KKV Surga Belanja Pernak Pernik di Jakarta

Weekend di salah satu minggu bulan yang lalu, saya dan suami menginap di kost putri kami yang berada di Slipi, Jakarta Barat. Melepas kangen karena telah sekian lama si bungsu tidak bisa pulang. Kesibukannya sebagai mahasiswa baru dan mengikuti kuliah awal yang katanya padat merayap hingga Sabtu sore hari, membuat si bungsu lebih suka menghabiskan hari Minggu di kost aja. Bahkan terkadang hari Minggu pun dia harus mengerjakan tugas kelompok.

Duh duh duh mahasiswa sekarang ya. Sibuknya melebihi orang kantoran.

Jadilah akhirnya kami yang mengalah. Hitung-hitung mereview kualitas kost nya. Siapa tahu ada keluhan-keluhan atau rasa tak nyaman yang dialami oleh si bungsu. Tapi alhamdulillah dia sudah merasa nyaman di tempat tinggal yang baru ini.

Lokasi kost anak saya persis di depan kampus, tinggal nyebrang. Lingkungannya tumpah ruah dengan aneka kuliner. Rasa-rasanya hampir segala jenama jajanan ada di sana. Mulai dari yang sudah punya nama sampai warung atau rumah makan sederhana. Posisinya yang tak jauh dari pusat kota membuat kesempatan untuk sekedar jalan-jalan singkat, bikin si bungsu betah. Kondisi ini juga membuat si bungsu tidak lelah dengan transportasi dan harus terjebak macet karena pulang pergi ke dan dari kampus.

Berlokasi di Jakarta Barat, kost anak saya tak jauh dari beberapa mall atau pusat pertokoan besar yang berada di seputaran Jakarta Barat dan Jakarta Selatan, seperti Slipi Plaza, Tanah Abang, Mall Taman Anggrek, Senayan Park, Plaza Senayan, Senayan City, Central Park dan masih banyak lainnya. Bahkan jika ingin ke pusat kota dan ring satu nya Jakarta, hanya butuh biaya tak lebih dari 50ribu untuk naik transportasi on-line atau taksi.

Mumpung orang tua nya menginap, si bungsu mengajak kami ke Central Park. Mall yang sudah lama ingin dia sambangi. Ada resto yang ingin dicobanya plus sebuah tempat belanja pernak-pernik yang belum lama buka di Indonesia plus kebetulan lagi populer di lini masa.

Mumpung ada dompet orang tua kan?

Ngelencer ke Central Park Mall Jakarta Barat

Dari kost anak saya ke Central Park Mall di Jakarta Barat sekitar 15 menit berkendara. Itu kalau naik mobil. Kalau naik ojek motor sepertinya bakal lebih cepat lagi. Dari kost tinggal melipir pinggiran tol Kebon Jeruk lalu makplung menyusur pinggiran Mall Taman Anggrek. Kalau traffic lagi bersahabat, gak terasa banget jauhnya.

Saya sendiri sudah beberapa kali ke mall besar dan mentereng ini. Pernah ketemuan dengan rekan-rekan gerombolan dari kantor lama dan dua kali mengikuti event yang pernah diadakan ASUS. Tapi waktu itu hanya ke tempat tertentu aja, tidak sempat berkeliling dan menjelajah karena waktunya mepet.

Jadi waktu kembali kesana khusus untuk ngelencer dan jelas mau kemana, saya langsung semangat.

Hari itu, selain makan di salah satu resto Jepang, saya tak sabar untuk segera sampai di KKV yang berada di lantai LGM-01. Karena tidak familiar dengan Central Park Mall, kami sempat berputar-putar lumayan lama. Bisa jadi juga karena saking besarnya mall yang sejajar dengan Mall Taman Anggrek ini. Dan karena malam minggu, jumlah pengunjung pun tumpah ruah. Rame luar biasa.

