Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanahair.

Kapan terakhir temen-temen ke museum? Bulanan atau tahunan yang lalu?

Saya juga termasuk jarang pergi ke museum. Meskipun saya pecinta sejarah dan segala hal yang berhubungan dengan proses perubahan jaman, masuk museum rasanya lebih seru jika ada temennya. Tentu saja temen dengan minat yang sama dan partner diskusi yang asik. Karena kalo udah masuk museum, waktu buat keliling dan mengamati pasti bakal lebih dari 2 sampai 3 jam. Dan itu ternyata rada susah nyarinya.

Setelah sekian lama tak ke museum, ada di satu waktu saya, ditemani suami dan si bungsu, mengunjungi sebuah pameran craft yang diadakan di Museum Nasional Indonesia (2019). Jadi sekalianlah mampir melihat museum ini secara keseluruhan. Luar biasanya adalah saat itu jadi kunjungan ke-2 saya ke museum ini setelah yang terakhir kali saat masih SD (tahun 70an).

Baca juga: JUANGA Culture. Obat Kangen Akan Tidore dan Rumah Kreativitas di Jogyakarta
Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanahair.
Patung berbentuk pusaran itu berjudul ‘Ku Yakin Sampai di Sini’ yang menggambarkan arus perjuangan yang dahsyat melalui semangat dan kerja keras hingga pada tujuan akhir yang lebih baik. Patung ini mencerminkan pancaran inspirasi bagi ketahanan budaya yang terus menggelora sepanjang masa. Pembuatnya adalah pematung asal Bali yang sudah terkenal, Nyoman Nuarta, yang membuat patung ini pada tahun 2012

Sekilas Tentang Museum Nasional Indonesia

Museum Nasional Indonesia lebih dikenal sebagai Museum Gajah karena di bagian depan museum ada patung gajahnya. Patung ini terbuat dari perunggu dan merupakan hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand yang berkunjung ke Indonesia pada 1871.

Untuk kemudahan penulisan, saya akan menggunakan nama Museum Gajah aja ya

Letaknya persis di jantung ibukota Jakarta, berseberangan dengan Tugu Monumen Nasional (Monas), Istana Negara, stasiun kereta api Gambir, dan berbagai venue penting lainnya yang masuk dalam Ring 1 pusat pemerintahan negara Indonesia. Alamat tepatnya adalah Jl. Medan Merdeka Barat No. 12. Jadi buat wisatawan domestik atau luar negeri yang pertama kali datang ke Jakarta, menginap di seputaran Cikini, Sabang, Thamrin, Wahid Hasyim dan sekitarnya, Museum Gajah just a few minutes walking distance.

Sebagai museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara, Museum Gajah mengalami beberapa kali perubahan nama dan kepengurusan. Mulai dari Lembaga Kebudayaan Indonesia (26 Januari 1950), Museum Pusat (17 September 1952), hingga akhirnya sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 092/01/1979 namanya berubah menjadi Museum Nasional Indonesia. Museum Gajah hingga saat ini berada di bawah koordinasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Dengan luas sekitar 26.500m2 Museum Gajah saat ini memiliki 2 gedung utama. Gedung A (gedung lama) diperuntukkan sebagai ruang pamer dan penyimpan koleksi. Gedung B (gedung baru) meliputi ruang pameran, kantor, ruang konfrensi, laboratorium dan perpustakaan. Gedung B ini dibangun pada jaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan diresmikan pada 20 Juni 2007.

Selain mengkoleksi benda-benda kuno dari seluruh nusantara. Museum Gajah dikenal sebagai museum arkeologi, sejarah, etnografi (seperti benda kuno, prasasti, arca, barang kerajinan) dan geografi. Selain itu di dalamnya juga ada koleksi keramik, tekstil, buku langka, benda berharga, relik sejarah, numismatik & heladrik, juga catatan-catatan prasejarah. Jadi kalau bisa diasumsikan, Museum Gajah ini adalah kantung sejarah tanahair Indonesia.

