KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong

Saya menemukan taman ini tanpa sengaja. Niatan awalnya adalah mencari, melihat, dan memotret, sebuah masjid besar yang ada di Tsim Sha Tsui, Kowloon. Tapi karena pas kedatangan ke sana mendekati waktunya sholat dzuhur, saya akhirnya iseng ngider ke beberapa sisi masjid.

Di tengah kepadatan manusia yang mondar mandir di seputaran masjid ini, saya melihat sebuah gerobak lumayan besar yang menawarkan jualan rebusan. Ada kacang (chesnut), telor (puyuh dan ayam), serta ubi-ubian. Penjualnya (sepertinya) sepasang suami istri. Gerobaknya sederhana banget. Isinya ada bejana tembaga, timbangan jadul, wadah kertas, baskom besar berisikan materi dagangan. Di samping gerobak ada sebuah wajan hitam besar untuk menggoreng kacang. Dengan tungku yang terhubung langsung dengan gas, suara pijaran api nya terdengar garang. Wajan sebesar ini menampung banyak kacang yang digoreng sangrai menggunakan butir-butir hitam, yang saya gak tau itu apa. Jadi bukan menggunakan minyak goreng. Looks definitely healthy. Menggunakan sarung tangan, saya perhatikan si bapak perlu tenaga ekstra juga untuk menggoreng.

Terdorong oleh rasa penasaran, saya akhirnya membeli kacang ini sebungkus dengan harga HKD 20 atau kira-kira setara dengan IDR 34.000. Kulitnya kacangnya lumayan keras. Perlu sedikit tenaga biar bisa pecah. Isinya? mirip banget dengan beton (biji nangka). Kaya serat dan tidak terlalu manis. Pengen beli lagi tapi takut kekenyangan karena saya dan seorang teman sudah berniat untuk makan dimsum.

Baca juga: Berkunjung ke Ammar Mosque and Omar Ramju Sadick Islamic Centre di Wan Chai, Hong Kong.
KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Pembeli datang silih berganti
KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Berbagai jenis materi yang dijual | Semua rebusan
KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Ini nih wajan gedenya | Kacang disangrai dengan butir-butir hitam | Apa itu ya?

Sambil menikmati kacang, saya menelusuri bagian kiri masjid. Sisi yang padat bangunan-bangunan toko bercampur dengan apartemen atau hostel di atasnya. Selasar untuk pejalan kakinya luas tak terkira. Mau main gobaksodor dengan tim 2 lusin juga cukup. Mau konser kecil-kecilan juga muat tuh. Dan dalam hitungan menit dengan ritme jalan santai, kami akhirnya menemukan sebuah jalan menanjak yang ternyata membimbing kami sampai di Kowloon Park.

Kurang tau persis apakah jalan yang kami masuki adalah bagian depan atau bagian mana, tapi yang pasti ada sebuah dinding besar bertuliskan Kowloon Park, yang kalo dibayangkan mirip tulisan-tulisan komik Jepang (ngekek). Warnanya gonjreng ditambah dengan bintang-bintang. Etapi jangan salah, untuk berfoto di sini, ternyata kudu ngantri juga loh. Sampe ada 1 ibu-ibu yang hampir 15menit gegayaan dan santai aja dicemberutin barisan wisatawan termasuk saya.

Baca juga: Bertemu Mbak Darmi di Victoria Park Hong Kong
KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong

Setelah berhasil merekam potret diri di tulisan tadi, saya melanjutkan perjalanan mengitari taman yang ternyata luasnya luar biasa. Saat saya cek di Wikipedia, luasnya itu sekitar 13,33 hektar dengan berbagai jenis fasum seperti aneka taman dengan konsep tertentu, museum, bahkan ada juga kolam renangnya.

