STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta

STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
signage yang ada di dinding depan halaman parkir hotel
STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta

Ke JAKARTA. Yeay!!

Bagi beberapa, mungkin banyak teman-teman yang mengira saya tinggal di Jakarta. Dulu iya. Sempat tinggal di Jakarta Barat nebeng orang tua selama kuliah dan awal-awal kerja lalu hidup mandiri (baca: ngekos di selatan Jakarta) karena mendekati kantor. Setelah menikah, juga dengan alasan mendekati tempat kerja dan kelahiran anak sulung, saya pindah ke Cikarang, Kabupaten Bekasi, JAWA BARAT sejak 2001. Jadilah status saya berpindah dari warga DKI JAKARTA menjadi warga JAWA BARAT.

CIKARANG ini masuk dalam Kabupaten Bekasi ya bukan Bekasi Kota. Letaknya tuh nanggung banget. Yang kata banyak orang tuh BEKASI CORET. Kota enggak tapi pusat provinsi juga enggak. Jaraknya ke sisi terujung Jakarta (Halim), kalau lewat tol Cikampek, sekitar 35km. Sementara ke Bandung, pusat kota Jawa Barat, itu 114km lewat Tol Cikampek lalu menyambung Tol Cipularang. Tapi meskipun ke Bandung lebih jauh, kami sekeluarga lebih prefer main ke Bandung ketimbang ke Jakarta.

Kenapa? Karena meski jaraknya lebih pendek, biasanya kami butuh setidaknya 2 jam untuk mencapai Jakarta. Itu dengan catatan bahwa kondisi lalu lintas normal. Tapi sayangnya jarang banget seperti itu. Seringnya sih bumper to bumper traffic jam and it will takes approximately 2.5 hours to reach Jakarta. Apalagi saat jam-jam berangkat dan pulang kerja plus datang dan perginya segerombolan truk dan container plus bis semog 45 seats antar provinsi dari dan ke Jakarta. Mereka ini kalau sudah turun ke jalan, selalu dominan menguasai. Mobil-mobil biasa tuh terasa terintimidasi total. Bahkan dalam waktu-waktu tertentu, seperti masanya loading di Tanjung Priuk untuk kegiatan export, semua kendaran beroda lebih dari 4 ini, bakal ngantri di Cikampek dengan rapihnya.

Tapi kali itu saya ingin banget main ke Jakarta di hari kerja menuju weekend. Alasan utamanya adalah ingin datang ke INACRAFT 2022 yang diadakan di Jakarta Convention Centre (JCC). Sebuah pameran handicraft terbesar dan setahu saya masih yang terbaik di tanah air. Eksebisi tahunan yang sempat tidak diadakan selama 2 tahun belakangan karena pandemi. Jadi saat event ini diadakan kembali dengan (katanya) segala keterbatasan, saya pun langsung mengatur waktu, booking tiket masuk secara daring, dan berkomunikasi dengan teman-teman yang menjadi exhibitors.

Alasan kedua adalah mengunjungi KFC NAUGHTY by NATURE yang berlokasi di Senopati, Jakarta Selatan. Premium fast food store ini sudah lama saya incar. Karena selain memiliki tempat dengan dekorasi yang sophisticated, impian ingin merasakan ayam goreng iconic KFC dengan menu tambahan yang khas dan berbeda dari gerai-gerai KFC seperti biasanya (reguler) sudah bulanan tertahan. Dan itu sungguh menggugah selera dan tentu saja melahirkan pengalaman kuliner yang baru.

Baca Juga : KFC NAUGHTY by NATURE. ASUPAN CEPAT SAJI BERKUALITAS, BERKUANTITAS dan BERKELAS di SENOPATI JAKARTA

Alasan ketiga adalah ingin melihat salah satu sisi Jakarta dari sebuah ketinggian di sebuah SKYWALK yang berlokasi di SENAYAN PARK (SPARK) MALL yang cuma selemparan kaos dari JCC (tempat dilaksanakannya INACRAFT 2022). Dan ternyata keputusan untuk kesini tuh bener-bener entertaining. Saya harus berterimakasih nih kepada beberapa blogger dan atau media social influencer yang sudah berulangkali menghadirkan foto-foto ciamik dari Skywalk sehingga saya penasaran sampe ke ujung rambut. Bonusnya pulak ada beberapa spot foto di lahan belakang SPARK yang ciamik banget.

Baca Juga : BERWISATA SERU di SENAYAN PARK

Alasan keempat adalah mengunjungi SARINAH. Tempat yang memorable dan sudah berganti wajah total. Yang menurut saya sih bisalah dikategorikan sebagai face-off. Sarinah yang tahunan menjadi icon dari classy and high-class sejak saya masih kecil ini betul-betul bikin saya penasaran dengan wajah barunya itu. Dan lagi-lagi media sosial lah yang bikin rasa itu semakin membuncah.

Alasan kelima adalah berfoto di beberapa jembatan penyeberangan yang belokasi di Sudirman dan Thamrin. 2 jalan protokol utama DKI Jakarta. Dua diantara adalah jembatan penyeberangan di depan GELORA BUNG KARNO (GBK) dan jembatan PHINISI yang persis di depan Hotel LE MERIDIEN yang belum lama diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Bapak Anies Baswedan. Dua-duanya ciamik luar biasa. Struktur dan rancang bangunnya selalu dapat pujian. Terutama saat melihat sekian banyak photographer yang sudah dengan apiknya menghadirkan sudut tercantik di Instagram mereka.

