Menikmati keindahan daerah Campuhan, Ubud, memang perlu perjuangan. Apalagi untuk kita yang jarang, bahkan tidak pernah, membiasakan diri berjalan kaki. Jangankan olahraga, untuk sekedar mencapai minimarket yang masih di dalam kompleks pun, kita lebih memilih (setidaknya) naik motor ketimbang harus jalan kaki. Saya juga sih ((nyengir)).
Ngomongin pengalaman pribadi soal aktifitas yang satu ini, anehnya, pernah hampir 1 bulan di Eropa Timur (Budapest), sebagian besar waktu-waktu ngider dimanfaatkan dengan berjalan kaki. Terutama di pagi hari, sebelum pameran, jalan kaki hampir 3-4km. Asik-asik aja tuh. Walaupun pulangnya keok di 2 hari pertama, kebiasaan jalan kaki selama di sana, jadi hiburan tersendiri. Tapi kenapa ya kalau di kampung sendiri (baca: Indonesia) kegiatan jalan kaki gak jadi pilihan? Apa karena kualitas udara yang bisa dinikmati selama berjalan kaki. Atau karena tidak membiasakan diri?
Baca juga : CAMPUHAN | Surga Oksigen di Ubud | Bali
Jadi, ketika harus menyusuri sekian kilo ngider di Campuhan, terus terang sempat ragu juga. Berjalan, mungkin sekitar 5km (barangkali lebih), malamnya saya dan Mbak Yayuk langsung refleksi. Takut besoknya gak bisa nginjak tanah karena njarem diseputaran paha, betis, dan tentu saja telapak kaki. Kesian Pak Driver kalo harus mbopong 2 emak-emak jelita dan lolita yang KO tak berdaya karena (tetap) maksa jalan kaki.
Di balik segala “penderitaan” melatih kekuatan dengkul ini, saya dan Mbak Yayuk banyak menabung kenang-kenangan yang gak akan terlupakan. Tak ingin memaksakan diri, kami menikmati acara menjelajah Campuhan dengan berhenti di beberapa tempat supaya hiburan mata bisa mengajak otak melupakan rasa lelah karena senat senut. Salah satunya adalah mampir ke Amora Villas Ubud.
Dari halaman depan, nyaris tidak ada sesuatu yang istimewa. Bagian penerimaan tamu pun tampak biasa dengan furniture yang boleh digolongkan sederhana. Kesan istimewa justru mulai terasa ketika saya berdiri di dekat pagar bagian dalam area receptionist, titik strategis untuk menebarkan pandangan ke beberapa fasilitas villa yang berada di tanah yang lebih rendah.
Yup. Villa ini ternyata berdiri di atas kontur tanah menurun. Di atas tebing yang masih dikelilingi hutan lebat. Tangga lumayan tinggi menghubungkan bagian penerimaan tamu dengan pijakan-pijakan menuju beberapa unit kamar dan sebuah lokasi duduk-duduk yang dilengkapi dengan kolam-kolam kecil, dan patio dengan tiang dan pijakan kayu. Tempat yang sepertinya asyik banget nih buat ngobrol-ngobrol sambil menikmati teh, kopi, dan camilan pagi atau sore.
Di titik ini, udara dan angin sejuk mulai terasa. Khayalan untuk bisa ngaso sambil ngeteh atau ngopi mendadak buyar karena mendadak hujan rintik-rintik menyerbu. Duh padahal tadinya pengen banget nongkrong, ngobrol, dan pesen pisang goreng plus menjajal nikmatnya kesehatan ragawi dengan pemandangan hutan dan sekitarnya.
Hujan akhirnya benar-benar mengusir kami dari tempat ini. Mau balik lagi ke atas kok ya lumayan juga nih lari dan manjat tangganya. Tengok sana sini, akhirnya nemu tangga kecil menurun yang membawa kami justru ke tempat yang lebih cantik pemandangannya. Dari tangga kecil inilah kami bertemu dengan kolam renang besar terbalut pemandangan hutan yang lebih luas terpampang. Sementara di atasnya ada sebuah restoran besar yang saat itu hanya dipenuhi oleh segelintir tamu. Niatan untuk menyambung lamunan di sini terpaksa kami batalkan mengingat bahwa kami harus berjalan lagi sekian kilometer untuk bertemu supir kami yang sudah menunggu di ujung desa Campuhan.
