingkah laku lucu dari para pelakon. Tapi kadang pulak berurai air mata menyaksikan slot cerita yang begitu menyentuh hati.

Auto memori yang, terus terang, membuat saya ingin sekali menuliskan kesan-kesan untuk drama yang mendapatkan banyak pujian dari banyak kalangan ini.

REPLY 1988 답장. Tetangga Rasa Keluarga dan Persahabatan Penuh Makna이웃 가족의 의미와 의미있는 우정
5 Sekawan (dari kiri ke kanan: Dong Ryong, Sun Wo, Deok Sun, Jung Hwan, dan Choi Taek)

Sekilas Tentang Pelakon Utama 주연 배우의 엿보기

Melewati 2 episode awal, saya sempat terbawa dengan rasa bosan karena alur cerita yang lambat.  Pemainnya banyak banget dan dikenalkan secara serentak.  Susah buat mengingat namanya.  Apalagi antara pengucapan dan penulisan namanya seringkali beda jauh.

Tapi ketika sudah memasuki episode ke-3,  saya mulai ngeh kalau drakor ini adalah cerita flashback masa remaja dari seorang Sung Deok Sun/Sung Soo Yeon (Lee Hye Ri), satu-satunya perempuan dari 5 sekawan yang tinggal bertetangga.    Deok Sun dikisahkan sebagai anak perempuan periang dengan kepintaran di bawah rata-rata.

Sering menghadapi masalah dalam dunia akademis tapi supel dalam pergaulan.  Tapi dibalik kekurangannya, nyatanya Deok Sun sangat disukai oleh teman-teman lelakinya.  Hingga akhirnya menjadi satu kisah tersendiri ketika terlibat cinta segitiga antara dia dan 2 orang pria anggota 5 sekawan.  Namun karena kemampuan berfikir Deok Sun rada lambat (baca: tulalit), diapun seringnya gak tanggap dengan sinyal-sinyal cinta yang disampaikan secara tersirat untuknya.  Itu tuh yang sering bikin saya gemes sama cewek yang satu ini hahahaha.

Deok Sun datang dari keluarga (sangat) sederhana.  Tinggal bersama Ayah yang seorang pegawai bank, Ibu, kakak perempuan Sung Bo Ra yang galak dan judesnya nauzubillah, dan seorang adik lelaki, di lahan basement milik keluarga Kim Jung Hwan (salah seorang anggota 5 sekawan), Deok Sun tumbuh menjadi anak gadis yang sangat dekat dan disayangi Ayahnya.

Reply-Deok-Sun

Baca juga: BINYEO. Yang Rupawan dari Fashion Klasik Korea

Anggota 5 sekawan lainnya adalah:

Reply-Choi-Taek

Choi Taek/Taek (Park Bo Gum).  Seorang anak piatu yang meninggalkan bangku sekolah untuk menjadi seorang Master Catur (Baduk).  Kalau saya gak salah sih caturnya itu adalah catur ala Jepang yang bidaknya koin hitam dan putih.  Kalau ngeliat bentuk koinnya sih mirip dengan coklat M&M.  Ayah Taek adalah seorang pedagang perhiasan dan jam.  Tokonya berada di teras depan rumah.  Hubungan Taek dan Ayahnya sangat dekat dan menyentuh hati.  Meskipun hanya hidup berdua tanpa seorang istri/ibu sedari Taek kecil, hubungan emosional mereka terbangun dengan begitu manisnya.  Taek digambarkan sebagai anak yang cenderung pendiam dan serius.  Hidupnya berkutat pada deretan lomba catur, lingkungan/komunitas catur dan ke-4 teman-temannya aja.  Taek juga diceritakan sering meninggalkan rumah karena harus ikut lomba kesana-kemari di berbagai negara.

Reply-Seon-Wo

Sung Sun Wo/Sun Wo (Go Kyung Po).  Jika Taek anak piatu, Sun Wo adalah anak yatim.  Dia hidup dengan ibu dan adik perempuannya yang masih balita di rumah warisan ayahnya yang belakangan diketahui masih dalam penguasaan (mantan) mertuanya.  Sun Wo anak yang sangat patuh pada ibunya.  Akhlaknya pun dikisahkan baik serta rajin belajar.  Sun Wo adalah satu-satunya lelaki yang menurut Deok Sun paling bijak dan dewasa diantara mereka semua.

Reply-Jeong-Hwan

Kim Jung Hwan/Jung Hwan (Ryu Jun Yeol).  Tumbuh awalnya dari keluarga miskin hingga akhirnya kaya karena kakak lelakinya menang lotre.  Jung Hwan juga seorang anak yang patuh, terlihat cuek tapi sesungguhnya dia sangat perhatian pada keluarga dan teman-temannya.  Dalam drakor ini Jung Hwan diceritakan memiliki seorang kakak lelaki yang sedari lahir sudah mengalami gangguan jantung.  Tapi mereka berdua sangat dekat.  Ayah Jung Hwan memiliki pribadi yang unik.  Suka banget ngelawak, nyanyi-nyanyi, joget-joget dan becandain istrinya (ibu Jung Hwan), meskipun pada dasarnya dia segan sama istrinya yang galak itu.  Penampilan fisiknya juga kocak menurut saya.  Model rambutnya seperti Adi Bing Slamet mana baheula, dengan kacamata besar menutup wajah (baca: kacamuka), dan ekspresi nggemesin sekaligus nyebelin.

