Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura

Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
fasad megah milik swiss-belhotel borneo banjarmasin

Hari ini adalah hari ketiga saya dan suami berada di Banjarmasin. Kota terbesar di Kalimantan Selatan dan pernah menjadi ibu kota provinsi ini sebelum akhirnya dipindahkan ke Banjarbaru. Saya berlama-lama menikmati sarapan dan mandi agak telat karena tidak diburu jemputan seperti sehari belakangan. Pagi ini jadwal janji saya keliling Banjarbaru dan Banjarmasin baru akan berjalan setelah saya mengurus perpindahan menginap dari Rattan Inn Hotel ke Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin.

Seperti yang biasa saya lakukan, jika pergi lebih dari dua malam, maka pada malam ketiga saya akan usung-usung nginap di hotel/tempat lain. Tujuannya bukan hanya mendapatkan konten baru dan banyak tabungan foto-foto yang apik tapi lebih kepada menambah pengalaman dan merasakan suasana yang berbeda. Apalagi saat itu adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di Bumi Lambung Mangkurat ini. Tentunya banyak rasa penasaran yang butuh menemukan jawabannya.

Awalnya saya dan suami terjebak keraguan dalam memilih hotel kedua. Banyak sekali opsi yang bertabur dengan pujian. Tapi entah mengapa tak ada satupun yang mengena di hati.

Tapi akhirnya keputusan berlabuh pada Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Alasan terkuatnya adalah bahwa hotel ini menyediakan acara berlayar dan berkunjung ke Pasar Terapung Lok Baintan bagi setiap tamunya. Gratis dan diadakan setiap pagi, tepatnya beberapa menit setelah subuh.

Seperti kata pepatah “Pucuk dicinta ulampun tiba.”

Saya yang memang sudah beberapa hari mencari informasi tentang wisata ke Pasar Terapung Lok Baintan pun langsung menyemangati suami untuk langsung memesan kamar di Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Rada memaksa lebih tepatnya karena setelah dicek ternyata harga kamarnya melebihi budget yang sudah ditetapkan. Tapi bukan saya namanya kalau tidak berhasil merayu suami. Jurus-jurus penaklukan 24 tahun pernikahan pun langsung dipraktekkan. Mending nambah nilai sewa kamar daripada selisih duitnya dipakai buat nyewa perahu kayu yang harus dicari dulu kan?

Baca Juga : Rattan Inn Banjarmasin. Klasik dan Berkelas

Hujan Menyambut Kedatangan Kami di Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin

Hujan deras.

Yak. Bagai tak akan ketemu hari esok atau entah ada dendam apa, hujan deras sudah berhari-hari menghujan kota seribu sungai ini tanpa ampun. Termasuk saat saya bertemu dikali kedua dengan Utari dan Ruli, dua teman blogger, yang tinggal di Banjarbaru. Kami terjebak oleh hujan angin begitu kejamnya hingga akhirnya hanya bisa mengisi waktu dengan makan-makan, ngobrol dari Sabang sampai Merauke di kantin Museum Lambung Mangkurat dan mampir ke outlet Dekranasda kota Banjarbaru yang letaknya hanya sekepotan satu sama lain.

Di hari ‘pengungsian’ ini juga begitu.

Saking derasnya hujan sepagian itu, saya sampai malas untuk mandi dan hanya ingin duduk di single sofa yang ada dan super nyaman di kamar. Melongok keluar hotel sambil menikmati bergelas-gelas kopi sembari mendengarkan titik hujan menghantam jendela kaca kamar. Kantuk dan rasa malas pun melanda.

Tapi jadwal untuk check in di Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin sudah menunggu.

Saya pun kemudian bergegas, menunggu jemputan dan berkendara menuju hotel yang berada persis di pinggiran Sungai Martapura.

Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
lobby utama swiss-belhotel borneo makassar

Hujan makin menderas, masih menuntaskan dendamnya pada tanah, saat saya tiba di fasad depan Swiss-BelHotel Borner Makassar. Mobil harus menanjak, mendaki sebuah ketinggian khusus untuk menggapai lobby utama hotel. Mengingatkan saya akan Hotel Sari Pan Pacific yang berlokasi di Thamrin Jakarta. Hotel legenda di ring satu ibukota dan pernah saya tinggali selama sebulan lebih saat pertama kali pindah ke Jakarta.

