Nosferatu. Cerita Mistik Klasik Tentang Vampir yang Mencekam

Nosferatu. Cerita Mistik Klasik Tentang Vampir yang Mencekam
2 months ago
Nosferatu. Cerita Mistik Klasik Tentang Vampir yang Mencekam
Photo source : Cinemags

Bertaburan film horor klasik yang saya tonton dan lamati. Setiap dari film ini menghadirkan nuansa dan sentuhan kekelaman dan kengerian yang tidak main-main. Sangat mengesankan. Hingga akhirnya di penghujung 2024 saya bertemu dengan NOSFERATU. Film yang mengangkat cerita mistik klasik tentang vampir yang mencekam. Film bernuansa kegelapan yang begitu menohok di hati dan mengukir ketakutan dari awal hingga film berakhir

Personal yang Terlibat

Bill Skargard. Aktor asal Swedia yang sudah malang melintang di dunia produk layar lebar dengan genre horor, thriller, dengan efek mencekam dan membuat penonton tercekat, menahan nafas. Di film Nosferatu, Bill memerankan Count Orlok, bangsawan misterius asal Transylvania (tempat yang dipercaya sebagai negeri asal tokoh vampair). Count Orlok diceritakan sebagai salah seorang tokoh sentral dari Nosferatu yang memiliki sejarah kelam serta kerap mencari jiwa-jiwa murni yang berkenan menjadi pengikutnya. Orang-orang yang hidup dalam kegamangan serta kerap bergumul dengan kebimbangan akan hidupnya sendiri. Memiliki tinggi tubuh sekitar 1.92 meter, Bill begitu pas secara fisik untuk memerankan Count Orlok. Vampire “induk semang” yang memiliki kekuatan maha dahsyat untuk “melahirkan” banyak pengikut dan mau mengabdi padanya.

Lily-Rose Depp. Perempuan berwajah unik dan klasik ini memerankan tokoh Ellen Hutter. Perempuan biasa tanpa pekerjaan, tanpa keahlian, bahkan tidak punya harta yang berlimpah. Profil Ellen ditampilkan tepat di saat film dimulai hingga beberapa menit ke belakang. Lewat epilog ini kita langsung dibuat berdebar menyaksikan seorang perempuan yang jiwanya berada di tangan orang lain yang memiliki pengaruh besar pada Ellen. Seorang wanita peragu yang jiwanya labil dan merasa terhubung dengan sesuatu atau seseorang yang tidak dia ketahui atau terungkapkan di awal-awal Nosferatu dimulai. Ellen seringkali kerasukan, kalimatnya ngawur, muntah darah, mengumbar omongan tak masuk akal, hingga akhirnya berhasil menguasai dirinya sendiri.

Belakangan, saat saya menggali lebih jauh profile Lily-Rose Depp, saya menemukan bahwa perempuan kelahiran 1999 ini adalah putri dari aktor senior Johnny Depp dengan istri yang bernama Vanessa (perempuan berdarah Perancis)

Nicholas Hoult. Yang menggemari film-film romansa klasik dan kisah super hero, pasti sudah kenal atau setidaknya familiar dengan wajah Nicholas. Salah satu rangkaian film yang cukup terkenal dan melibatkan Nicholas adalah serial X-Men. Nicholas mengambil peran sebagai salah seorang makhluk mutant. Selain film scifi tersebut, lelaki kelahiran 1989 ini sudah berderet dan bejibun film yang dibintanginya. Dia pun sering menjadi nominator beberapa penghargaan berskala internasional.

Di Nosferatu dia berperan sebagai salah seorang agen real-estate bernama Thomas Hutter. Suami dari Ellen Hutter. Thomas inilah yang pertama kali membuka jalan koneksi antara manusia biasa dengan Count Orlok. Actingnya? Siapa yang berani meragukan. Jam terbang dia di dunia sinema sudah memiliki sejarah yang panjang. Ini menjadikan Nicholas aktor yang sangat patut diperhitungkan.

Robbert Eggers, sang sutradara, menurut saya, telah menjatuhkan pilihan yang (sangat) tepat pada ketiga pemeran sentral untuk Nosferatu. Sebagai seorang pengarah yang memiliki pengalaman puluhan tahun mengelola film dengan premis ketegangan, Robbert pastilah sudah memiliki insting mumpuni dan skill casting yang tak diragukan lagi.