Reply-Dong-Ryong

Ryu Dong Ryong/Dong Ryong (Lee Dong Hwi).  Satu-satunya yang berkacamata, Dong Ryong memiliki Ayah yang galak.  Kebetulan Ayahnya adalah salah seorang guru di sekolah tempat dia menuntut ilmu.  Sementara Ibu nya dikisahkan sebagai agen asuransi yang super sibuk dan nyaris tidak pernah mengurusi Don Ryong.  Bahkan untuk sekedar menyiapkan sarapan sekalipun.  Tapi meskipun tak diselimuti dengan kehangatan keluarga, Don Ryong orangnya riang gembira.  Gak pernah ribet mikirin keluarga.  Suka menyanyi dan pinter banget menari.  Dialah yang selalu meletupkan sukacita dan keriangan diantara 5 sekawan ini.

Tetangga Rasa Keluarga 가족 이웃 맛

Dari episode pertama kita langsung disuguhkan bagaimana lingkungan ini hidup dengan rasa peduli yang tinggi satu dengan lainnya.  Contoh kecil aja tentang berbagi makanan misalnya.  Masak selalu dilebihkan karena berkeinginan agar tetangga lain ikut merasakan apa yang mereka makan.  Mereka pun sering ngumpul bareng dan saling bertukar cerita. Khususnya untuk para ibu yaitu Ibunya Deok Sun, Ibunya Jung Hwan, dan Ibunya Sun Wo.  Jika ada yang sedang menghadapi masalah, semua pasti tahu.  Jadi hampir tidak ada rahasia diantara kesemuanya.  Anak-anak merekapun dengan bebas keluar masuk rumah teman-temannya.  Bukan cuma untuk makan tapi juga bisa numpang mandi, nonton tv, atau sekedar ngobrol sambil minum-minum.

Kekompakan 5 sekawan sendiri sering diadakan di kamar Taek yang secara aklamasi dijadikan markas atau home base5 sekawan.  Di ruangan itu mereka biasa nonton tv atau video, makan, bahkan tidur bareng.  Kalo kegiatan terakhir biasanya Deok Sun tidak ikut.  Ada sih dalam beberapa adegan Deok Sun ikutan tidur bersama tapi gak sering.  Kegiatan ngumpul ini dominan terjadi saat Taek akan pergi atau pulang bertanding.  Ada satu masa dimana Taek mengalami kekalahan beruntun.  Menghadapi sekian banyak pemberitaan dan tekanan, Taek malah disambut dengan pelukan hangat dan senyum sumringah teman-temannya.  Memberikannya semangat dan dorongan moril, bahkan mentertawakan kejadian yang tidak mengenakkan hati itu.  That’s what friends are for.  Bersama ketika senang dan tetap berpegangan ketika jatuh.

Reply-ibu-ibu
Dari kiri ke kanan: Ibunya Sun Wo, Ibunya Deok Sun, dan Ibunya Jung Hwan

Suasana kedekatan hati juga terasa banget dari kebersamaan ke-3 ibu-ibu yang ada.  Meskipun memiliki karakter yang berbeda-beda, ibu-ibu ini begitu sangat peduli satu sama lain.  Semua masalah dihadapi bersama pun termasuk diantaranya kisah-kisah lucu yang mereka hadapi dengan suami dan anak-anak.  Ibu Jung Hwan yang terhitung paling sejahtera, gak terhitung berapa kali memberikan bantuan financial tanpa pamrih kepada kedua sahabatnya.

Yang paling mengasyikkan menurut saya adalah kebersamaan yang dilakoni oleh ibu-ibu ini.  Setiap hari mereka selalu ngumpul bareng.  Kadang-kadang nongkrong di bale-bale yang sengaja ditaruh di tengah-tengah gang.  Menikmati ubi rebus dan camilan lain sembari ngakak bareng.  Bercerita tentang suami atau anak-anak mereka.  Menangis dan tertawa bersama.  Dari 20 episode yang disajikan, tak ada sekalipun diceritakan bahwa mereka pernah bertengkar, saling gak enakan hati, atau muncul sumbu-sumbu perpecahan.  Sesuatu yang istimewa loh menurut saya.  Seandainya memang ada di dunia nyata, waaahh bener-bener luar biasa.

Pernah waktu itu Deok Sun harus mengikuti acara menginap bersama yang diadakan oleh sekolah.  Ibu Deok Sun sempat bingung mengijinkan karena sedang tidak ada uang untuk bekal putrinya.  Lalu tanpa diduga, Ibu Jung Hwan mengantarkan sebaskom jagung yang di bawahnya ditaruh amplop berisikan uang dan sepucuk surat.  Contoh persahabatan yang saling memahami tanpa perlu kata atau kalimat, meminta ataupun diminta.

