Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Saat bercerita kepada Ibu bahwa saya akan ke Bengkulu bersama suami, beliau tampak antusias. Beliau menyampaikan bahwa saat saya masih balita, Ayah dan Ibu pernah membawa saya dan kedua saudara saya berkunjung ke rumah saudara di Bengkulu kemudian melanjutkan perjalanan ke Bangka Belitung. Saya cukup surprise saat mendengar informasi ini karena tak pernah sekalipun mengingat kejadian tersebut.

“Ada fotonya. Tapi entah dimana disimpannya,” begitu penjelasan Ibu saat saya terlihat bingung. Maklumlah, jaman saya balita, foto-foto tuh hasilnya masih konvensional. Belum berwarna alias hitam putih. Dan itupun masih sedikit produsen yang bisa mencetak foto tersebut. Mahal pulak biaya cetaknya.

Lewat pernyataan ini, sahihlah informasi bahwa kedatangan saya ke Bengkulu di pertengahan 2023 yang lalu bukanlah menjadi kunjungan yang pertama. Hanya saja mungkin statusnya sudah berbeda. Dulu, Bengkulu masih masuk dalam Provinsi Sumatera Selatan. Sementara sejak 1968 Bengkulu sudah berdiri mandiri sebagai provinsi sendiri. Tepatnya provinsi ke-26 setelah Timor Timur.

Disambut dengan Cuaca Panas Mendera dan Masakan Padang yang Menyelerakan

Setelah terbang selama kurang lebih 1 jam 20 menit dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Fatmawati di Bengkulu, ketibaan saya disambut dengan cuaca panas yang pelik mendera. Bahkan saking teriknya saya bersegera meraih kacamata hitam yang tersimpan rapi di sling bag yang saya kenakan.

Panas memang merata sejak awal tahun 2023. Nyelekit dan bikin kulit terasa panas terbakar. Dan itu terasa banget di wajah.

“Panasnya memang berlebihan sih Mbak. Tapi anehnya kemarin turun hujan beberapa belas menit. Tapi setelah itu udara malah jadi sumuk,” Daniel Liem, tour guide saya dalam tiga hari kedepan bercerita begitu antusias. AC di dalam mobil pun langsung diatur sedingin mungkin. Setidaknya memberikan sedikit kenyamanan karena keringat sudah mengucur sedari tadi.

Karena tiba di tengah hari, Daniel mengajak saya dan suami untuk makan siang terlebih dahulu. Pilihannya jatuh pada sebuah rumah makan padang yang berada tak jauh dari Benteng Marlborough. Salah satu destinasi wisata andalan dari provinsi Bengkulu.

Rumah makan ini berada di sebuah deretan ruko dan kawasan yang sudah tampak menua. Beberapa tempat tampak sudah tidak berpenghuni, kosong, mulai rusak di beberapa bagian bangunan. Tapi meskipun dikelilingi oleh suasana sepi, rumah makan ini tampak tak henti menerima tamu.

Secara visual tempat ini terlihat biasa saja. Tak bersolek layaknya tempat nongkrong yang sering didatangi. Tempatnya juga tidak terlalu luas. Bahkan menurut saya, sudah waktunya untuk direnovasi agar kenyamanan pengunjung lebih terjamin. Khususnya untuk lantai yang mulai menghitam dan beberapa bangku plastik yang sudah dalam posisi tak stabil untuk diduduki.

Tapi kesan tua dari tempatnya terbayar manis dengan kelezatan masakannya. Ini tak bisa saya pungkiri. Sebagai anak Sumatera dan besar dengan menu serba sumatera yang kaya akan bumbu dan kuah santan, masakan di rumah makan ini cocok di lidah saya. Rasanya seperti kembali ke rumah dan menikmati masakan ibu. Entah karena kelezatannya atau ingatan akan sajiannya, siang itu saya lahap menghabiskan sepiring penuh nasi putih pulen dan ikan bakar yang cukup besar.

Kesan pertama tiba di Bengkulu yang tak akan terlupakan.