Karena waktu ketibaan saya memang wayahnya para tamu check in dan check out, kesibukan pun terlihat di area penerimaan tamu. Para petugas tampak sigap membantu tetamu menurunkan, menggeser dan mengangkat banyak koper besar yang dibawa. Saya bahkan sempat melihat serombongan keluarga besar yang membawa belasan koper dan kardus-kardus besar. Apa mungkin rumah mereka kebanjiran dan akhirnya memutuskan untuk mengungsi ke Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin ini ya?

Sambil menunggu giliran saya untuk check in, saya memperhatikan dan memotret semua fasilitas yang ada di area utama penerimaan tamu ini.

Terlihat dua tangga besar setengah melingkar di sisi kiri dan kanan dengan sebuah meja marmer yang menjadi titik pertemuan mereka. Di meja ini ditaruh sebuah pot besar berisikan bunga-bunga yang juga sama jangkungnya. Seperti layaknya akomodasi bintang empat, pihak hotel menyediakan lobby lounge dengan sentuhan kayu dan sebuah panggung kecil. Lalu ada mini shop yang menawarkan berbagai produk asli daerah dan amenities sehari-hari yang bersebelahan dengan ruang khusus yang melayani kegiatan wisata. Tak jauh dari area receptionist, ada sebuah space khusus menampilkan berlembar-lembar kain Sasirangan, wastra asli Banjarmasin. Meski ukurannya tidak terlalu besar, kesan kemegahan tetap terlihat.

Setelah rampung urusan administrasi, saya pun melewati berbagai lorong panjang dengan pijakan karpet yang tebal dan mewah untuk menuju ke kamar.

Baca Juga : Hotel Santika Batam. Akomodasi Bintang Tiga Berkualitas di Kota Batam

Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
tangga setengah melingkar yang berada di lobby dan menghubungkan lantai dasar dengan function rooms yang ada di atasnya

Kamar yang Teduh, Bersih dan Nyaman

Seperti halnya space penerimaan tamu yang tadi saya lihat, sentuhan warna-warna alam yang senada pun saya temukan di lorong menuju kamar. Sentuhan warna, dominasi kayu dan karpet yang terhampar pun terkonsep rapi mengikuti kesan pertama yang menyambut saya di lobby tadi. Vibes spesial dan tetap saya rasakan saat berjalan menuju kamar deluxe room yang menghadap ke jalan raya dan sebuah pertokoan yang terlihat sepi dan nyaris kosong.

Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
kamar yang kami tempati di swiss-belhotel borneo banjarmasin
Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
pemandangan jalan raya dan sebuah gedung pertokoan yang terlihat dari kamar deluxe yang kami tempati di swiss-belhotel borneo banjarmasin
Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
kasur dengan pengaturan dekorasi bed head yang memberi kesan adem

Saya disambut dengan wangi ruangan yang lembut dan menentramkan saat pertama membuka pintu. Berasa seperti sedang sedang cuti dan menikmati masa-masa honeymoon sekali dalam seumur hidup.

Di hadapan saya terlihat kamar yang tertata rapi dengan warna coklat mendominasi. Karpet tebal bermotif sama dengan lobby utama tampak terhampar. Ada sebuah lemari baju dengan beberapa open space yang memang disediakan untuk minuman dan berbagai free condiments seperti mineral water, kopi, teh dan gula sachet dan sebuah teko elektrik untuk memanaskan air.

Tersedia juga TV layar lebar dan meja marmer panjang yang terlihat sangat akomodatif untuk bekerja dilengkapi kursi kerja dengan dudukan dan sandaran yang nyaman. Kasur berukuran king size menemani dekorasi bed-head yang cantik dan side lamp dengan bohlam bersinar redup. Ada kaca vertikal yang dipasang dan membuat kamar berukuran 28m2 ini terasa lebih luas. Gorden dan vitrage nya pun dihadirkan dengan warna yang senada menemani dinding kamar yang seluruhnya terbuat dari kaca.

Sungguh suatu penataan dalam ruang dengan padu padan yang teduh dan nyaman. Apalagi kebersihan juga sangat terjaga di setiap sudut kamar. Auto bikin betah untuk menikmati me time yang sempurna.

