Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Kemplang berbentuk hati yang begitu menggoda

Jajan, jajan dan jajan. Makan, makan dan makan.

Begitulah kerjaan saya selama pulang kampung ke Palembang. Puas-puasin jajan dan makan. Entah itu di warung, resto, bahkan saat berkeliling ke rumah sanak saudara yang berlokasi di berbagai penjuru kota. Lupakan timbangan. Gak usah sutris lihat jarum timbangan santai bergeser ke kanan.

Untuk urusan bertamu ini saya membiasakan diri untuk janjian dulu. Supaya tuan rumah tak merasa terganggu dan saya bisa bertamu sesuai dengan waktu yang membuat mereka nyaman. Termasuk memberikan kesempatan kepada mereka untuk bersiap-siap dengan sajian yang membayar kangen sang diaspora yang jarang pulang kampung seperti saya.

Ada “modus” numpang makan di balik itu (tutup muka pakai baskom). Tapi yang namanya di Palembang, apalagi ke rumah saudara, rasanya gak pernah deh saya tidak dijamu. Meski bukan berupa sajian menu lengkap di meja makan, setidaknya selalu ada pempek dan kemplang. Dua jajanan yang selalu jadi favorit saya disamping pindang ikan yang jadi juaranya.

Baca Juga : Nikmatnya Pindang Patin Pegagan di Rumah Makan Terapung Mbok Yah Palembang

Sekilas Tentang Pempek

PEMPEK ya. Bukan EMPEK-EMPEK.

Sering banget nih publik salah menulis dan mengucapkan. Kesalahan tulisan dan ucapan ini terjadi pada saudara kita dari suku Sunda yang terbiasa mengulang kata, baik untuk nama maupun menyebutkan benda. Contoh soal terdekat adalah ipar-ipar saya yang memang urang Sunda. Setiap ketemu selalu nyebutnya empek-empek. Dan saya dengan sabar selalu melakukan revisi. Bahkan kadang sering tidak saya indahkan karena terlalu sering salahnya (ngakak). Gemes deh.

Keduanya punya arti yang berbeda jauh sebenarnya.

Pempek jelas adalah tentang makanan olahan ikan khas Palembang. Sementara empek adalah sebutan untuk orang yang sudah sepuh yang berasal dari kata atau senada dengan sebutan apek. Biasanya digunakan untuk kakek atau nenek berdarah Tionghoa.

Beda banget kan?

Pempek sendiri, kalau bisa saya sombongkan, sudah menjelajah ke seluruh dunia. Beberapa kali menghadiri event Indonesian Day dan sejenisnya di luar negeri, pempek seringkali jadi pilihan sajian dalam acara-acara tersebut. Selain sate, gudeg dan aneka nasi goreng, pempek biasanya turut dihadirkan. Dan itu laris banget. Banyak penggemarnya di luar negeri sana.

Pernah loh saya menikmati pempek saat mengikuti Indonesian Festival di Hongaria, Budapest. Saat itu saya diundang oleh ITPC Budapest untuk menampilkan jewelry handmade dibawah jenama perhiasan saya FIBI Jewelry. Ada seorang diaspora, meski bukan berdarah Palembang, membuat pempek dengan rasa yang patut diacungi jempol. Gak cuma orang Indonesia yang hadir saat itu dan sangat menikmati rindu kuliner khas nusantara, tapi juga orang-orang setempat yang semangat untuk mencicipi.

Di luar negeri, bahasa kerennya adalah fish cake. Kue yang terbuat dari atau berbahan dasar ikan. Dan itu bukan cuma dari Palembang atau Indonesia saja. Banyak negara-negara lain di Asia yang mempunyai fish cake. Hanya bentuk dan penamaan khasnya saja yang berbeda.

Lalu apa kekhasan pempek dibanding dengan fish cake dari negara lain?

Cuka atau cuko nya. Beberapa orang menyebutkannya sebagai saus. Saus encer lebih tepatnya ya.

