Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in’s Walk Cumentary (Bagian 2)

Tulisan ini adalah Bagian ke-2 dari rangkaian Jung Hae-in’s Walk Cumentary yang akan saya tulis sebanyak 4 bagian. Setiap bagian mewakili 2 episode cerita perjalanan Hae-in dalam menjelajah New York City (NYC) yang juga dikenal sebagai Big Apple. Yang belum sempat membaca Bagian ke-1, silahkan klik disini ya.

Yuk kita lanjut dengan Episode ke-3 dan ke-4 yang saya rangkum untuk Bagian ke-2.

Episode 3. The Value of Being Together

PACE University, Ellen’s Stardust Diner, and Times Square

Mulai episode 3, Hae-in akan ditemani oleh Im Hyun-soo (Hyun-soo) dan Eun Jong-geon (Jong-geon). Keduanya adalah aktor KDrama dan pernah bekerjasama dengan Hae-in di project yang berbeda. Hyun-soo dan Jong-geon baru tiba di NYC pada hari ke-3 dari rangkaian program. Keduanya langsung terlihat sangat akrab dan dekat dengan Hae-in. Jadi tak heran kalau Hae-in, yang juga adalah produser program ini, memilih mereka untuk menemaninya menjadi co-host Walk Cumentary. Belakangan saya tahu Jong-geon pernah 7 (tujuh) tahun tinggal di NYC. Jadi no wonder kalau kemampuan bahasa Inggrisnya Jong-geon jauh lebih fluent dibandingkan Hae-in dan Hyun-soo.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Fasad PACE University | Photo source: PACE.EDU

Hae-in dan Hyun-soo ini asik berlatih bahasa Inggris selama dalam perjalanan menuju PACE University (Pace). Keduanya memang masih terbata-bata ngomongnya. Kesulitannya standard ala orang Asia. Urusan vocabulary. Seringkali skak mat saat berusaha menemukan kata untuk membangun sebuah kalimat. Sementara Jong-geon hadir sebagai penengah dan kadang-kadang tertawa ngakak saat kedua temannya ngobrol kesana-sini tapi gak nyambung.

Mereka bertiga hari ini diagendakan akan bergabung dengan salah satu kelas drama yang dibimbing oleh Prof. Ruis. Seorang dosen dibidang Drama and Theaters di bawah fakultas Visual and Performing Arts. Pria berambut panjang berusia 76 tahun ini begitu ramah menyambut ketiganya dan sempat tertawa geli melihat Hae-in dan Hyun-soo yang mengalami kesulitan dalam memperkenalkan diri. Prof. Ruin juga meminta agar mereka bisa/bersedia ikut mencoba sesi perform dari mahasiswa yang hadir di kelasnya.

Hae-in akhirnya bergabung di 1 penampilan dari Jack & Renee. Dia berperan sebagai orang ketiga yang tugasnya membunyikan/memukul kotak saat Jack berusaha menyentuh Renee hingga menarik Jack apabila dia merangkul atau berusaha memindahkan Renee. Hae-in terlihat begitu berkonsentrasi dan menikmati prosesnya.

Selain itu, mereka pun diminta untuk memberikan masukan atau pendapat atas couple acting yang dilakukan oleh teman-teman sekelas pada saat itu. Hae-in tampak sangat berusaha menyampaikan apa yang dirasakannya meski harus berjuang menemukan kata atau kalimat yang tepat dan understandable.

Rampung mengikuti kelas, Hae-in disambut oleh sekumpulan mahasiswi yang sudah menunggunya di depan pintu kelas. Mereka adalah para fans-girls, mahasiswi Pace, yang mendapatkan informasi tentang kedatangan Hae-in lewat website kampus. Hae-in tampak ramah menyambut mereka dan berkenan untuk foto bersama. Bahkan santai menanggapi mereka yang tetap mengikuti Hae-in bermain basket hingga akhirnya meninggalkan kampus.