Kedekatan yang lain adalah jika ada yang sakit.  Semua langsung peduli dan datang menengok.  Pernah mereka secara bergantian mengurus Ayah Taek yang terserang stroke hingga harus opname cukup lama di rumah sakit.  Karena Taek saat itu sedang tanding catur di Cina dalam waktu yang cukup lama, akhirnya ke-3 ibu-ibu bergantian mengurusi Ayah Taek.  Utamanya Ibu Sun Wo dengan jatah waktu mengurus yang lebih banyak.  Dari kejadian Ayah Taek opname inilah saya akhirnya tau bahwa lelaki tinggi besar itu ternyata adalah teman karib sekampung Ibu Sun Wo.  Bahkan kakak kandung Ibu Sun Wo adalah sahabat karib Ayah Taek.  Dari keakraban merekalah akhirnya Ayah Taek tau bahwa Ibu Sun Wo sedang mengalami masalah keuangan serius tentang rumah yang sedang mereka gunakan sekarang.  Rumah yang ternyata masih dimiliki ibu dari alm Ayah Sun Wo dan akan dijual untuk membayar hutang ke Bank.  Ibu Sun Wo diminta untuk keluar dari rumah atau membayar sekitar 10juta Won jika ingin tetap di rumah tersebut.  Ayah Taek lah yang akhirnya membantu menyediakan dana yang dibutuhkan sambil berpesan bahwa tidaklah salah untuk meminta pertolongan keuangan kepada orang lain.  Dari momen ini saya mulai membaca bagaimana Ayah Taek dan Ibu Sun Wo akhirnya saling mengurusi dan menikah.  Baik Taek maupun Sun Wo menerima kondisi ini tanpa protes.  Malah ada saat dimana mereka ngobrol berdua, dan Taek mengungkapkan bagaimana dia merasa beruntung bahwa perempuan yang akan terus mendampingi Ayahnya berbahagia adalah Ibu Sun Wo.  Adegannya gak lama tapi air mata saya mengalir tanpa sadar.  Baik Taek maupun Sun Wo berharap agar orangtua mereka bersatu, kembali menikmati hidup bahagia, dengan orang yang tepat. 

Hubungan antara bapak-bapaknya juga dikisahkan sangat apik.  Meskipun karakter mereka jomplang, nyatanya mereka selalu mencari waktu untuk minum-minum dan cerita bareng. Berbagi beban hidup.  Menjadi telinga untuk orang lain.  Menjadi penghangat ketika salah seorang diantara sedang dalam kesedihan.

Baca juga: SILENCED. Pupusnya Mimpi Meggapai Sebuah Keadilan

Persahabatan Penuh Makna Selama Puluhan Tahun 수십 년 동안 의미있는 우정

REPLY 1988 답장. Tetangga Rasa Keluarga dan Persahabatan Penuh Makna이웃 가족의 의미와 의미있는 우정

Bersahabat sedari kecil hingga dewasa itu jarang banget terjadi dalam hidup kita.  Utamanya untuk saya yang hidup berpindah-pindah setiap 2 tahun mengikuti mutasi kerja Ayah.  Apalagi di jaman saya kecil, remaja, hingga awal-awal kerja, media komunikasi itu sangat terbatas banget.  Hanya mengandalkan telepon analog, surat, atau media-media lain yang tidak gampang dimiliki.  Internet juga belum ada.  Apalagi yang namanya mobile phone.  Jadi untuk mendapatkan long-lasting relationship in continues communication with the same person(s) itu rasanya seperti suatu keajaiban, langka, dan sungguh beruntung.

Deok Sun, Taek, Sun Wo, Jung Hwan, dan Dong Ryong adalah segelintir dari orang-orang yang beruntung itu.  Dalam beberapa scene kita dapat melihat bagaimana mereka lari-lari, makan ice cream, nonton bareng di saat mereka masih kanak-kanak.  Adegan flashback nya juga dibuat scratch layaknya film atau foto lama.  Ada satu potret saat mereka duduk di permainan kuda-kudaan koin di depan mini market (atau seperti odong-odong gitu).  Awalnya hanya berempat sampe akhirnya Taek bergabung.  Potretnya meaningful  banget.  Sarat kenangan di balik sederet wajah-wajah polos khas anak-anak.  Keren banget loh flashback masa kanak-kanak itu.

Masa remaja mereka juga penuh warna.  Di drakor ini dikisahkan bahwa mereka lagi sekolah setingkat SMA.  Deok Sun di sekolah khusus wanita, sementara Sun Wo, Jung Hwan, dan Dong Ryong di sekolah khusus pria.  Hampir tiap hari mereka berangkat bareng dari rumah.  Naik bis yang bentuknya sama persis dengan bis kota yang ada di Jakarta.  Kisah soal bis ini juga menarik loh.  Semua orang berhimpitan dan berdesakan.  Jung Hwan seringkali sengaja menunggu Deok Sun supaya bisa berangkat bareng.  Ada adegan berkesan dari cerita naik bis ini.  Di satu ketika Jung Hwan sengaja berdiri persis di belakang Deok Sun, menahan badan cewek lugu itu, agar tidak terhuyung-huyung saat bis bergerak doyong kesana kemari.  Something sweet untuk seorang pria remaja yang (diam-diam) mencintai seorang gadis.

Waaahh ada cinta-cintaan diantara mereka ya? Yup bener banget. Genre romance dari drakor ini didapat dari kisah cinta antara Sun Wo dengan Bo Ra dan cinta segitiga antara Deok Sun, Taek, dan Jung Hwan.

Awalnya Deok Sun naksir berat sama Sun Wo.  Sempat ge-er cinta berbalas karena Sun Wo suka sengaja datang ke rumah Deok Sun untuk meminta atau meminjam sesuatu.  Tapi ternyata Sun Wo tuh naksir sama Bo Ra, kakak perempuannya Deok Sun yang dalam cerita ini sudah kuliah di Seoul University.  Begitu tau kalau yang disasar bukan Deok Sun, Jung Hwan pun senyum-senyum penuh kemenangan.  Sementara Deok Sun sering ngamuk-ngamuk gak jelas juntrungannya.  Karena sejatinya sehari-hari Bo Ra dan Deok Sun bagaikan Tom & Jerry.  Mereka sering banget cekcok mulut, saling pukul, dan jambak-jambakan.  Kakak yang super galak dan judes diimbangi dengan adik yang culun dan pandir.  Klop dan lucu banget.