Cuko ini berwarna hitam kecoklatan yang terbuat dari campuran gula merah, udang ebi, cabe rawit tumbuk, bawang putih dan garam, lalu dilarutkan kedalam air putih yang sudah dididihkan. Untuk mencapai rasa yang ternikmat, gula merahnya ini biasanya khas diproduksi di Palembang. Kualitas manisnya juga unik, berbeda dengan gula merah lainnya.

Melengkapi cuko ini biasanya pempek disajikan dengan potongan timun dan mie kuning. Pempek nya sendiri saat disajikan bisa digoreng atau hanya dikukus saja. Kalau saya sih lebih memilih yang dikukus karena lebih nikmat dan rasa ikannya lebih terasa. Leher pun tidak seret karena efek minyak dari gorengan.

Pempek juga banyak variasinya. Banyak banget. Ada pempek telor kecil, adaan, lenjer, keriting, pempek pistel, pempek panggang (Tunu), pempek kulit dan lain-lain. Tapi yang paling populer dan lebih dikenal masyarakat luas adalah pempek kapal selam. Pempek isi telor dengan ukuran yang lebih besar dari jenis yang lain. Ada juga pempek kapal selam versi kecilnya. Seringkali disebut pempek telor/telur saja.

Favorit saya adalah pempek pistel isi pepaya/kates (dalam bahasa Palembang) muda dan pempek kulit. Pempek pistel ini jarang banget ada. Karena katanya gampang basi. Pempek kulit pun gak semuanya sama. Tapi yang saya sukai adalah yang rada tipis. Tipe yang begini tuh biasanya digoreng garing/crispy. Tanpa cuko pun rasanya tetap enak meskipun visualnya hitam legam.

Pempek Beringin

Kalo sudah di Palembang, banyak banget pilihan warung dan resto yang menyajikan pempek. Karena kesukaan saya lebih pada pempek pistel dan kulit, favorit saya tuh adalah Pempek Beringin. Kenapa? di Pempek Beringin pempek pistelnya semog-semog dengan isian pistel yang padat dan banyak, bumbu pistelnya juga lebih berasa dan nendang. Rasanya beda deh dengan pistel di tempat lain.

Counter dan oulet nya juga banyak. Tersebar di beberapa area strategis di Palembang. Ada di daerah Sayangan, Jl. Radial, di Jl. R. Sukamto, PTC (Palembang Trade Centre), di Hotel Amaris, Jl. Rajawali, di bandara dan masih banyak lagi.

Di kunjungan saya terakhir ke Palembang (July 2022), saya menginap di Hotel Santika Radial. Kebetulan pula resto Pempek Beringin berada hanya sekitar 100 meter dari hotel tersebut. Deket banget kan? Jadilah selama dua hari semalam menginap di sana, saya bolak-balik makan di Pempek Beringin. Makan sepuas-puasnya lalu membeli beberapa paket pempek froozen untuk dibawa pulang. Saking seringnya saya sampe udah gak ingat makan nasi karena dah kenyang duluan makan pempek beraneka ragam dan rasa.

Pernah di satu waktu, saat menunggu pesanan datang, saya melirik ke sebuah information wall di resto mereka yang ada di Jl. Radial. Lewat tulisan ini saya mencatat beberapa info penting soal Pempek Beringin.

Sebuah usaha keluarga yang turun temurun diwariskan. Mulai dari berjualan berkeliling hingga akhirnya memiliki sebuah tempat berjualan di saerah Sayangan pada tahun 1970. Lalu berkembang dan melebarkan sayap dengan berdirinya resto-resto lain di beberapa lokasi strategis lainnya di Palembang. Pempek Beringin, seperti yang mereka sebutkan, terkenal karena memiliki cita rasa yang khas didukung dengan pelayanan yang profesional. Mereka juga sangat peduli dan menjunjung tinggi arti kesehatan dan kebersihan, memadukan antara rasa yang sedap dengan gizi yang tinggi.