Sebelum bermain basket, Hae-in, Hyun-soo dan Jong-geon mengunjungi kantin kampus, mencoba makanan di situ, sembari ngobrol dengan Prof. Luis dan teman-teman yang tadi berada di kelas yang sama. Dari saling bertukar cerita, mereka yang kuliah drama di Pace memang sedang berusaha merintis karir dalam bidang perfilm. Hae-in pun, meskipun dalam kalimat terbata-bata, menceritakan bagaimana dia menjalani profesinya sebagai seorang aktor Korea dengan rasa sukacita. Melakukan sesuatu berdasarkan kecintaan, panggilan hati dan pleasure yang dia rasakan.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Live Performance salah seorang pelayan di Ellen’s Stardust Diner Resto | Photo source : IG @ellenstardust

Tujuannya selanjutnya dari rombongan Oppa ini adalah Ellen’s Stardust Diner. Sebuah resto bertema retro 1950an yang berada di Broadway, Manhattan. Resto ini terkenal dengan keunikan pelayanan, dekorasi dan suasananya. Para pelayannya menyanyi sambil bekerja (melayani tamu). Santai banget. Nyanyinya juga gak ecek-ecek loh. Vokalnya berstandard opera dan tidak terganggu meski harus bergerak kesana-kemari. Lagu-lagu yang dibawakan juga keren-keren. Dari berbagai generasi. Tapi dari program ini yang sering dibawakan itu adalah lagu-lagu populer di tahun 80an dan 90an.

Ketiga Oppa inipun langsung berdecak kagum sesaat setelah mendapatkan tempat duduk dari antrian yang lumayan panjang. Sajian lagu dari jaman 70-an, Grease, bertema disko, sungguh memberikan semangat bagi mereka. Saya pun waktu nonton jadi ikut feeling delighted. Secara Grease itu ngetop banget saat saya masih remaja. Happening banget lah di jamannya.

Selama berada di resto ini, tidak ada info atau foto menu/makanan yang dipesan mereka kecuali bir. Mereka bertiga, hampir di sebagian besar waktu, hanya menikmati entertainment yang dihidangkan oleh hampir semua pelayan yang bertugas, yang bergantian menyanyi dengan performance yang luar biasa apik untuk semua tamu.

Lewat beberapa tautan yang sempat saya baca, Ellen’s Stardust Diner dibuka secara resmi pada 1987 setelah Ellen’s Cafe ditutup (resto yang lama). Jenama ini kemudian memiliki sister restaurant yang bernama Stardust Dine-O-Mat yang letaknya lebih mendekat ke Times Square. Resto ini sempat mengalami periode berat (2016-2017). Ditutup sementara karena diduga ada puluhan pelayanan melakukan demo sementara pihak resto mengklaim bahwa karyawan-karyawan tersebut terpaksa dipecat karena telah menipu manajemen sebanyak ratusan ribu dolar.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Tampak luar Ellen’s Stardust Diner Resto | Photo source : ellenstardustdiner.com
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Atmosphere di dalam Ellen’s Stardust Diner Resto dengan nuansa resto yang dilengkapi dengan kerlap-kerlip lampu | Photo source : ellenstardustdiner.com

Akhir dari perjalanan episode ke-3 ini adalah Times Square. Hae-in sudah mengunjungi tempat ini 2 hari yang lalu dan sudah saya ulas di Bagian ke-1 sebelumnya. Tapi menjadi pengalaman baru bagi Hyun-soo. Decak-decak kekaguman, ekspresi surprise dan rasa tidak percaya sudah sampai di Times Square berulangkali tercetus dari mulut Hyun-soo. Persis seperti Hae-in waktu pertama kali ngeliat Times Square. Kebayang lah. Siapa coba yang tidak menganga menyadari bahwa semesta sudah membawa kita kemari. Kalau saya sih bakal bersyukur banget, bahkan mungkin bisa menitikkan air mata.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Rimba gedung pencakar langit, bright lighting dan neon board yang bisa dinikmati di Times Square NYC | Photo source : huffingtonpost.com
Baca juga : Menikmati Hujan Ilmu Wewangian di RUMAH ATSIRI INDONESIA bersama E3Trip
Baca juga : 25 Situs Purbakala dan Reruntuhan Bangunan yang Mengukir Sejarah Peradaban Manusia di Dunia

Episode 4. Walking Into Fall

Brooklyn Bridge, Atrium DUMBO Resto, Pebble Beach, NYC Subway, Wall Street, Stone Street

Hari ini mereka meninggalkan rumah sekitar jam 10 a.m. Outfit nya kompak banget deh. Mengenakan kaos dan celana jeans lalu dibungkus dengan outer (overcoat) sepanjang dengkul. Mereka yang memang pada dasarnya tinggi dan memiliki shape tubuh yang ciamik, jadi tambah sempurna untuk dilihat. Gak kalah keren dan tinggi dengan bule-bule di sana.

