Bersantap Lahap di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru

Bersantap Lahap di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru
Lautan sajian yang saya, Yossie, Ruli dan Yanna nikmati di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru

Ke Banjarmasin dan Banjarbaru lagi. Yeay!!

Alhamdulillah kesempatan ngintil ke dua kota di Kalimantan Selatan ini mampir kembali dalam kehidupan saya. Jaraknya pun gak begitu lama. Kurang dari satu tahun. Meski tetap dalam konsep tandem, ngekor suami yang ada kerjaan di sana, saya merasakan letupan kesenangan yang luar biasa.

Pertama kali datang di 2022, saya kurang begitu mengenal Banjarmasin dan Banjarbaru secara rinci. Tapi untuk yang kedua ini, setidaknya ada rangkaian konsep kunjungan yang membuat acara berwisata menjadi semakin seru. Plus sekarang ada tambahan kenalan/teman UKM yang pernah mengikuti pelatihan bersama di Sarinah yang diadakan oleh Pelindo (Yossie) dan seorang pendamping perempuan (Yanna) yang bikin waktu-waktu berkeliling lebih seru dan nyaman.

Komplit sudah paket lengkapnya.

Kuliner Jadi Tujuan Utama

Di kunjungan 2022 lalu, saya hanya sempat mengunjungi dua rumah makan yang menyajikan menu khas Banjar. Soto Banjar di Warung Soto Banjar H. Anang Bapukah, lalu berbagai masakan rumahan khususnya Sayur Asam Kepala Patin di rumah makan Swarga. Semua berlokasi di Banjarbaru, ibu kota provinsi Kalimantan Selatan.

Di Swarga inilah kali pertama saya mengenal Sayur Asam. Berbeda dengan Sayur Asem layaknya di beberapa pulau lain di Indonesia, Sayur Asam (dengan huruf A) ala Banjar adalah lauk kepala patin berkuah kuning encer dengan campuran sayur seperti kol, sayuran hijau, kacang panjang dan potongan labu. Untuk saya si penggemar ikan, khususnya ikan patin, mengecap lezatnya Sayur Asam ala Banjarbaru adalah kenikmatan yang tak terbantahkan.

Baca Juga : Terjebak Kekaguman di Outlet Dekranasda Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Bersantap Lahap di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru
Sayur Asam khas Banjarbaru. Kepala ikan patin berkuah kuning ringan/encer dan aneka sayuran

Bersantap Lahap di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru
Kepala Patin bakar. Kesukaan saya. Makan ini dengan 1/2 porsi nasi kenyangnya berlebih-lebih

Baca Juga : Rattan Inn Banjarmasin. Klasik dan Berkelas

Menjawab rasa penasaran saya, Yossie dan Yanna, mengajak saya mengunjungi Rumah Makan Pondok Garuda yang sudah punya reputasi bagus di Banjarbaru. Salah satu wisata kuliner yang sering menjadi rujukan saat kedatangan tamu dari luar kota atau mereka yang memang ingin mencicipi berbagai menu khas dari Bumi Lambung Mangkurat ini.

Lokasinya pun mudah diraih. Petunjuk utamanya adalah Museum Lambung Mangkurat dan Mess L yang menjadi venue dari Dekranasda Kota Banjarbaru. Hanya beberapa blok saja, Rumah Makan Pondok Garuda ini langsung terlihat. Sebuah rumah yang cukup luas dengan lahan parkir yang sangat terbatas. Kepulan asap bakaran terlihat terus mengepul dari kejauhan.

Saat saya tiba, jalan di depannya sedang ada perbaikan. Jadi lagi susah banget untuk mencari parkir. Info dari Yanna, jangankan ada perbaikan, dalam kondisi biasa pun, perlu pe-er khusus untuk memarkirkan kendaraan di depan Rumah Makan Pondok Garuda. Pernah saking penuhnya jalanan di depan, sebagian besar kendaraan harus parkir di halaman Mess L lalu berjalan sedikit untuk mencapai rumah makan.

Thanks to Yanna yang mau repot ngurusin parkir sementara kami ngantri untuk memesan.