Salut buat Robbert yang berhasil mengajak Bill untuk menjadi pemeran utama di Nosferatu. Pilihan jitu yang membuat Nosferatu “bergigi kuat” dan tokoh Count Orlok telah berada di tangan atau aktor yang tepat. Sangat pas malah. Kemampuan Robbert dalam menulis naskah untuk Nosferatu pun sungguh patut diacungi jempol. Ceritanya begitu runut, rinci, dan menghadirkan banyak kejutan yang menegangkan.

Selain 3 tokoh utama di atas yang kabarnya diputuskan/dipilih jauh-jauh hari sebelum shooting Nosferatu (pada September 2022), ada juga beberapa aktor watak yang terlibat. Diantaranya adalah Willem Dafoe yang berperan sebagai Albin Eberhart seorang professor, peneliti, ahli metafisika, yang mengungkap beberapa poin penting dalam penyelidikan, termasuk mengidentifikasi keberadaan Vampir Nosferatu. Ralph Ineson yang berperan sebagai dr. Wilhelm, dokter yang menyertai Albin dalam mengobati Ellen. Ralph, aktor Inggris kelahiran Leeds ini memiliki keunikan pada jenis suaranya yang bariton. Suara yang menghadirkan efek menegangkan sekaligus sarat wibawa. Kemudian ada Aaron Taylor-Johnson sebagai Friedrich Harding, teman Thomas yang dititipkan Ellen saat Thomas harus menghadap Count Orlak. Emma Corrin sebagai Anna Harding (istri Friedrich) yang setia menemani Ellen dalam setiap kesulitan.

Nosferatu. Cerita Mistik Klasik Tentang Vampir yang Mencekam
Photo source : FB Monsterflix

Kekuatan Jalan Cerita

Yang menggemari film horor klasik, thriller suspense tanpa jump scare, khususnya yang menampilkan karakter vampir, pasti akan menyukai Nosferatu. Kekelaman, kekejaman, proses pembunuhan dan transfer DNA vampir, bahkan dark setting yang dihadirkan, membuat Nosferatu punya kekuatan cerita yang gak main-main.

Tapi ada ke-khas-an yang sedikit berbeda dari film vampir lainnya. Nosferatu menghadirkan vampir yang “doyan” menggigit sekaligus merobek dada korbannya ketimbang leher untuk melahirkan keturunan atau klan baru. Sangat berbeda dengan apa yang pernah kita tonton sebelum-sebelumnya.

Jujur pada awalnya, saat menonton 1/3 dari Nosferatu di awal, ingatan saya kembali pada film Bram Stoker’s Dracula yang direleased pada 1992. Menghadirkan Gary Oldman sebagai Count Drakula, Keanu Reeves dan Winona Ryder sebagai sepasang tokoh utama, Bram Stoker’s Dracula secara garis besar mirip dengan Nosferatu.

Ini karena keduanya berkiblat pada novel yang berjudul “Dracula”. Bedanya adalah jika di Nosferatu sasaran korbannya adalah sepasang suami istri sementara di Bram Stoker’s Drakula adalah sepasang kekasih yang sedang merancang waktu dan menabung uang untuk menikah. Masing-masing tokoh perempuan di kedua film tersebut, memiliki hubungan batin dan metafisik pada Drakula. Sementara para tokoh lelaki menjadi “korban pembawa” dari hubungan tersebut.

Namun saat Nosferatu beranjak selangkah demi selangkah dengan nuansa angker dan teror, saya mendapatkan jalan cerita yang cukup kuat pada film ini. Kengeriannya melahirkan efek film horror slow burning, tidak terburu-buru atau tiba-tiba ada adegan yang tidak memiliki hubungan satu sama lain.

Dengan pengambilan gambar utama di Republik Ceko pada Februari 2023, sebagian besar shooting dilakukan di Barrandov Studio yang berada di Praha dan desain kostum yang dikenakan, Nosferatu sangat meng-Eropa banget. Sementara untuk kastil yang ditempati oleh Count Orlok dengan nuansa abad ke-14 diambil di beberapa bangunan klasik yang ada di sana. Sesungguhnya bangunannya sendiri tidak dominan ditampilkan tapi kehadiran visual kastil lama tersebut menyempurnakan value cinematography Nosferatu.

Jadi saat penonton mengikuti cerita dari awal akan langsung paham bahwa atmosphere dan vibes yang diunggulkan oleh Nosferatu adalah zaman ketika – kabarnya – vampir merajalela di Eropa ratusan tahun yang lalu. Hadir juga rangkaian kejadian mistik tentang vampir yang haus akan darah dan menyerang banyak titik kehidupan atau desa-desa dengan nuansa kehidupan yang kelam. Kuatkan mental saat rangkaian adegan ini dihadirkan ya. Tapi jangan tutup mata karena sesungguhnya nuansa angker yang dihadirkan adalah salah satu kekuatan dari Nosferatu.