Semangat berjalan kaki, mereka menuju Brooklyn Bridge (jembatan Brooklyn). Salah satu bangunan paling ikonik dan bersejarah di NYC. Sebuah jembatan gantung/jembatan kabel hibrida yang membentang di Sungai East dan menghubungkan borough Manhattan dan Brooklyn. Dibuka pada 24 Mei 1883, jembatan ini adalah penyeberangan tetap pertama di atas East River. Dikenal sebagai jembatan gantung terpanjang di dunia (pada saat pembukaannya) dengan bentang utama sepanjang 486.3 meter dan dek sepanjang 38.7 meter. Pada awalnya jembatan ini disebut Jembatan New York dan Brooklyn atau Jembatan East River, tetap secara resmi ditetapkan dengan nama Jembatan Brooklyn pada 1915 dan dicatat sebagai National Hictoric Landmark, New York City Landmark, dan National Historic Civil Engineering Landmark.

Tidak seperti sehari sebelumnya, langit yang cerah dan terang benderang NYC mengiringi perjalanan mereka. Sebelum menginjakkan kaki di jalan setapak yang terbuat dari kayu, mereka sempat melirik beberapa penjual souvenir yang berada di ujung jembatan (sisi Manhattan). Banyak banget yang ditawarkan di sana. Samalah seperti touristic venue lainnya di dunia. Tapi yang menarik hati Hae-in dan Jong-geon adalah sebuah kaos dengan tulisan I Love (dengan emoticon love) NY. Jong-geon melihat harga yang ditawarkan adalah USD 7/pc, sementara Hae-in membelinya seharga USD 21/pc di sebuah outlet. Dan itu Hae-in belinya langsung 3pcs untuk masing-masing dari mereka. “Bedalah kualitasnya” seru Hae-in berusaha mendamaikan hati.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Jalur pejalan kaki di Brooklyn Bridge | Photo source : USATODAY

Mereka memulai penjelajahan nyebrang dari Manhattan (tempat rumah mereka berada) menuju Brooklyn via Brooklyn Bridge saat menginjakkan kaki dirangkaian pijakan kayu. Hyun-soo sempat berteriak takjub melihat lalu lintas kendaraan di bawah kayu tempat mereka berdiri. Mengintip diantara celah-celah kayu membangunkan sensasi kekaguman sekaligus ketakutan. Lumayan tinggi soalnya.

Jembatan yang memang menjadi salah satu kunjungan turis dunia ini sesiangan itu penuh dan padat pengunjung. Sembari berjalan mereka sesekali berfoto dan berdiri terdiam memandangi gedung-gedung pencakar langit yang berada di 2 sisi kota/borough. Dengan kawat baja yang dibangun/dipasang horisontal dan vertikal berbentuk silinder, jembatan ini terlihat garang menyanggah jalur lalu lintas di bagian bawah dan jalur non-kendaraan bermotor di bagian atas termasuk jalur khusus pejalan kaki.

Dibangun pada 1883, Brooklyn Bridge memiliki 2 menara yang gagah berdiri. Tinggi kedua menara ini sekitar 85 meter atau setara dengan gedung bertingkat dengan 30 lantai. Dibangun dari batu kapur, granit dan semen Rosendale, menara dari sisi Manhattan berisi 35.892 m3 batu, sementara menara yang mendekat ke arah Brooklyn berisi 29.217 m3 batu. Semua menara berisi sepasang lengkungan runcing Gothic Revival. Di bagian bawah setiap menara terdapat space yang cukup luas untuk duduk-duduk dan sudut yang agak menjorok untuk mengambil foto. Dari salah satu sisinya, ketiga Oppa ini sempat berteriak-teriak kagum saat bisa memandangi Liberty Statue dari kejauhan.

