Berada tak jauh dari bibir pantai, menemukan beberapa wisata bahari di kota Makassar menjadi sangat mudah. Selain Anjungan Pantai Losari yang sudah dikenal sebagai ikon kota Makassar, ternyata ada 1 pantai yang juga menarik untuk dikunjungi. Letaknya pun tak jauh dari pusat kota. Hanya sekitar 10 menit berkendara.
Saya baru saja melepas lelah sejenak di salah satu cafe yang berada di area Tanjung Bunga, saat Mas Tobey, tour guide saya hari itu, mengajak untuk melanjutkan perjalanan dan mengunjungi Pantai Akkarena yang masih berada di lingkungan yang sama.
Baca juga : Menjelajah Keindahan Anjungan Pantai Losari Makassar
Pantai yang Ramah Untuk Keluarga
Traffic tampak sangat bersahabat sesorean itu. Mas Tobey menyetir perlahan agar saya bisa menikmati area Tanjung Bunga sesantai mungkin sembari menjelaskan tentang sejarah kawasan ini. Area ini dulu adalah rawa-rawa dan cenderung tak terurus atau bisa dikatakan kumuh. Hingga akhirnya sebuah perusahaan properti mengambil alih pengelolaan untuk bisnis bangunan serta perumahan dan “meramu” sebuah pantai yang belum tersentuh untuk dijadikan wisata bahari dalam kota.
Dengan sungai yang tampak mulai tertata dan terlihat minim sampah, saya sempat diajak untuk menikmati suasana kekinian yang ada di pinggirnya. Banyak bangunan cantik berdiri dan para penjual bunga yang melengkapi kesan indah untuk sebuah tempat baru yang telah berubah wajah. Saya dan Mas Tobey sempat nongkrong di Backyard Cafe setelah menghabiskan beberapa waktu memotret Masjid Muhammad Cheng Hoo sebelum menginjakkan kaki di Pantai Akkarena. Udara panas yang mendera dan rangkaian tempat nongkrong yang tampak menarik di sepanjang menyusur sungai, menggoda saya untuk berhenti sebentar.
Baca juga : Beberapa Masjid Indah Bersejarah yang Bisa Kita Kunjungi di Makassar
Berusaha mengatur waktu agar bisa mengejar sunset di Anjungan Pantai Losari, menggapai Pantai Akkarena ternyata benar-benar hanya dalam hitungan menit. Tak jauh dari Pantai Akkarena ada GTC Mall dan lingkungan perumahan mewah berlantai dua. Jadi jika bisa saya simpulkan Pantai Akkarena ini sesungguhnya tetangga kompleks dan masih segaris pantai dengan perumahan tersebut.
Membayar HTM IDR 10K/orang dan parkir mobil IDR 10K/unit, saya melewati sebuah jalan dengan pepohonan yang rimbun di sisi kanan dan kiri. Tak jauh setelahnya saya bertemu dengan sebuah lapangan parkir yang cukup luas. Tanaman kelapa menjulang tinggi tampak memberikan perlindungan agar mobil yang terparkir di Pantai Akkarena tidak terpanggang sinar matahari langsung.
Begitulah seharusnya sebuah lahan parkir diatur.
Turun dari kendaraan, saya menebarkan pandangan sejauh mungkin.
Terbentang luas sebuah pemandangan pantai yang butuh bersolek agar lebih tampak cerah ceria. Selain lapangan bebas yang luas, sederetan pohon kelapa yang jangkung dan kerap berkibar karena hembusan angin, juga ada sederetan gazebo yang cukup besar dan bisa menampung sekitar 6-8 orang.
Suasana pantai tampak sepi. Hanya ada beberapa gelintir pengunjung menjelang sore hari itu. Beberapa orang tampak berkumpul di satu titik di bawah pepohonan sembari menggelar tikar dan mengadakan permainan-permainan kecil dalam rangka kebersamaan. Ada beberapa petugas yang sedang membersihkan pantai yang berpasir hitam. Mereka membawa beberapa ember dan berjalan sembari berjongkok dari satu sisi ke sisi yang lain.
Saat melangkah ke bagian tengah bibir pantai, saya melihat sebuah taman kecil dengan beberapa permainan anak, seperti sepeda dan ayunan. Lalu tak jauh dari tempat ini, tampak sederetan warung dengan meja dan bangku panjang di hadapannya. Beberapa pedagang tampak berteriak, menawarkan saya untuk mampir sembari menyebutkan beberapa menu yang bisa dipesan di tempat mereka.