Meskipun berada di bangunan dan tipe kamar edisi lama milik hotel, saya tetap bisa merasakan kualitas bintang 4 yang dipertahankan oleh Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin.

Menjelajah Berbagai Fasilitas Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin

Mentasbihkan diri sebagai hotel bintang empat pertama di kota Banjarmasin, Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin ternyata memiliki tiga bangunan yang terhubung satu dengan lainnya. Satu gedung yang menyatu dengan lobby utama adalah bangunan terlama. Sementara dua bangunan yang berada di belakangnya adalah fasilitas baru. Jika di gedung lama didominiasi oleh kayu, di kedua bangunan baru ini sentuhannya sudah jauh berbeda. Lebih ke nuansa modern tapi dengan tidak meninggalkan sentuhan artistik layaknya akomodasi berkelas.

Kemegahan dua bangunan baru ini bisa saya lihat saat berada di sebuah kolam renang yang cukup luas. Luar biasa menariknya. Terlihat cantik dengan dikelilingi oleh tanaman hijau dan batu-batu alam yang tertata indah di setiap sudut pinggir kolam. Sayangnya matahari sepagian itu hanya muncul sebentar saja. Jadi saya hanya sempat beberapa menit mengambil foto dengan keindahan penggabungan biru langit dan putih nya awan. Karena tak berapa lama, setelah pemotretan di pinggir kolam itu, hujan pun kembali menyapa tanpa permisi.

Layaknya hotel berskala internasional, Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin juga memiliki beberapa function rooms yang bisa digunakan untuk acara-acara publik. Saat saya akan meninggalkan hotel di siang hari keesokan harinya, hotel ini sedang sibuk mengatur sebuah event wisuda dari salah satu universitas yang ada di Banjarmasin. Hotel pun mendadak penuh sesak dengan perempuan cantik berkebaya serta para lelaki berjas hitam.

Saya juga sempat melewati beberapa ruang khusus yang menyediakan fasilitas spa dan massage untuk para tetamu. Lalu ada fitness centre yang lokasinya bersebelahan. Saya tidak memiliki kesempatan untuk memotret fasilitas ini karena kebetulan tidak ada satupun penjaga yang bersiap di sana. Jadi sungkan untuk masuk tanpa permisi.

Satu yang mengesankan dari Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin ini adalah tanah lapang yang sangat luas untuk parkir kendaraan. Saking besarnya, tempat parkir ini lebih mirip tempat penitipan kendaraan yang ada di pusat pertokoan. Penataan barisnya pun tersusun sangat konseptual hingga bisa memuat kendaraan dalam jumlah yang banyak. Itu saya lihat saat sepulang dari mengunjungi Pasar Terapung Lok Baintan. Parkiran seluas itu penuh tapi tetap rapi tanpa satu pun mobil yang memaksakan parkir disana-sini atau menghalangi akses kendaraan lain.

Baca Juga : Menyesap Kemewahan Klasik di Myko Hotel & Convention Centre Makassar

Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
jepretan kolam renang saat langit masih biru

Berbicara tentang fasilitas gratis rekreasi ke Pasar Terapung Lok Baintan, subuh di hari berikutnya, pihak hotel membangunkan kami dengan dering telepon yang sengaja saya atur lumayan kencang. Bukan apa-apa. Menginap di ruangan senyaman itu, tidur rasanya bakalan super duper asik. Nyenyak, pules dan nyaman. Meskipun pada awalnya sempat terganggu dengan suara kendaraan yang ngegas, ngepot melalui jalan raya yang ada persis di sisi kamar, lampu yang redup dan hujan yang enggan berhenti membuat kamar semakin adem, menghanyutkan saya pada dunia mimpi yang bergitu sempurna.

Padahal awalnya saya sudah menyiapkan dua buah buku untuk dibaca menjelang tidur, tapi apa daya lampu baca yang disediakan hotel di dekat nakas, nyatanya malah mengundang kantuk yang tak dapat ditahan.

Jadi bisa ditebak kan kenapa saya terbangun terkejut-kejut saat telepon di kamar berdering untuk sekian lama di keesokan harinya?

