Mencicipi Lezatnya Kuliner Khas Aceh di Mie & Nasi Goreng Bardi Banda Aceh

Mencicipi Lezatnya Kuliner Khas Aceh di Mie & Nasi Goreng Bardi Banda Aceh

Mencicipi Lezatnya Kuliner Khas Aceh di Mie & Nasi Goreng Bardi Banda Aceh

Makan. Makan dan Makan. Satu kata yang kudu diulang-ulang saat kita sedang bepergian ke satu daerah yang notabene bakal jarang kita datangi. Begitu yang saya rasakan saat berada di Banda Aceh. Mengikuti beberapa usulan yang diberikan, saya dan suami akhirnya mencicipi lezatnya kuliner khas Aceh di Bardi Mie & Nasi Goreng yang berada di Lamlagang, kota Banda Aceh.

Menuntaskan rangkaian kunjungan di hari ke-2 saya berada di Banda Aceh, saya bersegera kembali ke Kyriad Muraya Hotel untuk menjemput suami dan makan malam bersama. Meski sehari sebelumnya, suami sudah mencoba mie aceh di rumah makan legendaris Mie Aceh Rajali Peunayong yang jaraknya tak jauh dari hotel, malam itu dia tetap ingin mencoba mie aceh tapi di tempat yang berbeda.

“Kuahnya itu loh bisa beda-beda antara tangan satu dengan tangan lainnya. Kadang malah nemu yang lebih pas di lidah di warung-warung biasa yang belum terkenal atau yang lebih dulu populer.”

Saya mahfum dengan pendapat suami di atas. Sering banget malah nemu kondisi seperti ini. Ada aja waktunya nemu kuliner dengan “sentuhan” berbeda meski sajiannya sama atau sejenis.

Permintaan ini saya sampaikan kepada Akmal, pendamping perjalanan saya selama di Aceh. Akmal pun kemudian mantab merekomendasikan Mie & Nasi Goreng Bardi yang ada di daerah Lamlagang kota Banda Aceh. Sepanjang perjalanan, obrolan kami pun terisi dengan ragam khas lezatnya kuliner Aceh yang memang kaya dengan rempah-rempah. Sebuah kearifan lokal yang terus dilestarikan dan membuat setiap olahan masakan Aceh terasa begitu “nendang” di lidah. Termasuk kombinasi antara pedas, racikan bumbu unik, dan lezat sekaligus.

Mencicipi Lezatnya Kuliner Khas Aceh di Mie & Nasi Goreng Bardi Banda Aceh
Suasana di dalam rumah makan Mie & Nasi Goreng Bardi, Lamlagang, Banda Aceh

Tentang Aceh : Menelusur Kemegahan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh

Mencicipi Lezatnya Kuliner Khas Aceh di Mie & Nasi Goreng Bardi Banda Aceh
Tulisan di spanduk atas “Terimong guenaseh katroh neu saweu tempat kamoe” yang artinya “Terimakasih sudah datang menjenguk kami” | Open kitchen yang berada di sisi depan rumah makan

Saya dan suami tiba di Mie dan Nasi Goreng Bardi, sesaat setelah rumah makan ini buka. Kesibukan persiapan menyambut tamu tampak terlihat. Tapi meskipun begitu, semua anggota tim yang berseragam rapi, terlihat bersahaja dan berwajah gembira menyambut kedatangan kami. Dari sisi depan, fasad rumah makan terlihat begitu menarik perhatian karena warna bangunan yang sudah terlihat dari kejauhan. Bahkan saat minim penerangan pun, saya yakin warna depan rumah makan mudah sekali memantul lewat cahaya.

Sesaat turun dari mobil saya melihat open kitchen yang berada di sisi terdepan rumah makan. Kuali besar, rak kaca yang menyimpan puluhan box dan berbagai sajian, tumpukan piring, kompor, wadah nasi, terlihat sudah rapi tertata. Suara desis gorengan ayam, rempah-rempah, dan ikan asin, langsung merangsek ke indera penciuman. Sungguh menggoda dan mendadak membangkitkan selera. Perut yang sudah keroncongan dan naga-naga yang bertengger di lambung langsung bergerak lincah.