Sembari mengantri di pusat layanan tamu, saya melihat sederetan sajian siap ambil yang sudah berjejer rapi. Pilihan lauknya berhamburan. Semua sangat menggugah selera. Mulai dari berbagai jenis ikan, udang dan olahan seafood, sajian sayur, dan aneka sambal. Ada yang digoreng tapi ada juga yang dibakar.

Meski sudah terhampar dan tinggal diambil, ternyata tak bisa langsung kita angkut. Ada seorang petugas yang mencatat, memanaskannya kembali jika perlu, menaruhnya di berbagai piring (plating) baru setelah itu dibawa ke tempat kita duduk. Meski para petugas terlihat super sibuk karena jumlah tamu yang banyak saat itu, pesanan kami tak butuh waktu terlalu lama untuk sampai di meja.

Bersantap Lahap di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru
Deretan pilihan sajian di pusat pelayanan konsumen. Menggoda banget kan ya

Baca Juga : Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura

Pesanan Kami yang Bikin Bersantap Lahap

Saya rasanya sudah cukup lama tidak makan berombongan. Belakangan lebih sering bepergian berdua saja dengan suami. Makan pun berdua dan itu jumlahnya gak heboh sureboh. Jadi saat bisa makan banyak dengan pilihan yang berlimpah ruah bersama teman-teman, mendadak nafsu makan saya bergejolak. Bedalah ya makan rame-rame. Euforia nya itu lebih terasa. Apalagi ketiga orang yang menemani saya makan siang kali ini gak ada yang jaiman. Baik Yossie, Yanna maupun Ruli semua semangat menghabiskan hidangan hingga teler kekenyangan.

Saya sendiri? Ooohh tentu saja rakus.

Meskipun pilihan semua menggoda, saya memutuskan untuk fokus sama hidangan patin. Baik yang bakar maupun yang ada di Sayur Asam. Keduanya saya pesan dengan semangat bakal lahap.

Kenapa? Karena kepala patinnya gede-gede banget. Seumur hidup makan patin, inilah ukuran terbesar yang pernah saya makan. Dagingnya lembut, juicy dengan bumbu yang meresap hingga ke tulang. Lemak lezat yang berada di sekitar leher ikan umami tanpa bisa dibantah. Saya sampai tak mampu berkata-kata dan terus konsentrasi makan tanpa menoleh-noleh lagi. Fokus fokus fokus (lebay).

Begitu pun dengan Yossie, Yanna dan Ruli. Semua bersantap lahap dan tak henti memuji setiap sajian yang kami pesan.

Apa aja sih yang kami pesan?

Untuk ikan, selain Kepala Patin Bakar dan Sayur Asam (Kepala Patin masak asam), saya juga memesan ikan Lais bakar, ikan Baung bakar, dan ikan Bawal bakar. Lalu ada juga lalapan kates (papaya muda), sulur (akar yang membesar dari tumbuhan Talas), terong goreng, karedok, cumi, oseng kates, ampal jagung, ampal udang, tempe dan tahu bacam, sambal matah serta tentu saja nasi empat porsi. Berikut dengan beberapa minuman, total uang yang harus dikeluarkan adalah Rp309.000,00.

Habis? 90% tandas dan bikin kami berempat bersantap lahap. Hanya Kepala Patin dimasak sayur asam masih tersisa karena saya lambung saya sudah menyerah. Ternyata kepala patin bakar yang segitu gedenya sudah bikin saya teler kekenyangan.

Kuliner Banjarbaru yang Recommended

Saya suka dengan konsep warung dengan masakan yang bisa langsung dilihat seperti Rumah Makan Pondok Garuda ini. Persis seperti warteg. Jadi kita tidak mengandalkan foto dari buku menu. Mata rasanya lebih tercerahkan karena melihat masakan yang ditawarkan. Lalu mata pun kemudian terhubung dengan selera dan lambung yang meminta dimanjakan.

Berlebihan gak sih ngomongnya?

Soal keunikan dan kekhasan kuliner di satu daerah.

Kita mungkin bisa menemukan beberapa masakan dan olahan yang sama di daerah lain. Hanya saja penamaannya berbeda. Saya merasakan bahwa kepala patin yang besar-besar itu tentunya butuh penanganan, pemeliharaan khusus atau jenis tertentu yang bisa hidup dengan ukuran tubuh yang istimewa di daerah Banjar. Pengolahan kepala patin dengan kuah kuning yang encer dan dicampur dengan sayur, serta pemberian namanya yang unik, tentunya menjadi ciri khas dari kuliner Banjar. Disamping banyak masakan lain yang juga populer dan menjadi kekayaan kuliner nusantara seperti Soto Banjar, Ketupat Kandangan, Mie Bancir, Lontong Orari dan lain-lain.