Jalur jalannya turun naik karena memang kontur tanahnya berbukit. Jadi sangat disarankan mengenakan alas kaki senyaman mungkin. Pohon-pohon tinggi besar menyebar di sana sini. Bahkan di sebuah ruang istirahat terbuka, di dekat museum, saya menemukan pohon yang usianya sudah ratusan tahun. Tapi tetap tegak berdiri gagah. Pengunjung tidak diperkenankan mendekat. Hanya boleh mengambil foto dari jarak tertentu saja. Saya tidak masuk ke dalam museum karena nafas ngos-ngosan sehabis mendaki (ngekek). Membayangkan jalan di dalam museum dengan ukuran grande begitu rasanya gak sanggup ah.

KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Tampak museum dari kejauhan
KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Museum dengan sebuah pohon tua di halamannya

Tepat berseberangan dengan museum ini, saya melihat seorang pelukis yang asyik bekerja tanpa menghiraukan orang yang lalu lalang. Tak jauh dari sini, saya menemukan sebuah kolam berbentuk lonjong yang terkepung pohon-pohon rimbun dan dudukan semen mengitari kolam. Banyak pengunjung yang istirahat di sini sambil menikmati makan, minum, dan ngobrol bergerombol. Cuaca/udara yang adem tampaknya berhasil menyalurkan oksigen melalui pepohonan. Beda banget loh saat kita menyusuri bangunan-bangunan yang sesak berhimpitan selama ngider di dalam kota Hong Kong.

KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Sang pelukis

Tak jauh dari kolam lonjong ini, saya mendapati sebuah kolam lain dengan bentuk yang berbeda. Ukurannya lebih kecil tapi di bagian pinggir dibuat dudukan bertingkat. Kedua kolam ini berair hijau, gak terukur tingkat kebersihannya, tapi paling tidak tak berbau dan mengganggu pernafasan. Di taman yang satu ini saya mendengar suara burung yang nyaring bersahut-sahutan. Nyoba mencari mereka untuk dipotret tapi gak berhasil karena semuanya nangkring di pohon-pohon yang jangkung. Suaranya gak beraturan tapi mendengar suara mereka mengingatkan saya akan rumah nenek di Desa Basemah, Pagaralam, Sumatera Selatan. Rumah panggung bergandengan dengan pohon-pohon tinggi mengitarinya. Pagi, saat sarapan, banyak sekali burung gelatik terbang kesana kemari sambil bernyanyi. Hutan lebat dan sawah-sawah luas mengelilingi kampung. Udara luar biasa segar tanpa sentuhan polusi.

Baca juga: Comfort Hostel. Penginapan Berlokasi Strategis di Causeway Bay, Hong Kong
KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Kolam lonjong berukuran besar
KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Kolam bersudut dengan dudukan theater

Oia, di taman seluas ini, ada jaringan wifi nya loh. Saya tidak berniat mencoba karena arahannya agak membingungkan. Jadi ketika saya melihat ada beberapa orang yang tampak tekun bekerja di laptop, saya langsung faham. Bisa jadi, dengan suasana yang menyenangkan begini, ide-ide kreatif untuk mengerjakan tugas, menulis, atau kerjaan lain, bisa datang berloncatan. Asyik juga kali ya, ngumpul dan piknik bareng-bareng di sini dengan teman-teman kreatif. Berdiskusi, sharing kebisaan, berbagi pengalaman, dan saling bercerita. Bawak ransum rame-rame terus makan bareng-bareng. Nikmatnya dunia hahahaha.

Baiklah. Mari hentikan lamunan dan melanjutkan penelusuran. Dengan betis yang mulai terasa gemetar, saya mendaki lagi dan ketemu dengan sebuah kolam berukuran sedang yang tampak menampung berbagai jenis unggas. Dengan pagar tinggi dan sebuah jembatan di atasnya, saya memperhatikan beberapa unggas yang jago banget surfing tanpa alat. Melenggok kesana kemari dengan dagu terangkat. Sumbungnya yang jago ngapung. Sama-sama memiliki perhatian yang sama, saya dan rekan seperjalanan sempat terkekeh-kekeh.

Bersebelahan dengan kolam unggas ini ada sebuah air terjun buatan dengan tangga lumayan terjal di sampingnya. Dari petunjuk yang saya baca, di atas itu ada jam besar. Tapi karena tangga adalah salah satu sumber ketakutan saya, jadi gak selera buat naik (ngekek). Jadi berfoto di depan air terjun aja deh. Itu aja sudah puas banget.

KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Air terjun buatan

Sampe di titik ini, keringat sudah mengucur deras. Saya memutuskan untuk duduk dan menikmati orang yang lalu lalang. Beli segelas besar minuman dingin di sebuah counter McD, saya meredakan nafas yang turun naik. Menyeruput minuman pelan-pelan, saya baru ngeh kalau sesiangan itu banyak juga yang olah raga lari. Alamak. Kuatnya jogging dengan peluh yang membanjir. Jalan aja saya sudah gempor. Apalagi 5 hari sebelumnya jaga lapak dalam rangka pameran di HKCEC.

Baca juga: Hong Kong International Jewelry Show 2019. Ngamen Sarat Cerita di Awal 2019

Panas mendera akhirnya mengakhiri perjalanan kami di Kowloon Park. Dan seperti niatan awal, saya kembali ke titik pertama saat datang. Masjid besar di seputaran Kowloon. Saat itu gelombang jamaah sudah mulai merangsek keluar masjid. Tampak wajah-wajah bersih yang baru saja selesai menunaikan ibadah sholat. Beberapa dari mereka tampak menjajakan makan siang. Terutama makanan ala Timur Tengah. Tapi karena ya itu tadi, kepengen makan dimsum, saya melewatkan tawaran-tawaran menyelerakan itu dengan senyuman. Padahal pengen juga nyobain.

KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Mendaki dan terus mendaki
KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Foto dari pintu masuk | Tampak jalur berbukit dan bangunan tinggi berdempetan khas pemandangan kota Hong Kong
KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Asyiknya duduk-duduk di bawah pohon rindang
KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Masjid besar di pusat Kowloon | Maaf saya lupa mencatat namanya
KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong
Peta lokasi Kowloon Park | Jejeran fasilitas di bagian kanan sudah mewakili betapa besarnya tempat wisata publik ini

Yang senang dengan wisata alam terbuka dengan suasana adem dan hujan oksigen, Kowloon Park adalah salah satu pilihan yang tepat selama berkunjung ke Hong Kong. Kelilingnya gak usah buru-buru. Nikmatin aja setiap detik jalan kakinya. Banyak bangku-bangku besi yang menanti kalau kita kecapekan jalan. Bawak air putih yang cukup karena saya cuma melihat sebuah counter kecil aja di tengah-tengah taman buat melayani minum.

KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong

#KowloonParkHongKong #WisataHongkong #DestinasiWisataHongKong #HongKong

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

34 thoughts on “KOWLOON PARK. Taman Kaya Oksigen di Tengah Kepadatan Hong Kong”

  1. Yuk Annie, pas liat gambar di awal, aku auto keinget jengkol tuo mentah yang dijual dipasar wkwkwk mirip nian yuk.
    Gerobak cak itu boleh yo sembarang ngetem? Itu yang item-item buat goreng, mungkin semacam batu yuk. Kalau di sini goreng kemplang kan pake pasir item yuk, pengganti minyak, nah itu mungkin batu caknyo.

    Reply
    • Hahahahaha. Pacak nian.

      Iyo ye. Kok pacak ngetem bebas di situ. Tapi gegara ado mereka itu, teras taman itu jadi berwarno. Jadi hiburan jugo ye.

  2. Duh tenteram banget deh kayaknya Mbak Annie… duduk-duduk di Kowloon Park di Hong Kong ini. Memandang ke air kolam lonjong yang tenang… sambil menghirup sebanyak-banyak oksigen dari pepohonan di sana. Waah jadi mupeng deh pingin ke sono jugaaa

    Reply
    • Banget Mbak. Pengen deh kapan-kapan kemping di situ bareng temen-temen. Ngobrol sambil nikmati udara yang seger.