Hae-in tak melewatkan kesempatan berpose ganteng maksimal di sini dan meng-upload foto tersebut di akun resmi IG @holyhaein seperti yang saya screen-shot berikut ini. Foto ini, menurut saya, sangat remarkable. Photo shoot dengan latar belakang amazing yaitu hutan gedung pencakarlangit dengan arsitektur yang berbeda-beda. Kebetulan pula cuaca dan langit cerahnya sangat mendukung. Jadilah acara jalan kaki sepagian itu bergitu sempurna.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Brooklyn Bridge di malam hari | Photo source : usatoday.com
Baca juga : ISTANA MAIMUN. Jejak Kejayaan Kesultanan Deli di Kota Medan

Menghabiskan waktu sekitar 50 menit berjalan dan menikmati keindahan Brooklyn Bridge, mereka bersegera dan berjalan cepat menuju Atrium Dumbo Resto di 15 Main Street, Brooklyn. Hae-in sempat membaca ulasan-ulasan apik tentang resto ini dan semangat mengajak kedua temannya untuk mencoba.

Menu pertama yang dihidangkan adalah sepiring besar Oyster. Menurut Hae-in sih masih lebih enakan Oyster di Grand Central Station (sudah ditulis di Bagian ke-1). Tapi bukan berarti yang di Atrium Dumbo ini tidak enak. Hanya berbeda rasa aja. Makanan selanjutnya adalah Tonkatsu Ikan, lalu ada English Food lagi-lagi dengan ikan plus kentang goreng, dan yang terakhir adalah roti panggang yang dihidangkan dengan salmon asap, alpukat dan lobak semangka. Karena porsinya yang lumayan gede, makannya keroyokan bertiga. Semuanya terlihat fresh dengan plating yang menarik hati.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Salah satu sudut Atrium Dumbo Resto yang cozy maksimal | Photo source : atriumdumbo.com

Wajah-wajah puas dan kekenyangan tampak di ketiga Oppa ini. Masih dengan menggenggam action cam masing-masing, tempat berikut yang mereka kunjungi adalah spot dan zona foto terkeren yang ada di Dumbo.

Sekilas tentang Dumbo yang adalah singkatan dari Down Under the Manhattan Bridge Overpass. Area ini adalah sebuah lingkungan di wilayah Brooklyn NYC. Berlokasi di East River yang awalnya adalah tempat pendaratan feri. Hal ini ditandai dengan kehadiran bangunan-bangunan dengan konsep industrial dan gudang pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Keseluruhan lingkungan Dumbo akhirnya dibeli oleh pengembang David Walentas dengan perusahaan yang bernama Two Trees Management. Merekalah yang akhirnya mengubah area ini menjadi komunitas perumahan dan komersial kelas atas. Dulu lingkungan ini dijadikan atau terkenal sebagai surga galeri sini. Tapi sekarang menjadi pusat bagi perusahan rintisan teknologi. Dumbo menjadi lingkungan termahal di Brooklyn serta komunitas terkaya keempat di NYC.

Tiga sekawan Oppa semangat melangkah menuju salah satu spot foto yang begitu terkenal di kawasan Dumbo yang Hae-in tau dari media sosial. Dari spot ini mereka melakukan infinite photo challenge dengan latar belakang Manhattan Bridge yang di salah satu lengkungan bawahnya terlihat Empire State Building dari kejauhan. Saat mereka tiba, spot foto ini sudah dipenuhi oleh turis. Sayangnya jalanan ini dipenuhi oleh banyak mobil yang terparkir dan hilir mudik mobil yang sering mengklakson, mengagetkan orang-orang yang sedang berfoto. Tapi ketiganya tampak seru-seru aja meskipun sempat terlonjat kaget saat ada mobil yang mau lewat.

