Akhir tahun 2021 menjadi serangkaian liburan panjang buat saya dan keluarga. Setelah sempat berwisata ke Bali, liburannya bersambung ke Bandung. Nginap di sebuah villa yang berada di seputaran tol Pasteur lalu menutup hari terakhir di 2021 dengan melipir dan makan siang bersama di Tepian Rasa Live Seafood di seputaran Riau. Jika saat ke Bali hanya berempat, di Bandung ini formasi anggota keluarga (dari pihak suami) sedikit lebih lengkap.
Dari Pasteur menuju Riau (Jl. R.E Martadinata) sebenarnya tidak terlalu jauh. Hanya saja rutenya cukup sibuk. Meski diliputi oleh ancaman pandemi, nyatanya Bandung masih disesaki oleh para wisatawan domestik yang jika dilihat dari plat nomor mobilnya kebanyakan datang dari Jakarta, Bogor atau Karawang. Lumayan banyak outlet yang buka sehingga selama dalam perjalanan kami sering berpapasan dengan kesusahan mencari parkir dan penumpukan barisan mobil disana-sini.
Restoran yang Besar dan Megah
Saya tertegun sesaat setelah turun dari mobil. Gedungnya besar sekali dengan halaman parkir yang luas. Bisa 3 sampai 4 lapis dengan penjagaan yang baik. Duh paling seneng deh kalau menemukan tempat yang seperti ini. Kita jadi nyaman untuk meninggalkan kendaraan. Dunia rasanya luas dan melegakan. Halah.
Di pintu depan kita akan menemukan 2 signage yang memisahkan antara Tepian Rasa dengan resto lain yang berada di sebelahnya (Shuka). Sebuah resto Jepang yang dining area nya ada di lantai 2 gedung. Keduanya dimiliki oleh orang atau investor yang sama.
Seorang petugas berseragam di pintu depan ini menanyakan tujuan kami biar gak nyasar pastinya ya. Dan saya menjawab dengan menunjuk standing banner Tepian Rasa yang ada di sisi kiri pintu. Sejenak berikutnya saya menyesal atas tindakan saya ini karena takut dia mengira saya buta aksara. Tapi tak berapa lama terdengar sapaan selamat datang, wilujeng sumping, dari beberapa orang petugas wanita berseragam yang berbaris di depan. Dengan wajah sumringah tentunya.
Saya dan rombongan langsung masuk sembari mendengarkan penjelasan dari si mbak yang ramah tadi. Dia menyampaikan bahwa karena ini adalah hari Jum’at dan pas dengan waktunya sholat Jum’at, para petugas lelaki baru akan bisa kembali bekerja seusai ibadah.
Maksud dari apa yang disampaikan si Mbak tadi adalah bahwa untuk sementara waktu kami hanya bisa memilih menu namun proses masak (yang sebagian besar ditangani oleh petugas lelaki) akan dilakukan sekitar 15-30 menit setelah mereka kembali. Baiklah. Setidaknya sebelum hidangan datang, saya bisa berkeliling resto sambil memotret seperti biasa.
Tidak seperti standard biasa restoran, Tepian Rasa menempatkan dapurnya di bagian depan. Jadi kita bisa mencium wanginya masakan saat kita keluar masuk resto. Semua pusat pelayanan terkonsentrasi di sisi ini termasuk kasir. Ada beberapa meja bulat besar untuk tamu berkelompok yang disusun persis di samping dapur. Tapi area makan terluas justru berada di bagian tengah dan belakang.
Di tengah dan belakang lah pusat keramaian itu berada. Ada space khusus yang berisikan kotak-kotak kaca bersekat (seperti aquarium) dan beberapa kotak-kotak keramik besar yang diperuntukkan bagi kepiting, ikan, kerang, dan makhluk-makhluk lain yang akan jadi “korban” bagi lambung manusia. Khususnya para tamu yang berniat menikmati lezatnya hidangan seafood ala priangan. Area ini diberi nama Pasar Ikan Hidup.