Nosferatu. Cerita Mistik Klasik Tentang Vampir yang Mencekam
Photo source : kino.musu.lv | Adegan pemakaman Anna Harding dan kedua anak kembarnya yang menjadi korban dari Count Orlok

Kengerian yang Mencekam

Nosferatu dirancang dengan latar belakang tahun 1838 dan rangkaian kisah awal tentang Ellen dan suaminya Thomas.

Thomas ditugaskan oleh atasannya untuk menemui Count Orlok dalam rangka menandatangani penjualan properti (kastil) yang berlokasi di Carpathians dan yang saat itu menjadi tempat tinggalnya.

Perjalanan Thomas ini ternyata bukanlah perkara mudah. Selain sempat berhenti pada sebuah desa dengan nuansa kehidupan yang kelam dan barbar, Thomas mengalami kengerian yang teramat sangat ketika bertemu langsung dengan Count Orlok. Meskipun memiliki harta berlimpah ruah, Count Orlok ternyata adalah induk semang vampir yang besar tinggi dengan kondisi fisik atau tampilan yang sungguh menyeramkan.

Thomas berusaha melarikan diri. Tapi usahanya gagal total. Dia bahkan akhirnya digigit dan tertular “wabah” vampir yang merasuk ke dalam darah. Saat mengigit Thomas inilah, Count Orlok mendapati foto Ellen yang entah bagaimana kisahnya terhubung secara kejiwaan pada sang vampir. Count Orlok pun memutuskan untuk mengunjungi (baca: mengejar) Ellen sementara Thomas berusaha kembali ke kotanya, Wisborg, meski harus melewati serangkaian hambatan dan dalam kondisi tubuh yang sakit parah.

Layaknya sebuah cerita mistik klasik, kekuatan vampir dikisahkan lebih digdaya dari manusia biasa. Karena itu Count Orlok berhasil menebar wabah tikus dan teror yang sangat mencekam pada kota Wisborg, khususnya kepada Ellen pribadi.

Melihat Ellen bersikukuh untuk tidak menerima Count Orlok sebagai “suami masa depannya”, vampir yang memiliki suara menggelegar dan penuh tendensius itu mengamuk dan berjanji akan menghancurkan siapa pun yang terlibat dalam kehidupan Ellen.

Satu persatu korban berjatuhan hingga akhirnya Anna Harding, sang sahabat, beserta kedua anaknya harus menjadi korban keganasan Count Orlok. Tangisan yang menyayat hati dari Friedrich Hardinglah yang kemudian menyadarkan Anna bahwa sejatinya dirinyalah kunci dari semua pemecahan masalah dengan Count Orlok. Ellen pun akhirnya mencari akal jitu agar Count Orlok bisa dia jebak dan hancur menjadi debu.

Nosferatu. Cerita Mistik Klasik Tentang Vampir yang Mencekam
Photo source : Cinemags

Sarat Pujian

Menelusur beberapa media on-line dan review untuk Nosferatu, saya membaca rangkaian pujian untuk film yang dihadirkan kepada publik di 2024 ini. 80-an% kritikus film memberikan rating 8.3/10 untuk banyak hal yang membuat Nosferatu layak mendapatkan penghargaan. Diantaranya adalah proses adaptasi dan proses penyutradaraan, cinematography yang ciamik, musik pengiring yang bikin bulu kuduk merinding, efek tata rias khususnya untuk tokoh Count Orlok, dan outfit designs yang menunjukkan era abad ke-17 yang berkarakter istimewa meski tidak hadir secara berlebihan.

Untuk saya pribadi, pujian ini saya berikan khusus untuk Bill Skarsgard yang memerankan Count Orlok. Lelaki jangkung berwajah tampan ini rela kehilangan berat badannya secara signifikan agar postur bahunya bisa melengkung dengan sempurna. Bill pun kabarnya melatih suaranya agar terdengar bariton, bergetar, mengeram dengan aksen Eropa yang kental, serta memberikan efek bergidik bagi siapa pun yang mendengarkannya. Dia pun rela “terjebak” pada riasan prostetik yang untuk pemasangannya saja butuh waktu hingga 6 jam. Totalitas yang sepantasnya diganjar oleh serangkaian pujian dan penghargaan. Bill bahkan sempat mengatakan bahwa dalam setiap adegan menegangkan dia seperti memanggil iblis murni dan butuh waktu lama bagi dirinya untuk menyingkirkan iblis yang sudah dipanggilnya tersebut.

