Pantai Indah Kapuk di Masa Kecil Saya
Saya mengenal Pantai Indah Kapuk sejak masih di Sekolah Dasar, di awal tahun 1980-an (ketauan deh kira-kira usianya ya). Saat itu saya tinggal di Muara Karang. Lokasi yang bersentuhan dan berdampingan dengan area Pluit dan Muara Angke (tempat pelelangan ikan) serta pintu awal dibangunnya Pantai Indah Kapuk.
Kompleks Muara Karang sendiri kala itu masih bersahaja. Tinggal di sana terasa seperti berada di ujung dunia yang sepi dengan sarana transportasi terbatas. Hanya ada perumahan-perumahan kecil dengan tanah lapang luas, petak-petak sawah dan balong-balong yang masih berisi ikan. Bahkan karena masih cenderung sepi, kalau mau ke Muara Karang harus sebelum waktu beranjak maghrib. Lewat dari itu, hanya suara kodok yang terdengar sepanjang jalan dengan jumlah lampu jalan yang sangat terbatas. Tak ada angkutan umum yang beroperasi.
Di masa itu Pantai Indah Kapuk sedang dalam konsep pembangunan. Tapi proses penimbunan tanah sudah terlihat di beberapa bagian. Sayangnya rencana dan proses pembangunannya kala itu mendapatkan penolakan dari warga sekitar dan para penggiat lingkungan.
Area yang akan dibangun seluas 1.160 hektar adalah berupa hutan mangrove dan rawa. Ada sebuah ketakutan bahwa jika hutan mangrove dan rawa ini ditimbun untuk perumahan, efeknya akan besar sekali terhadap kelestarian lingkungan sekitar. Termasuk kestabilan penahanan dan penyerapan air saat hujan berlimpah.
Apa yang ditakutkan ternyata sempat terbukti. Sempat beberapa kali tersapu hujan deras, kompleks Muara Karang terserang banjir. Saya sempat mengalami banjir hingga masuk ke dalam rumah dua kali dalam periode dua tahun tinggal di sana. Dan bencana ini akhirnya menguatkan penolakan atas penimbunan yang dilakukan untuk Pantai Indah Kapuk.
Bahkan setelah keluarga saya pindah ke Medan, Palembang dan balik lagi ke Jakarta, seringkali terdengar berita bahwa akhirnya jalan utama menuju bandara Soekarno Hatta selalu terjebak banjir akibat pembangunan Pantai Indah Kapuk. Apalagi saat itu akses ke bandara Soekarno Hatta masih tergantung pada jalur dari Pluit dan Muara Karang.
Keadaan pun beranjak menjadi kasus serius hingga keluarga saya tinggal di Perumahan Citra Garden di Kalideres beberapa tahun kemudian. Saat itu efek banjir semakin menjadi-menjadi. Saya bahkan sering terjebak permasalahan macet berulangkali karena Kalideres juga merasakan imbas dari banjir tersebut. Maklumlah. Kalideres kan juga mendekat ke bandara Soekarno Hatta dan masuk area strategis dengan bertumbuhnya kompleks perumahan dan sarana bisnis yang tak henti dibangun di sana-sini.
Pantai Indah Kapuk di Masa Kini
Teknologi dan kegigihanlah yang akhirnya memecahkan masalah ini.
Pantai Indah Kapuk tentunya tak tinggal diam menghadapi kasus klasik banjir sementara mereka tetap dan konsisten membangun perumahan berikut dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial yang ada. Mereka, sesuai rencana awal, bertekad menjadi lingkungan satelit, daerah mandiri yang dipercaya sebagai salah satu lingkungan dengan rejeki yang berlimpah. Yang menurut kata banyak orang adalah salah satu bagian dari naga keberuntungan (naga berkepala emas) selain kawasan Kelapa Gading.
Setelah tak lagi tinggal di seputaran Jakarta Utara dan Jakarta Barat, pengetahuan saya tentang Pantai Indah Kapuk hanya sebatas lewat saja. Terutama saat akan terbang dan pulang dari bandara Soekarno Hatta.
Hingga di satu waktu, pada akhir 2020, keberadaan Pantai Indah Kapuk beserta sarana pariwisatanya beredar marak di media sosial.