  3. Ngetrip bareng mba Annie bakalan asyik bangettt nih.
    mba Annie kayak ‘capture the moment’ dan ’embrace all the ambience’ gitu lhoo
    Duh, sukaaakk aku trip kayak gini.
    bisa jadi sarana healing bgt :D

    Reply
    • Hihihihi bisa aja. Tapi memang taman ini bikin suasananya asik Mbak Nurul. Dah kebayang serunya kalo ngobrol2 di sini sambil ngopi/ngeteh

  4. Di Kowloon Park nggak hanya komplit bawa dompet dan kamera aja ya mbak, tapi kudu mempersiapkan juga kekuatan betisnya biar nggak gemetaran saat mengelilinginya karena sangking keadilan menikmati pemandangan hehe

    Reply
    • Hahaahahah bener banget Mbak Fenni. Tempatnya luas dan kontur tanahnya naik turun. Pas saya kesana banyak juga yang olga. Karena pasti seru tuh lari naik turun bukit gitu

  5. Kece yaa mba Kowloon Park ini, belum pernah sih saya ke Hongkong, well noted nih dapet review spot-spot oke untuk di visit kalo kesana nanti

    Reply
  6. Pasir panas mungkin Mbak Annie
    Di Indonesia kan juga banyak yang menggoreng kerupuk pakai pasir panas
    Awalnya saya pikir oksigen di tengah kota seperti Babakan Siliwangi nya Bandung
    Ternyata lebih kekinian ya?

    Reply
    • Ukurannya lebih besar dari pasir Mbak Maria. Kek batu-batu kecil gitu.

      Sepertinya sama Mbak. Di tempat ini kita bisa nggelar tiker sambil bawak bekal. Duuhh coba ya perginya rame-rame gitu. Pasti seneng deh kemping sambl ngeteh/ngopi dan makan bareng.

  7. Aku juga jadi penasaran mba apa ya yang item-item buat goreng kacang itu ya. Terus itu nama kacangnya apa ya mba di sana? Kayaknya itu gede-gede ya kacangnya. MasyAllah seru sekali jalan-jalannya mba. Aduh kapan ya aku bisa kayak gitu hihihi efek pandemi jadi kangen jalan-jalan aku

    Reply
    • Yang saya beli itu Chesnut. Kulitnya tebel banget. Jadi perlu usaha juga ngupasnya.

      Iya nih. Saya juga dah kangen banget pengen traveling. Semoga pandemi segera berlalu ya Mbak Yeni

  8. Masih Ada alhamdulillah nya ya mba Taman ditengah gedung kyk Kowloon Park. Gitu duhh aku mau banget ngerasain sholat di masjid San mba.. harga kacangnya Mahal banget 🤦

    Reply
    • Iya Mbak Utie. Saya pas ke sana pas jam sholat. Sayangnya pengunjung terlalu rame. Kurang nyaman menghadapi situasi berdesakan. Semoga suatu saat bisa balik lagi ke Kowloon.

  9. Sepakat dengan komen di atas, sepertinya yg hitam itu semacam penghantar panas yg baik, kalau di kita seperti ‘pasir’ utk menggoreng.
    Tamannya benar-benar rindang oleh pohon besar yang terawat ya, sholat di masjid terasa jauh lebih adem tentunya ya mba.

    Reply
    • Iya ya. Karena kulit kacangnya lumayan tebel, keknya memang perlu ada penghantar panas yang konsisten supaya isi kacangnya matang.

  10. Wah, iya ya, tamannya sejuk dan asri. Di tengah Hongkong yang hiruk pikuk, ini kayak oase. Mana bersih pula. Mata disejukkan dengan pemandangan hijau dan air kolam yang seger. Kalo ke Hongkong, kayaknya harus mampir ya ke Kowloon Park ini.

    Reply
  11. Pemandangannya luar biasa banget ya mba.. teringat ketika aku sedang berasa di jayapura semua masi asri.. makasi ya mba aq jadi seakan di bawa jalan2 ke hongkong :)

    Reply
  12. Kowloon Park kelihatan enak banget yah mba buat kongkow2 gitu..Aku bayangin nya nyaman adem sambil menikmati jajanan .. makanan sederhana tapi enak. Telor puyuh tuh kesukaan aku dari kecil 😀

    Reply

Leave a Comment