Baca Juga : Danau Gedang. Salah Satu Destinasi Wisata Wajib Kunjung di Bengkulu

Menyusur Ground Floor yang Megah dan Estetik

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Menuntaskan makan siang yang lumayan heavy barusan, Daniel langsung mengantar kami ke Mercure Hotel hanya dalam beberapa menit saja. Satu-satunya hotel bintang empat yang ada di tengah kota ini, terlihat megah dari depan jalan yang kami lalui. Terlihat beberapa ruangan besar di bagian bawah yang ternyata adalah bekas pertokoan yang sudah tidak beroperasi. Sementara untuk mencapai area lobby, kendaran harus melewati jalur menanjak yang cukup menantang.

Kesan “biasa” yang saya dapatkan dari ruangan kosong di bawah bangunan tadi, terbayarkan dengan sentuhan keindahan khas hotel bintang empat di lobby. Dengan langit-langit yang lumayan tinggi kesan elegan langsung bisa saya nikmati.

Di area kerja para penerima tamu, tepat di depan pintu masuk, ada pembatas yang lumayan tinggi. Pembatas unik yang berupa lempengan bersambung dengan siku-siku besi yang membuat dinding ini fleksibel untuk diatur/dibentuk. Lumayan tinggi ukurannya. Dengan motif berjaring, dinding buatan ini sepertinya dipersiapkan untuk menjadi pembatas area khusus check in dan check out tamu. Bagus sih idenya, tapi menurut hemat saya, dinding ini justru membuat area penerimaan tamu ini jadi terbatas dan kurang lega. Apalagi persis di depannya diletakkan banyak sofa dengan jumlah dudukan yang berlimpah. Untuk saya yang lebih menyukai konsep “plong” alias minim atau tanpa pembatas, ruangan akan terlihat lebih grande jika diatur tanpa sekat.

Saya menyempatkan berkeliling sebentar dan memotret sembari menunggu suami mengurus reservasi. Lumayan panjang antriannya karena kedatangan kami tepat di waktu-waktu tetamu datang dan pergi.

Yang cukup dan sangat menarik perhatian di lantai terbawah ini adalah PALM Restaurant. Sebuah resto yang cukup besar dengan sentuhan design interior yang apik dan cantik. Dari pintu kedatangan tadi, restoran ini ada di sisi kanan. Berhadap-hadapan dengan space khusus yang disediakan hotel untuk berbagai produk unggulan UKM Bengkulu. Salah satunya adalah Batik Besurek dalam berbagai pilihan. Ada kainnya saja, baju, tas, dompet, dan lain-lain. Ada juga gift (buah tangan) berbentuk hiasan rumah. Semuanya menampilkan ciri khas Bengkulu seperti bunga Rafflesia yang menjadi ikon provinsi ini.

Berdinding jendela kayu yang tinggi dan lebar, saya bisa mengintip nuansa elegan yang dihadirkan untuk Palm Restaurant. Meja dan bangku tersusun rapi dengan susunan dan jenis keramik yang cantik. Lampu-lampu yang dihadirkanpun semakin menyempurnakan kehangatan ruangan ini. Tak sabar rasanya menikmati sarapan di sini keesokan harinya.

Baca Juga : Batik Besurek. Kekayaan Wastra Asli Bengkulu yang Memesona

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Saya kemudian melangkah ke arah yang berbeda. Kali ini lurus saja hingga menemukan satu tempat yang elok dan berseni.

Bersiap dengan kondisi tetamu yang mungkin ingin bertemu dengan kolega bisnis tanpa harus mengajak mereka ke kamar, Hotel Mercure Bengkulu menyediakan ruang yang luas dengan banyak sofa dan tempat duduk yang nyaman. Di area yang sama juga hotel memfasilitasi setidaknya dua ruang yang sedak dan sejuk untuk mengadakan pertemuan dengan peserta yang tidak terlalu banyak. Bisa jadi ruang temu janji yang comfort untuk duduk bersama teman, kolega, atau bahkan keluarga.