Disinilah setiap tamu diberikan kesempatan untuk memilih langsung, melihat harga setiap sajian per ons/gram, menentukan akan dimasak dengan bumbu apa, dan selanjutnya menunggu dengan cantik di meja masing-masing. Serangkaian layanan on the spot inilah yang kemudian menjadi jargon dari Tepian Rasa yaitu Live Seafood.
Mengingat udara yang mulai terasa panas dan pengunjung yang mulai banyak, kami akhirnya memutuskan untuk makan di salah satu private room. Ruang yang khusus disediakan bagi rombongan tamu yang datang dengan minimum 10 orang. Ruangannya sangat nyaman dengan meja yang panjang dan pendingin ruangan yang cukup.
Selain ruangan khusus ini, persis di tengah area resto ada lahan terbuka dengan banyak meja yang dinaungi oleh atap-atap seperti tenda membrane. Tenda ini dipasang melintang kesana kemari dan saling bersilang satu sama lain. Suasana yang membangkitkan beach vibes. Seolah-olah kita sedang berada di pinggir laut sembari menikmati seafood.
Lalu ada juga ruangan setengah terbuka di sepanjang sisi kanan pintu masuk. Berbagai ruangan ini dilengkapi dengan dekorasi-dekorasi ringan yang memunculkan kesan nyaman yang bersumber dari warna dan bahan dari pernak-pernik tersebut.
Intinya atmosphere yang terbangun di dalam resto Tepian Rasa sungguh melegakan. Menghitung banyaknya meja yang disediakan, saya membayangkan bagaimana ramainya tempat ini saat sedang tidak pandemi. Karena saat kami berkunjung aja, resto terlihat sibuk dan hectic. Bahkan saat kami berada di dalam ruangan, kami bisa mendengar dengan baik obrolan dan kehebohan tamu-tamu tertawa di ruangan tertutup yang ada di samping kami.
Hidangan Seafood yang Kami Nikmati
Foto-foto di atas adalah beberapa dari makanan yang kami pesan. Ada kepiting saus padang, lobster bakar, kerapu goreng tepung dengan saus khas Tepian Rasa dan udang goreng bawang putih. Yang tidak sempat saya foto adalah udang goreng mentega, kerapu bakar dan 2 macam kerang hijau serta sayur kangkung. Karena pesanan yang dihantarkan tidak serentak datangnya, beberapa sajian tidak sempat saya potret karena tangan sudah berlumur bumbu. Seandainya bisa datang barengan ya. Saya jadi bisa memotret seluruh pesanan dalam kondisi utuh/lengkap.
Bagian terasik dari rangkaian sajian Tepian Rasa adalah kebebasan kita untuk mengambili aneka sambal yang disediakan. Ada satu meja khusus, di sudut yang strategis, yang menyajikan sambal matah, merah, jeletot ijo, kecap pedas, terasi dan rica-rica. Kita dibebaskan untuk mengambil sambal ini sesuai selera kita dan tanpa batas. Tentu saja ya dengan catatan bahwa apa yang kita sudah ambil wajib dihabiskan.
Gimana dengan rasa? Yang pasti semua jempolan. Tidak ada pesanan yang gagal bumbu. Mungkin ini juga dipengaruhi oleh seafood yang segar, masih dalam keadaan hidup dan dimasak seketika. Ini menurut saya berpengaruh banget sih. Terlepas dari enaknya bumbu yang digunakan, kesegaran materi masakan memberikan pengaruh yang cukup besar pada kualitas rasa. Terasa banget perbedaannya. Tepian Rasa menjawab hal itu.
Entah kenapa setelah selesai makan disini, saya mendadak teringat dengan pasar seafood yang ada di Muara Angke. Setiap pengunjung langsung membeli dan bertransaksi dengan para nelayan di satu pasar atau pelelangan berbagai produk laut. Segar-segar meskipun tidak semuanya dalam keadaan hidup. Selesai belanja kita bisa melipir ke warung-warung di dekat pelalangan tersebut untuk dimasakkan sesuai selera kita. Banyak banget pilihan bumbunya. Dan itu endes luar biasa. Aahh mendadak saya kangen ke Muara Angke. Area perdagangan ikan, kepiting, kerang, dan lain-lain yang sesungguhnya dulu hanya sekitar 1-2km dari rumah saya di Pluit.