Dan yang terakhir adalah berkunjung ke TACO BELL yang berlokasi (juga) di Senopati. Tidak jauh dari KFC NAUGHTY by NATURE yang saya kunjungi sehari sebelumnya. Datang dan membeli aneka sajian khas Mexico ini sebenarnya memenuhi keinginan anak-anak. Bahkan sebelum saya berangkat ke Jakarta, anak-anak sudah punya pilihan apa yang mau dibeli dan dimakan. Saking kepengen dan tidak sabarnya, si sulung meminta agar saya take away saja supaya tidak lama menunggu.

Yah tak apa. Apa sih yang tidak buat anak-anak? Apalagi emak-emak kan? Saban pergi keluar terus pulang, anak-anak musti nanya emaknya bawak apa. Jadi meski anak-anak saya sudah beranjak dewasa, tetap aja nanyain oleh-oleh layaknya bocah-bocah SD. Anehnya suami juga jadi ketularan. Lengkap sudah.

Nah dari segerbong keinginan tersebut di atas, rasanya gempor juga kalau harus PP Cikarang – Jakarta selama 2 hari. Apalagi kalau nekad digeber, semua dilakukan dalam 1 hari. Duh kayaknya gak bakalan kuat. Nyetir sendiri pulak. Saya pun mengajukan usulan kepada suami agar bisa menginap semalam di Jakarta saja. Dan karena jadwal ke Sarinah akan saya lakukan sore hari, pilihan terbaiknya adalah staycation di seputaran SABANG dan WAHID HASYIM. Dua lokasi yang walking distance dengan Sarinah dan sekitarnya.

STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
fasad hotel yang didominasi dengan warna abu-abu dan rancang luar ruang industrial
STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta

Setelah travel proposal resmi disetujui oleh suami, saya pun sregeb berselancar di berbagai tautan pencarian moda traveling. Karena sudah lama ‘tidak main’ di seputaran Sabang dan Wahid Hasyim, munculnya beberapa nama hotel di kedua area ini cukup bikin takjub.

Menjamurnya hotel bintang 3 sungguh bikin saya terkesan. Rata-rata bukanlah hotel dengan jaringan besar. Kalaupun berada dalam kelompok manajemen tertentu, pastilah hotel bintang 3 itu tidaklah besar. Hal ini mengingat bahwa bangunan di seputaran Sarinah tuh lahannya terbatas, bahkan cenderung sempit. Shoulder to shoulder. Jikapun ada yang jaraknya ratusan meter dari Sarinah dan berada di main road seperti Hotel Indonesia Kempinski dan Grand Hyatt, biaya inap seharinya tentu tidaklah ramah di kantong saya.

Mendadak saya ingat, bahwa sekitar pertengahan May 2021 saya pernah menginap di JAMBULUWUK Hotel yang berada di Jl. Riau, Jakarta. Lokasi yang juga sangat dekat ke Sarinah. Yah sekitar 300 meteran. Tapi sayangnya hotel ini sudah fully booked dan sayapun lebih senang menggali cerita dan pengalaman baru dengan menginap di hotel yang berbeda.

Baca Juga : JAMBULUK THAMRIN JAKARTA. STAYCATION DI TENGAH KERISAUAN PANDEMI

Beruntung akhirnya saya menemukan STANLEY BOUTIQUE HOTEL yang berada tepat di Wahid Hasyim. Sesuai harapan. Stanley Boutique Hotel sedang ada promo dengan rate di bawah 500rb/malam. Lumayan banget. Saya pun bergegas menginformasikan suami agar melakukan reservasi karena memang tinggal beberapa unit kamar yang masuk dalam program promo ini.

Rute untuk mencapai hotel ini pun sebenarnya tidak sulit. Tapi karena sudah dirubah menjadi satu arah, dari arah Sudirman saya harus lurus, memutar di bundaran patung kuda yang berada di depan kantor INDOSAT untuk kembali ke Thamrin. Dari sini saya harus berbelok ke Jl. Kebon Sirih (yang juga satu jalur), kemudian mencari belokan kanan lalu kanan lagi. Jalan di kanan kedua inilah yang langsung menghubungkan dengan Jl. Wahid Hasyim.

Menyusuri jalan 2 jalur yang lumayan narrow ini, saya menemukan bahwa jalur pejalan kaki amat diprioritaskan. Dilengkapi dengan tanaman dan pepohonan tinggi, jalur ini dilengkapi juga dengan banyak bangku kayu panjang serta line berwarna kuning yang diperuntukkan bagi para disabilitas.

Hanya sayangnya, di sepanjang jalan masih bererot para penjual asongan. Ada yang bergerobak tapi ada juga yang berjualan dengan alas sekadarnya. Bahkan ada yang dari bagasi mobil yang dibiarkan terbuka. Dan kendaraan ini, yang diparkirkan di badan jalan atau jalur pejalan kaki, sungguh menimbulkan ketidaknyamanan.

Untuk pemerintah setempat tentunya muncul dilema. Disatu sisi ingin menunjang usaha kerakyatan tapi di sisi lainnya harus mempertahankan tata kota yang apik, bersih dan teratur. Dari sudut pandang kepatutan, perijinan dan keindahan pariwisata, jelas pedagang-pedagang ini sudah tidak memenuhi dan melengkapi kriteria itu.

These are truly my personal opinion. And yet it’s not a judgement. Tapi sebagai penikmat dan pelaku dunia traveling, saya berharap di sepanjang jalan yang berada di Ring 1 ibukota negara dapat tampil lebih indah dan proporsional sesuai dengan kebutuhan dan tujuan serta manfaatnya.

Balik ke pengalaman menemukan Stanley Boutique Hotel ya.