BERBAGAI DEFINISI YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARAGRAF DI ATAS:
ARKEOLOGI adalah ilmu budaya (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis dari materi data. Tinjauan sistematis mencakup penemuan, dokumentasi, analisis, dan interprestasi artefak (adalah.co.id)
ETNOGRAFI adalah metode penelitian yang dikembangkan dalam bidang ilmu sosiologi dan antropologi kultural sejak abad 20. Sebagai metode riset, boleh dibilang etnografi merupakan tipikal penelitian kualitatif. Metode riset ini sangat kontekstual dan berupaya mengungkap makna sosial dan kultural dari kelompok atau organisasi sosial yang diteliti (sosiologis.com)
RELIK adalah makhluk, populasi, atau masyarakat yang merupakan peninggalan zaman purba dan yang dapat bertahan diri (kbbi.web.id).
NUMISMATIK adalah sebuah studi atau kegiatan mengumpulkan mata uang, termasuk koin, token, uang kertas dan benda-benda terkait lainnya. Koleksi numismatik terdiri dari benda-benda kuno seperti uang kertas, koin dan token yang pernah beredar dan digunakan oleh masyarakat. Numismatik mempelajari antara lain, sejarah mata uang itu sendiri, cara pembuatannya, ciri-cirinya, variasi yang ditemukan, pemalsuannya, sejarah politik terbentuknya mata uang tersebut (pengertianilmu.com).
HELADRIK adalah ilmu tentang asal usul, perkembangan, dan/atau lambang makna (seperti lambang kerajaan, negara, kata)
Baca juga: Naga Sanga Amurwabhumi. Museum Kekayaan Budaya Bali Milik UC Silver Gold di Batubulan, Gianyar, Bali

Pengalaman Berwisata di Museum Gajah

Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanahair.
Halaman luas dengan banyak arca di Gedung A Museum Gajah. Lokasi yang istagenic untuk berfoto

Saat saya berkunjung, tiket masuk adalah sebesar Rp. 5.000,-/orang dewasa dan Rp. 2.000,-/anak. Sementara untuk rombongan htmnya bisa lebih murah, sekitar Rp. 3.000,-/orang. Ini dengan ketentuan jika jumlah rombongannya sekitar/minimum 20 orang. Ketika saya tiba di Gedung A ada beberapa rombongan anak sekolah yang jumlahnya lumayan banyak. Rame pake banget. Jadi saya, suami dan si bungsu sempat harus ngantri lumayan lama dan kurang bebas mengeksplorasi ke setiap sudut museum.

Gedung A ini berbentuk persegi panjang dengan struktur dan design ala Eropa. No wonder karena bangunan ini didirikan pada 1862. Tepatnya di jaman penjajahan Belanda. Saat itu Museum Gajah diberi nama Koningsplein West yang artinya alun-alun raja. Banyak tiang-tiang kokoh menyanggah setiap titik bangunan. Dicat dengan warna putih dengan marmer yang tampak mulai menua. Di tengah bangunan ada halaman hijau dengan rumput gajah yang sangat terawat. Di halaman ini juga bisa kita liat beberapa arca dengan berbagai bentuk. Pengunjung (tentu saja) tidak diperkenankan menginjak halaman ini.

Arca berbagai jenis dan ragam juga bisa dengan mudah kita temukan di sepanjang teras bangunan kanan dan kiri yang menghadap ke halaman. Semua diletakkan berderet dan padat bersisian. Karena terasnya tidak begitu lebar, lumayan sulit untuk tetap tegak sembari membaca setiap keterangan yang ada di setiap arca. Sementara di jalur yang sama banyak pengunjung yang juga mondar mandir.

Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanahair.
Sederetan arca yang diletakkan di teras gedung A

Saat melewati pintu masuk Gedung A, di teras terdepan ditaruh juga puluhan arca dan artefak dengan berbagai bentuk. Ada 1 arca tinggi besar yang sangat menarik perhatian. Tingginya mungkin hampir sekitar 3 meter. Terbuat dari batu jenis Andesit, warna arca tinggi besar ini sudah memudar bahkan bagian belakang patungnya sudah terbelah dua. Setelah memperhatikan informasi yang tertulis, patung terbesar ini adalah arca Raja Adityawarman. Untuk mendapatkan rincian lengkapnya pengunjung dapat memindai kode QR yang terdapat di bawah kaki arca. Satu sentuhan modernitas yang efisien dan efektif.

Klik di sini untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai Raja Adityawarman (versi Wikipedia Indonesia)
Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanahair.
Arca Raja Adityawarman yang terbuat dari batu Andesit
Baca juga: Cafe BATAVIA. Resto dan Cafe Lawas di Kawasan KOTA TUA, Jakarta

Seperti yang sempat saya sampaikan di awal penulisan, di dalam gedung A masih banyak peninggalan sejarah berupa arca yang rapih tertata. Hanya sayangnya saat itu listrik/lampunya terlalu redup bagi penglihatan saya dan resolusi gambar/potretnya pun kurang bagus untuk ditampilkan.

Memutuskan untuk berpindah tempat, di sisi yang lain dari gedung A, ada banyak diorama tentang sejarah hadirnya manusia di muka bumi dan kekayaan alam serta budaya Indonesia dari jaman purba. Semua disajikan dalam bentuk printing yang sesungguhnya sangat menarik untuk diamati dan dipahami. Saya sempat melihat beberapa tapi hanya sempat mengabadikan salah satunya yaitu Peta Bahasa-Bahasa Daerah di Indonesia yang diprint dan diframe kayu. Membaca satu persatu keterangan yang dituliskan saya diliputi rasa takjub yang gak tertahankan. Kagum akan kekayaan bahasa di tanahair kita.