Saya pun meloncat turun dari kasur, ke kamar mandi, salat dan tergesa-gesa menyiapkan diri. Konyolnya saat sudah rapi dan bersiap mendadak mules karena panggilan alam. Jadilah masuk kamar mandi dan ‘setor tabungan’ dulu. Duileeee kok ya pas banget sih.

Lucunya sesubuh itu. Karena kami agak lama turun, petugas hotel datang mengetuk pintu kamar. Saya dan suami pun sekoyong-koyong keluar dan setengah berlari menuju lift yang membawa kami menuju lantai dasar. Petugas mendadak berteriak ke arah kami dan memberitahu bahwa jalur ke arah kanan (yang berbeda dari arah kami berlari) ternyata jauh lebih efektif dan tentu saja lebih cepat. Tak sampai 100 meter dari pintu kamar, kami langsung bertemu tangga setengah lingkaran yang terhubung dengan lobby.

Astaganaga. Demi daging Salmon yang saya sukai, saya mendadak tertawa tak berhenti. Menyadari kebingungan karena sebelumnya saya bolak-balik ke kamar melalui rute yang cukup jauh dan bikin saya dan suami memutari hampir setengah bangunan.

Benar saja. Di lobby lounge sudah menunggu dua rombongan lain yang akan berkunjung Pasar Terapung Lok Baintan. Tiga orang ibu-ibu dan sebuah keluarga muda dengan dua orang anak yang masih balita.

Saya mendadak gak enak hati. Sebagai salah seorang ‘anak kolong’, saya terbiasa datang before time untuk setiap janji. Jadi saat terpaksa telat, seperti saat itu, perasaan pun jadi serba salah. Untungnya mereka tampak tidak mengeluh. Atau memang enggan mau protes untuk tidak merusak suasana perjalanan.

Maapken yak.

Saya pun melewati perjalanan dan pengalaman terbaik saat berada di Pasar Terapung Lok Baintan. Akhirnya saya dijinkan untuk mewujudkan salah satu wish list kunjungan wisata yang sudah belasan tahun lalu tersimpan rapi di dalam benak. Untuk cerita tentang Pasar Terapung Lok Baintan ini akan saya buatkan di artikel yang berbeda ya.

Baca Juga : Membidani Lahirnya Buku Antolog Aku & Masa Lalu Bersama Pondok Antologi Penulis Indonesia

Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
perahu kayu yang disediakan oleh swiss-belhotel borneo banjarmasin untuk para tetamu yang ingin berwisata ke pasar terapung lok baintan

Kelaparan Teramat Sangat

Setelah menikmati layanan gratis berlayar dan berkunjung ke Pasar Terapung Lok Baintan yang disediakan oleh Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin selama hampir tiga jam, perahu kayu yang kami naiki pun kembali ke sebuah dermaga kecil yang berada persis di depan hotel.

Tadi, saat menikmati pemandangan yang begitu menakjubkan di Pasar Terapung Lok Baintan, saya terjebak dalam kesibukan mengamati para pedagang dan memotret kegiatan mereka. Suami pun tampak seru mengobrol dan menanggapi sekian banyak ibu-ibu yang menawarkan banyak produk hasil bumi yang ditawarkan. Suasana pun sangat hiruk-pikuk sehingga kami tak punya waktu untuk mencoba berbagai sajian kuliner yang turut ditawarkan lewat banyak perahu kayu.

Karena tak mencoba satupun jajanan selama di Pasar Terapung Lok Baintan, saya dan suami pun merasakan kelaparan yang teramat sangat. Waktu sudah menunjukkan hampir pkl. 09:00 wita saat kami diarahkan petugas untuk segera menuju sebuah restoran yang berada di lantai terbawah dari keseluruhan bangunan hotel.

Perut rasanya bergejolak. Naga-naga peliharaan mendadak bergeliat dan meronta-ronta. Apalagi saat mengetahui harus menunggu sekian menit karena sebagian besar hidangan terlihat mulai kosong dan tersisa sangat sedikit. Sembari menunggu, saya dan suami pun memulai sarapan dengan makanan ringan, fresh juice berikut dengan kopi dan teh. Salah malah sempat menikmati berpiring-piring kerupuk yang gurih dan crunchy maksimal.

Tak berapa lama semua hidangan pun lengkap kembali. Tampak asap mengepul memenuhi ruangan yang menandakan bahwa apa yang baru saja dibawa dari dapur benar-benar fresh dan baru selesai dimasak.