Kandungan gizi utama pada pempek terletak pada protein, lemak dan karbohidrat yang diperoleh dari ikan dan tepung tapioka. Kandungan gizi lainnya berupa vitamin dan mineral. Perbandingan semua bahan yang ada, seperti ikan, air, tepung tapioka dan garam yang proporsional sehingga rasa dari pempek buatan Pempek Beringin memiliki karakteristik yang diterima oleh lidah semua orang.

Dengan uraian di atas, bisa dipastikan bahwa Pempek Beringin sangat peduli akan nilai kesehatan yang bisa didapatkan dari pempek ikan yang mereka buat. Makanan sarat gizi yang cocok untuk disajikan untuk keluarga.

Baca Juga : Semalam yang Berkesan di Hotel Santika Radial Palembang

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Berbagai pilihan pempek siap saji di Pempek Beringin Radial

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Suasana di dalam outlet Pempek Beringin Radial. Tempatnya nyaman dan menyenangkan

Kesan nyaman dan adem juga saya rasakan saat dine-in di outlet mereka yang ada di Jl. Radial.

Di sisi depan kita akan langsung melihat display kaca yang panjang dan besar dengan penghangat secukupnya. Disinilah kita bisa melihat berbagai macam pempek yang ready untuk kita konsumsi. Di sekeliling area depan yang bergabung dengan dapur itu, kita juga bisa menemukan beberapa kotak pendingan atau freezer yang menyimpan berbagai pempek froozen yang bisa kita beli sebagai oleh-oleh. Kemudian ada juga aneka keripik buah, kerupuk dan kemplang khas Palembang. Kopi dalam berbagai sachet besar dan kecil yang adalah produksi atau kopi khas beberapa daerah yang ada di Sumatera Selatan. Makanan kecil khas Palembang dan oleh-oleh lain seperti kaos, gantungan kunci, dan lain-lain.

Penataan ruangannya juga simpel dan minim sekat. Ruangan jadi terlihat luas dan plong. Dinding sekelilingnya juga apik, etnik dan informatif. Ada untaian sejarah dan foto-foto tentang pempek. Juga ada hamparan dan gantungan kain-kain Songket yang cantik dan menampilkan wastra asli Sumatera Selatan. Lalu ada cerita sejarah berdirinya Pempek Beringin seperti yang sudah saya uraikan di atas.

Ingin stay berlama-lama sambil ngobrol lebih bebas dan merokok? Boleh naik ke lantai 2. Di lantai ini, suasana minimalis lebih terasa. Ruangannya juga dibiarkan plong dengan banyak meja dan kursi dengan beberapa jendela terbuka dan alat penyerap asap rokok yang tersebar di berbagai titik.

Di malam terakhir sebelum besok paginya kembali ke Jakarta, saya memesan berbungkus-bungkus pempek. Atas usulan pegawainya, mereka akan mengantarkan pempek yang baru diproduksi besok pagi lalu menyiapkan dalam bentuk vacuum. Kondisi dimana pempeknya akan lebih aman untuk dibawa. Terjaga kebersihan dan tentu saja ke-awet-annya.

Dan itu semua pesanan tersebut diantarkan ke hotel Santika, tempat saya menginap, sekitar pkl. 09:00 wib keesokan harinya. Tanpa ongkos tambahan. Oia harga rata-rata untuk berbagai paket yang saya pesan (pempek adaan, kapal selam, kulit crispy, lenjer kecil, dll.) adalah Rp 60.000,-/bungkus. Untuk lebih jelasnya, teman-teman bisa mengintip official website sekaligus on-line store mereka, www.pempekberingin.com.

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Saya di dalam ruang dine-in Pempek Beringin di lantai dasar

Tentang Kerupuk dan Kemplang Palembang

Saya termasuk golongan “penggila” kerupuk dalam berbagai jenis. Mulai dari kerupuk kere (yang digoreng pakai pasir), kerupuk yang pinggirannya berwarna dan biasa dipake buat bubur, kerupuk udang, kerupuk keriting, emping, kerupuk Bangka, kerupuk Palembang, termasuk kemplang yang juga menjadi jajanan andalan dari kota Palembang.