Saya bersengaja masuk ke ruangan tersebut dan merasakan hawa nyaman yang tercipta. Asik banget sepertinya bekerja di working space seperti ini. Ruangannya adem, hangat dengan suhu ruang yang pas, dengan pencahayaan yang lebih dari cukup. Pasti betah untuk berdiskusi dengan team work berlama-lama. Saya membayangkan bisa bekerja kreatif di ruangan ini. Menulis atu melakukan kegiatan pasif produktif lainnya.

Semua menjadi semakin asik karena di area yang sama ada ANDUN Bar yang menyediakan berbagai jenis minuman dingin dan hangat, panganan kecil serta camilan yang memang cocok untuk mengganjal perut sembari bekerja. Barnya sendiri estetik banget. Dibuat persegi panjang dengan dapur mini yang efektif dan efisien. Sebagai pelengkap hiasan tempat, ada artificial plants, berbotol-botol anggur dan cangkir-cangkir yang disusun terbalik.

Selain sofa yang jumlahnya belasan, di satu sisi khusus ada dudukan panjang yang dibuat meliuk-liuk dengan vertikal dan horizontal garden yang menempel ke dinding. Pencahayaannya manis sekali. Menampilkan kesan segar, full of lighting dan tempat yang pantas untuk direkam lewat lensa kamera. Saya menemukan sentuhan rancang dalam ruang yang berbeda di sini. Cahaya matahari yang masuk lewat dinding kaca yang jangkung di dekatnya, membuat tempat ini selesa untuk membaca.

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Kamar yang Hangat dan Nyaman

Saya menempati kamar tipe Superior seluas 26m2 yang tampak bersih dan terawat dengan rapi. Selain twin bed dengan dua nakas yang efisien di samping tempat tidur, ada sebuah sofa memanjang dengan dudukan empuk dan sebuah meja bundar yang cukup membantu kita untuk meletakkan makanan dan minuman. Atau bisa juga dijadikan meja kerja karena tidak disediakan meja kerja permanen seperti biasanya.

Ada kaca besar di salah satu dinding yang fungsional banget untuk berdandan. Ruang basuhnya pun cukup luas dengan peralatan yang berfungsi dengan baik. Begitupun dengan complimentaries yang biasa kita nikmati saat bertandang di sebuah hotel.

Yang cukup berkesan buat saya adalah wallpaper yang dipasang di atas bed head. Warna abu-abu, hijau, putih, dan hitam mengiringi gambar burung yang tampak berpadu padan apik dengan potongan motif kain batik. Sentuhan kombinasi yang meletakkan abu-abu sebagai warna dominan hingga menyentuh hampir ke seluruh ruangan, seperti horden, sofa, dan beberapa furniture yang ada di dalam ruangan.

Dari sekian banyak kamar hotel yang saya inapi, entah kenapa saya selalu impress dengan warna abu-abu meski warna ini bukanlah warna favorit saya. Dari beberapa referensi yang saya baca tentang makna warna, abu-abu memiliki kesan positif karena melambangkan kemandirian, kestabilan, keseriusan, serta tanggung jawab. Saya lebih condong memaknai kestabilan saat melihat abu-abu dijadikan warna dominan di kamar ini. Maknanya juga menyempurnakan kesan hangat dan nyaman yang ingin diciptakan oleh Hotel Mercure Bengkulu.

Baca Juga : Semalam Menikmati Kemewahan Best Western Premier Panbil Hotel Batam

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Sarapan yang Hiruk Pikuk

Saya sudah menduga akan menghadapi antrian sarapan yang panjang saat memperhatikan antrian check in sehari sebelumnya. Pemikiran ini ternyata tepat. Meski sudah menyiapkan meja dan kursi yang sangat banyak dengan berbagai ruang yang luas, saya harus sabar menunggu agar mendapatkan meja yang pas untuk makan berdua suami. Antrian tamunya cukup panjang dengan suasana hiruk pikuk yang tak dapat dihindari.

Saya juga harus sabar menanti berulangkali agar piring-piring dan mangkok-mangkok wadah makanan terisi penuh kembali. Meski asupan menu utamanya tidak terlalu beragam, sepertinya pihak resto Hotel Mercure Bengkulu cukup kewalahan melayani tamu. Termasuk mengambil piring-piring kotor di meja-meja yang sudah ditinggalkan tamu dan membersihkan meja-meja itu sendiri.