Resmi beroperasi di 2009, salah satu bagian dari mega project Podomoro City ini, gak main-main jumlah dan jenis tenant nya. Bertaburan jenama dunia ataupun domestik ternama, baik dari produk retail maupun kuliner, Central Park Mall terlihat tetap ramai. Padahal dari beberapa liputan/tulisan banyak sekali pertokoan di Jakarta terlaporkan sepi pengunjung. Bahkan beberapa diantaranya kabarnya akan ditutup total karena hampir sebagian besar tenant nya tidak beroperasi.

Tapi ternyata krisis operasional ini tidak terjadi di Central Park Mall. Pengunjung tampak (masih) membludak dan tidak ada satu tokopun yang tutup. Semangat serta antusiasme berekreasi dan berbelanja kelihatannya masih tinggi. Resto-resto pun padat mengantri. Kami bahkan sempat berkeliling berulangkali melihat kesibukan itu dan sempat mengantri untuk mendapatkan tempat duduk di restoran yang kami incar.

Oia, di mall ini pengunjung diperbolehkan membawa hewan peliharaan ya. Beberapa kali saya melihat beberapa orang membawa anjing pudel dan kucing ras yang lucu dan menggemaskan. Ada yang manja digendong tapi ada juga yang berlari-lari riang kesana kemari dengan ikatan leher yang dipegang pemiliknya. Ah kalau tahu begitu si trio bulu di rumah, Bella Alpenlibe, Momo Lacimolala dan Monty Montana, saya ajak deh. Lumayan kan mereka dapat hiburan. Gak melulu main di dalam seputaran rumah aja.

Menjelajah KKV

Puas tersesat ke sana-sini sembari cuci mata, sign box kuning menyala lah yang memudahkan saya mengenali KKV dari kejauhan. Tampaknya konsep modern colorful sudah terlihat bahkan sebelum kita memasuki toko. Terangnya kuning yang meliuk di sepanjang atap depan toko begitu menarik perhatian. Setidaknya mampu mengalihkan pandangan siapapun yang lewat di depan KKV.

Saat masuk kesan lain muncul di kepala dan netra saya. Jika tadi di bagian depan toko yellow shocking color menyambut pandangan tetamu, di bagian dalam toko, display putih untuk sekian banyak rak terlihat memberikan kesan luas dan lapang. Masing-masing rak ditata tidak berhimpitan. Jadi kita bisa merasakan keleluasan untuk menyusur setiap sudut, meneliti produk hingga memutuskan untuk membeli atau tidak.

Karena space nya lapang, kita jadi tidak perlu khawatir untuk berlama-lama atau mengganggu lalu lintas pengunjung. Ini nih yang bikin asik. Ada pertimbangan efek kenyamanan berbelanja yang diprioritaskan oleh manajemen KKV.

Hal yang paling mengesankan buat saya pribadi adalah keahlian dan kejelian tim penataan produk. Sudut estetika nya sangat diperhatikan banget. Produk gak sekedar disusun, tapi juga ditata sedemikian rupa. Mulai dari ukuran hingga komposisi warnanya. Jadi saat dilamati, diperhatikan dengan rinci, kita bisa melihat deretan produk dengan sentuhan layaknya tempat yang ditangani oleh seorang interior designer professional.

Pencahayaannya pun keren. Pengaturan lampu sorotnya gak pelit. Gak ada sudut yang terlihat gelap dan bikin mata kita lelah atau micing-micing sekedar untuk mengenali tulisan produknya. Semua terang benderang hingga meski berada agak jauh dari produk yang kita incar, tak ada satupun rak yang terlewatkan.

Warna kuning sebagai image color KKV pun eksis di sana sini. Mulai dari dinding, seragam petugas, keranjang belanja hingga kantong kertas yang diberikan oleh kasir. Warna kuning sendiri mencerminkan optimisme, keceriaan, menyenangkan dan kebahagiaan. Warna yang membawa harapan dan memberikan kekuatan. Juga melambangkan kemakmuran dan keindahan.