Semesta sepertinya sudah siap dan berkenan menerima kami untuk mencicipi lezatnya kuliner khas Aceh di Mie dan Nasi Goreng Bardi, Lamlagang, kota Banda Aceh.

Mencicipi Lezatnya Kuliner Khas Aceh di Mie & Nasi Goreng Bardi Banda Aceh
Bebek dimasak gulai yang nikmat tiada dua. Kuah gulainya juga pas untuk jadi cocolan martabak telur

Tentang Aceh : Keajaiban Tsunami di Gampong Lampulo Banda Aceh

Mencicipi Lezatnya Kuliner Khas Aceh di Mie & Nasi Goreng Bardi Banda Aceh
Martabak telur khas Aceh dengan toping potongan bawang merah

Selangkan melewati dapur terbuka barusan, saya melihat sebuah ruang santap yang lumayan luas. Tata ruangnya sederhana aja. Meja-meja kayu tersebar disana-sini dengan dudukan plastik yang cukup banyak. Di setiap meja sudah tersedia semua peralatan makan yang biasa kita butuhkan. Di beberapa sudut digantungkan kipas angin karena memang restoran ini tidak berpendingin ruangan.

Beragam Hidangan Khas Aceh yang Memanjakan Rasa dan Lidah

Sesuai tujuan dan niat asal, suami langsung memesan mie aceh. Sementara saya memutuskan untuk mencoba bebek dimasak gulai dan martabak telur nya. Melengkapi apa yang sudah kami pesan, Mie dan Nasi Goreng Bardi menghadirkan juga potongan acar timun dan bawang merah. Kemudian ada Timpan. Penganan atau jajan pasar tradisional khas Aceh yang terbuat dari tepung ketan dengan isi parutan kelapa yang diolah manis lalu dibungkus oleh daun kelapa. Bentuknya kecil memanjang dan tampak sedikit oily saat disentuh. Kemudian ada perkedel berukuran sedang. Sayangnya perut saya sudah terlalu penuh untuk merasakan dua sajian ini.

Tak menunggu waktu lama, suami larut dalam jelajah rasa dari sepiring besar mie aceh. Diletakkan dalam sebuah piring beralaskan daun pisang yang terlihat masih segar, mie aceh yang suami pesan tampak begitu menyelerakan. Kuahnya pekat semakin membangkitkan selera yang sudah tercampur apik dengan potongan daging, sayuran, kacang, dan tentu saja rempah-rempah. Semua tuntas masuk periuk lambung suami yang tak henti memberikan compliment terbaik meski harus berkeringat dan menahan pedas.

Pesanan saya pun nikmat tiada tara. Kuah gulainya kaya rasa. Saya mendadak teringat dengan bumbu rendang tapi untuk gulai ini, meski lebih encer, daging bebeknya tampak sudah termarinasi sempurna. Saya sampai melumuri seluruh nasi dengan kuah gulainya. Termasuk menjadikan kuah ini sebagai bagian penting dari martabak telur yang saya pesan.

Martabak telurnya berbeda loh dengan yang biasa saya beli. Telur bebek yang didadar terlihat membungkus roti canai tipis nan gurih. Ada sedikit isian daging kari yang sudah dipotong-potong halus yang tercampur di dalam kocokan dadar tersebut. Martabak ini kemudian disajikan dengan topping potongan bawang merah yang segar.

Yang pasti saya sukses melahap sepiring besar nasi, dua potong bebek gulai dan sepiring martabak khas Aceh yang kelezatannya benar-benar di luar jangkauan ekspektasi. Saya kaget sendiri loh bisa menghabiskan semuanya. Bahkan nasinya pun tak tersisa barang sebutir. Padahal biasanya, lambung saya menjerit-jerit meski cuma dijejali nasi setengah piring dengan seporsi telur dadar. Rasa nikmat tampaknya sudah membius “kesadaran” saya. MashaAllah. Kenikmatan apa lagi yang saya dustakan.

