Berwisata Seru di Senayan Park Jakarta

Perut masih kekenyangan saat saya beranjak menuju Senayan Park yang berlokasi persis disamping stasiun pusat Televisi Republik Indonesia (TVRI). Makan siang kepagian di KFC Naughty by Nature barusan sempat membuat saya ingin ngukur kasur sesegera mungkin. Tapi masalahnya kalau check-in duluan di hotel yang berada di Wahid Hasyim, berarti saya harus memutar arah untuk bisa sampai ke Senayan Park.

Jadilah akhirnya dari area Senopati saya langsung cus meluncur ke area Senayan yang hanya berjarak tak lebih dari 5km.

Mau kemana kali ini? Ke SENAYAN PARK kawan. Tepatnya ke SKYWALK yang fotonya sedang banyak bersliweran di banyak media sosial. Membayangkan bakal mendapatkan foto-foto seru dan berkesan disini, saya pun semangat mengalahkan kantuk yang sudah tidak sopan hampir merusak suasana dan rencana.

BACA JUGA : KFC Naughty by Nature.Asupan Cepat Saji Berkualitas, Berkuantitas dan Berkelas di Senopati Jakarta

Lokasi dan Sejarah Senayan Park

Seluruh warga Jakarta pasti tahu persis daerah Senayan. Tempat dimana banyak sentra fasilitas umum yang begitu populer dimata masyarakat. Selain TVRI pusat, ada Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Convention Centre (JCC) yang sering digunakan untuk pameran-pameran berskala nasional dan internasional. Beberapa hotel mulai dari bintang 4 hingga bintang 5 (seperti Harris Suites yang bergabung dengan FX Mall, Sultan Hotel and Apartment, Mulia Senayan Hotel, dan lain-lain) pun ada di seputaran Senayan. Lalu ada 2 pusat perbelanjaan kelas atas yaitu Senayan City Mall dan Plaza Senayan.

Dan yang paling utama di seputaran Senayan adalah sebuah tempat yang luas dan megah yaitu GEDUNG DPR/MPR. Tempat dimana rakyat Indonesia menggantungkan harapan kepada semua wakil rakyat.

Di salah satu lahan yang cukup besar yang menghubungkan Senayan dengan GEDUNG DPR/MPR serta Slipi, dulu ada sebuah restoran dan lahan bermain atau berwisata yang dikenal dengan nama TAMAN RIA SENAYAN yang didalamnya terdapat restoran seafood PULAU DUA. Nah Taman Ria Senayan inilah yang kemudian berubah menjadi SENAYAN PARK MALL. Sementara resto NUSA DUA masih beroperasi seperti biasa.

Yang lahir di era saya dan sekarang berusia 50-an serta tinggal di Jakarta, pasti tahu persis Taman Ria Senayan ini. Sebelum Jakarta Fair diadakan di Kemayoran, tempat ini menjadi pelopor dilaksanakannya event tahunan dalam rangka ulang tahun Jakarta tersebut. Dan karena kebutuhan tempat yang lebih luas, Jakarta Fair dipindahkan ke Monas, baru setelah itu berakhir di Kemayoran hingga saat ini.

Pernah juga jadi pusat kegiatan teater dan beragam hiburan. Nama besar SRIMULAT juga pernah hadir tampil disini. Satu kelompok entertainment, khususnya lawak, yang di masa itu sedang berkibar namanya. Mereka ini selalu tampil di satu panggung megah yang kemudian direkam dan disiarkan oleh TVRI. Sepertinya sih pemilihan tempat ini dilatarbelakangi oleh efisiensi dan efektivitas kerja TVRI sebagai satu-satunya channel televisi di tanah air.

Jadi Taman Ria Senayan ini memorable banget pada masanya.

Karena sudah tidak digunakan dengan bermunculannya banyak tempat hiburan lain yang sudah modern, lokasi Taman Ria Senayan ini sempat terlantarkan dan ditutup dalam waktu yang cukup lama. Hingga akhirnya di Agustus 2020 yang baru lalu, berubah menjadi Senayan Park atau sebutan kerennya adalah SPARK.

Perubahannya juga gak main-main loh menurut saya. Selama nyetir menuju mall ini, sebuah gedung yang konseptual, gagah dan megah sudah terlihat dari kejauhan. Terutama di bagian atapnya. Dan lebih menarik lagi saat kita sudah tiba di roof top nya.