Soal masakan, untuk hotel bintang empat, rasanya masuk dalam skala average. Tidak istimewa pun tidak berada di bawah rata-rata. Asupan yang ditawarkan sebagian besar adalah masakan Sumatera dan standard nusantara kemudian dilengkapi dengan kue-kue/camilan ala Bengkulu, pastries and bakery, egg station, potongan buah dan salad sayuran. Sayangnya pilihannya tidak banyak dan cenderung sebagian besar adalah hidangan kering.

Mungkin harapan saya terlalu tinggi. Tadinya, tepatnya sehari sebelumnya, saya memandang Palm Restaurant sebagai venue dengan hidangan yang melahirkan kesan tertentu. Tapi ternyata sarapan dua kali di sini, kesan saya tidak berubah. Tetap sama dengan sajian yang minim variasi.

Sesungguhnya, seringkali saya berharap bahwa hotel di daerah, bisa menghadirkan banyak masakan khas daerah tersebut dengan rasa jempolan. Tapi ternyata kebijakan seperti ini tuh tidak mudah untuk diputuskan. Hotel lebih memilih menyajikan asupan standard nasional ataupun internasional agar mudah dicerna dan diterima oleh lidah semua tamu. Proses pembuatannya juga tentunya lebih mudah. Jadi kemungkinan besar tak menimbulkan rangkaian resiko yang tidak diharapkan.

Saya sempat melirik Palm Restaurant menawarkan Tekwan sebagai salah satu pilihan sajian berkuah. Namun sayangnya menu ini tersaji tanpa menyentuh rasa aslinya. Sebagai puteri Palembang, Sumatera Selatan, pemilik asli Tekwan, kuah dan biji tekwannya tidak selezat yang saya kira. Bahkan melenceng jauh dari konsep kental serba ikan yang menjadi jargon utama tekwan.

Baca Juga : Pindang 77. Pilihan Sajian Masakan Sumatera di Kota Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Fasilitas yang Berada di Dalam dan Sekitar Hotel

Memenuhi persyaratan sebagai hotel bintang empat, Hotel Mercure Bengkulu dilengkapi dengan swimming pool berukuran cukup besar, gymnasium, spa, lounge, serta layanan dari dan ke bandara yang berjarak sekitar 20 menit berkendara.

Beragam fasilitas umum di seputaran hotel pun cukup lengkap. Ada beberapa toko oleh-oleh, restoran yang menyajikan masakan khas Bengkulu dan Palembang, restoran dari jenama internasional, kantor-kantor pemerintahan, termasuk coffee shop dan warung kopi tradisional yang sangat asik untuk dijadikan tempat nongkrong sembari menghabiskan waktu-waktu lowong tanpa acara khusus selama berada di Bengkulu. Semua bisa kita gapai karena letaknya yang hanya walking distance.

Pernah di satu malam, saat saya dan suami kelaparan, kami memesan makanan dari salah satu resto yang lokasinya tak jauh dari hotel. Lumayan untuk menghambur rasa lapar tapi terlalu malas untuk pergi ke luar kamar.

Jadi, kelebihan utama dari Hotel Mercure Bengkulu adalah lokasinya. Dengan status bintang empat yang disandang, kehadiran Hotel Mercure Bengkulu tentunya mengangkat prestige kota kecil seperti Bengkulu. Hotel ini setidaknya bisa menjadi prestigious premises saat pemerintah/organisasi atau bahkan perorangan ingin mengadakan sebuah acara resmi atau yang mengundang tamu-tamu kehormatan dari ibukota.

Saya mencoba menelusur Mercure hotel yang berada di bawah manajemen Accor Group ini. Kebetulan akan ada rencana ke Balikpapan. Sebuah kota yang dulunya terkenal dengan tempat tinggal bagi mereka yang berkegiatan di dunia mining. Terakhir berkunjung, Balikpapan tampak berubah dari terakhir saya berkunjung di belasan tahun yang lalu. Tapi tampak sekali bahwa kota ini giat bergerak. Salah satunya adalah menyediakan perumahan yang memiliki konsep mandiri dan dapat berkembang semakin baik di masa yang akan datang.