Kalo bagi saya pribadi sih warna kuning itu warna penarik perhatian. Seperti halnya saat kita berjalan dalam gelap atau minim cahaya, warna kuning bisa memantulkan sinar. Coba aja lihat di jalan-jalan yang minim pencahayaan atau lampu. Garis kuning biasanya sengaja dibuat sebagai marka. Bisa berfungsi sebagai pembatas dan memberikan pengarahan agar orang tidak celaka.

Jika biasanya saat ke outlet seperti ini saya fokus pada berbagai ATK (Alat Tulis dan Kantor) yang menggemaskan, kali ini saya berhenti hampir di setiap rak karena semua kenyamanan tersebut di atas. Sampai tidak sadar dan menyangka bahwa saya sudah menghabiskan hampir dua jam berkeliling di dalam KKV. Aktivitas menelusur surga belanja pernak-pernik inipun berakhir karena diingatkan suami. Wah wah wah bener-bener gak ngeh kalau sudah menghabiskan waktu selama itu.

Kembali ke hasil penelusuran saya ya.

Setelah berkeliling ke berbagai sudut, ada satu tempat yang menurut saya apik untuk dijadikan spot foto. Sudut ini selalu ditampilkan oleh para selebgram, youtuber dan mereka-mereka yang aktif di media sosial. Saya pun tahu KKV dari postingan mereka-mereka ini. Shoot nya menarik, sedap dipandang mata hingga membangkitkan rasa penasaran.

Nama tempatnya adalah Instant Noodles Wall.

Sesuai dengan namanya, di area ini, dalam format U, dipajang berbagai jenis mi instan dengan packaging yang sangat beragam. Ada produk dari Korea, Jepang, Singapore, Thailand dan produsen domestik. Mungkin ada ratusan produk mie instan yang terpajang di sana. Ramen, udon, kwetiau, mie vegetarian, bihun, tomyam, dan segala rasa ala korea. Bisa ratusan menit untuk mengamati satu persatu.

Etapi ada sedikit reminder untuk instant noodle wall ya. Jika ingin mencoba atau membeli produknya, mohon pastikan tentang ke-halal-an nya ya. Banyak yang setahu saya belum ada jaminan halalnya. Murni import. Jadi untuk saudara-saudara muslim, hal ini wajib banget diperhatikan. Hati-hati dalam memilih dan belanja di area ini.

Lalu apa aja sih yang ditawarkan oleh KKV dengan outlet seluas itu?

Jawabannya : banyak banget.

Ada rangkaian skincare, produk make-up, daily use atau kebutuhan sehari-hari (semisal baju, celana, kaus kaki, dll.), camilan, peralatan rumah tangga, accessories, artificial flowers, printilan untuk traveling, peralatan tulis (ATK), bahkan peralatan elektronik.

Samalah seperti hypermarket. Hanya saja tidak ada produk masakan, bahan mentah untuk masak berikut bumbu-bumbunya. Mungkin ini juga yang membuat area nya bersih atau gampang untuk dibersihkan.

Tempat seperti ini kan banyak. Ada tuh yang berasal dari Jepang atau toko lokal. Apa bedanya KKV dengan yang lain?

Kalau menurut saya perbedaan signifikan nya justru terletak pada penataan dan bagaimana pihak pengelola serius dalam menangani setting area toko. Leganya toko melahirkan kenyamanan. Kita bebas berlama-lama di satu titik tanpa harus khawatir mengganggu konsumen lain yang sedang berada di spot yang sama.

Saat saya berkunjung tamunya tumpah ruah. Tapi saya tidak merasakan sesak atau harus berdesak-desakan hanya untuk melihat dan membeli produk. Proses belanja berlangsung santai. Petugas pun dengan ramah menyapa dan membantu jika kita mengalami kebingungan.

KKV sendiri menyampaikan bahwa mereka adalah toko retail yang menyediakan pengalaman belanja unik untuk para pengunjung.