Rumah Makan Pondok Garuda tentunya ingin dikenal sebagai salah satu pengusung kuliner khas daerah dimana dia berada. Menjadi satu tempat tujuan bagi para tetamu untuk menikmati aneka masakan yang membuat pengunjung teringat akan keistimewaan Banjar. Kembali lagi dan makan di situ lagi.

Selain keistimewaan yang bisa dirasakan dari kelezatan sajiannya, saya memiliki sedikit masukan untuk Rumah Makan Pondok Garuda.

Dengan semakin besarnya bisnis yang mereka jalankan, ada baiknya Rumah Makan Pondok Garuda memiliki tempat baru dengan lahan parkir yang jauh lebih luas. Berada di jalan utama dengan akses jalur yang grande, tentunya memberikan kenyamanan bagi para pengunjung. Di tempat yang sekarang sebenarnya rumahnya sendiri cukup luas. Hanya saja jalan di depan lumayan sempit dan sangat berdekatan/menempel dengan rumah tinggal. Bukan tidak mungkin kenyamanan para tetangga akan tergerus seiring dengan bertambahnya waktu dan banyaknya pengunjung.

Usulan berikutnya adalah tentang penataan dan penempatan masakan yang sudah jadi. Akan lebih baik jika jejeran makanan tersebut bisa ditaruh di dalam lemari kaca tertutup. Tujuannya adalah demi kepentingan kebersihan, higienitas dan terhindarkan dari sentuhan-sentuhan yang tidak diperlukan. Jadi tidak dalam kondisi full terbuka seperti sekarang.

Jalur dan proses pemesanan sudah teraplikasikan dengan baik. Hanya saja mencatat manual tentunya butuh kesabaran ekstra. Itu sungguh bukanlah pekerjaan yang gampang bagi semua petugas.

Tentang akses dan cara pembayaran. Rumah Makan Pondok Garuda, di saat kunjungan saya, Juni 2023, hanya menerima uang cash. Mungkin setelah ini, pihak manajemen atau pemilik rumah makan, bisa mengatur terpasangnya pembayaran secara digital, debit card, credit card atau pilihan lain yang lebih modern. Saya yang terbiasa tidak menyimpan banyak uang cash di dompet, cukup terkejut saat harus bertransaksi dengan cara lama. Untung saja, saya masih menyimpan beberapa lembar uang seratusan ribu di dompet. Kalo enggak kan rempong yak.

Above all, saya berani mereferensikan Rumah Makan Pondok Garuda sebagai salah satu tujuan wisata kuliner di Banjarbaru. Masakannya berkualitas begitupun dengan pelayanannya. Dua hal penting yang wajib dimiliki oleh semua bisnis jasa dan kuliner dimanapun berada.

Oia, membahas soal makanan dan asupan sehat untuk anak-anak, ikan termasuk salah satu diantaranya. Banyak hal yang menyangkut tentang kesehatan anak, tentu menjadi perhatian para orang tua. Tidak hanya tentang bagaimana urusan tumbuh kembang tetapi juga banyak hal yang menyangkut pada kondisi fisik serta bagaimana si anak menerima treatment terbaik di awal-awal usianya. Untuk membaca banyak hal tentang ini, teman-teman bisa berkunjung ke blog seorang dokter spesialis anak yang saat ini serius menulis dan menyebarkan info tentang perkembangan anak.

Koleksi Foto

Bersantap Lahap di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru
Kesibukan para petugas mengatur pesanan para pelanggan

Bersantap Lahap di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru
Area kasir dengan rak-rak berisikan camilan kue basah dan kering khas Banjar

Bersantap Lahap di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru
Aneka ikan bakar yang sangat menggoda. Udang goreng tepungnya juga minta diambil tuh.