Kesan Saya Untuk Tepian Rasa Live Seafood
Keluarga saya penggemar seafood. Dan kami termasuk lumayan sering mencoba hidangan ini di berbagai resto. Baik yang resto berskala kecil, pesan on-line, hingga resto yang berukuran besar seperti Tepian Rasa ini. Yang paling sering kami coba adalah olahan ikannya. Karena dibandingkan dengan materi yang lainnya, ikan adalah asupan teraman bagi kesehatan. Setidaknya jika pun harus memesan asupan yang kolesterolnya tinggi, kami selalu memesannya dalam porsi yang kecil saja. Karena tak ingin kecewa, setiap ingin memesan olahan ikan, kami selalu bertanya bumbu atau hidangan ikan jenis apa yang paling banyak disukai oleh pengunjung atau yang memang menjadi ciri khas resto tersebut.
Terkadang kami mendapatkan referensi yang tidak biasa. Karena tentunya pihak resto memiliki signature atau bumbu khas ciptaan sendiri yang ingin mereka kenalkan bahkan populerkan di jagad kuliner lewat tamu-tamu yang datang. Itu sering banget saya alami. Tapi yang pasti saya suka dan selalu dukung hal-hal demikian karena ini menunjukkan bahwa tempat/resto tersebut memiliki niat yang kuat dan sebuah identitas yang menjadi spesialisasi mereka. Jika akhirnya hidangan khusus ini berhasil, bukan tidak mungkin akan semakin banyak publik yang tertarik untuk datang. Pun restonya otomatis akan semakin populer.
Tepian Rasa Live Seafood saya rasa berhasil menyajikan hal ini. Selain menawarkan fresh seafood, mereka menciptakan bumbu-bumbu khas Tepian Rasa yang nyatanya memang berbeda dari yang lainnya. Setidaknya tawaran beberapa menu dengan tambahan informasi saus khas Tepian Rasa, rumah makan ini sedang menonjolkan jati dirinya.
Untuk area tempat makan menurut saya asik. Di lahan yang luas, pihak Tepian Rasa menaruh sekian banyak meja yang bertebaran di berbagai sudut area. Ada yang tertutup penuh, di lahan terbuka dan juga setengah terbuka. Jadi kita bisa menentukan area atau tempat duduk mana yang kita suka. Untuk malam hari rasanya asik kalau bisa dine in di area terbuka itu ya. Saya lihat ada beberapa titik di dekatnya yang dipenuhi oleh lampu-lampu kecil. Jadi bakal oke banget kalau difoto. Meja-mejanya juga dibungkus plastik sehingga mudah untuk membersihkannya.
Untuk plating atau tampak penyajiannya tidak begitu istimewa karena menurut saya prioritas utama dari Tepian Rasa adalah kesegaran dan kualitas sajian, bukan hanya berfokus pada penampakan visual. Treatment yang biasa dilakukan oleh resto seafood yang berlimpah pengunjung dan tak ingin menghabiskan waktu untuk hal plating plus mengutamakan kecepatan penyajian. Tapi buat food blogger seperti saya, tampilan makanan dalam piring, tentunya jadi poin plus untuk memotret bahkan untuk membantu mempromosikan sajian resto yang bersangkutan di media sosial.
Satu lagi yang sedikit menggelitik adalah penyajian makanan yang tidak serentak. Untuk kasus kami, selisih waktu mengantarkannya itu lumayan banyak. Ada yang datang 10 menit setelah hidangan pertama, bahkan ada yang baru datang hampir 30 menit kemudian. Selain bisa menurunkan semangat makan, keterlambatan ini bikin saya riweh untuk memotret semua hidangan secara full in one frame. Menurut saya, jujur, ini adalah bottle neck dari rangkaian kelemahan manajemen pelayanan. Seharusnya jika pun tidak berbarengan dibawa, selisih waktu jangan sampai terlalu jauh bahkan hingga kami harus bertanya berulangkali.