Uniknya mungkin di produk yang ditawarkan. Kosmetik misalnya. Disajikan dalam bentuk yang lucu-lucu deh. Ada yang berbentuk bunga, potongan cake, boneka, dan masih banyak lagi.

Jangan tanya soal ATK dan kelengkapan tulis lainnya. Sekedar pensil aja, lucu-lucu tak terkira. Mulai dari warna, bentuk dan bagaimana dikemas. Buku-buku diary. Duh nggemesin tak terkira. Kalau saya sultan sih, tak ambil semua itu tanpa harus mikir entah dipakai atau tidak. Secara ya tampilannya aja cute maksimal. Terus juga ada aneka sticker dan perintilan untuk kegiatan journaling. Ah tolong. Favorit saya semua itu ya.

Sekilas Informasi Tentang KKV

Dari berbagai tautan yang saya baca, KKV di Indonesia menggunakan bendera resmi PT. KKV Internasional Indonesia. Jenamanya sendiri berasal dari China dengan jargon international retail companies.

Eksis dan berdiri secara resmi di tanah air pada 4 Maret 2020, outlet pertama mereka ada yang di Central Park Mall Jakarta Barat yang saya kunjungi ini.

Selain di Central Park Mall Jakarta Barat, KKV sejak 2020 hingga saat ini sudah menggurita kemana-mana. Di Jakarta Barat sendiri ada juga di Mall Taman Anggrek dan Lippo Mall Puri. Kemudian ada di Hipermarket Depok, Mall of Indonesia Kelapa Gading, Resinda Mall Karawang, Summarecon Mall Bekasi Barat, PIK Avenue, Trans Studio Mall Cibubur, Supermall Karawaci, Gandaria City, AEON Mall Sentul City, Tunjungan Plaza Surabaya, DP Mall Semarang dan Pakuwon Mall Jogyakarta.

Untuk usia yang baru tiga tahun (terhitung 4 Maret 2023), dengan sedemikian banyak cabang yang menggurita, tentunya adalah sebuah pergerakan yang cukup mencengangkan. Tak terbayangkan berapa besar modal yang sudah digelontorkan dan berapa banyak SDM yang sudah terserap. Luar biasa.

KKV sendiri, secara professional, memiliki dan mencanangkan 3 pilar penting dalam menjalankan bisnisnya.

1. Mempermudah konsumen. Hal ini dalam artian bahwa KKV menjadi sarana publik untuk mendapatkan kebutuhan tanpa harus bersusah payah;
2. Menyediakan produk berkualitas;
3. Menyajikan pengalaman berbelanja yang berbeda

Trio pilar yang menurut saya mengena banget untuk sebuah bisnis retail.

Tapi mudah-mudahan apa yang sudah dicanangkan di atas juga diiringi, dibarengi dengan pelayanan yang semakin membaik. Pun segaris lurus dengan daya beli masyarakat atau konsumen. Karena sebaik-baiknya produk kebutuhan dan bisnis layanan, akan stagnan dan tidak berkembang, bahkan bisa saja mati jika kehidupan perekonomian dimana dia berada tidak bertumbuh sehat. Barang sekualitas apapun jika tidak ada mereka yang sanggup membeli, tentunya tidak akan menghasilkan apa-apa.

Namun, jika saya ditempatkan sebagai salah seorang pengambil keputusan di KKV, member of Board of Management, saya tidak akan tergila-gila atau kepincut untuk melakukan ekspansi membabi buta tanpa perhitungan yang cermat dan teliti. Lebih baik sedikit tapi dengan tancapan kaki yang kokoh, akar yang kuat dengan tiang pendiri yang juga setegar baja. Termasuk diantaranya tim manajemen, rangkaian SDM yang berkualitas mulai dari bawah hingga level tinggi, financial management yang mumpuni, serta forecasting yang membumi.

Travel Blogger | annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582