Saya tersenyum dan mengangguk. Minuman dingin yang belum lama saya nikmati di Backyard cafe, ternyata masih meninggalkan rasa segar yang bisa menahan dahaga.
Bersama Mas Tobey, saya langsung melangkah ke sebuah dermaga dengan gerbang yang bertuliskan DERMAGA CINTA.
Dermaga kayu yang dicat berwarna-warni ini terlihat panjang terbentang. Mulai dari pinggir pantai hingga menyentuh titik terujung yang bisa membimbing kita melihat Selat Makassar. Bentuknya seperti korek api. Dibuat panjang dengan ujung bulat. Cat yang melindungi kayunya masih terlihat apik meski mulai terkikis. Tapi justru dengan kondisi begini, kayu-kayu itu terlihat etnik dan rustik.
Beberapa meter dari ujung dermaga tampak bebatuan yang ditumpuk dan tersusun dengan rapi. Bebatuan ini tampaknya dibuat dalam rangka menahan gelombang air laut yang menuju ke pantai. Atau mungkin juga menjadi pembatas bagi publik yang ingin atau sedang berenang. For safety reason pastinya.
Di tengah bulatan dermaga ada sebuah spot foto dudukan dengan neon sign yang bertuliskan LOVE. Tampaknya akan terlihat cantik saat lampunya nya menyala. Begitupun dengan lampu-lampu bulat besar (sebesar bola kaki) yang dipasang di beberapa titik jembatan. Hakul yakin semua akan tampak cantik saat matahari sudah terbenam. Pun saat sunset yang tentunya sudah ditunggu oleh para pengunjung.
Baca juga : Menyesap Indahnya Pantai Losari dan Selat Makassar di Swiss-Belhotel Makassar
Usai berfoto di banyak sudut, saya bersengaja mendatangi deretan warung/rumah makan yang berderet rapi di sisi terujung destinasi wisata ini. Sembari menikmati minuman dingin, saya melihat luasnya Pantai Akkarena yang landai dan sangat ramah untuk wisata keluarga. Ombak lautpun terlihat tenang tanpa riak yang membuat jantung berdebar.
Dibuka sejak 1998 dengan luas sekitar 10 hektar dan harga tiket masuk yang murah, dinas pariwisata pemerintah kota Makassar tentunya berharap bahwa mereka bisa menghadirkan wisata bahari dalam kota yang nyaman untuk keluarga. Pun bagi masyarakat dari luar daerah atau luar kota. Setidaknya, publik yang tinggalnya jauh dari pantai bisa merasakan bermain pasir hitam yang menjadi ciri khas dari Pantai Akkarena.
Kesan Pribadi untuk Pantai Akkarena
Sebagai seorang pejalan yang menyukai wisata bahari, saya sangat menikmati waktu-waktu duduk mengobrol sembari merasakan hembusan angin laut menerpa wajah. Dan saya beruntung bisa menikmati waktu-waktu berkeliling kota Makassar bersama dengan seorang teman yang sangat mengerti dan paham akan wisata yang ada di kota Makassar. Waktu-waktu berbincang menjadi satu kesempatan berharga untuk saling bertukar pengalaman dan sudut pandang. Rangkaian insight berkualitas yang bisa saya dapatkan dari sebuah pertemanan baru.
Bertahun-tahun menjelajah berbagai destinasi wisata bahari di berbagai provinsi di Indonesia, saya bisa merasakan bahwa setiap pantai di bagian manapun di Indonesia, memiliki ciri khasnya masing-masing. Bahkan meski mereka berada dalam satu kawasan yang sama. Setiap tempat memiliki keistimewaan yang tentunya berbeda dari tempat lainnya.
Saya membayangkan bahwa suatu saat Pantai Akkarena bisa dibuat atau ditata menjadi beach club seperti yang banyak dibangun di Bali. Dengan luas area yang ada sekarang, apalagi dengan hadirnya sebuah dermaga cantik dan etnik, lokasinya dan kontur tanah Pantai Akkarena sangat cocok untuk dijadikan sebuah beach club. Tentu saja dengan menghadirkan wajah atau ciri khas kota Makassar khususnya atau sentuhan etnik Sulawesi Selatan dalam cakupan yang lebih luas.
Gazebo yang sudah berdiri berderet di sepanjang bibir pantai bisa tetap berfungsi seperti biasa. Bisa diberikan materi-materi khas kota Makassar seperti misalnya bantalan-bantalan duduk yang terbungkus kain lembut yang biasa dipakai untuk baju adat atau pernak-pernik indah yang biasa diaplikasikan untuk buah tangan khas Makassar. Atau bisa jadi atap gazebo dirubah dengan konsep baru khas rumah Tongkonan misalnya.