Untuk minuman semuanya enak dan menyegarkan. Hanya saja petugas yang mencatat must pay more attention to requests. Saya yang selalu meminta minuman tanpa gula, nyatanya justru harus merasakan rasa manis yang melebihi selera saya yang memang kurang menyukai makanan/minuman manis.
Untuk harga bagaimana? Setara dengan tempat, jenis pelayanan dan atmosphere yang kita rasakan, harga yang ditetapkan lumayan merogoh kantong. Tapi tentunya pihak manajemen Tepian Rasa sudah melakukan riset terlebih dahulu tentang penentuan harga di resto-resto seafood lain yang setara. Bukan hanya setara dalam hal menu, tapi juga setara dengan tempat dan kenyamanannya.
Balik lagi? Yup sure. Tepian Rasa Live Seafood menurut saya bisa menjadi tempat yang tepat untuk kumpul keluarga dan menikmati masa-masa istimewa. Perayaan ulang tahun, pertemuan keluarga seperti yang kami lakukan, arisan, reuni atau acara-acara khusus lainnya. Serulah ngumpul bareng sambil makan asupan berkualitas.
Wuih… Ini mah restaurant mewah namanya. Gedungnya, menunya… Mewah.
Semoga aroma rasanya juga mewah.
Baiklah… Aku catat nama dan alamat resto nya. Pokoknya kalau ke Bandung wajib mampir nih…
Bener Mas Taufiq. Mengesankan dari pertama sampai di area parkir. Jadi pantas kalau TEPIAN RASA mengclaim diri mereka sebagai resto live seafood terbesar di Bandung.
wah sebagai orang Bandung saya malah belum pernah ke Tepian Rasa
dulu dengan anak-anak saya biasa ke HDL 293
sesudah mereka gede, saya hunting kuliner bareng teman pengajian
sayang harus terhenti semenjak pandemi
Memang masih baru ini Mbak. Kalau saya tidak salah mencatat, TEPIAN RASA itu baru buka per September 2021. Nah HDL293 ini juga incaran saya. Belum sempat kesana. Ipar-ipar saya sudah banyak bercerita tentang tempat ini.
Selalu sukaa mbaca ulasan mbak Annie, deh. Lengkap komplit informasinya.
Btw ini sih resto mevvah ya, mbak, hihii.
Dari tampilang gedungnya aja udah keliatan. Tapi nyaman sih, ya.
Dan aku bolak balik liatin foto makanannya. karna aku juga penggemar seafood 😁
Makasih untuk complimentnya Mbak Suci. Semoga artikel yang saya tulis membawa manfaat ya.
Bener banget Mbak, TEPIAN RASA sendiri mengclaim diri mereka sebagai resto live seafood terbesar di Bandung.
Kalau makan di luar nyaman memang ya mbak kalau tempat parkirnya luas apalagi kalau penjagaannya juga baik. Makan jadi tenang & puas.
Tepian Rasa luas juga ya bagian dalamnya malah ada bagian luarnya gitu di dalam. Dapurnya di bagian depan jadi pas lewat udah wangi bikin selera makan banyak nih hehehe.
Alhamdulillah kalau ga ada yg gagal bumbu berarti puas banget makan di Tepian RAsa.
Tepian Rasa sepertinya memang ditujukan untuk tempat makan keluarga atau kolega bisnis yang tujuannya menikmati makanan, sehingga yang diutamakan cita rasa. Hanya saja keterlambatan penyajian harus diperbaiki agar waktu santap tetap semangat, kalau bisa nambah pesanan lagi, hehehe.
Nah bener banget Mbak Salma. Apalagi buat food blogger seperti saya. Bisa motret lengkap atau sajian secara keseluruhan itu lebih seru ketimbang motret satu persatu
Masyallah tempatnya luas sekali dan bersih, menikmati seafood segar dengan gaya yang berbeda, jujur model makan dimuara angke saja rasa sudah takjud sekali karena segar dan fresh, pasti momen ini lebih menakjubkan