Jika teman-teman agak kesulitan melihat big signage nya Stanley Boutique Hotel karena tertutup pohon besar, salah satu penolong penemuan titik lokasi adalah BAKMI TOKO TIGA. Bakmi ini persis bersebelahan dengan hotel dan dia membuat/memasang circle light board merah yang cukup besar dan gampang dilihat dari jalan. Ini opsi yang pas selain tentu saja menggunakan Google Maps.

Dan seperti yang sudah saya kira, Stanley Boutique Hotel berdiri di atas lahan yang tidak terlalu besar dengan parking area yang amat sangat terbatas. Di halaman depannya muat sekitar 6-7 mobil saja. Itupun hampir saling menutupi. Jadi saya memutuskan untuk menitipkan kunci di receptionist agar proses keluar masuk kendaraan tidak jadi masalah. Sempat melihat ada parkiran basement, tapi entah kenapa sepertinya tidak atau belum digunakan.

STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
di salah satu sisi jalur khusus untuk pejalan kaki. luas banget. lebarnya mungkin setara dengan lebarnya jalan kendaraan yang ada di sebelahnya
STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
services area yang berada di ground floor sekaligus lobby lounge.
disini ada counter receptionist dan restoran yang melayani makan pagi
STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
salah satu sudut restoran dengan sebuah patio yang dilengkapi beberapa dudukan dan meja-meja kecil. spot yang dipersiapkan khusus untuk para perokok

Penerimaan hangat menyambut kedatangan saya. Prokes pun diterapkan mulai dari teras depan hotel. Begitu melangkah masuk, warna hitam dan abu-abu beserta turunannya terlihat memberikan kesan rancang bangun dalam ruang dengan tema industrial.

Counter receptionist terlihat sederhana dengan kaca pipih yang membatasi antara petugas dan para tamu. Di salah satu sisi ada sebuah restoran dengan sudut sajian yang lumayan terbatas. Banyak meja dan bangku disediakan disini. Di dindingnya ada beberapa lukisan impresionis, simpel tapi tetap menarik terpampang, dijejerkan tinggi. Untuk menikmatinya kita harus berada di satu titik kejauhan. Apalagi diantara lobby lounge ini ada tiang struktur bangunan yang cukup besar.

Yang tak boleh dilewatkan adalah kehadiran sebuah patio di sisi luar restoran. Lumayan banyak daya tampungnya. Setidaknya jadi tempat yang aman untuk para perokok. Dan asik banget duduk-duduk disini saat udara (sangat) bersahabat. Terus nongkrongnya dengan sahabat, sepiring besar pisang goreng dan bergelas-gelas kopi, teh, atau juice juga ok banget.

Eh jadi ngelantur.

Terlepas dari rancang dalam ruang yang efisien, hematnya waktu dan kepraktisan waktu bisa saya nikmati saat check-in. Gak perlu berpanjang-panjang untuk mengurus administrasi karena toh reservasi sudah lengkap. Keperluan lain yang perlu dipastikan hanyalah menunjukan identitas diri, menandatangai formulir dan ya tadi itu, menitipkan kunci mobil.

Saya pun beranjak ke lantai 3 dimana kamar tipe Superior Queen berada. Tipe kamar terendah selain Deluxe Queen, Superior Twin dan Executive Queen yang kualifikasinya lebih tinggi.

Sambil menunggu lift terbuka, mata saya tertuju kepada beberapa koleksi guci dan produk keramik lainnya yang bejejer rapih di salah satu sisi dinding. Model-modelnya unik dengan shape yang jarang bisa kita nikmati di tempat umum. Tersusun cantik diantara sekat kaca, di beberapa titik dipasang lampu sorot yang menjadikan koleksi keramik ini sungguh impresif.

Tapi kalau saya boleh usul sih, jika memang ingin menampilkan keindahan keramik, lebih cantik jika dinding ini dihiasi piring-piring dengan bentuk tersusun tertempel di dinding saja. Pilih piring-piring handpainted, monochrome dan memiliki sejarah. Lebih mengesankan menurut saya.

Begitupun dengan flooring di lobby lounge. Lantai akan lebih terlihat “punya nyawa” jika di beberapa spot dipasang keramik motif yang garis designnya menyatu dengan konsep industrial atau warna dominan yang digunakan oleh ruangan besar penerimaan tamu ini.

Cus ah. Lift sudah terbuka. Mari kita menuju kamar.

Baca Juga : BERWISATA SERU DI SENAYAN PARK JAKARTA

STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
kamar superior queen yang saya inapi. warna dalam ruangnya persis sama dengan yang ada di lobby lounge
STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
meski luasnya terbatas, fasilitas di dalam kamar sudah lebih dari cukup

Ruangan seluas 21m2 ini mengingatkan akan kamar kost saya di seputaran Kuningan. Compact dengan penataan dan warna yang pas. Di dalamnya ada tempat tidur ukuran King. Meja kecil kayu tempat menaruh sajian gratis dari hotel (coffee and tea amenities), beberapa botol air putih plus ketel. TV layar datar terpajang di dinding persis di depan kasur. Lalu ada tempat untuk menaruh koper dengan gantungan baju di atasnya. Dan tentu saja kamar mandi yang cukup lega.

Toilet amenities yang ada dalam bungkusan adalah shower cap, sisir dan sikat gigi serta odolnya. Ada juga hair dryer yang berfungsi dengan baik. Untuk shampoo dan sabun ditaruh dalam tabung yang berada persis di sebelah shower. Ada air hangat dan air dingin yang juga bisa dioperasikan dengan baik. Yang perlu diperbaiki/diganti adalah keramik ruang showernya. Licin banget. Kurang cocok untuk area basah. Saya yang langganan jatuh di kamar mandi, harus melangkah super hati-hati dan selalu diawasi oleh anak saya yang ikut menginap saat itu.