Berada di Penjaringan, Kapuk, Cengkareng, Pantai Indah Kapuk telah berkembang pesat dengan berbagai fasilitas publik dan tujuan wisata yang luar biasa beragam. Dari apa yang saya telusuri di Pantai Indah Kapuk ada pantai pasir putih, Pantjoran, Urban Farm, San Antonio Promenade, Cove at Batavia, Hutan Mangrove dan Pantai Maju, Talassa Jakarta, Food Street, PIK Avenue Mall dan yang lagi hype sekarang adalah Ruko Amsterdam.
Pembagian zonanya ada dua. PIK 1 dan PIK 2. PIK 1 meliputi Tzuchi Centre, PIK Avenue, Pasar Segar, By the Sea Shopping Mall, Pantjoran. Lalu ada Damai Indah dan Sedayu Golf, rumah sakit dan Waterboom Jakarta. Sementara di PIK 2 ada Tokyo Hub, Ruko Amsterdam, Rukan Osaka dan Pantai Pasir Putih.
Luar biasa cepat perkembangannya.
Berkendara dari apartemen kami yang berada di Kelapa Gading, untuk mencapai Pantai Indah Kapuk hanya butuh waktu tak lebih dari 30 menit saja. Tinggal masuk tol menuju bandara Soekarno Hatta (tol Prof. Dr. Sedyatmo) lalu mengambil exit di Simpang Susun Kamal. Berputar balik, melintas di atas tol bandara, langsung masuk ke pintu keluar Kamal.
Tak lama setelah itu, kemegahan Pantai Indah Kapuk pun langsung menyergap.
Kanan kiri jalan besar dengan tiga lajur dan pembatas jalan dengan sungai kecil di tengah. Megah tak terkira dengan hadirnya deretan ruko-ruko dengan berbagai alternatif layanan. Ada kantor, toko kebutuhan sehari-hari, serta tentu saja berbagai pilihan kuliner.
Saya dan keluarga sempat bersantap di Cut The Crab. Salah satu resto seafood yang cukup terkenal dan ternama di kalangan penggemar wisata kuliner. Lokasinya persis di ruko deretan depan tadi. Keberadaan resto seafood menurut saya sangat valuable dan suitable untuk kawasan yang bersentuhan langsung dengan laut seperti Pantai Indah Kapuk. Apalagi tak jauh dari sana bercokol Muara Angke, salah satu tempat pelelangan sumber protein tinggi dan Omega-3.
Baca Juga : Asik dan Seru Tapi Belepotan di Cut The Crab Pantai Indah Kapuk
Menjejakkan Kaki di Pantjoran Pantai Indah Kapuk
Saking luasnya Pantai Indah Kapuk tentunya tak bisa dijelajahi hanya dalam beberapa jam. Jadi saat itu, di kunjungan pertama setelah bertahun-tahun hanya mendengar nama Pantai Indah Kapuk, saya memutuskan untuk ke Pantjoran terlebih dahulu. Satu kawasan yang berada atau berlokasi di Golf Island, kawasan Pantai Maju, Pantai Indah Kapuk 2 yang merupakan sebuah kawasan reklamasi di Teluk Jakarta, Kamal Muara.
Jika saya lamati lewat foto-foto yang beredar di dunia maya dan apa yang saya alami langsung, Pantjoran memiliki konsep pecinan atau kampung ala Tiongkok. Terpasang banyak atribut modern Tiongkok. Mulai dari gerbang yang tinggi menjulang, bangunan-bangunan dengan sentuhan ala Tiongkok di jaman silam, lampion berwarna-warni yang terpasang membelah setiap sudut kawasan, tulisan-tulisan aksara Tiongkok, mural di berbagai sudut, serta tentu saja pilihan kulinernya.
Nah untuk urusan kuliner ini pengunjung muslim harus jeli dan berhati-hati ya.
Beberapa tempat makanan dan minuman halal diantaranya adalah Es Pluit Ace, Cakwe Katong, Chuwi, Hong Tang, Bakso Goreng Soekajadi, Bakmi Gang Kelinci, Mie Jowo Semar, Kwetiau 78 Muara Karang, Roti Srikaya Ajong, Ya Kun Faya Toast, Uncle Orchard dan beberapa gerobakan minuman dan snacks yang jelas bertuliskan no pork no lard. Sementara warung/resto lainnya cukup adil mencantumkan kalimat “mengandung babi atau non-halal” untuk memastikan pengunjung muslim tidak salah pesan.