Satu yang mantab saya referensikan. Jika teman-teman sedang berkelana, menjelajah kota Banda Aceh dan ingin menikmati kelezatan kuliner khas Aceh, berkuliner di Mie dan Nasi Goreng Bardi sangat saya referensikan. Yuk, kita angkat sajian khas Tanah Rencong sebagai bagian dari kehebatan kuliner nusantara sekarang dan nanti. Beritakan kepada dunia bahwa tanah air tercinta kaya akan budaya masakan yang patut dapat tempat istimewa di hati dan indera perasa bagi publik domestik maupun manca negara.

Mencicipi Lezatnya Kuliner Khas Aceh di Mie & Nasi Goreng Bardi Banda Aceh

Tentang Aceh : Nyak Mu. Legenda Tenun Songket Aceh

Mencicipi Lezatnya Kuliner Khas Aceh di Mie & Nasi Goreng Bardi Banda Aceh
Mie aceh yang sangat disukai suami. Bardi sudah mempersembahkan yang terbaik.

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

29 thoughts on “Mencicipi Lezatnya Kuliner Khas Aceh di Mie & Nasi Goreng Bardi Banda Aceh”

  1. Kalau ketemu hidangan yang menggugah selera, terus disantap dan cukup untuk menuntaskan rasa, memang gak perlu banyak² ya Bu. Karena dengan cukup seperti itu udah jadi keberkahan tersendiri.
    Oke noted, sebagai penyua nasi goreng jadi rekomen cakep deh Nasi Goreng Bardi ini buat daku

    Reply
    • Kapan ada kesempatan ke Aceh, jangan lupa mampir ke sini Fen. Highly recommended pokoknya.

  2. Walah kuah mie aceh di daerah asalnya aja beda-beda, apalagi kalo udah migrasi ke pulau Jawa ya?

    Gara-gara anakku nih, saya jadi ikutan hunting mie Aceh, sayang mie Aceh di sini bukanya malam hari

    saya jadi kesulitan review

    Sayang di sini belum nemu yang cocok walau bumbunya sama-sama lekoh

    Reply
    • Kalau suka dengan bumbu berempah tinggi, pasti suka Mbak Maria. Semoga suatu saat bisa menikmatinya ya Mbak. Kalo menurut suami saya sih mie aceh tuh salah satu mie nyemek yang terbaik di tanah air.

  3. Baca ini antara mau nangis, juga bangga Ama Aceh 😍😄. Mo nangisnya Krn kangen, dah lamaaa bgt ga pulang kesana. Aceh ini udah kayak rumah kedua, Krn aku 20 tahunan tinggal di sana, walo bukan orang Aceh 😄

    Jadi memang lidahku bisa dibilang Aceh BANGETTTT mba. Makanya tiap kali coba kuliner Aceh di jakarta, aku tuh kayak ga puas. Krn memang rasanya ga ada yg nyamain rasa asli kuliner Aceh di Aceh 😁😔.

    Gulai bebek Aceh, paling juaraaa. Bumbunya seperti membius memang. Apalagi sambal ganja (ga pake ganja 😅), dan sayur pli’u. Nikmat luar biasa.

    Biasanya aku mudik ke Medan mba. Suka nyempetin mampir Aceh. Tapi ga bisa tiap saat, Krn kdg waktu terbatas

    Reply
    • Kalo dah tinggal 20an tahun sih bisa dimaklumi deh jika lidahnya dan rasanya sudah menyatu. Apalagi kan masakan Aceh itu kaya bumbu (rempah). Jadi indera pengecapnya sudah terbiasa dengan “sentuhan berat”. Pas ada di daerah lain yang masakannya light, jelas gak seimbang. Suamiku tuh yang hobi banget masakan Aceh. Pas kita di sana, bener-bener dipuasin nyobain mie Aceh di sana-sini. Di resto yang berbeda-beda.