Selain pempek, kerupuk dan kemplang Palembang juga adalah jajanan favorit saya.

Di masa sekolah, selain penjual pempek, kerupuk dan kemplang Palembang tuh musti ada. Seperti jadi satu paket gitu. Kerupuk dan kemplangnya ada yang disajikan dengan sambal merah, sambal terasi campuran asam berwarna hitam, juga terkadang dinikmati dengan cuko.

Saya menyukai semuanya. Kerupuk dan kemplang ini selain dinikmati bersama dengan pempek dan panganan khas Palembang lainnya seperti tekwan, model, mie celor dan lain-lain, juga bisa dimakan begitu saja sebagai camilan. Saya kalau sudah menikmati panganan ini, selalu susah untuk berhenti. Apalagi jika makannya sembari nonton atau membaca. Susah untuk berhenti.

By the way, sudah ada yang tahu belum perbedaan kerupuk dan kemplang?

Perbedaannya lebih pada bahan baku dan proses memasaknya. Kalau kerupuk dibuat dari tepung tapioka kemudian dikeringkan dan digoreng. Sementara kemplang adalah campuran dari ikan (biasanya ikan Tenggiri) dengan tepung tapioka dan biasanya dimatangkan dengan cara dipanggang atau dibakar.

Kedua camilan ringan ini bentuknya macam-macam. Ada yang keriting (mirip dengan pempek keriting), ada yang pipih seperti koin, ada berbentuk seperti mangkok kecil, ada yang seperti bunga matahari, ada juga yang panjang-panjang seperti selongsong dan masih banyak lagi. Kreativitas berbagai produsen mengikuti perkembangan jaman juga semakin merangkak naik seiring dengan permintaan pasar.

Toko Kerupuk 301

Toko kerupuk ini terletak tak jauh dari SMP Xaverius 1. Sekolah dimana saya menamatkan SMP.

Berada di sederetan ruko-ruko berukuran besar di area Dempo dalam, toko Kerupuk 301 gampang terlihat dari kejauhan. Outlet nya cukup besar dengan parkiran kendaraan yang terus menerus datang dan pergi silih berganti.

Yang dijual juga banyak banget. Gak hanya kerupuk dan kemplang tapi juga aneka bumbu masakan khas Palembang. Ada juga dodol, kerupuk yang masih mentah, keripik buah kering, aneka es krim, dan lain-lain. Yang paling menarik dan mencuri perhatian adalah kerupuk keriting berbentuk hati yang besar banget.

Pihak toko juga menyediakan berbagai tawaran packaging yang tentu saja disesuaikan dengan banyaknya belanjaan kita. Ada yang pakai kardus, ada juga yang berupa kantong (seperti kantong semen) dengan tali untuk pegangan di bagian atasnya. Meskipun menggunakan kantong, bawaan ini bisa kok masuk bagasi pesawat. Kualitas kertas kantongnya juga bagus. Tidak gampang robek kecuali jika sengaja digunting. Dan yakin itu tidak akan dibanting dan hancur. Semua tetap aman saat kantong-kantong tersebut sampai di Jakarta.

Pelayanan di toko Kerupuk 301 ini efisien banget. Para petugas ramah bahkan berkenan memberikan masukan dan pengetahuan tentang aneka produk yang ditawarkan. Harga kerupuknya berkisar antara Rp 15.000,- hingga Rp 55.000,-/kantong. Semua harga setara dengan kualitasnya.

Saya tak pernah kecewa setiap belanja di toko ini. Pernah juga memesan lewat telepon. Layanannya oke banget. Pengirimannya cepat atau disesuaikan dengan permintaan kita dan sampai di rumah juga dalam keadaan bagus. Tidak hancur. Karena itu saya berani mereferensikan tempat ini bagi teman-teman semua yang ingin merasakan umaminya kerupuk dan kemplang asli Palembang.