Kamar yang saya tempati ada jendela kacanya. Tapi tidak ada pemandangan kota karena sisi luar kamar saya persis mepet dengan gedung sebelah. Jadi untuk mensiasati kekosongan penglihatan, pihak hotel menaruh berbagai tanaman atau membuat mini kebun seadanya. Yah sesuailah untuk standard kamarnya.

So far kamarnya comfortable, AC juga nyaman, dinding cukup redam, kasur dan bantal empuk. Penataan lampu juga pas. Dua lampu sorot kecil di sisi tempat tidur itu pas banget buat cahaya minim saat tidur dan untuk saya yang sesorean itu memutuskan untuk istirahat dulu sebelum menjelajah Sarinah. Mengumpulkan tenaga dan mengisi batere tubuh untuk melanjutkan eksplorasi.

Rencananya sih, nanti dalam perjalanan pulang ke hotel, ingin menikmati street food yang berjejer di sepanjang Sabang. Tapi ternyata anak saya tergoda untuk memesan nasi uduk Kebon Kacang yang bisa dipesan lewat aplikasi on-line. Karena sudah lama penasaran, akhirnya saya menyetujui usulan ini. Apalagi terus dapat potongan harga. Dari total 75ribu, kami hanya membayar setengahnya aja. 1 box nasi uduk ayam goreng, 1 box nasi uduk ikan lele, setengah papan pete dan kerupuk. Wah murah banget itu.

Dan enaknya itu sepuluh jempol deh. 2 kotak nasi uduk pun tandas tak bersisa. Tidur sore pun lelap tanpa gangguan.

STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta

Karena sehari sebelumnya saya sempat mengamati area resto yang cukup terbatas di dekat receptionist, saya sempat membayangkan bahwa dengan lahan yang serba terbatas itu tentulah hidangan sarapannya juga akan terbatas. Minimalis lah setidaknya. Dan itu terbukti keesokan harinya.

Pilihannya memang tidak tumpah ruah. Tapi menurut saya sudah lumayan lengkap.

Didominasi oleh sajian serba Indonesia yaitu nasi dan lauk pauknya serta bubur ayam plus bubur ketan hitam. Pihak Stanley Boutique Hotel juga menyediakan roti tawar dengan beberapa pilihan selai. Lalu ada sereal dengan susu. Potongan buah. Serta puding (yang ini terlupa untuk dicicipi). Plus tentu saja kopi dan teh serta juice sebagai pelengkap.

Sejauh selera saya, si tukang jajan, masakannya cukup ok meski belum bisa digolongkan istimewa. Tapi bumbunya tidak pelit dan rasanya pas. Untuk akomodasi bintang 3 sih sudah sesuai. Tidak lebih tapi tidak juga kurang.

Yang saya rindukan dan tidak ada di sarapan ala Stanley Boutique Hotel adalah sajian telur. Sayang banget hal yang satu ini terlewatkan. Padahal omelette, telur orak-arik dan olahan telur ala hotel adalah favorit hampir semua tamu hotel, termasuk saya tentunya. Saya pun terbiasa sarapan dengan telur. Setidaknya 1 buah. Entah itu jadi pelengkap nasi, bubur atau dinikmati dengan roti panggang. Bagi saya telur itu identik dengan “wajah sarapan”. Terutama di hotel.

STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
satu sisi rangkaian sajian utama sarapan. nasi dengan lauk pauknya, roti tawar dengan berbagai pilihan selai, serta bubur ayam dengan berbagai pilihan topping
STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
sarapan saya dan anak saya di pagi itu

Satu yang berbeda dari sarapan kali ini adalah soal pelayanan. Entah demi efisiensi atau memang sudah protabnya, para petugas yang ada sangat cekatan melayani tetamu untuk mengambil makanan. Mereka cenderung meminta tamu untuk duduk menunggu dengan semua diambilkan dan dilayani.

Jarang-jarang sih sebenarnya ada perlakuan begini. Dimanjakan. Macam lagi ngantri di pondokan makanan saat kita lagi di pesta pernikahan. Sistem pelayanan yang sengaja dilakukan karena stok makanan terbatas dan meminimalisir kejadian tamu mengambil makanan melebihi kapasitasnya. Dan parahnya lagi saat tahu bahwa yang sudah diambil tidak dihabiskan.

Ada 2 sisi penilaian ya. Bisa jadi kurang menyenangkan untuk orang yang senang dengan kebebasan memilih dan mengambil sendiri sajian buffet. Bisa bebas ngambil dengan komitmen dihabiskan. Sementara kalau dilayani kan kita segan untuk ngambil kembali. Sementara kalau mau dilihat dari poin positifnya adalah makanan diberikan sesuai kuantitas wajar, makanan tidak dibuang-buang karena dengan porsi yang diambil sudah pasti habis, yang ujung-ujungnya akan (sangat) membantu pengaturan jumlah asupan dan efisiensi pendanaan khusus untuk sarapan.

Kalau saya sih tipe orang yang pengen ngambil sendiri saat ada sajian buffet hotel. Karena saya orang yang sangat bertanggungjawab akan makanan. Orang tua saya memberikan pendidikan soal itu. Apa yang diambil ya harus dihabiskan. Jikapun ternyata tidak sesuai selera, setidaknya habiskan 2/3 nya. Dan itu saya turunkan kepada anak-anak. Mereka tidak kalap dan rakus mengambil ini itu lalu menyisakan. Jadi sedari kecil menandaskan isi piring adalah salah satu bentuk kebiasaan yang turun temurun di keluarga saya.