Penokohan dan pembalutan karakter favorit saya adalah Jung Hwan.  Saya suka bagaimana cara dia mengontrol emosi.  Tidak show off  pun tidak meledak-ledak.  Orangnya sangat perhatian baik kepada keluarga atau teman-temannya.  Jung Hwan seringkali secara halus menorehkan tanda-tanda kesukaan kepada Deok Sun.  Contohnya ketika mendengar bahwa Deok Sun menginginkan sarung tangan pink dari Taek sebagai hadiah natal, tapi ternyata salah sangka, Jung Hwan secara diam-diam membelikan sarung tangan yang diinginkan.  Hanya saja Jung Hwan cuma berani memberikan hadiah tersebut lewat adik lelakinya Deok Sun.  Jadi si cewek culun itu gak ngeh kalo kado itu dari dia.  Dduuuhhh nggemesin banget deh ya.

Di episode ke-19, saat 5 sekawan ini janjian makan bareng di sebuah resto.  Minus Taek yang belum datang, Jung Hwan sempat ngomong begitu serius menyatakan cinta kepada Deok Sun di depan Dong Ryong dan Sun Wo.  Waaahh saya sempat tersentak loh.  Sempat menduga bakalan seru nih menunggu tanggapan Deok Sun yang sampe berkaca-kaca mendengar omongan Jung Hwan.  Tapi kemudian berubah lemes karena ujung-ujungnya jadi bahan becandaan Dong Ryong.  Addduuuhhhh pegimana sih Jung Hwan ini.  Momen serius yang harusnya bisa jadi turning point Jung Hwan “melamar” Deok Sun, malah kacau balau di bagian akhirnya.

Sun Wo juga luar biasa.  Pantang mundur mencintai Bo Ra yang terkenal judes dan ditakuti oleh 5 sekawan.  Tapi kekuatan karakter Bo Ra itulah yang sangat disukai Su Won.  Sempat mereka putus di tengah jalan, namun akhirnya kembali bersama.  Mereka merahasiakan hubungan tersebut sampai 6 tahun.  Pernikahan mereka berdualah akhirnya yang menjadi klimaks drakor ini.

Percintaan 2 bintang utamanya, Deok Sun dan Taek, juga ditampilkan on and off.  Ada suatu waktu, saat masih belasan tahun, kebersamaan mereka dikisahkan begitu mellow.  Taek yang sempat mengutarakan kesukaannya pada Deok Sun di depan ke-3 teman lelakinya, jadi satu point of truth tentang rahasia hati Taek si pendiam itu.  “Saya menyukainya bukan sebagai teman tapi sebagai seorang wanita”.  Aaaiihh so sweet banget.  Ketika ditanya kenapa menyukai Deok Sun, Taek hanya menjawab, “Ya suka aja”.   Aaahh so touchy.  Memang terkadang atau mungkin seringnya kita mencintai seseorang tanpa harus mengungkap alasannya.  Karena cinta dan sayang lahirnya dari hati yang paling terdalam.

Nah sejak saat itulah, Jung Hwan bener-bener sadar bahwa dia punya saingan berat.  Beberapa kejadian akhirnya memaksa Jung Hwan untuk menerima keadaan bahwa dia sudah kalah dari Taek karena waktu yang ternyata mampu mengubah takdir.  Saat itu, di episode mereka sudah dewasa, Jung Hwan berusaha mengejar Deok Sun yang mau nonton konser dengan seseorang yang katanya adalah pacar Deok Sun.  Janjiannya batal dan diketahui baik oleh Jung Hwan dan Taek.  Jung Hwan kemudian nyetir mobil, ngebut menuju tempat konser, beberapa kali terhambat dengan lampu merah.  Berhenti berulangkali.  Sampe ketika akhirnya dia sampai di tempat konser sudah menemukan Taek tiba di sana dan ngobrol dengan Deok Sun di pintu depan gedung konser.  Saya mendadak ikutan kesel banget.  Duuuhh Jung Hwan.  Kenapa sih cowok semanis itu gak beruntung kisah cintanya?

Episode terakhir (ke-20) bener-bener jadi bagian cerita yang sarat makna.  Baik untuk kisah keluarga maupun percintaan 5 sekawan.

Taek yang akhirnya tau bahwa Jung Hwan juga mencintai Deok Sun, mendadak dengan sengaja menemui Jung Hwan di pusat militer AU Korea yang jauh banget dari tempat tinggal mereka.  Merekapun makan siang bersama.  Pada kesempatan itu Taek sebenarnya ingin ngomong dari hati ke hati tentang Deok Sun.  Tapi akhirnya Jung Hwan menghalangi dengan terus mengatakan “Sudah sudah kita gak perlu membicarakan hal-hal yang gak penting.  Ayok makan.  Restoran di sini terkenal loh dengan masakannya.”  Taek tampak mengganguk dan tersenyum takzim.  Tapi kita bisa melihat sekilas Jung Hwan menarik nafas dengan tatapan nanar.  Aaaihhh pengen deh meluk Jung Hwan saat itu dan ngomong “You’re indeed a great man and truly friend.”  Dari sini akhirnya kisah cinta Taek dan Deok Sun pun tepatri kuat meskipun untuk saat itu Deok Sun meminta Taek agar tetap menyimpan hubungan mereka dari hadapan seluruh keluarga.  Mereka dikabarkan berpacaran selama 2 tahun hingga akhirnya menikah.