Saya lamat memperhatikan gaya ketiganya saat berpose. Gaya Hae-in memang tampak berbeda. Menilik profesinya yang juga adalah model selain aktor, no wonder kalau bujangan berusia 32 tahun ini tampak begitu luwes bergaya. Wajahnya pun sangat photogenic. Sempurna untuk dipotret dari sudut manapun. ์•ˆ์–‘ ํ•˜์„œ ์˜ค๋น . ๋‹น์‹ ์€ ๋„ˆ๋ฌด ์ž˜ ์ƒ๊ธด์ž…๋‹ˆ๋‹ค.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Jung Hae-in yang photogenic habis | Awesome yet stunning Oppa | Photo source: mydramalist.com
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
The Manhattan Bridge featuring The Empire State Building | Photo source : en.wikipedia.org
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Tempat yang sama dengan balutan suasana malam | Photo source: deirdre haye’s
Baca juga: Monumen Kapal Selam (MONKASEL) Surabaya. Jejak Kejayaan Maritim Indonesia

Waktu beranjak senja saat mereka melangkah menuju Pebble Beach. Pantai bebatuan yang berada di pinggir East River dan berada diantara Manhattan Bridge dan Brooklyn Bridge. Ketiganya duduk-duduk di salah satu cekungan pantai sembari ngobrol dan mendengarkan musik dari HP nya Hae-in, setelah sempat bermain lempar batu. Diantara playlist yang dihadirkan, ada satu lagu yang saya suka banget. Judulnya One At Time yang dinyanyikan oleh Paul Kim. Musiknya yang mendayu dan suara yang merdu sungguh jadi perpaduan yang apik luar biasa. Cocok banget dengan suasana hening dengan deburan air yang mereka nikmati di pantai ini.

Flashback ke obrolan Hae-in dengan salah seorang produser KBS, Hae-in sempat mengutarakan bahwa sang produser percaya bahwa unsur air dan api yang dihadirkan selama shooting membuat penonton betah menonton program yang bersangkutan. Hae-in sesungguhnya tidak (begitu) percaya dengan paham itu. Tapi dia menganggap tidak ada salahnya mengambil gambar di pantai ini. Karena kebetulan memang ada di satu area tempat mereka merekam kegiatan di hari ke-4.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Pebble Beach NYC | Photo source: trover.com

Tak lama, rombongan pun melanjutkan perjalanan, dengan berjalan kaki menuju High Street untuk mencoba subway menuju Fulton Station dari Brooklyn Bridge Station. Hae-in mencoba vending machine yang ada persis di dekat tangga untuk membeli tiket sekali jalan. Menelusuri lorong yang lumayan sempit, mereka bertiga asik mendiskusikan soal flek-flek hitam yang menempel di lantai sepanjang jalan menuju area tunggu kereta. Hyun-soo sigap memberitahukan bahwa bercak-bercak itu adalah bekas permen karet yang diludah sembarangan oleh mereka yang lewat. Mereka pun sempat feeling lost di labirin bawah tanah ini karena signage yang dipasang sangat rumit untuk dipahami. Begitu banyak tulisan yang dicantumkan.

Ditengah kebingungan bertanya ke beberapa orang yang berdiri di dekat rel, mendadak mereka ditegur oleh seorang lelaki India. Lelaki ini berbicara dalam bahasa Korea yang sangat fasih. Ternyata dia sudah 12 tahun tinggal/menetap dan bekerja di Korea. Hae-in pun ramah mengajaknya ngobrol. Tapi saya lupa apakah si lelaki ini mengenal ke-3 Oppa ini sebagai aktor drama. Rasanya sih dia notice dengan Hae-in.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
NYC Subway | Photo source: en.wikipedia.org

Sekilas tentang NYC Subway. Kereta bawah tanah kota New York adalah sistem angkutan cepat yang dimiliki oleh NYC dan disewakan kepada New York City Transit Authority, sebuah badan afiliasi dari Mentropolitan Transportation Authority (MTA) yang dikelola negara. Dibuka pada 27 Oktober 1904, NYC Subway adalah salah satu sistem angkutan umum tertua di dunia, salah satu yang paling banyak digunakan, paling banyak jumlah stasiunnya, sistem angkutan tersibuk di belahan dunia barat, terpanjang di dunia dengan total 399km, serta sistem angkutan cepat tersibuk kesembilan di dunia.