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Saya dan dua kantong kerupuk dan kemplang 301

Selesai menulis ini mendadak saya rindu ingin kembali ke Palembang.

Salah seorang keponakan saya kebetulan kemarin menelepon. “Bunda, kapan ke Palembang lagi? Kita jalan-jalan dan makan-makan lagi yok.” Terdengar suara anak berusia dibawah 10 tahun yang ternyata kangen dengan cerita-cerita dan pelukan saya. Lalu saya menyambungkan video call dengan satu-satunya adik almarhum Ayah saya yang masih hidup dan tinggal di daerah Pakjo, Palembang. Bibi saya ini adalah nenek dari keponakan saya tadi dan satu-satunya keturunan kandung dari almarhum Ayah saya yang mengasuh saya sedari kecil. Semoga beliau selalu dalam keadaan sehat, berbahagia dan selalu sejahtera di sisa-sisa hidupnya.

Aaahh jadi kangen berat dengan kampung halaman, tanah kelahiran saya.

Koleksi Foto

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Kerupuk mangkok. Salah satu kerupuk Palembang favorit saya

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Kemplang panggang. Gak bisa berhenti kalau sudah ngunyah kemplang ini

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Aneka keripik buah yang ada di Pempek Beringin

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Aneka keripik buah yang ada di Pempek Beringin

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Kaos-kaos dengan sablon khas Palembang di Pempek Beringin

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Kopi Semendo. Salah satu kopi terbaik yang diproduksi oleh provinsi Sumatera Selatan. Salah satu tawaran jajanan yang ada di Pempek Beringin

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Pempek frozen yang ada di Pempek Beringin

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Pempek frozen yang ada di Pempek Beringin

Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang
Aneka kerupuk dan kemplang yang ada di Pempek Beringin

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

31 thoughts on “Tempat Jajan Pempek dan Kemplang Favorit Saya di Palembang”

    • Betul Mpok. Apalagi kalau hanya direbus. Tenggorokan jadi gak kena minyak goreng dan rasa ikannya juga lebih terasa

  1. Waktu masih ngantor di sekitaran A.Rivai, beberapa kali bos ngajakin makan di Beringin Radial ini. Emang suasana enak, makanan oukee cuma untuk kantong pegawai agak berat kalau sering-sering hahaha.

    Liat foto di sini, tampak beberapa perubahan di Beringin. Yang asyik udah ada kemasan frozen segala jadi pas buat oleh-oleh. Ada jual cendera mata pula sekarang (dulu rasanya belum ada).

    Fav aku di Beringin tetap kapal selam. Sama pempek kulitnya enduul.

    Reply
    • Memang harganya di atas rata-rata ya Yan. Tapi menurutku seimbang dengan kualitasnya. Rasa ikannya bener-bener maknyus. Enak banget.

  2. wakakakakaka, saya kadang nulisnya empek-empek Mba, kadang lupa, kadang juga nulis gitu buat bercandaan. Tapi kebayang sih kalau orang pikir, tulisan benarnya empek-empek, hahaha.

    Btw, saya kok jadi mupeng sama kemplang yang bentuk hati itu, lucu banget sih!
    Terus Pempeknya, keripik kelapa, duuuhhhh…. senang banget deh kalau bisa nemu toko yang jualan jajanan khas dan dikemas dengan keren kek gini

    Reply
    • Kalo sudah dikedua tempat ini tuh musti ngiler maksimal Mbak Rey. Semua pengen dicoba pokoknya.

  3. Hai kak Annie apa kabar? lama ya tidak berjumpa di tulisan. Aku termasuk penggemar empek-empek. Dulu pamanku kerja di Pertamina Plaju puas deh makan pempek disana. Yang namanya pistel isi pepaya memang enak ya. Di Jakarta jarang ada. Puas ya kak menikmati pempek dan kemplang disana. Semua kerupuk Palembang enak, tapi paling enak aku suka getes ya. Btw ada buka cabang gak ya Pempek Beringin di Jakarta? semoga ya

    Reply
    • Kabar baik Kak Dennise. Iya ya. Sudah lama banget kita tak bersua di dunia tulisan. Seneng lihat Kak Dennise sudah aktif kembali dengan tulisan-tulisan yang keceh.