Yang pasti sih, sebagian besar bahkan semua layanan minuman, tentunya bebas dari non-halal. Saya pun berulangkali memesan banyak minuman dingin karena memang Pantai Indah Kapuk panasnya luar biasa. Beda sih memang teriknya kawasan Jakarta Utara. Matahari sepertinya buka cabang terbesar di bagian utara dari ibukota negara ini.
Di kawasan ini saya sempat menemukan berbagai wall mural tematik yang istagenic. Diantaranya mengingatkan saya akan film-film kungfu dengan tokoh Wong Fei Hung, kehidupan ala masyarakat Tiongkok di jaman kekaisaran dan semua yang berhubungan dengan kehidupan di masa lampau. Ribuan tahun yang lalu.
Yang paling seru dan menurut saya sangat eye catchy adalah gambaran lelaki dengan rambut Taucang. Rambut setengah botak. Depan botak licin sementara di belakangnya panjang dan terkepang. Gaya rambut seperti ini adalah ciri khas dari warga Manchu/Manchurian, kelompok minoritas terbesar kedua di dataran negeri Tiongkok. Jika teman-teman menyukai film kungfu klasik yang dibintangi oleh Jet Li, tentunya sudah familiar dengan rambut Taucang ini.
Oia, selain dipadati oleh berbagai pilihan kuliner, di zona yang satu ini juga terdapat sebuah klenteng kecil dan terbuka. Ada sebuah patung di dalamnya dengan puluhan lampion merah dan kuning. Terlihat banyak hio yang masih terbakar pelan. Tampaknya baru saja ada beberapa orang yang menyempatkan diri berdoa di sini.
Satu lagi yang cukup mengesankan adalah kehadiran gapura tinggi besar menjulang. Menurut info, seni rancang gapura ini terinspirasi dari kota Zhangzhou, provinsi Fujian. Saking tingginya, kita harus mendongak untuk melihat bagian atapnya dan memotret dari satu kejauhan tertentu agar keseluruhan Gapura bisa terlihat sempurna di lensa kamera.
Dan eeehh ternyata ada juga loh outlet pernak-pernik, skincare lucu berwarna-warni dan berbagai hasil kerajinan tangan. Tentu saja semuanya dengan sentuhan atribut khas Tiongkok. Seperti gantungan kunci, ikat rambut, peralatan sekolah, dan lain-lain.
Baca Juga : Menikmati Lezatnya Sajian Homemade Bakery dan Segarnya Minuman Dingin di Dewandaru Bakery & Kitchen Pantai Indah Kapuk
Lepas dari kawasan yang padat dengan pilihan kuliner ini, saya berpindah ke kawasan Pantjoran yang satu lagi. Letaknya persis berseberangan dengan rangkaian spot yang baru saya kunjungi di atas. Di tempat ini lingkungan wisatanya lebih luas dan lapang.
Saat kita masuk dari pintu tengah, kita akan langsung melihat patung Dewa Guang Gong/Guan Sheng Di Jun. Patung berwarna rose gold pekat ini menampilkan sang dewa yang sedang berdiri gagah di atas bongkahan batu. Di bawahnya ada sebuah kolam kecil dengan tembok putih setinggi 1.5meter. Postur tubuhnya terlihat gempal dan gagah dengan baju perang besi yang kokoh. Mengenakan perangkat siap tempur dengan tangan kanan memegang senjata. Visual yang persis sama yang bisa kita lihat saat menonton produk sinema klasik Tiongkok.
Ada sebuah prasasti yang dipasang di dekat patung yang menjelaskan tentang Dewa Guang Gong/Guan Sheng Di Jun. Batu prasastinya solid dengan print out tulisan yang terlapis kaca pelindung. Ada logo perusahaan Agung Sedayu Grup (pemilik kawasan Pantai Indah Kapuk) dan berbagai link organisasi Tao. Ada juga jaringan QRIS yang bisa di unduh jika ingin memberikan sumbangan.
Kalimat-kalimat di prasasti itu menjelaskan tentang apa dan siapa Dewa Guang Gong/Guan Sheng Di Jun.