Padatnya pengunjung (anak sekolah) yang didampingi oleh para petugas membuat saya menemukan hambatan untuk menikmati berbagai pengetahuan yang disajikan oleh Museum Gajah. Ruang gerak sangat terbatas dan rasa sesak di antara kerumunan orang dalam ruang tertutup memang menjadi kelemahan saya. Sepertinya akan jauh lebih baik jika berkunjung kemari di hari-hari kerja saja ya.

Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanahair.
Peta Bahasa Bahasa Daerah di Indonesia

Sekedar info tambahan. Museum Gajah tutup setiap Senin. Sementara di weekdays (Selasa-Jumat) jam operasionalnya adalah pkl. 08:00 wib – 16:00 wib. Untuk weekend (Sabtu-Minggu) buka pkl. 08:00 wib – 17:00 wib. Untuk keleluasaan parkir kendaraan bermotor (mobil dan motor), tempat terluas adalah di terasnya Monas. Ada sih parkiran di basement gedung B Museum Gajah. Tapi cukup terbatas.

Transportasi ke museum ini bisa berasal dari segala penjuru. Yang lebih enak itu sebenarnya naik busway jurusan Blok M – Kota. Ada stasiun yang berhenti tepat di depan Museum Gajah. Karena termasuk dalam area kebijakan ganjil genap di hari kerja, membawa mobil/kendaraan pribadi tentunya harus memperhatikan ketentuan ini. Jikapun tetap ingin berkendaraan pribadi, berarti harus memperhatikan waktu-waktu bebas aturan ganjil genap yang berkisar antara pkl. 10:00 – 16:00 wib.

By the way, Museum Gajah juga sering loh mengadakan pameran-pameran dengan tema-teman tertentu. Seperti misalnya pameran ASOI (Asal Usul Orang Indonesia), pameran Instalasi dan Fotografi “Cagar Budaya Bahagia” dan masih banyak lagi. Bahkan ada juga virtual tour nya. Semua bisa diakses lewat official website museumnasional.or.id.

Selamat berekreasi ke museum ya. Jangan segan untuk datang ke museum karena keterlibatan aktif kita dalam melestarikan museum tentunya turut menjaga jejak pengetahuan dan sejarah yang kita miliki.

Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanahair.

Album Foto

Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanahair.
Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanahair.
Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanahair.

#MuseumNasionalIndonesia #MuseumGajah #JelajahMuseum #AyokKeMuseum #JakartaTourism #DestinasiWisataJakarta

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

48 thoughts on “Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanahair.”

    • Apalagi anak-anak milenial. Kalo bukan tugas sekolah, mungkin gak akan ke museum. Enakan ngemall yak hahaha

    • Iya Mbak. Kalo bukan anak sekolah atau turis asing, rata-rata museum juga sepi pengunjung. Jarang banget yang suka wisata museum

  1. Aku udah lama banget ga mampir ke Museum Gajah :) Padahal sebelum corona udah niat sekeluarga ke sini loh. Aku termasuk orang yang senang berkunjung ke museum. Menyenangkan loh meskipun sebagian orang ga suka. Buat nambah wawasan sejarah kita apalagi anak2, haruslah tau museum :D

    Reply
    • Iya Nur. Museum itu salah satu sumber pengetahuan ya. Harusnya sih anak-anak sekolah tetap diwajibkan sekali setahun lah tour ke museum.

    • Naik sepur tuh paling enak. Gak macet dan relatif enak naiknya.

      Iya. Gak jauh kok dari Gambir. Memang harus jalan lagi. Tapi jalurnya nyaman untuk jalan kaki.

  2. Wah udah lama banget mba aku nggak maen ke museum. Terakhir kayaknya 2 tahun yang lalu. Itu ke musem geologi Bandung. Nah, kalau ke musem gajah ini aku malaj belum pernah sama sekali. Semoga pandemi segera berakhir ya, pengen ngajak anak buat jalan-jalan lagi ke museum

    Reply
  3. Dulu museum ini terkesan kumuh dan spooky. Ke sana paling saat study tour. Makanya setelah punya anak saya sempat gak mau ajak mereka ke sini.

    Sampai beberapa tahun lalu, saya ke sana karena salah satu event. Kaget banget dengan perubahannya. Jadi cakep dan bersih. Bahkan di saat pandemi begini, virtual tour museum nasional termasuk yang paling bagus. Saya acungin jempol sama perubahannya

    Reply
    • Bener Mbak. Waktu kunjungan pertama, pas saya masih SD, masuk ke sini kok takut dengan patung-patung/arcanya. Mungkin karena masih bocah banget kali ya. Nah sejak diperluas, ditambah gedung B, dan didandani dengan warna lebih cerah, Museum Gajah ini jadi cantik banget.

