Weekend minggu lalu jadi kali pertama kami sekeluarga keluar rumah dan menikmati wisata kuliner di Cikarang. Terakhir keluar bareng itu sekitar pertengahan Mei 2021 dalam rangka perayaan ulang tahun adik ipar saya. Kami makan bersama dan staycation di sebuah hotel di seputaran Jakarta Pusat.
Setelah memikirkan beberapa pertimbangan khususnya pandemi, kami memutuskan untuk mencari tempat yang memiliki private area/room untuk makan sekeluarga. Jadi bukan tempat terbuka yang bisa bersinggungan dengan banyak orang. Setidaknya dengan begini, bisa meminimalisir kemungkinan berkumpul dan berada dekat dengan orang lain yang bukan serumah dan tidak kita tahu kondisi kesehatannya. Plus satu lagi yang juga penting adalah tempat ini belum sempat saya foto dan tulis sebelumnya.
Setelah browsing sana-sini, pilihan pun jatuh kepada Gubug Makan MANG ENGKING Cikarang (Mang Engking) yang berada dekat dengan kompleks besar Jababeka dan sekolah SMP anak bungsu saya dulu.
Yuk kita kemon!!

Sedap Masakannya

Panas mendera saat kami tiba di Mang Engking. Saking panasnya, semen injakan dan batu-batu koral di lahan parkir pun terlihat berkilauan memantulkan cahaya yang silau menghujan mata. Keringat saya mendadak bercucuran membasahi jidat jenong yang manis tiada tara. Melirik sekilas, saya melihat jumlah kendaraan nyaris memenuhi setiap sudut lahan yang cukup luas ini. Wah, ternyata tamunya banyak juga ya. Gak menyangka. Kerisauan untuk keluar rumah ternyata mulai meredup. Apa pasal? Entahlah. Tapi buat kami, makan siang keluarga kali ini dalam rangka mengusir kebosanan yang mulai memuncak selama berbulan-bulan tak pernah lagi keluar rumah. Tepatnya sedari saya dan suami terpapar Covid-19 di Juli 2021 yang lalu.
Melangkah ke pintu masuk, pihak resto sudah menyediakan berderet wastafel lengkap dengan sabun pencuci tangan. Spanduk himbauan untuk menjaga jarak dan (tetap) mengenakan masker pun dipasang di bagian depan resto. Setidaknya inilah usaha pihak Mang Engking untuk kepedulian mereka atas pandemi.
Berjalan ke bagian penerimaan tamu, saya dan keluarga disambut oleh seorang waitress leader berseragam lengkap dengan earphone mic dan 2 buku menu berwarna hitam. Usai membalas sapaannya yang ramah, saya langsung menyampaikan keinginan meminta gubug kecil yang bisa diisi setidaknya 5 orang dan tidak bergabung dengan siapapun. Rezeki banget. Meski tanpa reservasi, kami langsung mendapatkan tempat yang dimaksud. Gubug No. 5 dengan dinding terbuka dan beratapkan rumbia dan tampak indah dengan hampir sebagian besar rangkanya adalah bambu.
Tak butuh waktu lama untuk memutuskan apa yang akan kami konsumsi. Mengingat perut sudah meronta dan bernyanyi juga dalam rangka menghemat waktu, kami memutuskan untuk memesan menu paket yang memang dipersiapkan untuk 6 orang. Isinya dan pilihannya lengkap. Setidaknya bisa mengakomodir selera kami semua.
Paket seharga 679K ini terdiri dari udang bakar madu, udang goreng, udang saus tiram, gurame bumbu cobek, gurame bakar kecap, tumis kangkung, karedok, nasi untuk 6 porsi, sambal terasi dadak 2 porsi, sambal tomat, es jeruk 3 porsi dan esi teh manis 3 porsi. Itu pun kami tambah dengan otak-otak 1 piring, pete goreng, pete bakar, dan kepiting saus tiram, plus bergelas-gelas minuman dingin. Semuanya sedap, kaya rasa dan tidak pelit bumbu. Yang paling jagoan enaknya itu adalah 2 jenis gurame. Kedua ikan ini, meski ukurannya cukup besar, nyatanya amblas tak bersisa. Nasi dalam bakul pun tandas dan tersisa sedikit (sengaja kami sisakan) untuk diberikan ke ratusan ikan koi yang berenang di kolam besar resto.
Baca juga: PADANG MERDEKA Cikarang. Satu Lagi Pilihan Kuliner Berkualitas di Kabupaten Bekasi