Sayangnya saya tidak dapat kesempatan untuk memotret bagian dalam villa karena semua unit fully occupied. Pengelolanya sih tidak keberatan kalau saya hanya memotret tanpa menginap. Tapi demi menjaga privacy para tamu, yang sepertinya sangat terjaga banget di villa ini, rasa penasaran untuk melihat beberapa unit yang berada di sayap kanan dan kiri tebing gak bisa dilaksanakan. Mudah-mudahan di satu saat, saya bisa ke sini lagi. Bukan hanya sekedar mampir, tapi juga menginap dan merasakan kesunyian, ketenangan, dan suasana berlibur dengan sentuhan yang berbeda.
#AmoraVillaUbud #Campuhan #UbudBali #VillaDiCampuhan #UbudAccommodation #VisitBali #ExploreBali #BaliTourism
Konon kalau lagi liburan dan adrenalin memuncak, jalan kaki terasa lebih mudah dilakukan Yuk hahaha. Kalau jalan aku ke mana-mana jalan kaki, tapi bener, kalo ke alpa depan gang, ya naik motor buahahaha.
Cakep banget Amora ini. Aku paling suka kolam renang yang dinding dan dasarnya gelap. Trus infinity pula, jadi bisa liat view dari atas. Walau harus banyak jalan, tapi kalau secakep itu sih aku rela :D
Hahahahaha. Ado nian Yan. Inget ye. Waktu ke Eropa, kuat-kuat bae jalan kaki kemano-mano. Padahal kadang tuh sampe berkilo-kilo jauhnya. Tapi karena terniat dan lemak yang dijingok, tahan kaki bejalan hahahaha.
Tempat yang cocok untuk menyendiri uji aku sih. Idak banyak unitnyo. Jadi dak tejingok samo banyak wong
Aduhaaii, ini pan kapan terwajib buat nginep di mari niihh
pengin gegolern sambil menikmati suasana.
ngobrol ama keluarga, trus mamam pisang goreng anget
uenaaakkkk
Hahahaha bener Nur. Apalagi udara sejuknya berasa banget. Cus lah. Kapan ke Campuhan nginep di sini
Aamiin. Semoga pas jadwal ke Bali lagi, pas ada yang kosong Amora Villa-nya mba.
Endah banget pemandangan di villa ini, hijau dan memang spesial banget untuk menenangkan jiwa yang nginap.
Berjalan kaki itu memang tergantung lingkungan pendukungnya banget, mba Annie.
Mbaca jadi ikutan ngilu dengkul, hehe.
Aamiin YRA. Semoga pandemi segera berlalu. Saya juga pengen banget bisa balik ke Campuhan. Menikmati lagi masa-masa jalan kaki kemana-mana
duh cantik banget
Mbak Annie punya banget destinasi keren di Bali ya?
Termasuk Amora Villas Ubud. kayanya saya beetah berbulan-bulan tinggal di sini
Apa pindah ke Bali aja ya? ^^
Aamiin YRA. Saya bersama suami inshaAllah pengen menghabiskan masa tua di Bali Mbak. Ini lagi cari-cari rumah. Pengen jadi blogger Bali saya nih. Pengen jalan menelusuri pelosok-pelosok dan menulis tentang tempat-tempat yang anti mainstream. Menampilkan sosok lain dari Bali yang belum banyak dikenal publik.
Lagi2 tulisan kak Annie, bikin saya meleleh, ngalir terus sepanjang jalan kenangan #eh just kidding :D
Wah pohon kelapanya masih banyak ya di Amora villa, pasti sejuk ya karena banyak juga pohonan lain yang hijau-hijau. Pastinya segar otak setelah berkunjung ke Amora. Me time disini juga pastinya oke ya kak Annie..
Daerah Campuhan memang sepertinya dipertahankan kehijauannya. Masih banyak sawah di sini Mas Wahid. Nyenengin deh. Saya jadi pengen pindah kemari.