Bersantap Lahap di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru
Saya dan Ruli. Berpose sejenak sebelum berjuang menghabisi pesanan yang bejibun di depan mata

Bersantap Lahap di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru
Lauk udang yang besar-besar dan menggitu menggoda

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

59 thoughts on “Bersantap Lahap di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru”

  1. Duh, auto ngeces sekaligus penasaran lihat ikan patin dimasak dengan sayuran

    karena sebagai orang Jawa, dulu alm ibunda cuma mengenalkan ikan untuk digoreng, gak pernah dimasak kuah (mungkin takut amis?)

    sesudah di Bandung bertambah dengan ikan bakar dan ikan pepes

    kudet banget ya?

    Reply
    • Kalau di Palembang, ikan Patin lebih sering dipindang dengan kuas pedas asam manis. Rasanya top banget. Saya juga baru nih makan ikan Patin dengan kuah kuning dan aneka sayur seperti ini. Berbeda di lidah tapi asik juga Mbak. Gak amis.

      Kalau di Bandung, Jawa Barat, ikan memang lebih sering dipepes ya.

  2. Liat lauk melimpah gini bikin perut auto laper kak Annie. btw selain makanan yang enak, pelayanan yang ramah juga jadi nilai plus buat rumah makan Pondok Garuda Banjarbaru ini. Semoga suatu hari bisa berkunjung kesana dan nyicipin langsung menu2 yang ada.

    Reply
    • Lauk-lauknya sangat menggoda sekali ya. Gak sadar semuanya dipesan. Saking semangatnya pengen nyoba

  3. Kalo ke kota orang emang kuliner menjadi hal yang harus dicoba sih karena setiap daerah memiliki makanan uniknya masing-masing. Keliatan enak-enak banget ikannya jujur walaupun aku nggak terlalu suka ikan, tapi liat ini malah mupeng hehe. Semoga suatu saat bisa berkunjung ke pondok garuda banjarbaru ini

    Reply
    • Aamiin YRA. Semoga Mbak Lila dan keluarga suatu saat bisa menginjakkan kaki di Banjarbaru dan merasakan lezatnya sajian di Pondok Garuda ini.

  4. Lihat menu makanannya mengasikkan ini santap bareng bersama keluarga maupun teman.
    Dan tentunya makin lebih asik lagi ya kalau metode pembayarannya bisa pakai QRIS ya, jadi lebih simple

    Reply
    • Tempat yang (sangat) menyenangkan untuk bersantap lahap Fen. Semoga suatu saat Fenni bisa sampai Banjarbaru dan makan di sini ya.

  5. “Saya sendiri? Ooohh tentu saja rakus.”

    Wkwkwk ngakak baconyo. Tapi memang yo, konsep makan dengan hidangan terhampar (tapi tertutup kaca) yang bisa dilihat langsung itu lebih menggugah selera. Baru liat aneka lauknya langsung terbit nafsu makan. Apalagi kalau misal di situ banyak makanan kesukaan, baik yang baru dilihat maupun sudah biasa dimakan, langsung jadi cak rakus pengen galo haha. Jadi ingat pas di Purwokerto, dari beberapa kali makan di rumah makan, cuma makan di warung yang cak Pondo Garuda inilah yang paling heboh.

    Dari fotonya bae lah kebayang bakal lahap yuk, apolagi makan langsung di sano.
    Aku belum pernah ke Banjar, mudahan suatu saat kalau ke sana bisa mampir ke warung yang ayuk sebut ini.

    Reply
    • Rakus adalah panggilan jiwa dan bawaan lahir Rien. Apolagi jingok hidangan yang sukses membangkitkan selera ini hahahaha. Rugi kalo dak makan banyak.

      Aaamiin YRA. Semoga suatu saat pacak menginjakkan kaki di Banjarbaru yo

  6. Udah lamaaaa banget pengen ke Banjarmasin sebab ada temen tinggal di sana. Tadinya pas liat fotonya aja kukira ini kuliner Lampung ternyata kuliner Kalimantan. Dan, mirip-mirip juga sama Palembang ya yuk. Kayak kuah pindang gitu keliatan ada di atas meja. Untuk harga juga murah kalau sebanyak itu yang disantap.

    Untuk metode pembayarannya ya bener semoga ke depan bisa bayar pake dompet digital atau EDC. Semakin banyak ragam pembayaran, semakin mudah pengunjung untuk makan banyak di sana ^^

    Reply
    • Karena memang dikelilingi oleh sungai cak di Palembang, otomatis menu serba ikan jadi hidangan utama di Banjar. Olahannyo jugo mirip-mirip nian dengan apo yang ado di Palembang.