Dewa Guang Dong/Guang Sheng Di Jun
Guan Sheng Di Jun adalah salah satu dewa besar Tao, dikenal sebagai dewa pelindung perdagangan, dewa pelindungan kesusastraan dan dewa pelindung rakyat dari malapetaka peperangan. Juga dipuja sebagai lambang kesetiaan dan kejujuran.
Nama asli Guang Sheng Di Jun adalah Guan Yu. Atau Guan Yun Chang. Berasal dari kabupaten Hedong. Guan Yu adalah seorang panglima perang kenamaan yang hidup pada jaman San Guo (220-2280M). Guan Yu bertubuh tinggi besar, berjenggot panjang dan berwajah merah. Saat berperang menunggangi kuda berwarna merah, yang disebut Chi Tu (kelinci merah), oleh kaisar Han, Guan Yu diberi gelar Han Shou Ting Hou.
Perjalanan hidup Guan Yu dikisahkan dalam Kisah Tiga Negara (San Guo). Saat pengembaraannya, Guan Yu bertemu dengan Liu Bei dan Zhang Fei. Dalam pembicaraan mereka ternyata mempunyai kecocokan, kemudian mereka bertiga bersumpah untuk sehidup semati membela negara dan menegakkan kebenaran. Peristiwa ini dikenal dengan nama Tao Yuan Jie Yei. Sumpah persaudaraan di kebun buah persik. Di sini juga dikisahkan tentang kegagahan, kesetiaan, kejujuran dan kesetiakawanan Guan Yu dalam menjalani kehidupan beliau.
Guan Yu gugur pada tahun 219M dalam usia 60 tahun. Setelah Guan Yu wafat, beliau berkali-kali turun dan menampakkan diri untuk membantu rakyat, maka itu rakyat mengetahui bahwa Guan Yu telah menjadi dewa. Penghormatan terhadap Guan Yu sebagai seorang kesatria yang teguh terhadap sumpah, tidak goyah akan harta kekuasaan dan kedudukan serta setia pada saudara-saudara angkatnya, menyebabkan beliau memperoleh penghormatan yang tinggi.
Oleh kaisar-kaisar jaman berikutnya, Guan Yu memperoleh gelar yang tidak tanggung-tanggung. Dia disebut Di yang berani, Maha Dewa atau Maha Raja. Sejak. itulah beliau disebut Guan Sheng Di atau Guan Di Ye yang berarti Paduka Maha Raja Guan. Sebutan kedewaan yang sejajar dengan Xuan Tian Shang Di, beberapa gelar kehormatan untuk Guan Yu yang dianugerahkan oleh kaisar-kaisar dari berbagai dinasti.
Hari kebesaran Guan Sheng Di Jun adalah tanggal 24 bulan 6 Imlek.
Dari titik dimana patung dewa Guang Gong/Guang Sheng Di Jun ini berada, mata dan perhatian kita akan terbagi dua dengan adanya dua zona kuliner di kanan dan kiri. Sama seperti kawasan yang pertama saya kunjungi tadi, resto-resto yang berada di sini menggunakan bangunan dengan rancang tampak luar khas Tiongkok. Atapnya terukir lancip-lancip dan mirip seperti kawasan tempat tinggal khas Tiongkok.
Di depan bangunan resto yang berjejer tersebut disediakan ruang terbuka dengan banyak meja dan tempat duduk. Spot yang memang diperuntukkan bagi para penikmat kuliner, tetamu dari setiap resto yang ada di sana.
Saya berjalan ke sisi kanan dari pintu masuk.
Ada sebuah Pagoda, tempat beribadah masyarakat dengan kepercayaan Tao. Bangunannya terlihat lima lantai dengan atap bertumpuk dan dipoles dengan dominan warna merah. Di bawahnya terdapat kolam kecil dengan tanaman hidup, pohon bonsai berbagai ukuran dan patung-patung binatang yang turut meramaikan isi kolam. Di dalamnya ada banyak sekali ikan koi. Yang menurut kepercayaan Tao, koi adalah binatang yang melambangkan keberuntungan dan kesuksesan.
Ada jembatan kecil yang bisa membawa kita masuk ke dalam pagoda. Ukiran pegangan jembatannya pun sangat menarik. Terukir layaknya seni bangunan Tiongkok di jaman lampau.
Di depan Pagoda ada patung Dewi Kwan Im dengan warna putih mencolok dan tampak menjadi salah satu pusat perhatian setiap pengunjung.