  4. Baru buka blog, Mbak Annie, langsung tepampang foto mie aceh yang mengugaj selera saya. Pas lagi gerimis di sini hahaha. Mwnu lainnya juga bikin ngiler terutama bebeknya yang dimasak gulai ya, Mbak.

    Reply
    • Memang semenyelerakan dan senikmat itu Mas Bambang. Kalau makan di tempat, semuanya pengen digasak hahaha. Cuma sayang lambung sudah kisut jadi gak bisa nurutin nafsu hahahaha.

  5. Memang bener juga sih, kita sering menemukan kuliner yg pas justru yang engga lagi viral di medsos. Lihat fotonya aja terlihat lekoh banget loh kuah Mie Aceh Bardi ini.
    Udah lama juga sih engga nyicipin Mie Aceh. Di Bandung ada beberapa brand, yg enak jalan Mangga, kedai kecil yg masak asli Aceh. Tapi ga tahu ya…pasti beda lah dengan Mie asli di Aceh sana…
    Duh…gulai bebeknya juga terlihat mantap nih. Kebayang makan nasi sama bumbunya aja udah puas…haha…

    Reply
    • Semoga Mbak Hani bisa jalan-jalan ke Aceh ya biar langsung merasakan nikmatnya Mie Aceh di tempat asalnya. Gulai bebeknya memang yahud Mbak. Buat saya si anak Sumatera, kuah gulai dan bebek tuh perpaduan yang jempolan banget.

  6. Buu, kalo lihat foto timpan jadi keinget balada nyari foto untuk antologi kuliner ngga, sih? hehe
    Coba kalo waktu itu ibu udah pelesiran ke Aceh ya, pasti stok foto melimpah ruah.
    Btw ibu udh nyicip timpan dong? Gimana gimana,,, suka ngga bu?

    Smoga projek yang sedang berjalan ini, ngga terulang lagi problema foto ya, Bu, hihiiii

    Reply
    • Hahahahaha iya ya Ci. Udah nyicipin Timpan di hotel dan di warung2 makan. Tapi sepertinya saya kurang cocok Ci karena Timpan ternyata manis banget ya. Kebetulan saya memang penyuka asin ketimbang manis. Maklum Ci saya kan sudah manis #awas_muntah hahahahaha.

  7. Akhirnya kemarin saya berhasil nikmatin mie aceh di Jatinangor

    kebetulan pulang dari Depok, sampai Jatinangor udah menjelang Magrib

    bukannya cepet-cepet pulang untuk solat Magrib, malah mampir untuk beli mie aceh :D :D

    yang pastinya gak seenak mie aceh di tempat asalnya

    Anehnya kok pakai taburan kacang tanah goreng ya?

    Reply
    • Memang sajiannya, khususnya toppingnya, memang macem2 banget Mbak Maria. Tapi yang pasti semua kaya akan rempah. Kuncinya di kuahnya menurut saya sih.

  8. Alhamdulillah bisa makan banyak lagi mbak, hehehe… sepiring nasi, dua potong bebek, seporsi martabak.
    Ini tadi pagi saya belum sempat sarapan, membaca tulisan ini kok jadi terpancing ini mulutnya pengen mencecap makanan.

    Saya kalau ke aceh, yang pertama di cari adalah mie aceh dengan tambahan kepiting, yang kedua ayam tangkap.

    Reply
    • Hahahaha bener banget Mbak Nanik. Selera saya langsung bangkit sedetik setelah suapan pertama. Terutama bebek gulainya. Secara ya pas banget dengan selera saya si anak Sumatera dan sekaligus penggemar bebek. Klop sudah.

      Naaahhh yang ada tambahan kepiting itu ada di resto lain. Enak juga itu.

  9. Kalau udah ketemu kuliner, yang ada adalah mau mencobanya, sebanyak apapun jenisnya pengen dicoba semua kalau di daerah orang. Abis penasaran sih dengan rasa bumbunya dan teksturnya seperti apa. Walaupun kadang menemukan makanan yang sama tapi tetap penasaran dengan rasanya kalau dibuat di daerah itu seperti apa

    Reply
    • Setuju banget Kang Sugi. Suami yang memang penggemar Mie Aceh sampe bela-belain makan asupan ini di berbagai rumah makan di Aceh. Sampe akhirnya dia menemukan bahwa yang di BARDI ini yang paling dia sukai.