Cantik sekali vilanya kak annie… aku berasa diajak staycation virtual lewat foto-fotonya. Beside it really appreciate karena pengelola villa sangat memperhatikan kenyamanan dan privacy tamu. Their treatment is well
Indeed. Tempat yang pas banget untuk nulis juga nih Ra. Menikmati waktu di depan laptop sambil ngopi + camilan-camilan.
Hihi mungkin kalau di sana, jalan kaki 2-3 km itu biasa mbak, kalau disini ada tetangga lihat saya jalan kaki ke minimarket dekat rumah, dilihati dengan tatapan aneh. Pas saya pulang, lihat saya bawa tentengan belanjaan langsung di tanya “Motornya kenapa, kok belanjanya jalan kaki”
Semoga lain waktu bisa menginap di Amora villa mbak Annie, bisa merasakan keindahan dan kesejukan suasananya lebih lama. Kalau lagi asyik melamun terus ada gerimis datang, bisa langsung lari menuju kamarnya
Hahahaha bener Mbak Nanik. Padahal loh ya, jalan kaki itu olah raga termurah dan tergampang. Gak perlu modal. Tapi mungkin kita ini dimanjakan keadaan yo Mbak hahahaha.
Aamiin YRA. Semoga suatu saat Mbak Nanik bisa ke Campuhan dan nginep di Amora ya Mbak.
Masya Allah cantik banget Vila-nya. Terlihat hawanya sejuk dan damai, enak banget buat rebahan all day long wkwk. Tapi horor nggak ya mbak? daku punya pengalaman buruk nginep di vila gegara liat hal-hal kasat mata (bukan vila di Ubud, di deket rumah)
Ah bener. Tempat yang tepat untuk mager dan ngabisin waktu gegoleran hahahaha.
Selama saya di sana sih gak semriwing sih. Rasanya aman. Gak tau kalau malam ya karena kan pasti sepi banget.
Jadi teringat ada salah satu wilayah di Indonesia sumber Oksigen, polusi sangat rendah dan ini referensi destinasi wisata kaya Oksigen, pemandangan alam bagus.
Betul Mas Ferry. Di Campuhan ini kaya oksigen banget. Masih banyak sawah dan hutan. Semoga tetap akan begini
Kalau daku mah demen aja jalan kaki, ke tempat bimbel daku ngajar (waktu sebelum pandemi) jalan kaki 30 menit hehe. Berarti bisa nih jelajah cantik di Campuhan, Ubud. Penasaran ingin lihat lebih dekat lagi patio kayu nya
Nah bagus tuh Fen. Emang sih jalan kaki itu menyehatkan banget. 30 menit dalam sehari aja sudah bagus loh. Kalau sih, dulu sebelum pandemi, jalan kakinya itu tawaf di mall hahahaha.
Nggak heran kalau semua unit fully occupied. Dari suasananya yang kelihatan tenang, hingga pemandangan sekitar yang asri, Amora Villa ini bisa jadi tempat nyaman dan bikin betah orang² yang menginap. Apalagi di Ubud terkenal dengan udaranya yang sejuk, jadi tempat yang ideal buat tinggal dan bersantai.
Betul Rien. Yang pasti di Campuhan ini masih banyak sawah dan hutan. Jadi kesegaran udaranya terjamin. Semoga gak berubah
Wuih, cantik sekali deh villanya. Lingkungannya sejuk. Dan ih, kolam renangnya bikin kepengen nyebur berlama-lama. Ke sini sama keluarga bakalan asyik. Sekalian honey moon yang entah untuk yang ke berapa. Huhu kapan lagi ya bisa ke Bali. Kangen bangeet.
Naahh cocok bener tuh Mbak Nia. Buat honeymooner itu pas banget.
Ya ampun tempatnya adem banget, benar-benar bikin rileks, jiwa liburanku bergelora, pas banget kalau ingin menyepi dari keramaian…mendadak jadi ingat film julia robert yg syuting di bali eat, pray, love
Banget Mbak. Kalau mau ME TIME yang berkualitas, di sini tempat yang paling tepat