Keduanya menjadi ikon yang cukup megah untuk Pantjoran dan menjadi spot foto yang instagramable. Pesona wisata Tiongkok pun sangat terasa kuat saat berada di lingkungan ini.
Dewi Kwan Im (Guan Yin Da Shi) / Guan Yin Niang Niang / Ci Hang Dao Ren
Dewi Kwan Im sejak jaman dahulu sangat dikenal dan dipuja sebagai dewi welas asih yang selalu menyelamatkan umat manusia lepas dari penderitaan dan kesengsaraan, serta merupakan sosok dewi yang selalu menjawab permohonan manusia.
Guan Yin Niang Niang yang lebih dikenal sebagai dewi Kwan Im (Guan Yin Da Shi), jaman kuno dulu dikenal sebagai Ci Hang Dau Ren atau disebut juga Ci Hang Pu Du Tian Zun, Yuan Tong, Zi, Zai, Tian, Zun. Dewi Kwan Im memiliki beberapa catatan sejarah yang menjadi cerita legenda tentang asal usul pemujaannya, dengan hati yang penuh welas asih berkali-kali turun ke dunia membantu umat manusia dalam berbagai wujud untuk menyelamatkan manusia.
Dalam kepercayaan agama Tao di Tiongkok, ada beberapa cerita asal usul Dewi Kwan Im. Ceritanya pertama kali muncul dalam agama Tao ditulis di dalam Ling Bao Jing (sekitar 397-402 Masehi). Kemudian juga tercatat dalam Li Dai Shen Xian Tong Jian. Buku tersebut ditulis pada akhir dinasti Ming (1368-1644 Masehi). Dan awal dinasti Qing (1644-1912 Masehi).
Di dalam catatan tersebut, dikatakan bahwa menurut legenda pada jaman dinasti Shang (sekitar 1500 SM) ada seorang dewi perempuan di gunung Pu Tuo. Goa Chao Yin Luo Jia Yan di Tiongkok. Yang mempraktikkan ajaran Tao dan berhasil memperoleh Tao nya, beliau berjanji untuk menyelamatkan umat manusia dari penderitaan dan malapetaka.
Dewi ini melakukan banyak hal untuk membantu orang dan orang-orang di sana menyebutnya Ci Hang Da Shi. Dalam Feng Shen Yan Yi, dewi Kwan Im adalah satu satu dari 12 murid Yuan Shi Tian Zun dan merupakan satu-satunya murid perempuan. Beliau menjalankan Siu Tao di gunung Putuo. Berhasil mendapatkan Tao nya di sana.
Mempunyai kesaktian luar biasa dan memiliki hati yang sangat welas asih. Karena kemuliaan hatinya beliau selalu membantu membebaskan umat manusia dari segala penderitaan, malapetaka, bencana dan kesusahan. Kemanapun beliau pergi, selalu menabur kebaikan, sehingga semua orang menghormati dan memujanya. Kepercayaan dan pemujaan terhadap dewi Kwan Im sangat luas.
Hari perayaannya adalah pada tanggal 19 bulan 9 Imlek.
Tips Berwisata ke Pantjoran Pantai Indah Kapuk
Kawasan Pantjoran Pantai Indah Kapuk beroperasi sejak pkl. 07:00 wib dan adalah sebuah destinasi wisata terbuka yang berada tak jauh dari laut. Kondisi inilah yang membuat Pantai Indah Kapuk diliputi oleh udara dan angin laut yang cenderung panas.
Di hari itu saya datang sudah menjelang tengah hari pas di akhir pekan pula. Jadi akhirnya saya dan keluarga terjebak dengan teriknya matahari dan kesulitan mencari tempat parkir. Ini sepertinya harus menjadi satu perhatian khusus jika teman-teman ingin berwisata ke Pantai Indah Kapuk ya. Waktu yang pas dan asik untuk memulai kunjungan adalah sekitar pkl. 09:00 wib. Udara tentunya lebih bersahabat dan lebih lengang saat mencari spot untuk parkir kendaraan.
Atau bisa juga datang saat matahari sudah tenggelam. Dari foto-foto yang saya lihat sih, Pantai Indah Kapuk, khususnya Pantjoran, bertabur cahaya lampu yang indah tak terkira saat di malam hari. Mulai dari lampion hingga dari berbagai rangkaian bohlam cantik yang dipasang di seluruh penjuru kawasan.