  10. bardi lamlagang dekat rumahku ini, aku sama suami kadang2 suka makan nasi goreng tengah malam (bungkus makan di rumah) disini, mie juga enak…. kmrn tuh pak anies baswedan makan disini, sekarang mbak annie nugraha…..tapi dua-duanya aku nggak ketemu

    Reply
    • Ya ammppuuunnn. Tahu gitu kita bisa ketemuan ya Mbak. Sayangnya saya gak tahu juga. Semoga di next trip ke Aceh kita bisa berjumpa dan makan bareng di BARDI.

  11. Waaaa banyak pilihannya ya kak di rumah makan Mie & Nasi Goreng Bardi, Lamlagang, Banda Aceh ini. Aku penasaran sama mie Acehnya plus daging bebek yang dikasih bumbu. Unik banget soalnya dan kelihatan menggiurkan

    Reply
  12. Sampai sekarang saya masih penasaran sama mie Aceh yg asli di Aceh bagaimana rasanya
    Sering beli mi Aceh di jakarta, di Cianjur tapi sepertinya jauh dari gambaran mie Aceh yg asli deh. Hehehe …

    Reply
    • Mungkin karena rasanya sudah disesuaikan dengan lidah orang2 di tempat tersebut ya Teh. Suami ku juga bilang belum menemukan Mie Aceh dengan rasa original seperti di Acehnya langsung.

  13. Aku belum pernah ngerasain kulineran Aceh langsung di Banda Aceh.
    Jadi judgementnya agak beda, mungkin yaa.. Kalau Mie aceh di Bandung tuh gimana yaa.. agak kurang pas sama seleraku.
    Tapi aku yakin kalo langsung dari Banda Aceh, pasti beda. Karena bumbunya lebih “bold” daripada yang di Bandung.

    Reply
    • Yup. Lidah dan olahan masakan ala Sumatera dan Jawa tuh, menurutku, jauh banget bedanya. Di Jawa cenderung lebih light dan manis. Sementara di Sumatera lebih bold, sarat santan, dan kaya rempah (khususnya Aceh). Aku sendiri cukup kaget waktu lihat suamiku yang 100% Sunda bisa menyukai masakan Aceh. Tapi setelah ditelusuri akhirnya paham. Karena sering tugas ke lapangan dan traveling, lidah dan kesukaan suami akan makanan tuh luas banget. Dan dia menemukan the right feel and like pada Mie Aceh yang asli ada di Aceh.

      Jadi jika menemukan masakan yang sungguh asli di tempat yang bukan daerah asalnya, pasti sangat impresive. Karena tidak mudah “memindahkan” rasa dari satu tempat ke tempat lain dengan publik yang berbeda.

  14. Pernah makan mie aceh di Surabaya sini, tapi koq rasanya aneh ya Mbak Annie seperti mie nyemek-myemek pakai santan gitu.
    Ngebaca review sama komen temen-temen di sini ternyata kuliner beneran khas Aceh itu kaya rempah. Duhh jadi menelan ludah pingin juga ngerasain martabak dan mie yang mbak dan suami pesan di sana, hehe.

    Reply
    • Bener Mbak Nanik. Kekayaan rempah dalam setiap masakan Aceh itu sudah jadi signature. Ciri khas yang membuat mereka berbeda dengan masakan2 khas daerah lainnya. Semoga suatu saat nanti ketemu dengan resto yang benar2 mengusung rasa original Aceh di Surabaya ya Mbak.

  15. aku belum pernah cobain mie aceh bu… penasaran sama rasanya, penampakannya selalu menggugah selera dengan kuahnya yang menyegarkan mata, bikin laper. dan aku juga jadi ngeliatin perkedel kentang di mangkuk putih jadi pengen. nanti bikin perkedel ah di rumah…

    Reply

Leave a Comment