Puncak kebahagiaan bagi seluruh tokoh adalah pernikahan Bo Ra dan Sun Woo.  Event ini benar-bener bikin saya mewek tanpa henti.  Utamanya saat Bo Ra dan Ayahnya saling bertukar surat.  Mereka yang sering banget cekcok dan tidak klop satu sama lain, ternyata menyimpan kasih sayang yang tak tergantikan, setinggi langit, dan seluas samudra.  Di dalam suratnya Bo Ra meminta maaf atas sikap-sikapnya yang selalu atau seringnya tidak menyenangkan hati Ayahnya.  Dia pun meyakinkan Ayahnya bahwa dia pasti akan berbahagia menjadi istri Sun Wo dan meminta Ayahnya agar tidak khawatir.  Bo Ra juga menginginkan Ayah dan Ibunya untuk selalu berbahagia dan hidup menikmati masa-masa pensiun Ayahnya.  Sementara Ayah Bo Ra menuliskan doa-doa panjang untuk anaknya.  Ayahnya pun mohon maaf jika selama membesarkan Bo Ra banyak kekurangan yang harus dialami oleh Bo Ra, utamanya karena Bo Ra adalah anak sulung yang hampir sebagian waktu harus memahami kesusahan hidup mereka.  MashaAllah sungguh adegan paling sempurna dari serangkaian cerita REPLY 1988.

Beberapa Adegan Favorit Saya 내가 좋아하는 장면 중 일부

Sebenarnya buanyak buanget adegan yang saya sukai mulai dari episode 1 hingga 20.  Tapi yang terfavorit, menurut versi saya adalah:

Pertama.  Saat Deok Sun dan Jung Hwan terjebak bersembunyi di sebuah gang sempit, menghindari kejaran Ayah Dong Ryong.  Saking sempitnya sampai badan mereka kegencet rapet dan Deok Sun protes ke Jung Hwan karena nafasnya memburu.  Saya ngakak gak habis-habis, utamanya saat melihat Jung Hwan salting gak keruan.

Deok-Sun-dan-Jung-Hwa

Kedua.  Ketika menjelang Natal, semua orang tua berkumpul dan membahas kado yang akan diberikan kepada anak-anak, khususnya untuk Jin Joo, si balita adiknya Sun Wo.  Setelah Jin Joo ditanya dengan lugunya dia menjawab ingin Orang Salju.  Jadi sibuklah itu orang-orang dewasa ini memikirkan cara agar bisa mewujudkan keinginan Jin Joo.  Akhirnya diputuskan untuk mengukir es sehari sebelum natal dan ditaruh di tengah-tengah jalan.  Eeehh ternyata malam itu turun hujan deras yang akhirnya mengakibatkan si orang-orangnya es itu mencair.  Mendadak paniklah semuanya.  Tetiba muncul Sun Wo yang terheran melihat wajah-wajah prihatin para orang tua.  Ternyata yang dimaksud orang salju itu, menurut presepsi Sun Wo, adalah es krim yang berbentuk orang-orang salju dan dijual di mini market dekat rumah mereka.

Ketiga.  Deok Sun meminta Jung Hwan, Dong Ryong, dan Sun Wo, untuk menggantikan dia dan 2 teman wanitanya untuk ikut kontes menari, yang hadiahnya utamanya adalah My My (seperti cassette player yang mobile gitu).  Tampak sekali muka-muka segan dari ke-3 cowok itu.  Tapi akhirnya mereka mau juga kok mengabulkan permintaan Deok Sun.  Malah penampilan mereka banyak disukai oleh penonton. By the way, demi tampil menari ini, Deok Sun berulangkali latihan tapi selalu ditertawakan oleh grup 5 sekawan.  Secara ya, Deok Sun itu kaku banget badannya.  Jogetnya juga acak adul dan bikin ngakak.  Dong Ryong sudah mencoba untuk melatihnya tapi tetep aja Deok Sun narinya ngaco.

Keempat.  Sun Wo dan Bo Ra ciuman di tengah jalan dan ke-gap sama ke-3 ibu-ibu.  Hanya Ibu Jung Hwan yang terpaku sementara Ibu Sun Wo dan Ibu Bo Ra salah tingkah, bolak-balik dan mondar mandir gak ketauan juntrungannya.  Dari momen inilah akhirnya Sun Wo dan Bo Ra sudah tidak bisa lagi menyembunyikan rahasia percintaan mereka.

Kelima.  Saat Deok Sun meminta Dong Ryong untuk gendong dia menuju lapangan sepakbola dimana ke-4 teman lelakinya akan main bola bareng.  Kaki Deok Sun saat itu sedang terkilir karena terlindas roda motor.  Dong Ryong sempat berujar, “Gimana mau gendong.  Kamu kan lebih besar dari aku.”  Tapi biarpun bersungut-sungut, Dong Ryong mau juga kok melakukannya.  

Dari adegan main bola ini akhirnya diketahui bahwa Dong Ryong kena penyakit wasir dan wasirnya pecah di akhir permainan.  Dong Ryong pingsan kemudian digendong Sun Wo menuju rumah sakit diikuti oleh Jung Hwan.  Tinggal Taek dan Doek Sun.  Mereka berdua pun harus ngacir karena dimarahi oleh penjaga sekolah.  Karena Deok Sun tak bisa lari akhirnya cewek culun ini terpaksa dibopong oleh Taek sambil berlari.  Pasti susah banget dah itu shooting nya hahahaha.