Dan jikapun ternyata akhirnya anak-anak tak mampu menghabiskan makanan mereka, maka saya atau suami lah yang akan bertugas jadi “dinas kebersihan”. Mereka pun sudah terbiasa merapihkan meja lalu mengumpulkan piring dan mangkok bekas pakai di tengah-tengah meja. Sampah-sampahnya pun dikumpulkan agar petugas mudah untuk mengambil atau memindahkannya.

STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta

Nah buat yang tidak puas dengan sarapan di hotel atau memang sengaja memesan kamar tanpa sarapan, tidak perlu khawatir. Stanley Boutique Hotel ini dikelilingi oleh warung-warung dan atau penjaja makanan pinggir jalan yang cukup bervariasi.

Beberapa langkah dari hotel, persis di perempatan lampu merah yang menghubungkan Wahid Hasyim dan Sabang, ada gerobakan mie ayam yang sudah tahunan jualan disana. Kalau saya sih lebih suka kwetiau kuahnya ditambah dengan pangsit dan bakso kuah juga pangsit goreng. Semakin lengkap jika ditutup dengan fresh juice tanpa gula yang juga selalu mereka tawarkan kepada pelangganan. Pilihannya juice nya banyak banget.

Biasanya berdampingan dengan gerobak mie ayam ini ada tukang sate dorongan. Enak? Bangets. Pilihannya adalah full daging ayam, khusus kulit ayam, atau campuran daging-kulit-telor muda. Nah pilihan terakhir ini yang laris banget. Kalau terniat pengen merasakannya berarti harus duluan setor muka.

Selain kedua pilihan diatas, banyak juga abang-abang penjual nasi uduk yang berdagang dengan box yang ditaruh di belakang motor. Antriannya lumayan. Opsi lauknya juga banyak. Biasanya ditaruh di dalam kotak plastik transparan dan dijaga dengan baik dari debu dan kotoran.

Ini baru paginya ya. Kalau malam pemandangannya beda lagi. Street food nya jauh lebih banyak dan sangat membangkitkan rasa.

Awalnya nongkrong di salah satu warung tenda disini ingin saya lakukan setelah puas bereksplorasi di Sarinah.

Tapi gagal karena lautan manusia yang berjubel hampir di setiap warung tenda. Padahal saya ngiler banget pengen nyoba sate yang sudah ada di seputaran Sabang sejak saya masih SD. Harum dan asapnya menguasai udara yang ada di sekitarnya. Ada juga nasi goreng dengan berbagai campuran yang sungguh menggoda jiwa. Proses masaknya pun berdenting-denting, dengan wajan yang dihantamkan dengan spatula.

Masakan dari berbagai daerah juga ada disini. Pilihannya bakal bikin kita bingung.

Semua menggoda. Jadi kalau nginap di seputaran Sabang, Wahid Hasyim, Thamrin dan sekitarnya, opsi menikmati street food di area ini, bisa jadi pilihan yang tepat dan mengasikkan. Siapkan lambung yang luas dan gampang melar supaya bisa celamitan menikmati semua jajanan yang ada. Lupakan diet untuk sementara ya.

Kalau streetfood tidak masuk dalam selera atau ingin menikmati suasana yang berbeda (baca: ala Mall, cafe dan sejenisnya), rumah makan dengan ruangan AC banyak sekali tersebar di sepanjang Wahid Hasyim, Sabang, Sarinah, Grand Indonesia, Plaza Indonesia dan beberapa yang ada di gedung berdampingan dengan Sarinah. Coba aja buka Google Maps, hakul yakin bakal bingung sendiri mau milih yang mana. Pun saat kita pengen delivery karena lebih memilih stay di dalam kamar hotel. Surga pilihan kuliner lah pokoknya.

Selain urusan kuliner, Stanley Boutique Hotel, akomodasi bintang 3 yang strategis di ring 1 ibukota ini, juga berlimpah dengan pusat belanja. Kalau berkenan jalan kaki sekitar 1km, kita bisa ngemall ke Plaza Indonesia dan Grand Indonesia. Yang terdekat ya itu, ada Sarinah, Djakarta Theatre, bahkan Tanah Abang (pkl. 10:00 – sekitar menjelang maghrib).

Ingin berwisata sejarah juga ok banget. Yang tinggal di daerah yang ingin menikmati wisata Jakarta, menginap di Stanley Boutique Hotel, kita bisa jalan kaki ke Monas, Museum Gajah (Museum Nasional), Perpustakaan Nasionial. Atau bersengaja naik kendaraan dan menikmati sekian banyak bangunan-bangunan lama yang ada di seputaran Cikini dan Menteng.

Asik kan?

STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
hidangan sarapan yang menyelerakan
STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
sajian sarapan yang menyelerakan
STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
sajian sarapan yang menyelerakan
STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
salah satu sudut istagenic di dekat lift. lukisan bunganya matching dengan busana yang saya kenakan ya. jadi jangan sampai dilewatkan berfoto disini
STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
berbagai lukisan yang dipasang di lobby lounge
STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

70 thoughts on “STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta”

  1. Ka Annie tos dulu kita,aku termasuk yang suka self service daripada dilayani.Jarang ya breakfast di hotel dilayani waiter. Positifnya di masa pandemi seperti sekarang ini makanan kalau diambil berlebihan sayang terbuang. Tetapi entahlah, beberapa orang jika saya lihat baik itu di pesta ambil sendiri secukupnya agar tidak terbuang. Kalau diambilin agak jengah juga ya.
    Sepertinya aku pernah lewat deh Stanley Boutique Hotel karena sampingan Bakmi Toko Tiga ya. Cuma gak engeh aja. Ini Hotel namanya keren, seperti namanya khas orang Manado.Ha…ha…ha…ngelantur deh si Dennise

    Reply
    • Nah itu dia Kak Dennise. Saya biasa mandiri soalnya. Jadi riweh juga kalau harus dilayani sana sini. Kita juga kan jadi gak bebas milih ya hahahaha.