Mulai dari nasi kuning lengkap dengan lauk pauk dan sayur mayurnya. Soto Banjar dengan pilihan isi yang berlimpah ruah. Bubur ayam yang menyelerakan. Beberapa opsi sarapan dengan pasta dan spaghetti, serta sederetan makanan penutup atau jajanan pasar yang terlihat sangat menggoda. Pilihan kue-kuenya juga menyelerakan loh. Pengen rasanya perut ini digelemungkan agar bisa menampung semua sajian.

Tapi apa daya. Meski sudah sangat kelaparan namun nyatanya ukuran lambung jualah yang memutuskan quota sarapan saya sepagian itu.

Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
ronde pertama sarapan. telur omelete, sosis ayam, kentang, kacang merah yang sudah diolah, fettuccine, soto banjar, sepiring kerupuk dan crackers serta secangkir kecil teh hangat tawar
Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
nasi kuning dan kawan-kawannya
Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
telur acar kuningnya mantab banget loh. saya menikmati telur ini plus ikan asam manis di sebelahnya dengan nasi kuning yang di atas tadi.
nikmat tak terkira

Berharap Menginap di Kamar Baru

Saya awalnya tidak menduga bahwa Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin memiliki tiga kompleks bangunan yang berbeda. Saat menilik official website mereka dan melakukan pemesanan untuk kamar bertipe Deluxe, gambaran saya adalah bahwa kamar yang akan saya tempati persis seperti apa yang ada di tautan tersebut. Kamar tipe deluxe dengan tata ruang kekinian dan dengan jendela kaca yang menghadap ke kolam renang. Pemandangan apik dengan kemungkinan mendapatkan sinar matahari pagi sepuas-puasnya.

Tapi ternyata kamar deluxe yang saya dapatkan berbeda dari foto yang dihadirkan.

Jadi saat menelusur kamar yang didapat, saya menyadari bahwa kamar ini sungguh berbeda dengan fotonya. Untungnya meski ditempatkan di gedung yang lama atau gedung yang paling depan, nyatanya situasi dalam kamar sama berkualitasnya. Hanya saja karena berada persis di depan jalan umum yang cukup ramai, ketenangan pun butuh penanganan lebih karena kamar yang ditiduri tamu tentunya tidak dilapisi dengan alat peredam. Apalagi keesokan harinya saya mengetahui bahwa persis di bawah kamar kami ada night club yang jedag jedug hingga tengah malam. Pantesan aja semalam, saat menjelang tidur, saya seperti berada di tempat nongkrong yang dulu, saat masih jomblo, sering saya datangi. Kirain mimpi.

Namun meskipun saya tidak kekurangan merasakan nikmatnya kamar deluxe di gedung lama,, saya berharap dapat kembali ke Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin dan menempati kamar dengan tipe sama yang persis seperti foto yang ada di website. Plus tentu saja menikmati sarapan di restoran yang juga fotonya terpampang di tautan tersebut. Karena resto dimana saya dan suami sarapan di gedung lama, ruangnya, menurut saya, kurang selesa. Berada di basement dengan ukuran terbatas, bersekat-sekat, serta tidak lapang. Meskipun berdinding kaca, tidak ada pemandangan luar ruang yang bisa dinikmati.

Padahal jika saja restoran khusus sarapannya ada di lantai dasar, di dekat resepsionis, para tamu akan cukup terhibur dengan tenangnya suasana sungai Martapura yang berada persis di depan hotel.

Baca Juga : Menyesap Indahnya Pantai Losari dan Selat Makassar di Swis-BelHotel Makassar

Kesan Pribadi Untuk Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin

Secara evaluasi umum selama saya menginap dua hari satu malam di sini, Swiss BelHotel Borneo Banjarmasin yang masuk dalam jaringan internasional Swis-BelHotel International Hotel & Resorts ini cukup memiliki kualitas kamar dan pelayanan yang baik, meski belum termasuk yang istimewa. Kebersihannya begitu terjaga karena nyatanya selama berkeliling dari gedung lama hingga ke bangunan belakang yang lebih baru, tidak ada jejak-jejak sampah yang tertinggal, dinding bangunan yang memburuk atau peralatan yang berdebu.