REPLY 1988 답장. Tetangga Rasa Keluarga dan Persahabatan Penuh Makna이웃 가족의 의미와 의미있는 우정

Keenam.  Ketika Ibu Jung Hwan mengikuti lomba nyanyi.  Musik pengiring dari sebuah kaset (jaman baheula yang pake pita hitam) sudah disiapkan dan dimasukkan ke kulkas agar suaranya tidak sember.  Esoknya saat membeli telor, Ibu Jung Hwan mengusulkan si abang penjual untuk ikut menyimpan kaset berisi suaranya yang bertereak-tereak menawarkan telor karena suara di kaset itu juga sember.  Eeehh sesuai dugaan saya, itu kaset ketuker.  Jadilah gagal total proses audisi Ibu Jung Hwan.

Oiya, di dalam lomba nyanyi yang sama, Dong Ryong juga ikutan.  Dong Ryong memegang nomor undian 93. Awalnya Dong Ryong mengira peserta no 92 gak akan hadir.  Eeehh ternyata si peserta ini datang.  Dia ternyata tampil professional, dengan suara bagus, dan menampilkan lagu yang sama dengan yang ingin dinyanyikan oleh Dong Ryong. Apesnya lagi baru beberapa Dong Ryong tampil, eeehh para juri minta dia untuk berhenti nyanyi dan pulang.  Apes bener.

Ketujuh.  Saat dimana Deok Sun harus menemani Taek berlomba ke Cina menggantikan Ayah Taek yang diopname.  Tugas Deok Sun adalah memastikan bahwa Taek makan dan istirahat dengan baik.  Ternyata tanggungjawab itu diemban oleh Deok Sun dengan sangat baik.  Dia memasang alas tidur pemanas di kasur Taek, membungkus makanan sehat dan bervariasi untuk dimakan Taek 3x sehari. Deok Sun juga dengan hebohnya mengajukan protes ke pihak hotel karena pemanas ruangan dan air di kamar Taek tidak berfungsi dengan baik.  Dalam keterbatasan bahasa yang dimiliki, Deok Sun tidak kehilangan akal.  Dia menyampaikan complaint menggunakan bahasa isyarat dan body language yang bener-bener bikin ngakak orang yang ngeliatnya.  Tapi hasilnya sungguh tak terduga.  Taek merasakan kenyamanan bepergian dan ikut perlombaan hingga akhirnya menang.  Kalau saya tidak salah asumsi, dari sini Taek merasakan cintanya semakin dalam untuk Deok Sun.  Secara karakter sih memang cocok banget sih.  Cowok pendiam berjodoh dengan cewek cerewet dan rame.  Klop lah sudah.

Quote yang Bertebaran 따옴표

Duuhh saya sering banget terpaku dengan banjirnya Quote/kalimat bijak yang bertebaran sejak episode ke-1.  Semuanya sarat makna dan indah untuk disimak.  Saya dapatkan quote berikut ini dari mencatat sendiri, masukan dari Yayan (Haryadi Yansyah/Omnduut), dan tautan khusus yang mengurai beberapa quote dari drakor ini.

“Cinta bukan Cuma masalah ingin memberikan sesuatu tapi sangat ingin memberikan sesuatu” (Sung Bo Ra)

“Sangat sulit mencintai seseorang.  Karena mencintai seseorang bukan hanya berarti kau suka dia di dekatmu.  Tapi juga karena kau suka menyesuaikan diri dengannya.” (Sung Bo Ra)

“Cinta tak peduli betapa sakitnya atau sedihnya dirimu gara-gara dia.  Kau rasa ingin membencinya tapi tak bisa.” (Sung Bo Ra)

“Ibu.  Tuhan menciptakan ibu yang tidak bisa berada di semua tempat sekaligus.  Berapapun umur seorang ibu, seorang ibu tetaplah menjadi pelindungku.  Hanya dengan menyebut kata “ibu”, hatiku selalu tersentuh.” (Sung Sun Wo)

“Mencintai seseorang bukan berarti tak membencinya.  Tapi hanya tak bisa.” (Sung Bo Ra)

“Di dunia yang kejam dan keras ini, perasaan hangat yang biasa kita rasakan dalam menjalani hidup bukanlah perkataan bijak ataupun ungkapan lucu.  Tapi perkataan hangat yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam,” (Kim Jung Hwan).

“Waktu terus berlalu.  Jika kau menyayangi seseorang, beritahu mereka sekarang, sebelum waktu berlalu dan kau kecewa.  Hingga akhirnya hadiah terbesar yang diberikan oleh waktu adalah kenangan bahwa kita pernah saling menyayangi.  Karena itu, tepiskan semua rasa malu dan berikan pengakuan cintamu pada orang yang kau cintai sebelum terlambat.” (Kim Jung Hwan)

“Kadang keluarga yang selalu tidak sadar. Tapi apa pentingnya tahu? Pada akhirnya, apa yang membantumu mengatasi rintangan bukanlah otak , tapi seseorang yang akan menggengam tanganmu dan tak akan melepaskanmu.  Pada akhirnya itulah keluarga.  Bahkan bagi pahlawan sekalipun, pada akhirnya mereka akan kembali ke keluarga” (Sung Deok Sun)

“Dalam hidup, terkadang kau harus berutang budi dan merepotkan orang lain.  Semua orang hidup seperti itu.  Jangan menahan deritamu sendirian.” (Choi Moo Sung)

Aaahh masih banyak quote lain yang duuhhh sangat menyentuh hati.  Terlalu banyak untuk bisa ditulis di sini.