      Ya Kak, Banyak banget hotel/akomodasi bintang 3 yang ada di Wahid Hasyim. Apartemen juga ada. Komplit pokoknya. Saking lamanya, saya baru tahu kondisi ini.

  2. Ya ampun desain interiornya bagus banget bu buat foto-foto nyaman dan bersih pulak temptnya ..jadi pengen staycation juga ama keluarga di sini..segera deh saya jadwalkeun buat libur lebaran hehehe

    Reply
    • Enaknya tuh kalau staycation disini, gampang kemana-mana dan banyak tempat-tempat asik buat dikunjungi. Apalagi untuk urusan kuliner.

  3. solusi cerdas untuk warga Bandung yang pingin jalan2 ke Jakarta

    daripada bingung PP atau malah tidur di rumah kerabat yang jaraknya jauh

    mending cari penginapan seperti Stanley Boutique ya?

    Reply
    • Setuju Mbak Maria. Apalagi ini benar-benar di tengah kota. Transport, makanan dan hiburan gampang. Lengkap banget

  4. Duh kamarnya nyaman banget dah, kerasa banget comfy nyaaaa :D
    Trus makanannya bikin lapar banget, untung aja baca ini pas malam-malam, hahaha.

    Btw salah fokus ama sandalnya Mba Annie, cantik warnanya, dan look sooo comfy, jadi mupeng :D

    Reply
    • Warnanya adem ya Mbak. Jadi terasa nyaman di dalam.

      Waahh itu sepatu sebenarnya. Saya beli di Bandung dan nyaman banget dipakainya. Simpel, rekat dan tidak panas. Saking senengnya, setiap pergi selalu pakai sepatu yang ini. Yang lama terus langsung dilupakan hahahaha.

  5. Padat baget acaranya selama menginap di Jakarta mba.
    Akan tetapi melihat tempat istirahat yang menyenangkan seperti ini di Stanley Boutique, acara menjelajahnya makin tambah semangat krn sudah istirahat dgn nyaman.

    Reply
    • Iya. Makanya saya memutuskan untuk stay di Jakarta. Kalau harus bolak balik Jakarta – Cikarang – Jakarta dan membayangkan kemacetannya, rasanya segen banget. Yah sekalian vacation kecil-kecilan aja.

    • Iya ya. Saya juga tetiba teringat saat sarapan di salah satu hotel di Bandung. Ada pembatasan agar para tamu tidak berkerumun.

  6. Aku udah lamaa banget engga staycation, apalagi di pusat Jkt.
    soale kalo ke Jabodetabek, biasanya aku nginep di Pamulang, TangSel, rumah adek iparku.
    Kayaknya seruuu nih kapan2 bisa ajak kluarga besar utk cuss ke sini.

    Reply
    • Pamulang lumayan jauh juga dari Jakarta. Sama kek Cikarang kalo gak salah. Kapan ke Jakarta jangan lupa kabari aku ya Nur. Siapa tahu kita bisa ketemuan.

  7. Wah, asiknya menghadiri INACRAFT ya mba, banyak pasti karya-karya kreatif disana. Hmm, sambil menghadiri acara tetap bisa nikmati santai di hotel tentu semakin menyenangkan donk. Bintang 3 sekali pun kalo beri kenyamanan ya buat betah hotelnya nih.

    Reply
    • Alhamdulillah akhirnya. Setelah tiarap 2 tahun, INACRAFT bisa diadakan lagi. Pengunjung juga lumayan membludak. Yang tadinya disiplin menerapkan prokes dengan membatasi pengunjung lewat reservasi kedatangan, ternyata EO membuka pendaftaran on the spot. Jadi saya tidak berlama-lama di dalam. Masih takut dengan kerumunannya.

  8. Alhamdulillah setelah pandemi melandai hotel-hotel sudah menggeliat kembali ya walaupun layanan belum se ceria seperti sebelumnya, jadi kangen main² ke hotel lagi hehe

    Reply
    • Betul banget. Kegiatan staycation sekarang mulai naik lagi. Meskipun baru dipenuhi oleh tamu-tamu domestik. Semoga pandemi segera punah ya Mbak Emma. Kita jadi nyaman untuk beraktivitas seperti biasanya lagi.

  9. Itu sih bukan sarapan minimalis lagi, sebanyak dan selengkap itu … Enak enak lagi pastinya. Bintang tiga tapi kalau buat saya wah udah lebih dari mewah. Maklum biasa kondisi di pedesaan hehehe

    Reply
    • Iya Teh Okti. Hal ini saya bandingkan dengan hotel-hotel lain yang setara sesuai dengan pengalaman saya aja. Semoga suatu saat Teh Okti dan keluarga bisa main dan staycation di Jakarta ya.

  10. Daku menganggap Bu Annie iya orang Jakarta, hihi. Eh ternyata udah jadi orang Cikarang yak.
    Sepupu daku ada yang tinggal di Cikarang.
    nanti pan kapan daku silahturahmi ke sana, bisa nih calling² Bu Annie buat meet up, eeaaa

    Reply
    • Hahahaha. Sejak anak sulung berusia sekitar 1tahun, saya pindah ke Cikarang. Mendekati kantor biar umur gak habis di jalan Fen. Capek banget kalau tiap hari harus PP Cikarang-Jakarta. Kabarin ya kalau main ke Cikarang. Saya tunggu.