Saat saya tiba, saya sampai di pintu masuk ke-2 yang mengarahkan mobil untuk berbelok ke kanan dan parkir di sebuah tempat di sisi terujung mall. Ada juga 1 pintu masuk sebelum mencapai gedung. Pintu ini mengarahkan pengunjung untuk parkir di area terbuka (open space). Kondisinya tidak ramai jadi saya tidak mengalami hambatan sama sekali untuk parkir disini.

Menjelajah Senayan Park

Tak jauh dari tempat parkir, saya langsung bertemu dengan sebuah outlet mini berbentuk rumah putih dengan beberapa sisi yang terbuat dari kaca. Namanya RAW PET GOURMET. Perpaduan warna merah putih dan gambar-gambar di kaca langsung menandakan bahwa rumah kecil ini berhubungan dengan hewan peliharaan, khususnya anjing. Dari spanduk yang terpasang di dekatnya, tempat ini mengadakan rescue dan tawaran adopsi untuk beberapa hewan peliharaan yang diserahkan kepada mereka. Salah satu kegiatan amal yang patut diapresiasi. Dan eh karena tempatnya menarik, saya minta ijin untuk berfoto disini.

Tadinya saya berpikir bahwa SKYWALK yang jadi jargon wisata serunya Senayan Park akan langsung terlihat dari tempat kami berdiri. Tapi ternyata tidak. Skywalk ada di roof top Senayan Park dan tidak terlihat dari bagian bawah mall. Informasi ini saya dapatkan dari petugas kebersihan yang tampak ramah menjawab pertanyaan saya.

Menelusuri sisi luar mall (bagian belakang) yang sungguh besar ini, saya menemukan jejak-jejak lama dari Taman Ria Senayan. Danau, pohon-pohon besar dan penghijauan yang tersebar disana-sini menyempurnakan green concept yang tetap dipertahankan oleh Senayan Park. Atau bisa jadi mempertahankan penghijauan di area ini adalah salah satu syarat dari pemerintah yang diberikan kepada investor untuk mendirikan dan mengelola Senayan Park.

Sebelum memutuskan masuk ke dalam mall, saya terpaku dengan satu sudut cantik berupa dermaga kayu yang full decorated dengan bunga-bunga tulip artificial yang tersusun rapi berwarna-warni. Keindahannya juga dilengkapi dengan beberapa bangunan kayu berupa ayunan, perahu, dan dudukan. Semua dipoles dengan warna-warna terang sehingga mudah terlihat dari kejauhan. Istagenic maksimal. Wisata photography yang tentunya mengikuti selera kekinian publik yang selalu update di media sosial. Plus tentu saja menjadi jembatan promosi gratis bagi Senayan Park.

Di dekatnya juga, saat itu, sedang diadakan sebuah pameran atau acara yang diselenggarakan oleh sebuah radio ternama di ibukota. Untuk menuju venue dari event ini ada sebuah jembatan merah dengan sentuhan rancang bangun ala Jepang yang menghubungkan para pengunjung ke tempat acara. Di bawah mengalir tenang sebuah parit besar (atau bisa juga disebut sungai kecil) yang menjadi bagian dari danau di bagian belakang mall.

Saya menghabiskan banyak waktu untuk berfoto di dermaga ini. Selain karena harus mengantri dengan sekian banyak orang, rasanya sayang untuk melewatkan tempat yang seru, cantik di banyak sisi dan instagramable untuk direkam lewat lensa kamera.

BACA JUGA : Beranjangsana ke Cagar Budaya Legendaris Metropole Megaria Jakarta

Dari arah kedatangan tadi, saya bisa melihat kalau di lantai dasar Senayan Park, berbagai kegiatan perdagangan sudah tampak aktif terjadi. Selain beberapa restoran, saat saya berkunjung ada beberapa jenama otomotif yang sedang memperkenalkan produk barunya. Untuk hitungan masa pandemi, jumlah pengunjung saat itu lumayan banyak. Tapi karena mall nya lumayan luas, kepadatan pengunjung tidak terlalu terlihat.

Tak ingin berputar-putar tak jelas sampe gempor, saya kembali bertanya kepada salah seorang petugas kebersihan yang sedang asik membersihkan lantai di ground floor. Dari si Mbak inilah akhirnya arah menuju Skywalk bisa tergambarkan lebih jelas lagi. Saya harus mencapai lantai 1 lalu masuk Skypark lewat TIMEZONE. Ah. Gampang banget.