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

29 thoughts on “Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu”

  1. Bengkulu sekarang sudah lebih ramai dan modern ya. Selain banyak dibuat lokasi wisata kekinian, juga dibarengi tumbuhnya fasilitas yang menunjang seperti hotel dan resort (disekitar pesisir)
    Modern tapi tidak meninggalkan ciri khas dari Bengkulu nya ya… Beberapa ornamen masih sangat terlihat bercorak tradisional

    Reply
  2. Belum pernah ke Bengkulu sih tapi setelah post ini langsung ngiler mau nyobain Mercure Hotel Bengkulu. Sempat hujan ya mbak Bengkulu. Di sini masih kering dan panas banget.

    Reply
    • Semoga suatu saat bisa menginjakkan kaki di Bengkulu ya Mas. Saat kunjungan saya ke sana, Bengkulu juga panas luar biasa meskipun sempat hujan sebentar.

  3. Aku pun belum pernah ke Bengkulu. Tapi soal hotel, Mercure percaya lah pasti berkualitas. Jaringan managemen hotelnya kan udah mendunia. Di Bandung ada dua, Mercure Bandung dan Grand Mercure.
    Desain kamarnya elegan, jadi betah nih nginep di Mercure. Iya bener, area lobby rada akward yah ada partisi gede kayak gitu. Engga setema juga sama kamar dan restoran.
    Terima kasih review hotelnya. Semoga pan-kapan sempat mampir ke Bengkulu.

    Reply
    • Setuju Mbak Hani. Saya pun suka dengan jaringan hotel Mercure. Nyaman, bersih dan selalu menyenangkan hati. Salah satu opsi yang menjadi pilihan saat sedang traveling.

  4. Belum ada kesempatan bertandang ke Bengkulu, tp hotel Mercure nya ini bisa jd rekomendasi penginapan yg cukup nyaman dan strategis apalagi jika fasilitas lengkap serta pelayanan yg ramah. Cukup unik designnya berkesan modern dan rapi. Untuk makanan breakfastnya keliatan cukup variatif

    Reply
    • Yup bener. Apalagi lokasinya sungguh strategis. Banyak dikelilingi oleh fasilitas umum yang memudahkan kita untuk berkegiatan.

  5. Geliat Bengkulu akan pariwisata juga merangkak naik nih, terlihat dari penyediaan sarana tinggal seperti hotel bintang 4 ini yang membuat para pengunjung betah ya

    Reply
    • Betul Mbak. Semoga dengan semakin baiknya fasilitas akomodasi di Bengkulu, wisata di kota kecil ini juga merangkak naik.

  6. setiap hotel punya ciri khas menu yang dihidangkan ya mbak annie. Semenjak main ke blognya mbak annie jadi tahu bagaimana kota bengkulu dan sekitarnya. Ditunggu cerita menarik lainnya

    Reply
    • InshaAllah masih banyak cerita dan tulisan yang ingin saya hadirkan tentang Bengkulu. Ada beberapa destinasi wisata yang cukup representatif untuk diketahui oleh publik. Mudah-mudahan apa yang akan saya hadirkan di blog ini bisa menjadi referensi bagi mereka yang ingin rekreasi atau berkunjung ke Bengkulu.

  7. suka sama warna kamarnya, purih abu-abu.
    Suka sama hiasan botol-botol di atas meja bar
    Suka sama jendela kayu besar-besar di area resotoran
    Suka sama penampakan pohon pisang yang “tumbuh di atas meja”
    Dan emang itu partisi di ruang resepsionis itu rad menganggu bagi manusia yang suka ruangaan lega tanpa banyak sekat.
    Over all hotelnya elegan ya, Bu…

    Reply
    • Kalau saya tidak salah, hotel bintang 4 yang ada di Bengkulu ya Hotel Mercure ini. Selebihnya adalah bintang 3. Mungkin karena masih kota kecil kali ya Ci. Jadi kebutuhan untuk staycation dengan kemewahan tuh masih belum terasa.