Untuk suasana siang hari, meskipun kita mudah menemukan gerobak minuman, ada baiknya kita menyediakan atau membawa botol minuman air putih yang cukup agar tidak dehidrasi. Meski Pantjoran tidak berada persis di pinggir pantai, membawa topi lebar yang ringan dan nyaman bisa membantu kita mengurangi sentuhan langsung sinar matahari. Jikapun tak ingin membawa topi atau payung, gunakanlah sunblock dengan SPF tinggi agar kesehatan kulit tetap terjaga. Wajah yang pastinya wajib banget dilindungi dengan baik.
Soal jenis pakaian juga wajib diperhatikan. Kenakan pakaian yang mudah menyerap keringat dan nyaman untuk diajak berjalan jauh. Tidak mengganggu langkah kita dan kebebasan untuk bergerak. Berada di Pantjoran, mengelilingi semua fasilitasnya, sesungguhnya kita sedang ber-olahraga jalan kaki. Begitu pun dengan alas kaki. Alas yang nyaman, empuk dan tertutup pastinya akan lebih baik ketimbang sandal terbuka. Sandal tidak akan mampu melindungi kulit kaki yang bisa jadi ikut terbakar sinar matahari.
Satu lagi yang menurut saya penting adalah membawa tissue kering dan basah yang cukup karena keringat tuh kerap mengucur deras. Layaknya destinasi wisata yang sedang berkembang dan terus maju, fasilitas buang air kecil maupun besar tentunya digunakan oleh jumlah publik yang bejibun. Banyak sih disediakan toilet bersih disana-sini. Tapi tentu saja tidak semua orang mampu dan mau menjaga kebersihan. Jadi pastikan kedua jenis tissue ini kita bawa demi kenyamanan.
Untuk sistem pembayaran di tempat jajan sih sudah banyak yang fleksibel. Banyak yang sudah mengaplikasikan pembayaran digital alias cashless. Sarana ternyaman baik untuk pembeli maupun penjual. Proses transaksinya cepat, penjual pun tidak resah dan sibuk mencari kembalian. Praktis, efisien dan efektif.
Pesona Wisata Pantjoran Pantai Indah Kapuk
Pantjoran Pantai Indah Kapuk, menurut saya, memiliki pesona wisata yang khas, tematik dan unik. Konsep pecinan modern begitu manis tertata sehingga suasananya hidup dan mengesankan.
Selain bersentuhan dengan nuansa klasik Tiongkok, Pantjoran mampu menjadi destinasi wisata kuliner dan photography kekinian yang patut dapat pujian. Hampir di setiap sudut tertata dan dibangun dengan konsep yang matang. Ada sentuhan seni yang juga gak main-main digarap. Totalitas yang jempolan. Jadi gak heran ya jika banyak influencer, content creator, selebgram, penulis wisata salah satunya travel blogger seperti saya, yang tergerak untuk ikut mempopulerkan tempat ini.
Foto-foto apik pun bertebaran di dunia maya. Mengundang rasa penasaran masyarakat yang ingin melihat langsung kerennya Pantai Indah Kapuk.
Saya sendiri, sejak kunjungan pertama itu, selalu mereferensikan Pantjoran Pantai Indah Kapuk kepada teman-teman dari luar daerah yang datang ke Jakarta. Bahkan ada teman yang datang dari luar negeri kemudian harus stay semalam di Jakarta baru melanjutkan perjalanan ke salah satu provinsi di timur Indonesia di keesokan harinya.
Saya mengusulkan dia untuk menginap di salah satu hotel di dekat bandara Soekarno Hatta atau di daerah Pluit lalu menikmati rekreasi beberapa jam di Pantai Indah Kapuk. Dan itu dia senangnya minta ampun. Dia dan keluarga bisa menikmati wisata singkat dan tenggelam dalam pesona wisata Patjoran Pantai Indah Kapuk.
Pengen ikut merasakan kegembiraan dan sensasi berada di tengah perkampungan Tiongkok modern? Cus lah main ke Pantjoran Pantai Indah Kapuk. Setidaknya sebelum ke berbagai fasilitas hiburan lain yang disediakan oleh Pantai Indah Kapuk, Pantjoran adalah titik pertama untuk menyambut pengalaman berwisata yang begitu mengesankan.