  11. hotel di jakarta itu selalu bikin iri dengan harga dan layanan hehe… menu sarapa minimalis ini bagusnya ndak bikin kalap mata buat ambil banyak makanan.

    kalau udah di pusat kota enak buat jalan. aku pun pengen ke sarinah lihat abis renovasi :D

    Reply
    • Wajib Ded jingok Sarinah lagi. Belakangan cafe-cafe dan exhibitors di SARINAH mulai banyak. Asik nongkrong disini pastinyo. Kabari ye kalau pas ke Jakarta.

  12. Sejak baca buku Mbak Annie jadi terinspirasi banget sama Mbak Annie. Pengen bisa jalan-jalan bebas menikmati hidup. Mbak Annie, aku tunggu di Lampung ya

    Reply
    • MashaAllah. Terimakasih untuk complimentnya Desi. InshaAllah jika ada kesempatan, umur dan rezeki, saya ingin juga berkunjung lagi ke Lampung.

  13. Hotelnya khas warnanya, ini ada referensi hotel bintang tiga di kota Jakarta yang menawarkan promo tentunya akan menarik pengunjung. Membaca ulasan bu Annie jadi update info.he he

    Reply
    • Kuy dicatat nama hotelnya. Siapa tahu ada kesempatan main dan ngiderin Jakarta. Hotel ini strategis banget kemana-mana.

  14. Hotel yang berada di dalam kota selalu menarik buat dikunjungi, apalagi kalo bisa staycation sama keluarga. Dilihat dari fotonya keknya menu makanannya sangat menggiurkan. Auto ngajak anak2 staycation nih

    Reply
    • Dicatat, Siapa tahu punya kesempatan untuk menginap di pusatnya Jakarta. Tempatnya strategis dan banyak sarana hiburan yang menyenangkan.

  15. Baca ini, saya jadi ingat pernah makan mi ayam pangsit di depan hotel mewah. Kok enak banget. Hihihi.
    Kadang ada hotel bagus yang seperti nyempil gitu ya. Papannya tertutup pepohonan. Baca aja rasanya ikut senang lihat ambiance di hotel itu.

    Reply
    • Hahahahaha iya Mbak Nanik. Padahal lebih asik ngambil sendiri ya. Porsinya bisa disesuaikan dengan keinginan kita

  16. Buka puasa bersama di hotel sekarang sudah mulai diadakan ya bu…Senang banget karena bisa kumpul bareng keluarga lagi. Kalau di Jakarta banyak pilihan hotel untuk all you can eat ya Bu. Dari foto ini terlihat Stanley Boutique Instagrammable banget untuk foto. Desain interior cakep abis sih menurut saya

    Reply
    • Betul banget. Kelebihan utamanya adalah lokasinya. Dari hotel ini kita gampang kemana-mana. Banyak area wisata yang gampang diraih. Wisata kulinernya juga asik dan banyak pilihannya.

  17. Kebetulan saya mau ke Jkt bareng keluarga bulan September nanti. Ini cocok bgt sptnya STANLEY Boutique Hotel, sbg akomodasi Bintang 3, apalagi lokasinya Strategis di Pusat Kota Jakarta, pengen foto kekinian di tpt2cakep di JKT hehe

    Reply
    • Kalau di tengah pusat kota gini enak ya, lokasinya strategis, memudahkan banget untuk ke mana-mana, terlebih menu sarapannya menggoda banget.
      Dan iyes, kalau mau foto-foto cantik di seputaran situ, jadi mudah :)

    • Walaupun Stanley Boutique Hotel termasuk golongan hotel bintang tiga tetapi sepertinya tempatnya nyaman ya mbak. Apalagi dengan lokasi yang sangat strategi di pusat kota Jakarta. Jadi kemana-mana kan bisa lebih deket.

    • Nah boleh banget tuh Bang Sani. Gak menyesal deh nginap disini pokoknya. Banyak obyek wisata yang bisa diraih dengan jalan kaki. Eksplorasi kulinernya juga banyak.

  18. Selamat malam kak Annie.
    Aku pernah lewati Stanley Boutique Hotel. Tempatnya ada di sebelah kiri kalau dari Gondangdia. Unik sekali nama hotelnya. Dan lokasinya strategis. Ke Sarinah jalan kaki bisa. Malam cari kulineran juga banyak. Bisa jadi referensi menginap nih kalau ada saudara dari daerah untuk wisata kelililing di Jakarta.

    Reply
    • Betul banget Kak Dennise. Dari hotel banyak tempat-tempat wisata yang bisa diraih dengan cara jalan kaki. Termasuk wisata kuliner. Apalagi sekarang kan ada SARINAH. Wah htambah asik keliling-keliling di area ini.

  19. wah iya tahun ini digelar INACRAFT 2022 ya?

    kalo tahun depan pengen ke Inacraft, kayanya saya tidur di Stanley ah

    hotel yang bikin betah, jangan jangan saya gak mau balik ke Bandung :D

    Reply
    • Iya ya, Ambu.
      Lokasi untuk foto-foto tjantiknya juga banyak, menu sarapan juga menggoda selera.
      Stanley Boutique Hotel cocok untuk tempat menginap kalau mau menjelajah Jakarta krn lokasinya strategis banget.

    • Iya Mbak. Tahun in INACRAFT sudah mulai aktif kembali. Hotelnya sungguh bikin betah. Lokasinya strategis. Banyak hiburan/tempat wisata dan jelajah kuliner.