Seperti yang disampaikan oleh Utari dan Ruli, satu hal penting yang membuat Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin ini banyak peminatnya adalah karena mereka menyediakan fasilitas gratis untuk berkunjung ke Pasar Terapung Lok Baintan. Satu destinasi wisata memorable yang sudah menjadi icon dan wajah istimewa dari kota Banjarmasin. Rugi rasanya jika sudah sampai di Banjarmasin tapi tidak ke Pasar Terapung Lok Baintan. Apalagi wisata sejenis sangat jarang kita temukan di daerah-daerah yang lain.

Catatan penting lainnya yang ingin saya sampaikan untuk Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin adalah tentang jumlah staff yang bertugas. Selama saya berkeliling menelusur, saya jarang sekali bertemu dengan petugas berseragam. Saya mendadak khawatir dengan keamanannya. Hotel seluas dan sebesar itu tentunya butuh penjagaan di berbagai sudut. Untuk hotel berbintang empat, jumlah petugas yang melayani tamu pun, menurut saya, kurang banyak. Saya sempat ingin minta bantuan sesuatu, tapi karena tak bisa menemukan petugas akhirnya niat itu saya batalkan.

Sebagai seorang travel blogger dan cukup sering menginap di hotel bintang empat, situasi seperti ini tentunya menjadi concern spesial saya. Tempat berkelas tentunya wajib dilengkapi dengan jumlah tim yang proporsional dengan besarnya premises yang ada.

Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
sandwich mini. salah satu tawaran asupan yang sepagian itu laris luar biasa

Terlepas dari masukan untuk hotel, ada sedikit catatan yang ingin saya bagikan kepada semua teman yang (ingin) menginap di hotel. Baik di hotel bintang empat maupun di guest house sekalipun. Hal ini menyangkut tentang tata krama saat menikmati sarapan di restoran hotel yang masih masuk dalam area umum.

Meskipun sarapan buffet bisa kita ambil sepuasnya, hendaknya kita mampu membatasi diri untuk tidak mengambil makanan secara berlebihan tanpa mampu untuk menghabisinya. Tidak menghabiskan makanan yang kita ambil, selain bertentangan dengan ajaran agama, tentunya adalah satu tindakan yang kurang bijaksana. Bayangkan, di luar sana, di satu tempat yang ada di dunia, ada orang atau sekelompok orang yang harus mengais sampah untuk makan atau tidak punya yang sesenpun untuk membeli makanan. Sementara kita dengan seenaknya membuang rezeki kebutuhan primer tersebut.

Saya menemukan kejadian ini saat menikmati sarapan di Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Persis berada di sebelah saya duduk, ada sekeluarga besar (barisan orang tua, remaja dan anak-anak) yang datang bergerombol dan mengambil makanan secara berlebihan. Bahkan saat saya perhatikan mereka mengambil setiap menu secara membabi buta, berpiring-piring hingga isinya tumpah ruah. Mending dihabiskan ya. Tapi banyak diantara makanan itu tersisa setengah, ditinggalkan lalu mengambil lagi menu lainnya. Begitu terus-menerus hingga saya dan suami jengah.

Perilaku berikutnya yang membuat tamu lain tidak nyaman adalah cara berpakaian dan betapa bebasnya mereka mengobrol dengan suara keras. Bahkan anak-anak dibiarkan bergelut dengan suara nyaring hingga menangis. Sama dengan para orang tua. Ada diantara mereka yang memarahi anak-anak dengan nada tinggi. Lalu ada juga yang tertawa-tawa dengan suara lantang. Saya sungguh terganggu. Apalagi saat melihat mereka berpakaian semrawut yang kurang pantas untuk dipakai saat sarapan di hotel.

Mohon diingat juga ya. Biasakan mendidik anak agar paham akan tata krama dan kesopanan. Apalagi berada di tempat khusus seperti di hotel. Kita tidak bisa berpakaian seenaknya seperti di rumah dan bertingkah laku sebebasnya. Ada orang lain di tempat yang sama dan yang juga berhak mendapatkan suasana nyaman dan menyenangkan. Pun sebagai orang tua, berilah contoh adab yang baik untuk diikuti oleh anak-anak.