Ih, kayak bukan di Indonesia dong Mba :D
Keren banget ini, serasa traveling ke Tiongkok tanpa ribet hahaha
Btw iya juga sih, dulu PIK ini ramai diperbincangkan, karena khawatir merusak lingkungan, namun syukurlah kalau ada rasa tanggung jawab untuk menyiasati dampaknya :)
Apalagi setelah dibangun dengan tampilan yang cantik begini ya, senang liatnya
Iya Mbak Rey. Seperti sekarang sudah bukan jadi masalah. Adem ayem. Bahkan Pantai Indah Kapuk iklannya makin melonjak
Yang penting ada solusi dan pertanggung jawaban ya, jadi tidak merugikan alam dan daerah lainnya di sana. Malah bagus loh disulap jadi area yang cantik kayak gini. Jadi nambah tempat wisata, apalagi kalau dibikinnya wisata yang unik gini :D
Setuju Kak Rey,
Segala sesuatu yang dibangun tidak hanya memikirkan estetik dan keindahannya saja, tetapi juga apakah ramah dengan lingkungan dan bagaimana dampaknya terhadap pelestarian bumi ini
selalu suka mengunjungi blognya Mbak Annie
foto-fotonya itu lho, oke banget
semakin meneguhkan tekad harus punya kamera supaya hasil jepretan saya bisa seindah blognya Mbak Annie
Eniwei baswey, di Bandung juga ada Pecinan yang ramai terlebih ketika imlek
nyesel banget, belum ke sana dan bikin liputan, eh keburu pindah
baca liputannya Mbak Annie, jadi exciting ngerencanain ke sana suatu waktu
Alhamdulillah. Terimakasih untuk complimentnya Mbak Maria.
Nah. Saya pengen juga tuh ke kawasan tematik yang ada di Bandung. Ada Pecinan, ke-Korea-an dan ke-Jepang-an. Kapan ah bener-bener stay yang lama dan menjelajah kesana kemari di Bandung.
Sebagai orang Medan, yang saya tau PIK itu komplek ya elit, bu, hehee. Itu juga denger dari beberapa temen yang merantau kesana.
Kalo jadi warga DKI atau mungkin ada kesempatan main ke JKT lagi pingin main kesini.
Cantik sekali dan itu GEDUNG YAYASAN BUNDA TZUCHI Masyaallaah megahnya. Dia udah kayak satu kota sendiri gitu, ya.
Bu Annie pas foto di Mural kalo kakinya dicrop udah kayak lukisan mural deh saking menyatunya, hehee
Yup. Betul Kak Suci. Untuk kompleks perumahannya, sebagian besar memang kawasan elit. Tapi ada juga yang kelas menengah meskipun tidak banyak. Pantai Indah Kapuk ini menyatu dengan Pluit. Salah satu kompleks perumahan yang terkenal karena kemewahannya. Sama seperti Kelapa Gading yang sama-sama di utaranya Jakarta. Yuk, kapan ke Jakarta hubungi saya ya Kak Suci. Kita jalan dan foto-foto bareng.
Daku pikir Bu Annie lagi ke luar negeri…
Eaaa ternyata di PIK. Asik dah ah deket lah ya buat disambangi. Apalagi ini suasananya mantap buat pepotoan juga.
Hahahaha iya Fen. Ini baru di daerah Pantjoran. Masih banyak tempat lain di Pantai Indah Kapuk yang bagus-bagus. Kalau lihat di foto-foto ya. Dan itu bikin saya penaran banget.
Suka banget sama foto-foto kak Annie.
Beneran dari foto kak Annie memang matahari sepertinya paling seneng buka cabang di PIK dan sekitarnya.
Pertama kali ke PIK tuh aku punya pernyataan bodor, kak Annie.. Karena saking gak pernahnya ke daerah ini kan..
Aku bilang ke suamiku “Jadi sekarang kita main ke pantai, Bi?”
Ngaaaa~
Aku pikir Pantai Indah Kapuk tujuannya main ke pantai doonk..
Eike uda seneng berasa diajakin ke Ancol.