Saya memutuskan untuk naik menggunakan eskalator ketimbang lift. Tujuannya adalah agar bisa mengetahui tenant apa saja yang sudah menempati ratusan gerai yang disediakan oleh Senayan Park. Ternyata hanya di lantai dasar yang hampir seluruhnya beroperasi. Di lantai-lantai berikutnya atau diatasnya, hanya ada beberapa outlet yang buka. Sebagian besar sih resto. Termasuk SOLARIA yang posisinya berdampingan dengan Timezone.

Awalnya saya berpikir bahwa tiket masuk ke Skywalk dijual di Timezone. Tapi ternyata tidak. Lahan fun and games entertainment ini hanya berfungsi sebagai jalur masuk untuk mencapai Skywalk. Tapi gara-gara bertanya tentang HTM ke petugas kasir Timezone lah saya jadi tahu bahwa Skywalk baru akan dibuka pkl. 15:00 wib (hanya beberapa menit setelah saya sampai) dan setiap pengunjung wajib membawa struk belanja senilai Rp 50.000,- dari outlet manapun di Senayan Park, sebagai tiket masuk. Dan itu hitungannya ber grup ya. Bukan per orang.

Karena saya belum bertransaksi apapun sama sekali dan segan keluar lagi untuk berbelanja, Fiona, anak saya, akhirnya membeli atau mengisi saldo Timezone. Dari sinilah kami mendapatkan lembaran transaksi keuangan yang bisa menjadi tiket untuk masuk Skywalk. Struk ini ditunjukkan kepada petugas yang ada di titik awal tangga menuju liukan skywalk yang sangat seru dan menantang.

OK. Let’s go.

BACA JUGA : Museum Nasional Indonesia (Museum Gajah). Kantung Peninggalan Sejarah Terbesar di Tanah Air

Tak butuh waktu lama untuk saya mengagumi skywalk yang kokoh ini.

Tiang-tiang besi solid, pijakan-pijakan yang juga terbuat dari besi, serta jalan setapak yang terbuat dari kayu tebal (kalau tidak salah sih kayu Sonokeling) diwarna merah oranye dan ada beberapa bagian yang diberi lantai berumput sintetis. Semua terpasang dan tersambung begitu erat dan kuat tanpa celah yang memungkinkan orang untuk melompat. Satu pertanda yang memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan pengunjung. Tapi akan lebih baik lagi jika disediakan juga petugas keamanan yang berjaga di beberapa sudut. Setidaknya 2 orang lah ya.

Diantara 3 area yang berbentuk bulat , ada beberapa jalur turun naik yang menghubungkan kedua sisi ujung dan lingkaran bagian tengah yang diberi spot foto dengan tulisan I LOVE I D. Kalau saya tidak salah I D disini diterjemahkan sebagai INDONESIA. 2 huruf identifikasi negara kita yang juga dipakai saat kita membangun sebuah link website atau domain.

Di salah satu titik terujung dipasang glass floor. Tidak banyak sih tapi cukup menguji nyali karena posisinya berada di salah satu tempat berdiri yang cukup tinggi. Herannya untuk sekali ini mental saya tercabar. Gak punya keberanian untuk berfoto disitu. Ah cemen.

Tapi meski sempat ciut berusaha berpose di atas glass floor, saya menelusuri skywalk dari ujung ke ujung, mengambil foto di hampir setiap sudut, serta menikmati setiap keseruan yang hadir di tempat yang menantang ini. Di satu sudut ketinggian saya menikmati pemandangan lapangan biru milik GBK yang rada merusak hasil foto. Warna lapangannya yang biru itu terasa kurang sinkron dengan dominasi hijau yang terlihat dari atas.

Di satu titik lainnya lagi, saya bisa berfoto dengan latar belakang sederetan gedung jangkung yang berada di seputaran Thamrin dan Sudirman. Gedung-gedung mungkin belum sepadat dan sebanyak gedung pencakar langit yang ada di Hong Kong. Tapi bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun kedepan, saat kembali ke skywalk ini, akan ada lebih banyak bangunan-bangunan jangkung yang berdiri dan terlihat dari kejauhan.

Waktu mulai beranjak lebih sore, saat saya melangkah kembali ke tangga dimana saya datang tadi. Pengunjung mulai menumpuk disana-sini dan tampak barisan pengantri yang mulai mengular. Beruntungnya saya datang lebih awal. Jadi bisa mengambil foto tanpa noise sekumpulan orang yang mungkin saja cukup mengganggu hasil foto itu sendiri.

Mau berwisata seru di Jakarta? Senayan Park bisa jadi salah satu opsi yang tepat.