Terdiri 472 stasiun yang beroperasi dan terletak di seluruh wilayah Manhattan, Brooklyn, Queens dan Bronx, NYC Subway pernah mencatatkan sejarah sebagai transportasi umum dengan jumlah penumpang terbanyak (6.1 juta orang) pada 1985.

Baca juga: BINYEO. Yang Rupawan dari Fashion Klasik Korea

Langit sudah pekat ketika tiga sekawan ini menuju NYC Wall Street Building (Gedung Bursa Efek New York). Salah satu venue iconic yang wajib banget didatangi saat berada di Big Apple. Langkah-langkahnya pada masih gagah banget euy. Tetap segar bugar seperti gak ada capeknya. Padahal lewat tulisan di layar mereka sudah berjalan selama sekitar 8 jam. Luar biasa.

Karena sudah malam dan Wall Street Building sudah ditutup, mereka hanya bisa melihat kemegahan gedung ini dari bagian fasadnya saja. Perhatian pun beralih ke Charging Bull Statue. Patung eksentrik seekor Banteng yang berada di sekitar gedung Wall Street. Tepatnya di sudut utara Bowling Green di area Financial District, Manhattan.

Meskipun harus mengantri lumayan lama, mereka bertekad kuat untuk berpose, terutama di bagian depan (wajah) dan belakang (bokong) Charging Bull Statue. Saat mengantri ini salah seorang wisatawan perempuan India tampak mengenali Hae-in. Pelan-pelan dia bertanya apakah benar Hae-in adalah aktor Korea. Yang ditanya, meng-iya-kan sambil tersenyum-senyum dengan ekspresi dan rona wajah penuh makna. Sesi foto bareng pun, seperti biasa, menutup acara mendadak temu penggemar itu. Kapan ya saya tetiba ketemuan sama Hae-in di tengah jalan? Dipastikan akan norak-norak bergembira tentunya. Menghayal sampai Kutub Selatan (halah).

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Wall Street Building | Photo source: nycgo.com
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
Charging Bull Statue | Photo source : hypebeast.com

Charging Bull Statue kadang disebut juga Wall Street Bull atau Bowling Green Bull. Dengan berat 3.200kg, tinggi 3.4m dan panjang 4.9m, patung berbahan perunggu ini menggambarkan seekor banteng, simbol optimisme finansial yang agresif dan kemakmuran. Dikerjakan oleh seniman bernama Sisilia Arturo Di Modica, pada awalnya patung ini diletakkan persis di depan gedung Wall Street pada 14 Desember 1989. Tapi akhirnya dipindahkan di lokasi terakhir (saat ini) yaitu area Bowling Green.

Jika dideskripsikan secara visual, kita bisa melihat kepala banteng yang mengarah turun, buntut yang menjulang tinggi seperti cambukan, lubang hidung mengembang dan tanduk yang panjang dan posisi siap menyeruduk. Tubuhnya tampak berotot dengan posisi berdiri sedikit melengkung ke salah satu sisi. Sungguh terlihat garang layaknya banteng yang siap bertarung. Ini adalah rangkaian filosofi yang ingin disampaikan oleh si pematung sebagai cerminan dari karakter dan kehadiran Wall Street serta Financial District untuk pergerakan ekonomi dunia umumnya dan USA khususnya.

Pada 2017, Fearless Girl Statue pernah ditempatkan berhadap-hadapan dengan Charging Bull Statue. Satu pemandangan yang menurut saya begitu fenomenal untuk ditangkap layar kamera atau sekedar diamati saja. Karakter keduanya sangat pas untuk saling menatap. Gadis dengan pose menantang berhadapan dengan seekor banteng besar bermata jalang yang sepertinya siap menanduk si gadis kecil. Fearless Girl Statue sudah dipindahkan di depan New York Stock Exchange Building yang juga berada dia financial area yang sama.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)
The Fearless Girl and Charging Bull | Photo source : nbcnews.com

Rangkaian kegiatan hari ke-4 ditutup dengan acara makan dan minum bir di Resto Route 66 Smokehouse yang berada di Stone Street, area Financial District Manhattan NYC. Dikenal sebagai salah satu jalan tertua di New York, tempat ini dinamakan Stone Street karena paving batunya. Saat mereka datang ke salah satu sisi area ini, sudah terpasang outdoor tend dan juga berderet meja serta tempat duduk untuk menikmati wisata kuliner malam hari.