  7. Saya langsung menghitung menu yang dipesan, Mbak Annie. Ada 15 menu + 5 aneka sambal. Dengan ahrga 300 ribu sekian, ini pas di ahti dan kantong, Mbak. Apalagi disantap berempat. Hanya saya kepala ikan patin bakar kok tidak dihabisin. Bisa dibungkus hahaha.
    Menu lain juga lengkap ya, Mbak di Pondok Garuda Banjarbaru ini. Pas foto bawah, ada udang yang menggoda selera hahaha.

    Reply
    • Iya Mas. Murah banget kan ya? Sedemikian banyak hanya 300an ribu. Kaget juga pas di kasir. Takut salah hitung hahahaha. Tapi ternyata hitungannya benar. Gak ada yang meleset.

  8. Wow Kak Annie fresh nian itu ikan-ikannya. Menggoda sekali. Apalagi Sayur Asam Khas Banjarbaru dengan kepala ikan patin. Makan ber-4 bayarnya 309.000 worted ya kak dengan rasa dan jumlahnya yang melimpah ruah. Aku kalau ada disana pasti rakus juga. Lupakan dulu deh yang namanya diet. Btw Ampal Udang itu apa ya kak? Udang goreng tepungkah?

    Reply
    • Worthed banget Kak Dennise. Apalagi semuanya gak ada yang gagal rasa. Enak tak terkira.

      Ampal Udang tuh sama dengan bakwan udang Kak. Ampal di Banjar itu sebutan untuk bakwan.

  9. Mbak, murceeee, 309 ribu sudah semua, senikmat itu pula menunya, ikan patin yang segar diolah jadi Sayur Asam dan kawan-kawan. Akupun sama, enggak ingat kiri-kanan, kalau makan bareng teman, gaspol aja hahaha. Catet dulu ah, entah kapan ke Banjarbaru pokoknya mampir nanti ke Rumah Makan Pondok Garuda!

    Reply
    • Mau bilang yummiii….dan sekaligus seneng bisa silaturahm ketemu kak Ruli.

      Menu Makanan di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru MashaAllah yaa… Tampak menggoda syekali… Apalagi bagi penggemar siput (seafood) hihii~

    • Yoa. Sebanyak itu Rp309.000,00 berikut minuman tuh murah buanget nget nget. Masakannya juga enak-enak. Gak ada yang gagal rasa. Komplit sudah pesta makan-makannya

    • Kalau habisnya 300-an dengan menu sebanyak itu, mashaAllaa banget ka Anniee..
      Rasanya puas!

      Rumah Makan Pondok Garuda masaknya se-yummii ituuh..
      Manalah semua seafoodnya seger-seger yaah.. Langsung lanjuuttt makaaan ((sambil ngobrol))

  10. melihat aneka masakan yang terhidang di meja, bikin ngecess mbak annie. Aku terbuai dengan cerita mbak annie yang sampe teler karena kekenyangan. Sayang jauh nian mau ikutan icip,hhhhe. Kuliner yg memuaskan ya mbak. Ngintil suami kerja bonusnya banyak, perut kenyang.

    Reply
  11. melihat aneka masakan yang terhidang di meja, bikin ngecess mbak annie. Aku terbuai dengan cerita mbak annie yang sampe teler karena kekenyangan. Sayang jauh nian mau ikutan icip,hhhhe. Kuliner yg memuaskan ya mbak. Ngintil suami kerja bonusnya banyak, perut kenyang.

    Reply
    • Hahahaha iya bener. Saya kenyang maksimal habis makan di sini. Malam pun perut nyerah. Gak sanggup nyambung lagi.

  12. Sayur asamnya pakai kepala patin?
    Wah bakal kebayang enak dan gurihnya itu.. soalnya belum pernah mencicipi teknik sayur asam dengan proteinnya itu seafood

    Reply
    • Iya Mbak Lila. Meja makannya banyak. Mau sedikit orang atau berbanyak, ada pengaturannya.