Penyedia jasa kuliner mungkin bisa diarahkan untuk menyajikan santapan-santapan daerah dengan tampilan visual atau plating kekinian sehingga bisa menarik minat para wisatawan. Tetap dengan kekhas-an yang dimiliki oleh Makassar agar pelestarian budaya juga bisa diterapkan di Pantai Akkarena. Apalagi jika pemerintah kota bisa mengakomodir UKM yang menjual oleh-oleh untuk turut berpartisipasi menjajakan produk mereka di pantai ini.
Konsep beach club seperti La Brisa Bali mungkin bisa ditiru. Silahkan buka tautan di bawah ini untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih luas.
Baca juga : Menikmati Semilir Angin Echo Beach di La Brisa Canggu Bali
Hal lain yang ingin saya soroti tentang Pantai Akkarena adalah mengenai urusan kebersihannya. Menjadikan tempat wisata ini tampak segar, kaya akan penghijauan dan resik terutama di kamar kecilnya, tentu akan memberikan nilai lebih yang membuat pengunjung merasa betah dan nyaman.
Mengoperasikan satu tempat wisata sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masa kini, tentunya akan menggiring kita untuk selalu melihat kedepan akan konsep wisata yang lebih mumpuni. Tentu saja dengan tanpa meninggalkan budaya dan kearifan lokal yang menjadi pijakan dari apapun yang terus berkembang dari waktu ke waktu.
Bisakah Pantai Akkarena akan tertata dan terurus dengan (jauh) lebih baik seperti lahan wisata bahari lainnya? Pasti bisa dong. Tidak dalam sekejap waktu pastinya. Tapi saya yakin semua stakeholders yang berkepentingan atau yang terlibat pada inovasi wisata kota Makassar akan melakukan banyak hal positif demi kebaikan bersama.
Mudah-mudahan di kunjungan saya berikutnya ke kota Makassar, Pantai Akkarena akan tampil dengan wajah yang ciamik tak terkira.
By the way, untuk teman-teman yang ingin menjelajah berbagai destinasi wisata menarik dan menikmati beberapa info menyegarkan tentang tempat-tempat yang indah di Indonesia, bisa loh mampir ke blog salah seorang lifestyle blogger dan sahabat saya Siti Nurjanah di www.stnurjanah.com
Pantai-pantai di Makassar memang cantik-cantik ya, sayang juga sih kalau tidak semua dikelola dengan baik dan bersih, padahal bisa bikin pengunjung lebih meningkat, dan tentu saja betah karena nyaman.
Semoga ke depannya pantai akkarena ini jadi lebih cantik dan nyaman :)
Betul Mbak Rey. Saya berharap pantai yang gampang banget diraih ini bisa diberikan konsep bangunan dan fungsi yang lebih kekinian seperti beach club yang ada di Bali. Tidak hanya sebagai tempat nongkrong tapi juga menghadirkan hiburan-hiburan lain seperti penjualan produk UKM, penampilan karya-karya etnik khas Makassar atau Sulawesi Selatan secara keseluruhan. Jadi one stop shopping and entertainment yang mumpuni.
Entah kenapa, aku kok suka ya lihat suasana pantai Akkarena, ya Mbak. Suasanya alami sekali, cocok untuk mengenalkan pantai yang apa adanya ke anak-anak. Dan enggak perlu hiasan ini itu untuk mengejar foto kekinian di feed IG, tapi udah bikin hati bahagia saat ke sana
Pantai ini memang cocok jadi tempat hiburan keluarga terutama anak-anak karena bibir pantainya yang landai. Anak-anak bisa puas main air dan pasir.
Menunggu ada perbaikan pada penampilan Pantai Akkarena, dengan adanya penghijauan, ditingkatkan kebersihannya, ditata UMKM di areanya, dan fasilitas lain yang bisa memberikan nilai kenyamanan lebih pada pengunjung sehingga merasa betah menikmati pantainya yang indah.
Nice story & photos as always, Mbak Annie…Love it!
Idem Mbak Dian. Saya membayangkan Pantai Akkarena ini dipoles menjadi sebuah beach club yang estetik, etnik dan unik dengan menampilkan ciri khas budaya dan kearifan lokal kota Makassar dan provinsi Sulawesi Selatan. Yakin deh. Jika sudah dipoles sedemikian, Pantai Akkarena akan menjadi salah satu tempat favorit wisata di kota Makassar.