    • Setuju Mas Ferry. Museum itu kantung sejarah kita. Jangan lupakan sejarah. Karena hari ini pun hadir karena adanya masa lalu.

  4. Ya.mbaaku ke.museum gajah terakhir itu pas SD…duhh kurang banget memang berkunjung ke.muesum… kemarin ajak anak2 ke museum Stria mandala… Padahal deket bangt next mesti ini explore ke museum gajah

    Reply
  5. wwah aku jadi kangen kesini lag
    dulu pas masih kerja di jakarta sering main kesini
    kadang sama murid juga, makluk aku guru sejarah
    jadi kadang brlajar di museum

    Reply
    • Iya Mbak Rania. Sebaik-baiknya berwisata adalah saat kita jauh dari pandemi. Semoga segera ya Mbak. Saya juga dah kangen banget nih menjelajah tempat-tempat cantik dan bersejarah.

  6. Aku belum sempat ke museum lagi nih mba padahal tadinya mau ajak anakku ke Musem Nasional tuh, eh keburu pandemi. Terakhir sih kita sebelum pandemi tuh ke museum yang di Taman Mini mba

    Reply
    • Museum Taman Mini juga bagus ya Mbak. Saya belum bener-bener keliling di sana. Wish List nih menulis tentang TMII

  7. Dulu sempat stay djkt, tapi gak sempat ke Museum ini. Cuma ke museum Fatahillah. Museum memang kurang peminat dibanding wisata lainnya. Pdhl banyak ilmu pengetahuan tentang sejarah bangsa didalamnya.

    Reply
    • Iya Mbak Sani. Museum Fatahillah secara visual dan lingkungan juga sangat menarik. Sekali datang ke sana, kita bisa menikmati banyak wisata yang berada di sekelilingnya.

  8. Saya pernah mengunjungi museum Nasional ini secara virtual mbak, kalau secara langsungnya belum, hehe. Yang bikin penasaran kenapa arca Adityawarman berwarna kuning kecoklatan ya? Padahal berasal dari batuan andesit, batuan yang juga dipakai untuk menyusun candi-candi seperti Prambanan atau Borobudur

    Reply
    • Iya. Virtualnya bagus. Saya juga suka nontonnya.

      Kalau dugaan saya sih karena mulai rusak, akhirnya batu andesit itu dilapisi. Jadi real stone nya sudah gak keliatan. Itupun bagian belakang patungnya sudah terbelah 2

  9. Museumnya megah. Aku belum pernah ke sana yuk. Anak-anak yang udah, tour rombongan sekolah :D
    Banyak arca ya, dan aku sebetulnya takut masuk museum, apalagi kalau banyak barang-barang berumur, berasa kayak ada isinya. Auto merinding :)))

    Reply
    • Biasanya memang museum dijadikan pilihan utama untuk anak-anak sekolah study tour. Aku dulu juga gitu. Tapi waktu aku SD, Museum Gajah cuma ada 1 gedung (Gedung A).

      Memang Rien. Tantangan terberat masuk museum adalah barang-barang berumur itu. Buat aku yang sensitif, lumayan perlu perjuangan khusus itu

  10. Patung berbentuk pusaran itu berjudul ‘Ku Yakin Sampai di Sini’ yang menggambarkan arus perjuangan yang dahsyat melalui semangat dan kerja keras hingga pada tujuan akhir yang lebih baik. Patung ini mencerminkan pancaran inspirasi bagi ketahanan budaya yang terus menggelora sepanjang masa.
    Pembuatnya adalah pematung asal Bali yang sudah terkenal, Nyoman Nuarta, yang membuat patung ini pada tahun 2012

    Reply
    • MashaAllah. Terimakasih banget informasinya Mbak Tanti. Saya copas untuk artikel ini ya Mbak.

      Sekali lagi terimakasih banyak.

  11. meski museum ini museum pertama Indonesia, tapi Monas malah lebih terkenal dari Museum Gajah ini ya Mbak :D
    itu arca-arcanya masih kelihatan awet ya, benda-benda sejarah lainnya pun juga.
    boleh nih kalau ke Jakarta lagi disempatkan berkunjung kesini, tapi bukan di weekend ya baiknya.

    Reply
    • Dengan renovasi yang dilakukan di 2007, Museum Gajah sekarang dah jauh lebih menarik Mbak Diah. Suasananya lebih bright dan adem. Berkunjung sesudah pandemi dan weekdays memang pilihan yang bijak

  12. Aku team yang suka ajak anak ke museum. tapi pandemi gini sih pada tutup. pengen banget ajak anak2 ke museum yang di Jakarta dan Bandung. Biar aku sekalian nostalgia zaman esdeee.. hahaha

    Reply

Leave a Comment