Highly Recommended Korean Drama 한국 드라마 추천

Saya tak ragu untuk mereferensikan REPLY 1988 untuk ditonton dan jadi film seri yang bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.  Bahkan untuk mereka yang belum pernah atau (sebelumnya) tidak tertarik untuk nonton drakor.

Score saya untuk REPLY 1988 adalah 10/10.

Alur ceritanya mengalir begitu sempurna.  Konflik yang ditampilkan selama cerita berlangsung tidak tambal sulam tapi adalah rangkaian cerita atau kejadian yang biasa dihadapi oleh keluarga sehari-hari.  Para pelakon juga sangat pas dan apik menguasai karakter dan peran masing-masing.  Meskipun tidak istimewa dari sudut pandang cinematography, shooting dengan tidak banyak tempat, justru mengantarkan penonton makin kenal setiap sudut spot yang ada.

Sayangnya di akhir episode, diceritakan bahwa masing-masing dari mereka pindah dari komplek itu.  Padahal saya berharap, mereka semua dapat menua bersama di tempat yang sama.  Sayang rasanya meninggalkan satu tempat yang sarat akan kenangan dan dikelilingi oleh orang-orang yang sudah menorehkan kisah atau pengalaman hidup yang penuh arti.

Oia, dari beberapa tautan yang saya baca, 3 pemeran utama, Park Bo Gum (Choi Taek), Lee Hye Ri (Sung Deok Sun) dan Ryu Jun Yeol (Kim Jung Hwan) meraih beberapa penghargaan atas peran mereka di Reply 1988.  Aaiihh sungguh menyempurnakan apiknya drama yang satu ini.  Dalam kehidupan nyata Hye Ri dan Jun Yeol benar-benar menjadi pasangan kekasih.  Banyak juga loh penggemar film ini yang menyayangkan kenapa Deok Sun lebih memilik Taek ketimbang Jung Hwan hahahaha.  Karena menurut mereka Deok Sun lebih layak menerima cinta dari Jung Hwan.  Naaahh kaaann.  Sepemikiran tuh dengan saya.  Meskipun saya fans berat si muka bayi Park Bo Gum, tapi dalam REPLY 1988 rasanya lebih cucok Deok Sun jadian sama Jung Hwan.  Maunyaaaa hahahaha.

Wes, pokoknya nonton deh drama ini.  Saya sudah nonton 2 kali.  Tetap ngakak di setiap adegan lucu yang diiringi dengan suara embek kambing plus tetap menangis ketika tiba di adegan yang menyentuh.

REPLY 1988 답장. Tetangga Rasa Keluarga dan Persahabatan Penuh Makna이웃 가족의 의미와 의미있는 우정
REPLY 1988 ALL STARS
logo annie nugraha

#Reply1988 #ResensiDrakor #ResensiFil #DramaKorea

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

30 thoughts on “REPLY 1988 답장. Tetangga Rasa Keluarga dan Persahabatan Penuh Makna이웃 가족의 의미와 의미있는 우정”

  1. Aku baca ulasan ini dari awal sampai akhir sambil (masih) terkenang adegan-adegan di drama ini haha. Bener, para mamak-mamak ini sangat akur. Sekalinya agak gak enakan pas anak-anak mereka jatuh cinta, bukan karena gak setuju tapi masa itu pernikahan satu marga masih tak lazim (jadi tahu soal ini berkat nonton drakor hwhw).

    Aku selalu bersemangat “ngeracunin” orang nonton Reply 1988. Kayak yang aku bahas di WAG, “jika ada satu drakor yang ditonton seumur hidup, ya drakor ini” haha.

    10/10 yang sangat pantass!

    Reply
    • Hahahahaha. Bener Yan.

      Salut nian untuk penokohan 3 ibu-ibu itu. Hubungannya dah kek saudara kandung. Malah mungkin saudara kandung jarang yang sedekat itu. Suka, duka, dinikmati samo-samo. Terutama urusan anak-anak.

      Naahhh samo Yan hahahaha. Tapi memang REPLY 1988 wajib diracuni ke kawan-kawan. Memang bermutu drakor ini

  2. sedang dalam rangka move on dari film ini tapi nyasar ke blog yang membahas secara lengkap, jadi gagal move on ahahaha. saya juga termasuk orang-orang yang telat nonton drama ini nih. baru nonton akhir-akhir ini. meski telat nonton tapi nggak nyesel, huhuhu, drama yang manis banget sekaligus bikin hati berantakan bagi tim jungpal. menonton drama ini membuat hati hangat. jadi kangen keluarga yang jauh, kangen sahabat-sahabat lama, kangen semuanya.

    btw sejak awal sih saya sudah menduga kalau doksun bakalan sama taek (sebelum lihat spoilernya). tapi berhubung jungpal manis banget jadi pengen mereka yang jadian, sayangnya kandas huhuhuhu. semua gara-gara lampu merah ngeselin hahaha. etapi ndak ding, emang si jungpal aja yang gak mau gerak. terlalu memegang bro code dia :)

    Reply
    • Iiisss sama dong Mbak Eli. Saya juga baru-baru ini nonton REPLY 1988 setelah baca ulasan singkat Yayan di FB. Dah masuk list tonton dah lama tapi belom sempat dieksekusi.