Hahahahaha. Pantai Indah Kapuk tuh memang luas Len. Dan Pantjoran, yang saya tulis ini, cuma sebagian kecil dari keseluruhan wisata yang ada di Pantai Indah Kapuk. Kalo pantai memang ada Len. Namanya pantai pasir putih. Agak jauh dari Pantjoran. Saya pengen kesana katanya sih bagus, cantik dan bersih.
Nah informasi buat suamiku nih, kak Annie.
Malu banget akutu dibilang gak ada pantai di PIK.
Huhuh..
Akulturasi budaya di Pantjoran Pantai Indah Kapuk ini terasa sekali ya, kak Annie.
Senang sekali jalan-jalan dengan aman dan nyaman menikmati keindahan budaya Chinese di Jakarta.
Semoga Indonesia aman terus.
Udah kesana aku kak.. sayangnya pas panas2 banget agak gersang ya,, dah giti ramee🤦.. terus ya disyangin musholla nya itu kecil pake bangets gak bisa deh berlama2 disini explore
Pepohonan dan penghijauan memang masih minim di Pantjoran karena memang didominasi oleh bangunan dan tidak ada tanah luas untuk menanam pohon. Mushala juga minim ya. Tapi semoga ini jadi perhatian pengelola kedepannya.
sempat aku berpikir ini di Singapore atau di luar negeri di mana gitu, eh ternyata di Indonesia, bagus banget banyak spot foto yang unik, keren banget pokoknya. apalagi wall muralnya keren…
Semoga suatu saat Mbak Sylvi bisa kesini ya. Ikutan pepotoan di mural-muralnya yang cantik
Jadi bisa dibilang Mbak Annie orang Jakarta ya?
Bukan kotanya aja Mbak Annie bisa nulis begitu detail
Saya juga suka akulturasi budaya, sayang banget dulu pernah dilarang ya?
Satu kaki di Jakarta, satu lagi di Cikarang, Bekasi. Dan KTP Kabupaten Bekasi. Jadilah warga Jawa Barat hahahaha
Aku belum coba wisata perahunya di PIK kak… Nti coba juga deh suasana beneran kayak di luar sana.. Kalau sekitaran PIK yang disini udah berkunjung dan sempet makan n sholat juga d musholanya
Wah tadinya kupikir mbak Annie sedang visit China ternyata di ujung barat Jakarta ya😆 ciamik banget penataan dan bangunannya, next time aku kesana juga aahh🤩
Owalah ternyata begitu asal-usul dewi kwan im. Aku jadi inget wajah dewi ini di serial sun go kong. Cantik banget dan kentara welas asihnya.
Bagus-bagus nian fotonyaaaa
Desain arsitektur bangunan di PIK nih bikin berasa lagi berada di suatu negara bukan di Indonesia ya yuk. Kawasan elit yang kini jadi destinasi wisata warga Jakarta, untuk kuliner, cuci mata, atau sekadar bersantai dan melakukan kegiatan fotografi. Tahun lalu ke sana, pas lagi rame-ramenya, dan panas banget. Berasa kepanggang haha. Udah dekat magrib baru agak sejuk, view ke lautnya cakep sih, dan senjanya lumayan romantis. Paling suka pas bikin foto malam di sana, cahaya lampunya cantik.
Kalau nyebut kata PIK dekat Alief, otomatis dia cerita teman-teman kuliahnya yang tinggal di PIK, yang dengan kata lain: anak-anak borju yang kalo kuliah pakai lamborgini hahaha. Memang kawasan elit di sana.
Lahan photography yang memang luas dan apik nian di sini. Banyak sudut estetik dan ciamik yang sayang untuk dilewatkan. PIK sepertinya memang dirancang untuk wisata tematik dengan sudut istagenic yang tumpah ruah. Pintar dan cerdik manajemennya.
Hahahaha. Samo cak Fiona ini. Banyak mahasiswa Binus Slipi yang tinggal di kompleks perumahan elit di Jakarta Barat. Rumahnyo gedong cak istana. Kalo ke kampus bawak mobil mewah. Top lah pokoknyo.
Jadi pengen main ke pantai indah kapuk gara gara baca tulisan mbak Annie ini. Ada bangunan tiongkoknya. Penasaran sama patung dewi Kwan Im. Aslinya kayak apa ya? Hehe
Iya Mbak. Kapan ke Jakarta sempatkan berwisata ke PIK ya. Seharian di sini tuh gak membosankan.