BANGKOK INTERNATIONAL GIFT FAIR and BANGKOK INTERNATIONAL HOUSEWARE FAIR 2015
Salah satu jenis pameran yang paling saya sukai adalah pameran CRAFT atau GIFT. Entah dalam skala kecil maupun besar. Outdoor atau indoor. Dengan jumlah peserta yang sedikit maupun banyak. Pokoknya kalau judulnya sudah craft atau gift, biasanya saya akan datang dengan semangat, beralas kaki rata, bertas selempang, dan berpakaian senyaman mungkin layaknya orang yang sudah siap menghabiskan waktu berjam-jam untuk sekedar menikmati ribuan hidangan produk-produk kreatif.
Semakin betah untuk mengunjungi event seperti ini berkali-kali jika craft atau gift tersebut tidak dicampuradukkan dengan materi-materi/produksi lain terutama dengan produk pabrikan. Nuansa seninya bakal berasa banget. Sayangnya event seperti ini sudah jarang banget terjadi. Bahkan untuk 1 pameran craft terbesar dan sangat populer di Indonesia pun, yang selalu diadakan setiap April di Jakarta, tahun demi tahun, konsep craft nya semakin terjun bebas. Stand komersial tidak tertata, ruang gerak publik yang semakin sempit, tidak jelas pembagian area produknya, sampai barang-barang ala Mangga Dua pun pernah ikutan nimbrung. Konsistensi penyelenggara yang mempertahankan atmosphere handicraft selama 8tahun, ternyata mulai lebih condong ke konsep bisnis ketika menginjak tahun ke-9 sampai saat ini. Semua jenis produk, entah itu makanan, plastik, bahkan baju-baju, lebih mendominasi dibandingkan para perajin craft itu sendiri.
Jadi ketika saya ada waktu untuk berkeliling Bangkok International Trade & Exhibition Centre yang luas luar biasa di event ini, saya yang tadinya berfikir akan menemukan kasus seperti di atas, langsung gugur seketika. Walaupun pada saat yang sama ada 2 topik yang ditawarkan kepada pengunjung, zoning berdasarkan jenis produk dan kepentingan sangat diperhatikan.
Dengan luas yang hampir sama dengan Jakarta Convention Centre, pihak penyelenggara dengan sangat rapih memisahkan para peserta: 1 hall khusus untuk houseware dan peserta-peserta dari negara-negara ASEAN termasuk Indonesia dan 1 hall besar dengan 3 pengelompokkan yaitu interior design, produk kreatif dan beberapa stand jewelry pabrikan.
Stand Indonesia
Untuk stand Indonesia yang memunculkan jargon Trade With Remarkable Indonesia, terdiri dari 2 sisi, dengan jumlah booth/peserta 12 brand. Satu sisi diperuntukkan bagi UKM yang bergerak di dunia fashion (batik/kain dan tas). Sementara di sisi yang lain adalah kami-kami yang memproduksi perhiasan (jewelry/accessories) dengan dominasi produk silver Bali.
Stand Negara-negara ASEAN
Selain Indonesia, negara ASEAN lain yang berpartisipasi adalah Myanmar, Burma, Vietnam, dan Jepang. Sebagian besar menyajikan produk handmade dan perhiasan dengan materi khas negara masing-masing.
Dalam hall yang sama, ada stand-stand besar yang menjual produk houseware dengan materi-materi yang sungguh inovatif. Tiga hari pertama pameran, mereka hanya membuka dealing dengan Buyer atau yang lebih dikenal dengan transaksi B2B (Business to Business), tanpa penjualan eceran. Produk yang ditampilkan adalah yang masih baru dengan harga menengah ke atas. Sementara 2 hari terakhir, isi stand berubah total menjadi barang-barang yang siap diobral habis-habisan. Kalo gak inget-inget susah mbawanya, iihh rasanya pengen deh dibawa pulang semuanya. Bentuk dan warna yang menarik, bikin gatel tangan pengen mbuka dompet hahahahaha
Di Hall yang berbeda, dengan ukuran yang lebih besar, para produsen design interior, creative items dan jewelry bertebaran dengan cantiknya. Berikut adalah beberapa yang sempat saya foto atau curi-curi fotonya. Sayang, ada beberapa booth yang luar biasa indah, tapi tidak berkenan untuk diambil fotonya walau dari jauh sekalipun. Heran juga ya. Padahal mereka toh berjualan juga secara on-line, which is otomatis produk mereka akan terlihat oleh umum dan sangat memungkinkan untuk dibuat kembarannya. Tapi yang pasti, tidak seperti layaknya booth pameran di Indonesia yang terkotak-kotak oleh partisi, setiap peserta di event ini tidak dipisahkan oleh pembatas/dinding tersebut. Semua disetting dalam bentuk hook atau sudut yang memungkinkan setiap peserta terbuka dari 2 sisi. Jadi mereka bebas berekspresi dan menata stand mereka dengan lebih bebas. Jalan diantara stand pun dibuat sangat lebar sehingga lalu lintas pengunjung tidak berdesakan.
Mengamati pelan-pelan, satu demi satu, pengusaha-pengusaha lokal yang berpartisipasi di Hall ini, tampak sebagian besar menyajikan karya-karya yang cenderung futuristik dengan tidak meninggalkan sentuhan atau warna-warna bumi/alam. Pemilihan materi juga beragam walau hanya berasal dari kertas atau kain sekalipun.
Beberapa area juga disediakan untuk food and beverage. Mulai dari foodcourt, cafe exclusive, dealing area, sampai mini market juga disediakan. Diatur dalam beberapa titik sehingga mudah untuk dijangkau. Harga? Tentu saja lebih mahal dari penjaja di luaran yang jauh dari jangkauan.
Walaupun masih berada di tengah kota, BITEC/venue cukup luas untuk ditempuh dengan berjalan kaki. Menyiasati masalah ini, penyelenggara menyediakan mobil mini van dari pintu ujung yang berhubungan dengan BTS Sky Train yang mengantarkan kita ke beberapa pintu masuk yang kita tuju. Pelayanan sama akan kita dapatkan saat kita ingin pulang menuju pintu luar. Mereka juga menyediakan bantuan pemesanan Taxi di satu titik tertentu dengan sistem kartu antri. Semua free of charge baik untuk exhibitor/peserta pameran maupun untuk pengunjung. Sementara jika kita ingin sedikit berolahraga dengan berjalan kaki, panitia menyediakan jalan/lorong khusus yang bisa kita tempuh dengan menggunakan travelator tanpa harus berkeringat karena sepanjang jalan full AC.