Saya sempat melempar pandangan tajam ke arah mereka. Ada keinginan untuk menegur tapi suami menahan niat saya. Kami akhirnya memutuskan untuk berpindah duduk kemudian tak lama setelah itu kembali ke kamar untuk bersiap-siap menuju bandara.

Beberapa Jepretan Pribadi Untuk Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin

Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
fasad swiss-belhotel borneo banjarmasin yang saya potret dari area parkiran
Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
fruit salad. salah satu dessert yang enak di swiss-belhotel borneo banjarmasin
Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
area receptionist yang sangat kecil untuk ukuran hotel bintang 4
Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura
bagian dalam dari perahu kayu yang kami tumpangi untuk berwisata ke pasar terapung lok baintan
Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura

Travel Blogger & Hotel Reviewer | annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

18 thoughts on “Swiss-BelHotel Borneo Banjarmasin. Semalam Menginap di Depan Sungai Martapura”

  1. Mbaaa, saya naksir sandalnya, kayaknya nyaman banget :D
    Warnanya juga cakep di kaki :D

    Btw hotelnya nyaman ya, liat kamarnya jadi ngantuk pengen bobok hehehe.
    Fasilitasnya naik perahu menarik banget tuh, beneran rasanya rugi udah jauh-jauh nggak menikmati ikon pasar apungnya ya :)

    Btw juga, saya setuju banget Mba, beberapa orang kadang abai terhadap penampilannya dengan berkaca pada para bule yang bertampilan asal ke mana-mana, ya para bule kan beda penampilan sama kita yak, hahaha.

    Kalau asal berpenampilan di tempat lain sih nggak masalah, tapi kalau di tempat makan gitu rasanya merusak selera banget hahaha

    terus masalah orang ambil makanan banyak, sedih sih ya, sering banget gitu liat makanan mubazir nggak kemakan mana banyak pula macamnya :(

    Reply
    • Memang seenak itu sih sandal sepatunya. Dari jenama Sketchers Mbak Rey. Yang memang terkenal dengan kenyamanannya. Setiap tahun mereka mengeluarkan koleksi-koleksi terbaru.

      Bener Mbak. Menjaga attitude saat di tempat umum memang harus terus dijaga. Karena yang menggunakan fasilitas itu bukan hanya kita. Dan ini harus diajarkan kepada anak-anak sedari kecil. Tata krama dan kesopanan harus didahulukan ketimbang ilmu.

  2. Duh, salfok sama nasi kuningnya… Nasi kuning di banjarmasin tuh beda sama nasi kuning di jawa. Lebih punel, lebih terasa rempahnya.
    Mbak Annie gak pernah gagal ya kalau mereview hotel. Enak gitu bacanya… Makasih ya mbak…

    Reply
    • Aaahh sepakat Mas Taufiq. Mungkin mereka punya bumbu tersendiri ya untuk mengolah nasi kuning itu. Dan memang seenak itu jadinya

  3. terlihat megah yaa hotelnya..
    Saya mau menanggapi tentang “kebablasan” dalam mengambil makanan di restoran hotel. Hiks sedih banget yaa, gak sedikit tamu yang masih melakukan hal ini, ambil makanan sebanyak mungkin kemudian gak dihabiskan, padahal makanan tersebut ada banyak yang pengen tapi karena udah diborong segelintir orang, tamu lainnya terpaksa gak bisa mencicipi karena udah kehabisan. Hal ini sering saya temui, rasanya setiap nginap di hotel pasti nemu yang seperti ini

    Reply
    • Nah bener banget Mbak Ira. Sayang banget ya. Sudah di zaman modern seperti ini, masih juga ada sekelompok orang yang tak paham akan tata krama (attitude) yang baik di tempat umum. Saya sangat menyayangi kejadian itu.

  4. Wah pukul 09.00 masih bisa sarapan lengkap di Swiss Belhotel

    saya pernah menginap semalam di swiss bellhotel subang (atau bekasi ya? saya lupa karena sedang ada job bareng Pertamina) dan kenyang dong dengan breakfastnya yang sedap-sedap ^^

    Reply
    • Iya Mbak. Alhamdulillah sepertinya bagian food & beverage telah mempersiapkan banyak makanan dan minuman yang cukup untuk para tamu

  5. Berasa memanjakan diri banhet kalau liat suasana hotelnya. Selain lokasinya yg terbilang strategis, fasilitasnya pun cukup lengkap selain itu Kolam renang tampak bersih dan nyaman utk sekedar bersantai di pinggir kolam.