  13. Jadi lapaaarrrrr….., padahal lagi puasa hehehe

    Lauk pauk yang dipanggang emang selalu mengundang selera ya?

    gak perlu lauk lain, cukup sambal dan lalapan

    nasi sebakulpun habis :D

    Reply
    • Ikan asinnya memang juara Mas Wahid. Kalau ke pasar terapung Lokbaintan, para pedagang tuh banyak sekali menawarkan beragam ikan asin. Saya pernah beli dan bawak pulang. Enak pake banget.

  14. Sejak awal melihat langsung tergoda dengan beragam foto makanannya nih,Mba. Saat main ke Banjarbaru sepertinya memang harus banget deh coba main ke rumah makan Pondok Garuda ini dan mencicipi langsung menu kepala ikannya. Paling seru bawa rombongan kesini ya biar bisa pesan menu beragam gitu,Mba.

    Reply
    • Wajib Kak Ririn. Rumah Makan Pondok Garuda ini mempertahankan begitu banyak menu khas Banjar yang wajib kita coba.

  15. Menunya memang sangat memikat mata atau keahlian foto atau keduanya ya…. duh rasanya galfok banget lihatnya. Besar-besar potongannya, dari warna bumbu kelihatan fresh, dan bikin auto lapar.
    Soal pembayaran memang perlu ditekankan deh Mbak, kalau perlu dikirimkan ke sana. Pakai pembayaran digital kan sudah jadi hal lazim sekarang ini.

    Reply
    • Iya Mbak Susi. Saya bahkan sudah menyampaikan langsung kepada petugas di sana. Karena pembayaran digital, selain bikin customer mudah, juga dari sisi keamanan transaksi juga lebih terkontrol. Pemilik bisa langsung tahu pendapatan di hari yang bersangkutan. Kalau cash kan kadang sering terselip dan bisa diselewengkan orang mereka yang tidak berniat baik.

  16. Yang saya tahu Kota Banjarbaru terkenal dengan olahan sea foodnya yang lezat. Sangat beruntung sekali kak Annie Nugraha bisa mengunjungi berbagai resto makanan di kota ini, bisa menikmati olahan makanannya. Mantapp foto-fotonya, profesional.

    Reply
    • Seafoodnya memang menggoda, tapi saya sungguh penasaran dengan kepala patin yang ukurannya jumbo itu. Bener-bener satu kenikmatan yang jarang banget saya temui di tempat/daerah lain. Apalagi yang dibakar dengan campuran rasa manis dan gurih yang luar biasa. Kapan ada rezeki ke Banjarbaru jangan lupa ikut nyobain ya Mas Wahid.

  17. Duh, begitu lihat foto-fotonya Mbak Annie…. Langsung ngeces deh. Bikin auto gagal diet nih. Sumpah! kalau aku ke BAnjarbaru wajib makan di Rumah Makan Pondok Garuda Banjarbaru. btw, kapan nih buka cabang di Surabaya?

    Reply
    • Dan memang seenak itu Mas Taufiq. Apalagi kepala patin yang berukuran jumbo itu. Duuhhh nikmatnya luar binasa hahahaha.

      Nah boljug tuh dikasih idenya. Buka di Surabaya mungkin bahal hibes itu.

    • Hahahaha sama kita Mbak Icha. Kalo dah makan kepala ikan, habisnya sampe sudut-sudut. Bersih tinggal tulang hahahaha

  18. Tiap jalan2 yang diburu selain wisata adalah kuliner dan minuman khas biasanya. Sayur Asam ala Banjarbaru mirip ikan kuah kuning bedanya pake asem jadi seger ya. Dibilang pindang bukan juga soalnya lebih encer. Klo di sini sayur asem, bukan sayur asam. ahaha. Ih jadi laper aku.

    Reply
  19. Wih pilihan lauk ikannya banyak macamnya nih. Wah kalau saya kesana pasti bakal milih lebih dari satu jenis ikan, tanpa nasi. Soalnya biar puas makan ikannya, nasinya bisa lain kali saja.

    Semoga kini Pondok Garuda sudah menerima pembayaran selain cash ya. Saya pun kalau bepergian ke luar pulau sekarang selalu sedia uang cash di dompet, mengantisipasi kalau nggak bisa gesek kartu debit

    Reply
    • Sama Mbak Nanik. Duuhh mendadak kangen deh sama kepala patin bakar itu. Gede banget loh itu Mbak. Makan setengahnya aja udah kenyang luar biasa.