      Pempek memang sajian khas Palembang yang jadi salah satu favorit saya Kak. Semua enak tapi yang favorit saya tuh pistel. Dan itu memang jarang yang bikin Kak. Di daerah Kemayoran ada tuh warung-warung pempek berjejer rapi. Rata-rata lengkap sajian masakan Palembangnya. Gak cuma pempek.

  4. Oalaa aturan Saya manggilnya Yuk Ani bae yo..

    Salah satu memori masa kecil saya yg masih teringat jelas adalah seringnya wara wiri ke pempek 301 saat ke Palembang.

    Kalau pas mudiknya naik Kendaraan umum, artinya Saya diajak naik becak, terus selalu nyaris diserempet mobil. Pas mudik naik kendaraan ortu, selalu nyaris di senggol becak..hahaha.. Segitu ramenya kendaraan yang mau menuju dan keluar dari sana

    Kalau pempek vacum, ga tahu kenapa keluarga Saya tuh fansnya Candy. Apalagi yg pempek adaan, pas lembutnya. Sayang, terakhir beli koq cukonya jd lebih sedikit (?) Apa perasaan aja gara-gara kebiasa nak ngirup cuko

    Reply
    • Loh Annisa jugo wong Palembang? Ai tau cak itu ngomongnyo pake bahaso kito bae yo.

      Nah, kalo untuk pempek kecik-kecik, Candy memang top. Adaannyo memang enak di Candy. Ado jugo jenama lain yang enak di beberapo jenis. Jadi memang masing-masing punyo keistimewaan.

      Sekarang cuko dibuat lebih kental seingetku. Jadi memang seringnyo dicampur lagi dengan air terus ditambahi lagi sambalnyo. Katonyo sih kalo dibuat kental, cukonyo lebih awet.

  5. Mbak Annie kejammmmm……hehehe

    saya sedang ngidam pempek dan menunggu kesempatan ke Bandung untuk sekalian jajan pempek

    karena di Bandung coret ini gak ada

    Kebayang Palembang, surganya pempek, kayanya gak ada pempek yang gak enak di sana ya?

    catat ah tempat fav nya Mbak Annie

    Reply
    • Hahahaha. Eh di Bandung juga ada ya pempek enak. Kapan itu saya lihat di IG tapi lupa namanya dan dimana. Iihh jadi penasaran. Kalo ke Palembang, pokoknya wajib ke kedua tempat ini Mbak Maria.

  6. Lengkap banget bisa beli oleh-oleh di satu tempat aja. Jadi ga ribet keliling-keliling. Pempeknya dikemas lebih menarik jadi kalo miw ngasih oleh-oleh praktis dan menarik. Tandain ahh tempatnya tar kalo ke palembang ga bingung jadinya..
    Sekalian beli kemplang hati yang super cute itu mana gede banget haha baru liat aku itu, lucu…

    Reply
    • Yup. Saya juga sering begitu. Gak suka berlama-lama pergi kesana kemari buat beli oleh-oleh. Cukup dua tempat yang highly recommended aja yang dijamin enaknya.

  7. Saya dulu juga sering sebut dan tulis empek empek, Mbak. Padahal yang benar pempek. soalnya artinya saja jauh hehehe.
    Saya kepingin ke palembang dan pengin mencicipi langsung pempek di sana. Sampai saat ini, saya makan pempek terenak itu, menurut saya pempek Gebi yang di stasiun Kranji Bekasi. Kayaknya sudah ada cabangnya di sekitar bekasi. Kalau krupuk kemplang, saya beberapa kali dikasih tetangga yang kebetulan suaminya tugas di palembang hehehe.