    Pasti agak menjengkelkan dikala bertemu tamu lain yg rasa2 kurang attitude. Dan staff pun seperti tak punya pilihan/power utk menegur.

    Reply
  6. Dari foto-fotonya memang hotelnya nyaman ya, Mbak. Walau ternyata Mbak Annie masih mendapat kamar di bangunan lama, padahal di foto kamar di bangunan lama. Namun tetap sesuai, apalagi ada perahu yang mengantar ke pasar terapung. Kolam renangnya juga luas, bikin pengin nyebur hehehe.

    Reply
  7. Cantik banget Mba kamar yang dipesan, sangat mendukung untuk quality time dengan pasangan :-)
    Trus saya pengen banget juga ngrasain naik perahu di Pasar Terapung Lok Baintan, terlihat asik gitu naik perahu. Saya belum pernah ke Banjarmasin..hehe Semoga bisa mengikuti jejak Mba :-)
    anyway, kalau Mba ada kunjungan ke Palu, bisa banget menginap di Swissbel Hotel Silae Palu, ada villa dan ada bagian hotelnya langsung menghadap ke Teluk Palu, restonya juga ada yang outdoor menghadap Teluk Palu ^^

    Reply
    • Tentang Pasar Terapung Lok Baintan akan saya tulis terpisah ya Mbak Cindi. Lagi ngantri buat dimunculkan nih hahahaha.

      Ah noted. InshaAllah jika ada kesempatan berkunjung ke Palu, nanti nginap di Swiss-BelHotel Silae Palu. Barusan lihat foto-fotonya dan memang secantik itu tempatnya. MashaAllah.

  8. Setuju mbak, alangkah baiknya tiap lorong kamar tuh ada penjaganya, apalagi tamu yang baru singgah ya, butuh sambutan sambil dikasih unjuk nomor kamar misalkan, aku pernah nginep di salah satu hotel besar, kebetulan malam, pas keluar lift langsung ketar ketir dong karena suasananya senyap sepi gitu, mendadak takut, apalagi emang aku sendirian, room mate aku belum datang. Untung kamarnya nyaman, seperti kamar pesanan mbak di Swiss BelHotel gitu warna kamarnya, tapi masih bagusan di situ sih, pantesan tidurnya nyenyak ya, hehe

    Reply
    • Bener. Suka ngeri berada di tempat yang luas dan besar tanpa penjagaan yang maksimal ya. Serasa berada di tengah hutan tanpa ada orang yang nemenin gitu.

      Kamarnya memang senyaman itu. Atmospherenya bikin ngantuk dan pengen baringan terus hahahaha.

  9. Gak apa Bu Annie kelilingan satu bangunan pun juga, selam berdua thawafnya hehe. Kalau sendirian mah baru dah iseng, eh. 😂
    Hotel yang menyenangkan ya dengan suasana dan fasilitas terutama kulinernya yang bakalan bikin kangen buat balik lagi

    Reply
  10. Cakep banget mba Swiss Bell Hotelnya. Dari mulai lobby, kamar, terus menu makanannya. Bangunan luas dan mewah ya. Cuma kurang apa tadi, penjaga keamanannya kurang banyak ya mba.

    Reply
  11. Dekorasi tangga hotelnya cakep banget, sekilas kayak antik tapi mewah. Apalagi melihat kolam renangnya, duh, pengen rasanya menyebur ke air hehe. Suasana kamarnya berasa lagi berada di masa lalu tapi tetap nyaman.

    Reply
  12. Cakep bener jadi nya dari hasil foto Mbak Annie 😍😍😍 aku yang tinggal di Banjarmasin saja belum pernah staycation di Hotel ini, dan ada rencana juga mau kesini karena mereka menawarkan wisata pasar terapung juga.

    Betul banget Mbak kalau masalah manner saat makan di resto hotel, kita perlu menghargai ketenangan orang lain, ga boleh semaunya berpakaian dan berperilaku. Biasanya di depan resto hotel itu ada yang di tulis “Dilarang menggunakan piyama/baju tidur jika makan/sarapan”.

    Reply

Leave a Comment