      Naahh kemudahan transaksi nih yang kudu diperhatikan. Setidaknya ada QRis atau mesin debit. Memudahkan pembayaran pastinya. Karena kita juga sudah terbiasa cashless dan paperless.

    • kalau udah urusan patin bakar, jadinya mau dibawa pulang semua itu yang ada di piring hehe.
      Nikmat yang haqiqi ya kak, soalnya memang perikanan ini protein yang kelezatan rasanya ciri khas banget

  20. Mejanya sampe penuh ya, Bu, hehee …
    Kesan utama sama rumah makan itu adalah kebersihannya.
    Kalau udah bersih kaki auto belok milih itu tempat.
    Selanjutnya baru deh rasa masakannya.
    Kalau keduanya udah dapet, klop lah sudah yaa…

    Itu olahan serba bakar jadi bayangin makan pake sambel kecap dan nasi hangat, duuh
    nikmat mana lagi yang hendak didustakan ya, Bu…

    Smoga bisa sering jalan luar kota seperti bu Annie, atau ngga dapet suami yang sering tugas luar kota deh, biar bisa tandem jg, hiihiii

    Reply
    • Setuju banget Ci. Kebersihan untuk sebuah kedai makan tuh penilaian utama dalam skala kenyamanan saya. Karena itu yang terlihat duluan kan. Masalah nanti akan dapat masakan enak atau enggak, itu sudah jadi faktor keberuntungan. Kadang ada yang bilang enak, belum tentu enak menurut versi saya. Tapi alhamdulillah di resto ini tempatnya bersih. Meskipun dengan penataan dan furniture yang tidak high-tech, cukuplah untuk menemani kita bersantap.

      Karena saya penggemar ikan, khususnya ikan patin, kepala patin bakar yang saya coba ini sungguh mantul sedapnya. Sengaja makan nasinya sedikit supaya bisa menikmati ikannya sampai bener-bener habis. Mantab nian. Semoga suatu saat Suci bisa sampai ke Banjarbaru dan menikmati ikan patin bakar di sini ya.

  21. Masakan waluh dan kacang panjang yang sederhana jadi luar biasa setelah dibidik Mbak Annie
    Kerennn…
    Walau rasa sayur asam dengan kepala ikan patin pastinya luar biasa
    Jadi pingin coba bikin ah
    Karena gak tau kapan saya bisa ke Banjarbaru :D

    Reply
  22. Kulineran Banjarbaru ini menggoda banget deh, melihat ikan patin kuah kuning ini jadi lapar. Ingat masakan mamaku cuma ada tambahan kacang panjang di dalamnya hmm yummy. Ishh jadi ngiler nih

    Reply
  23. Aku belum pernah ke Kalimantan. Jadi pengen nyobain kulinernya deh kalau ke sana suatu saat nanti. Kayaknya enak enak makanannya

    Reply
  24. Artikelnya mbak Annie gak pernah gagal bikin takjub dan lapeeer kalau pas bahas makanan gini. Ih di rumah makan Pondok Garuda ini hidangan udang tepung dan perudangan lainnya bener-bener menggoda banget. Pengen nyobain

    Reply
    • Mbaca ini lagi saya mendadak pengen balik ke Banjarbaru. Semoga suami ditugaskan kembali ke sana di tahun ini.

  25. Kalau dari isi sayurannya sih ya mirip sayur asem ya, kacang panjang, labu, timun, bedanya di bumbu kuning dan kepala patinnya.

    Uniknya kuliner nusantara yang bikin kangen dan makin cinta dengan negeri ini salah satunya keanekaragaman kuliner masing-masing daerah seperti ini.

    Saya dulu sebelum makan Garang Asem juga mengira ini mungkin serupa sayur asem. Ternyata beda banget dari ekspektasi semula. Ternyata ini sayur bersantan (atau bening tanpa santan sesuai selera), isinya ayam atau ikan, yang lezat dan segar sekali. Sama-sama segar dan lezat seperti sayur asem, tapi beda rasa aja.

    Btw, kapan ya aku bisa kulineran langsung ke tempat asalnya seperti Mbak Annie? Hmmm…. pengiin.

    Reply

Leave a Comment