Baca juga: ABUBA STEAK. Surga Bagi Para Carnivor yang Sekarang Hadir di Lippo Cikarang
Tempat yang Nyaman dan Menyenangkan
Sembari menunggu makanan datang, seperti biasa, saya bergegas mengitari resto untuk memotret dan lebih memperhatikan sekitar. Seperti layaknya resto sunda yang berkonsep family gathering, Mang Engking lebih memprioritaskan ketersediaan gubug untuk para tetamu. Mungkin ini alasannya kenapa Mang Engking meletakkan jargon Gubug Makan di bagian depan jenama restonya.
Lahan atau ruang makan inti yang luas dengan beberapa meja besar ada di bagian tengah bagian depan. Sementara gubug dalam berbagai ukuran mengitari danau buatan. Jumlah gubugnya lumayan banyak. Saya lupa menghitung. Tapi setidaknya adalah belasan.
Bener aja, rata-rata tamu memang memilih untuk bersantap di gubug. Terlepas dari masa pandemi, menurut saya, makan di gubug tuh lebih asik. Kebersamaan keluarga lebih terasa. Suasana lebih private meski gubugnya tak berdinding. Dan tentu saja tidak terganggu dengan kegiatan atau suara orang lain karena jarak antar gubug juga tidak terlalu dekat. Setiap gubug juga punya wastafel masing-masing dan selasar kecil untuk menjulurkan kaki ke arah danau. Area duduk yang asik banget buat mengamati sekitar, melihat dan memberi ratusan ikan koi yang berenang lincah, mendekat dan berebut makanan. Yang gini ini kan yang tidak kita miliki di rumah?
Baca juga: Rasa Ala Sunda yang Menggoda Selera di Resto MANG KABAYAN

Yang kangen dengan nuansa pedesaan tanpa sawah dan ingin menikmati waktu-waktu makan bersama keluarga atau orang-orang terdekat dalam atmosphere yang berbeda, duduk manis di dalam gubug seraya mengobrol bebas, bisa jadi solusi yang pas. Meski udara begitu panas menerpa, nyatanya atap rumbia dengan kemiringan yang sangat menjorok, bisa mengurangi rasa panas yang muncul persis di tengah hari saat kami berkunjung.
Disaat saya mengitari resto, hampir semua gubug terisi. Sebagian besar membawa anak-anak yang tampak heboh berteriak ingin nyebur atau memberi makan ikan. Pihak resto menyediakan panganan khusus untuk ikan-ikan peliharaan ini dalam bungkusan plastik. Sayangnya kesadaran pengunjung agar tidak sembarangan membuang bungkus plastik ke dalam danau itu masih minim. Padahal apalah susahnya membuang sampah plastik itu di kotak sampah yang banyak tersedia di sekitar gubug. Jikapun hal itu dilakukan anak-anak, alangkah baiknya jika para orangtua mengingatkan. Great things happen from hundreds awareness though.
Terimakasih untuk Mang Engking yang sudah menyempurnakan acara makan siang keluarga saya. Rencana sih, jika waktu memungkinkan, saya ingin kembali kemari untuk menikmati hidangan seafood dalam wadah besar bersama keluarga. Atau botram dengan lebih banyak lagi sanak saudara yang berkenan beranjangsana ke Cikarang. Kabupaten kecil dimana saya dan keluarga tinggal lebih dari 20 tahun belakangan ini.

Galeri Foto








Gubug Makan Mang Engking Cikarang. Jl. Raya Lemahabang No. 88, Simpangan, Kecamatan Cikarang Utara, BEKASI 17530, Jawa Barat. Buka setiap hari mulai pkl. 10:00 wib. Melayani reservasi di nomor telepon 0821-1363-2688 atau 021-8932-3488. IG @mangengkingcikarang.
#GubugMakanMangEngkingCikarang #MangEngkingCikarang #RestoDiCikarang #KulinerCikarang #AcaraKeluarga #MasakanSunda #AlaSunda