    Reply
    • Pempek Gaby jaringannya juga luas di Jabodetabek. Kuat juga pemasaran mereka. Promonya juga keren. Mereka juga rajin ikut pameran atau bazaar.

  8. Jadi kangen kota palembang nih… Kota yang kulinernya gak ada yang gak enak! Semua rasanya lezat, syedap.
    Btw, baru tahu kalau pempek tuh dikenal di luar negeri dengan nama “fish cake”
    Aku tuh suka protes ke istri… Kenapa ya kalau beli pempek di Surabaya, gak seenak yang di palembang…

    Reply
    • Palembang memang andalan wisatanya adalah kuliner Mas. Wisata alamnya minim banget. Itupun tidak istimewa.

      Iya Mas, kalau di LN, pempek dikenalkan sebagai fish cake. Dan itu sudah jadi bahasa/kata yang awam. Begitupun dengan Odeng dari KorSel, dikenal juga sebagai fish cake. Mungkin karena sama2 berbahan dasar ikan ya.

  9. Semakin ke sini, produk lokal semakin banyak variasinya ya, kak Annie.
    Dari yang hanya tersedia dalam bentuk basahan, kini juga bisa dikemas dengan cara efisien sehingga memungkinkan dijadikan buah tangan.

    Pokoknya pempek tuh emang kudu dari Palembang asli sih..
    Cukonyaaaa..
    Jelas di Jawa gak ada yang seenak kalo dibandingkan Palembang asli.

    Aku sampek kalo dapet oleh-oleh pempek, cukonya aku simpen.
    Bolehlah..pempeknya habis duluan trus aku bikin sendiri yang versi aku, trus dituang cuko asli Palembang. Makin mantuls~

    Reply
    • Betul banget. Apalagi sekarang kan orang senangnya pesan on-line. Hemat ongkos, hemat biaya.
      Pempek memang paling pas dipesan dan dirasakan di Palembangnya langsung. Kelapa merah batoknya itu loh yang memang khas dan paling pas untuk dibuat cuko. Pembuat di Jakarta pun biasanya pesan kelapa batoknya dari Palembang. Beda rasanya.

      Cuko memang awet Len. Bisa tahan setahun bahkan. Simpan aja di kulkas.

  10. Kak, makasih sudah memberikan rekomendasi tempat-tempat jajan yang menjadi favorit hidangan khas dari Palembang yang terkenal ini.
    Pengen banget mencicipi hidangan-hidangan tersebut, karena dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman kuliner kita, serta memperluas wawasan mengenai budaya Indonesia.

    Reply
    • Kapan sempat ke Palembang, mampirlah ke kedua tempat ini ya Mbak. Recommended untuk first time traveler.

  11. Enak bener lihat kemplang nya.
    Mungkin sama daku bisa mamam sendirian sambil ngetik, hihi.
    Kalau pempek belum pernah nih mencoba langsung di provinsi nya. Tentu rasanya makin gereget ya

    Reply
    • Vibes nya memang beda kalau makan langsung di tempat penghasil nya ya Fen. Meski banyak produsen pempek di berbagai daerah, tapi berada di kota Palembang, rasanya klop dan menyenangkan

    • Aamiin YRA. Semoga bisa mampir ke Pempek Beringan dan Toko Kerupuk 301 di Palembang ya Mbak

  12. Mbak Annie, aku bacanya sambil menahan air liur lho ini haha, kebetulan pempek bercuko dan kerupuk kemplang dengan olesan sambal item tuh favoritku. Aku baru tau juga ternyata orang luar negeri bilangnya fish cake ya, hihi kesannya malah seperti bolu rasa ikan, hadeuh imajinasiku terlalu liar

    Reply
    • Iya. Saya ingat saat berada di LN dan menghadiri Indonesian Day. Orang Indonesia menterjemahkan pempek sebagai fish cake agar gampang dipahami oleh bule-bule di sana. Lebih tepatnya disebut Indonesian Fish Cake.

Leave a Comment