      Naahh Jung Hwan/Jung Pal itu memang bikin gemes yak. Kelamaan nunda-nunda sih. Padahal Deok Sun sempet loh naksir dia sebelum kecantol Choi Taek. Dan dasarnya Deok Sun juga tulalit hahahaha. Susah banget paham tanda-tanda dari cowok yang naksir. Jiiaaahhhh

  3. Ini seriusan kocak, bahkan paling bikin ngakak dibanding Reply yang lain. Gagal move on lah, beberapa kali sengaja nyari potongan scene kocaknya, buat refreshing :D

    Reply
    • Hahahaha bener tuh Mbak Rina. Saya suka masih buka-buka beberapa cuplikan lewat Youtube. Adduhhh bener-bener gagal move-on dah

  4. Aku lagi nonton Reply 1988!
    Yup, awalnya (sekitar 3 bulan lalu) aku nonton dari eps 1 kok lambaaattt bgt
    Trus sekarang aku loncat aja langsung nonton dari eps 5 dan menariiikk bgt
    Hawa drakor ini rasanya itu menyejukkan sekaleee

    Reply
    • Ya Mbak Nurul. Awal-awal memang terasa lambat banget. Dah gitu pelakonnya banyak, suka keder nginget nama2nya. Tapi setelah 3 episode mulai deh keseruannya dapet

  5. Andaikan ada selimut waktu Doraemon saya pun sy mau pinjem ah biar ngerasain hidup di era 1988 juga kayak Sung Deok Sun and the ganks. Mba Annie ngasih nilai 10 ya ckck berarti recommended ini yahh. Terkesan banged ama persahabatan ibu-ibunya yg udah jarang ditemui di zaman now, huhuu

    Reply
    • Hahahaha. Tahun segitu saya dah mau tamat SMA Mbak. Kok kebetulan barang2 elektroniknya persis banget kek jaman2 saya dulu. TV, radio, kaset, dll. Kalau saya sih pas buat sekalian nostalgia.

      Rating 10/10 karena drakor ini bener-bener beda dg yang lain. Tema dan alur ceritanya gak neko-neko, konsisten, dan tidak ada split cerita. Jadi nontonnya asik banget

  6. Baca rating 10/10 kuterpaku, apakah ini saatnya aku kembali menikmati drakor lagi secara aku dah pensiun ngedrakor 10 tahun lalu huhuhu.
    Senang baca review komplit ini. Serius aku baca sampai selesai. Suka dengan tema keseharian yang mungkin hari gini dah jarang sih. Seperti ibu-ibu komplek yang rukun damai sentosa, pun bapak-bapak juga kelima sekawan tokoh utama. Tapi di luar itu semua, pesan moralnya keren habis. Love this review!!

    Reply
    • Saya juga dapat referensi REPLY 1988 dari Yayan (Omnduut). Yayan juga kasih score 10/10. Naahh ketularan habis itu. Nonton buru-buru. Terus tak ulang lagi nontonnya supaya bisa bikin reviewnya.

      Makasih atas complimentnya Mbak Dian

  7. Biasanya aku tuh kalau baca review drakor, nggak sampe seserius ini. Asli, penasaran banget pengen nonton. Apalagi review lengkap banget jadi tergoda diriku hehehe… Oya, quote-quotenya keren ya? :)

    Reply
    • Ayok Mbak Intan nonton drakor nya. HIghly recommended deh. Tema dan alur ceritanya mengalir tak berlebihan. Ada teman saya yg gak pernah nonton drakor sama sekali. Tapi begitu nonton REPLY 1988 kesannya langsung istimewa.

    • Iya Mbak Sofia. Temanya sederhana tapi diolah jadi tontonan yg istimewa. Hidup bertetangga rasa keluarga dan pertemanan puluhan tahun yang meninggalkan kesan tak terlupakan.

  8. lengkap banget reviewnya. Saya belum pernah nonton.
    Membaca review ini kok jadi pengen nonton ya. Tema yang sederhana sebenarnya ya, tapi dikemas dengan cara yang bagus, akhirnya jadi menarik

    Reply
    • Betul banget Mbak Nanik. Temanya sederhana banget dan biasa terjadi di kehidupan bertetangga dan kawan sepermainan. Tapi memang “pengemasan” nya apik luar biasa.

  9. Drama 5 sekawan boleh nih jadi rekomendasi, udah lama banget daku ndak nonton drakor yang baru. Nanti dah kelar yang daku tonton saat ini mau cari yang 5 sekawan itu

    Reply
  10. Setuju banget sama bagian ini:

    “… waktu terus berlalu. Jika kau menyayangi seseorang, beritahu mereka sekarang, sebelum waktu berlalu dan kau kecewa. Hingga akhirnya hadiah terbesar yang diberikan oleh waktu adalah kenangan bahwa kita pernah saling menyayangi. Karena itu, tepiskan semua rasa malu dan berikan pengakuan cintamu pada orang yang kau cintai sebelum terlambat.” (Kim Jung Hwan)

    YES, tak perlu malu kalau memang cinta.
    Ungkapkan dan kemudian lengkapi dalam perbuatan!

    Reply
  11. Ini juga nih, satu lagi drakor yang banyak banget yang rekomendasiin untuk ditonton katanya bagus tentang nilai-nilai keluarga yaa mba?

    Reply
    • Kalo yang satu ini keren luar biasa. Alur ceritanya apik, penokohan dan pelakonnya keren-keren, dan settingnya pun gak bikin bingung. Cerita tentang 5 keluarga, persahabatan dan seni bertetangga yang berkualitas. Highly recommended pokoknya.

Leave a Comment