  8. Cuaca panas ditambah masakan padang, apa ga tambah panas mbak. Tapi makin bersemangat makan juga ya. Kalau daerah sudah ada fasilitas hotel berbintang, pasti akanmenarik minat buat berkunjung ke sana. Bagaimana pun kenyamanan stay saat wisata adalah hal yang kudu diperhatikan

    Reply
    • Hahahaha iya Kang Ugi. Sejatinya Bengkulu tuh belum punya destinasi kuliner yang murni khas Bengkulu. Masih banyak terpengaruh oleh masakan dan makanan khas Sumatera Selatan dan Sumatera pada umumnya aja.

  9. nyaman banget ya?
    Kalo menginap di sini, jangan-jangan saya malas check out hehehe
    Kemarin saya baru baca (dan teringat kembali:D), kalo Bengkulu ini pengembangan dari Sumatera Selatan
    Gak heran punya “Batik Besurek” yang jadi keunggulannya

    Reply
    • Hahahaha. Staycation memang selalu asik Mbak Maria. Apalagi jika tinggal di hotel bintang 4 atau 5 yang lengkap fasilitasnya.

  10. Bengkulu, salah satu kota bersejarah di Indonesia, tapi kyknya generasi zaman now udah mulai lupa hehe. Soalnya dibandingkan dengan beberapa kota tetangganya nama Bengkulu kyk kurang dikenal. Eh ternyata udah jadi propinsi sendiri ya? PR pemdanya nih naikin pamor Bengkulu.
    Hotelnya cukup lengkap fasilitasnya ya mbak, kamarnya pun terlihat nyaman. Makanannya kyknya emang khas2 Sumatra2an gitu ya yang ditonjolkan.

    Reply
    • Betul banget. Apalagi jika berhubungan dengan Soekarno dan Fatmawati. Rumah pengasingan Soekarno benar-benar jadi destinasi wisata andalannya provinsi kecil ini. Mereka, terus terang, dari pengamatan saya, masih membawa “wajah” Sumatera Selatan. Kekhas-an mereka masih sedikit sekali.

  11. Berarti jangan pernah mengatakan “Ah biasa aja” tatkala melihat satu sisi. Gak dinyana pas berkeliling hotel nah kan ketemu deh sama yang menarik hati.
    Apalagi urusan hidangannya juga nikmat ya Bu

    Reply
    • Kalau niat ingin mengulas suatu tempat, memang harus explore ke segala sisi. Biar dapat gambaran yang bermanfaat untuk ulasan kita.

  12. Satu-satunya yang aku inget kalo nginep di Hotel Mercure tuh langit-langit lobi yang tinggi dan kesannya “penuh”.
    Sama seperti yang dituliskan ka Annie, masakan hotel seperti biasa, aman banget.
    Mungkin kalo hotel tuh gabole ada micin yaa.. hihii, jadi rasanya di lidah yang sering makan di pinggir jalan, berasa emm..let’s say “hambar”.
    Tapi dari segi penyajian, pastinya juara banget.
    Hangat, cantik, lengkap dan bersih.

    Reply
    • Mercure selalu melahirkan lobby yang mengesankan di setiap tempatnya. Bikin kita langsung terkagum selangkah sesaat masuk ke premise mereka.

  13. Hotel Mercure memang recomended untuk menginap saat bertandang ke bengkulu ya mbak
    Lokasinya strategis, interiornya juga kece
    Banyak spot instagramable

    Reply
  14. Aku belum pernah ke bengkulu mba…
    Padahal aku orang sumatera, tpi malah jarang banget ke sana :)
    Hotelnya aeesthetic. Kayaknya klo aku disana bakal ga berenti keliling untuk foto2 tiap sudut :)

    Reply
  15. Selalu takjub sama reviewnya mba Annie karena super lengkap dari mulai lobby, kamar, sampai restoran/cafe di hotelnya. Apalagi fotonya HD banget, pas makanan paling memanjakan mata. Ini Mercure Bengkulu aku sama banget sama mba Annie, seneng lihat dindingnya yang warna abu-abu itu.

    Reply

Leave a Comment