  20. Aku suka deh setiap kali mbak Annie review staycation terutama bagian menu makanannya aihh menggugah selera 😋 melihat itu bawaannya pengen ambil sendok wkwkwkk

    Reply
  21. Masya Allah baca tulisan mba Annie jd pgn balik ke Jakarta. ternyata masih banyak tempat yg blm sy singgahi.
    noted next mau ke beberapa tempat, mau liat Sarinah dengan wajah barunya yg blm kesampaian sm main ke area Senayan ah

    Reply
    • SARINAH tuh wajib kunjung Mbak Ria. Dari terakhir saya berkunjung, kabarnya SARINAH sudah jauh lebih keren lagi. Biar puas jalan-jalannya, termasuk ke beberapa tempat wisata lainnya, memang lebih klop kalau sekalian nginep di STANLEY ini Mbak. Strategis dan bisa nikmati wisata kuliner yang ada di sekitaran Jakarta Pusat.

  22. Pas nian aku baco tulisan ayuk ini sehabis baco postingan kawan-kawan di IG tentang Jakarta, dalam rangka ultah DKI Jakarta. Jadi pas baco 6 alasan ayuk main ke Jakarta ini, beraso sedang ikut menyemarakkan hari ultah Jakarta :D

    Dulu sempet jadi warga DKI jugo, ber-KTP DKI Jakarta bagian selatan, sebelum beli rumah dan pindah di BSD. Tapi dak sibuk jelajah2. Pas udah pindah lamo ke BSD baru mau jalan-jalan dan jajan-jajan :D

    Walaupun JKT tuh cak jauh nian karena beda provinsi, Banten, tapi Jakarta itu nempel nian samo Tangsel. Keluar BSD lewat tol 10-15 menit bae sudah masuk Jaksel atau Jakbar :))

    Trims info hotelnyo yuk, biso jadi rekomendasi.

    Reply
    • Tangsel memang relatif lebih dekat ke Jakarta yo Rien. Akses ke Jakarta nya juga lebih banyak. Beda dengan Cikarang. Cuma Tol Cikampek yang jadi satu-satunya akses yang memadai.

    • Iya. Lokasinya pun strategis meski secara lahan ukurannya kecil. Tapi memang di seputaran sini tuh lahan memang kecil-kecil. Naaahh tempat ngududnya emang asik tuh mbak Dhenok. Jadi kapan kita ngumpul? Sesama ahli hisab hahahaha

  23. Hampir separuh hidup aku pun pernah tinggal di Jakarta, baru beberapa tahun ini resmi di Kabupaten Bogor. Dari sini Jakarta tuh dibilang deket tapi jauh, harus naik kereta supaya gak macet, hehe. Btw, pilihan hotelnya menyenangkan ya, walau tadi dibayangan saya kelas 3 tuh gimanaa gitu, eh ternyata tetep sebagus dan senyaman itu..

    Reply
    • Sama dengan saya Mbak Lia. Tampaknya deket tapi ternyata waktu tempuhnya lama. Di Bogor masih mending. Keretanya lancar jaya. Stasiun kereta Cikarang tuh jauh beud dari rumah saya. Bisa sejam sendiri untuk kesana. Makanya jadi saya gak pernah nai kereta dari Cikarang untuk ke Jakarta. Mending naik bis yang pangkalannya deket rumah.

  24. Kalau pakai KRL bisa dilalui semua sih, jadinya dari stasiun Cikarang turun di Sudirman, terus kelalang-keliling lanjut dengan Trans Jakarta dari Halte Dukuh Atas. Cuma ya jadinya umpel²an dengan penumpang hehe.

    Reply
  25. Lihat foto-foto di atas, kalau gak diinfokan di tulisan, saya gak bakal nyangka kalau ini tuh hotel bintang 3. Kinclongggg dan mewah banget kelihatannya. Malah mikirnya bintang 5 nih.

    Reply
    • Perawatan properti nya memang jempolan. Keramik-keramik lantainya kinclong banget. Jadi saat masuk area lobby memang langsung mengesankan seperti hotel bintang 5

  26. Beberapa tempat yang disebutkan Mbak Annie, belum saya datangi padahal jadi warga Jakarta sudah 15 tahun. Memang begitu ya kadang, yang dekat belum dikunjungi yang jauh disamperin. pernah lewat depan Hotel Stanley. Lumayan untuk harga sekian. Dan foto-fotonya Mbak Annie yang bikin tambah bagus penampakan hotelnya :)
    Oia, pengalaman nginep saat pandemi, memang dilayani sih sama petugas hotel, prokes mungkin ya..biar sendok ga dipakai gantian sama tamu, cuma petugas yang pegang. Waktu acara event blogger di resto uga gitu, prasmanan tapi ada petugasnya.

    Reply
    • Sering banget terjadi begitu ya Mbak Dian. Waktu saya tinggal di Bali, teman-teman dari Jakarta yang suka datang tuh lebih tahu banyak tempat-tempat wisata ketimbang saya yang disana. Jadilah berasa punya banyak utang pengen kesana-kemari setelahnya hahahaha.

      Iya Mbak. Saya juga berpikir begitu. Sepertinya memang alasan prokes lebih tepat.

  27. Wah ini hotel bintang 3 tapi sudah cakep banget ya mbak
    Fasilitasnya oke, Ida gitu banyak spot instramable nya ya
    Bisa bikin banyak foto kece klo menginap di Hotel Stanley ini

    Reply
    • Kelebihan utamanya itu adalah lokasi Mbak Dian. Dekat dengan banyak destinasi wisata Jakarta. Terutama SARINAH yang sekarang sedang jadi pembicaraan.

Leave a Comment