Dari uraian Hae-in saya mendapatkan informasi bahwa resto berderet ini dijadikan tempat makan malam yang populer di kalangan para pekerja keuangan di seputaran Wall Street dan Manhattan Financial Disctrit. Lewat lensa kamera saya sempat melihat banyak resto makanan Jepang dan Korea berada di situ. Tapi rombongan Oppa ini memutuskan untuk tetap menikmati kuliner ala Amerika lengkap dengan bir kesukaan Hae-in. Sembari makan malam, mereka mengulas apa yang sudah mereka dapat di hari itu.

Banyak kesan yang mereka catat terutama saat sedang berjalan kaki menuju Subway mereka bertemu dengan seorang produser acara untuk sebuah stasiun TV. Menurut penyampaian si produser sih, mereka tertarik untuk mengajak trio Oppa ini agar bergabung dalam program yang mereka buat. Semoga ya. Pengen banget melihat Hae-in go international. Menjadi bintang tamu dari berbagai acara atau event yang diselenggarakan oleh organisasi yang scope pekerjaannya dan jangkauannya lebih luas lagi. Tentu saja saya berharap Hae-in dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya lagi, baik passive maupun active, seperti yang dicontohkan Kim Nam-joon (RM) BTS.

It’s a wrap!! Bersambung ke Bagian ke-3. Episode 5 dan 6.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 2)

#JungHaeInWalkCumentary #WalkCumentary #WalkDocumentary #TravelLog #JungHaeIn #TravelBlog #NYCWalkDocumentary

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

14 thoughts on “Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in’s Walk Cumentary (Bagian 2)”

  1. Jung Hae In, aakkkk gemashh banget lihat mukanyaa :D
    Imut2 tapi manly juga wkwkwk.
    Aku juga mauuu sih menjelajah Big Apple dengan itinerary seperti yg trio Oppa jalani ini.
    Moga2 kesampaian di 2021 atau thn depan gapapa lah :D

    Reply
    • Hahahahaha. Wajahnya sumeh yo Nur. Orangnya nyenengin kayaknya.
      Rute jalan-jalannya bisa jadi contoh kalau suatu saat kita bisa ke NYC. Yah asal kuat jalan kaki aja

  2. Wah… menarik ulasannya, jadi pingin nonton juga. Apalagi ada Jung Hae In, hehe… dia yang main di While You Were Sleeping kan ya. Beberapa kali baca tulisan Mbak, suka deh… bikin terhanyut jadi kayak ikutan traveling juga. Penjelasannya sangat detil, jadi dapat banyak pengetahuan baru. :)

    Reply
    • Yup bener Mbak. Jung Hae-in ini 2nd lead man actor di While You Were Sleeping (yang jadi polisi). KDrama dia yang lainnya juga bagus-bagus. Yang populer itu ada 2, Something In The Rain dan One Spring Night. Coba deh tonton. Bagus jalan ceritanya.

      Makasih untuk complimentnya Mbak. Semoga bermanfaat saat membaca blog saya.

  3. Langsung komen, Jung Hae In ganteng juga Mba Annie. Wkwkwk. Ini tuh program yang wajib banget ditonton sama travel vloger atau travel bloger ya mba. Aku ada nih install Viu di HP. Kayaknya bisa deh intipin ini nanti.

    Reply
    • Hae-in mah gantengnya kebangetan hahahaha.

      Bener Mbak Mutia, program ini menurut saya bagus banget. Menghibur dan bisa jadi acuan kalau kita berkesempatan datang/traveling ke NYC.

      Iya Mbak. Rangkaian programnya dengan terjemahan dan gambar yang bersih hanya ada di VIU Premium.

    • Seru Mbak. Travel documentary yang layak banget untuk ditonton. Entertaining, well-organized, dan bisa jadi acuan kalau kita akan traveling ke NYC.

  4. Reality Show yang mengandung racun ini. Suka pengen kalau liat orang jalan-jalan apa lagi sampai ke NYC. Aku mau cek ah di Viu aku.. Pengen ikutan nonton

    Reply

Leave a Comment