Pantai Akkarena, pantai yang beberapa kali saya kunjungi saat masih kuliah dulu. Sekarang semakin cantik.
Mba Annie gak ke Pantai Tanjung Bayang kah?
Nah waktu disana diajak sih ke Pantai Tanjung Bayang. Tapi jadwalnya padat banget. Jadi tak terkejar
neon sign “Love” Makasar emang ikonik ya?
selain takjub pada Makasar, saya takjub kepiawaian Mbak Annie
Dari satu kunjungan, bisa bikin banyak tulisan
Huhuhu kasih tau rahasianya Mbak ^^
Ya Mbak Maria. Saya biasanya menggunakan jasa tour guide untuk mendapatkan jadwal dan kunjungan maksimal di tempat/kota yang saya kunjungi. Biasanya saya berdiskusi dengan tour guide nya apa saja yang menjadi target kunjungan saya sebelum memulai kunjungan. Biasanya si tour guide akan kasih masukan lalu kemudian kita bersepakat untuk rutenya.
Masyaallaah cantik sekali pantainya. Yg biasa identik dengan pasir putih, tapi ini pasirnya hitam. Ga menyilaukan mata ya mbak. Keliatan bersih pula dan teratur. Tapi Bisa jadi lain cerita dan lain penampilan kalau yang urus itu masyarakat setempat ya … hehee
Saya kurang suka pantai (takut gosong haha). menurut saya jangankan berenang, duduk di bawah gazebo aja bikin gosong. tapi kalau ada dermaga, dan pemandangannya secantik ituuu sebuah bonus menurut saya. Susah nolak juga itu kalau diajakin 😁
Pantai dengan ciri khas yang istimewa pastinya. Wisata pantai memang panas biasanya. Apalagi saat siang hari seperti saat saya berada di Pantai Akkarena. Tapi justru dengan siang hari, langit biru dan awan putih, foto-foto kita menjadi apik dan cantik.
Semoga selalu terawat pantainya.
Begitu juga dengan kerjasama para pengunjung yang ciamik ya tidak membuang sampah sembarangan, sehingga bisa nyaman berkunjung ke sana, karena bersih dan apik
Semoga ya Fen. Sayang sekali jika tidak dijaga keindahannya.
Bagus foto2 pantainya kak. Layak untuk dikunjungi. Saya pengennya pemerintah memang lebih peduli dengan wisata pantai karena untuk memajukan perekonomian masyarakat. Tapi kadang sedihnya kalo sampah berserakan di pantai kadang membuat kita agak risih. Pantai harus bersih juga biar pengunjungnya nyaman.
Semoga ya penataan dan pengurusan Pantai Akkarena kedepannya akan jauh lebih baik. Berharap bahwa konsep fasilitasnya bisa menjadi beach club yang memfasilitasi berbagai kekayaan budaya Sulawesi Selatan.
Keren banget sih tempat nya ya mom, rapi dan bersih. Mungkin jika lebih diperhatikan lagi untuk desain dan fasilitasnya, pengunjungnya mungkin akan lebih banyak lagi ya…
Betul Mbak Ida. Polesan dan konsep beach club sepertinya akan cocok dengan Pantai Akkarena.
Pantainya tertata apik yaa, kak Annie.
Apa bisa sewa kapal untuk berkeliling?
Melihatnya tapi serasa terik sekali.. kak Annie sampai terlihat silau saat di foto, hihii.. Ini bukti sudah jadi anak pantai nih..
Kudu banget mengejar sunset. Membayangkan keindahannya sambil duduk di dermaga cinta bareng sang kekasih hati. Akan menjadi kisah yang indah berlibur ke Pantai Akkarena, Makassar, Sulsel
Kapal sepertinya ada deh. Saya ada lihat. Tapi yang pasti olah raga pantai seperti jet ski, banana boat, ada disana.
Bagus banget viewnya. Dermaga cinta sama seperti namanya, tempat para kekasih jalan jalan dan menikmati pemandangan. Instagramable banget. Ada banyak kuliner juga ya di sana. Jadi gak perlu takut kelaparan setelah jalan jalan
Ngebayangin kayak di pinggir pantai Akkarena ini berkibar tenda tenda garis putih biru yang estetik, tertata rapi dan bersih dari sampah. Bisa dijamin wisatawan mancanegara bakalan betah bolak balik ke sini