Saya jadi merinding maksimal.

Apalagi kemudian rangkaian kengerian tersebut disempurnakan dengan sentuhan cinematography yang membangkitkan nuansa angker. Jangankan adegan utama, adegan-adegan pendukung pun juga sama ngerinya. Semisal bagaimana Ellen mendadak kerasukan. Terlihat bagaimana tetiba badan perempuan ini bergoyang hebat dari ujung kaki hingga ke kepala, kemudian menggelepar-gelepar, matanya melotot, bahkan dalam beberapa waktu terlihat muntah darah.

Aaahhh. Yang pasti Nosferatu bukan hanya produk sinema horor biasa. Siapkan mental sebelum menonton. Jangan ngemil saat nonton ya karena hampir 90% adegan menampilkan kengerian berdarah-darah yang kecil kemungkinan membiarkan kita santai nonton sambil mengunyah.

Rating dari saya untuk Nosferatu adalah 9/10.

21 Comments Leave a Reply

  1. Wah syutingnya aja di bangunan klasik seperti itu, udah terbayang deh mencekamnya.
    Kayaknya kalo saya nonton Nosferatu ini, amannya pas siang dan lagi banyak orang wkwkwk. Ngeri-ngeri gimana gitu, terlebih keknya bakalan banyak jump scare-nya ya Bu 😅

    • Suasana abad ke-14 hingga 17 itu tuh memang cenderung melahirkan nuansa yang begitu “menggigit” untuk film horor klasik. Setting outfit dan bangunannya sangat mendukung.

      Nosferatu justru menghadirkan gaya slow burning Fen. Gak ada jump scare. Kita digiring untuk “menikmati” setiap adegan tanpa harus dikagetkan.

  2. Baru tahu loh Mbak Annie penggemar film genre horor. Duh, saya kalik nontonnya di tab aja, biar seremnya berkurang, trus soundnya minimal…haha…
    Film horor tuh sound-nya yang bikin merinding sih…
    Akhirannya gimana? Tetep yang baik yang menang yah?
    Aku pernah penasaran, nyari loh di peta, apakah ada negeri Transylvania ini. Katanya sih di Eropa Timur…

    • Beeeuuuhh saya doyan banget Mbak Hani. Kalau ada referensi film thriller, saya langsung semangat nonton deh hahahaha. Apalagi jika filmnya dibintangi oleh aktor-aktor watak yang sudah punya “nama” di jagat perfilm-an.

      Akhir filmnya sungguh di luar dugaan Mbak. Tapi solutif untuk memecahkan masalah kehebohan yang diciptakan oleh Count Orlok.

      Transylvania ini eksis Mbak. Ada di Rumania bagian tengah dan barat. Banyak tulisan atau cerita yang mengupas bahwa Transylvania adalah negeri asal “lahirnya” klan vampire.

  3. baca tentang Count Orlok yang mendominasi Ellen, kok saya jadi jatuh cinta :D

    Film/drama bergenre seperti ini biasanya langsung saya cari tahu/pantengin tokoh utamanya
    Kalo suka, saya lanjut nonton. Kalo gak suka ya langsung tinggalin

  4. Belum sempat menikmati versi yang ini, tetapi kalau review Mb Annie sebagus ini jadi harus dipercepat buat nonton. Apakah sama seramnya dengan versi saat saya masih kecil?

    • Nah saya kurang tahu versi yang Mas Adi sebutkan. Tapi yang pasti NOSFERATU – menurut saya – adalah salah satu produk sinema horor thriller terbaik di 2024

  5. Dari ulasan Mbak Annie, saya sudah membayangkan Nosferatu ini berhasil menghadirkan film horor yang mencekam. Apalagi settingnya di bangunan-bangunan klasik. Hanya vampir Nosferatu ini agak berbeda ya, Mbak. Kalau biasanya film vampir yang saya tonton, vampir menggigit leher korbannya lalu menghisap darahnya. Kalau ini justru merobek dada korban. jelas ini membuat penonton semakin bergidik.

    • Nosferatu sepertinya ingin melahirkan ciri khas sendiri dari gigitan di dada itu ya Mas. Beda dengan cerita tentang vampire yang lain.

  6. Walau banyak adegan ngeri, tapi nggak boleh tutup mata ya kalau nonton Nosferatu.
    Iyah, kadang suka heran kalau ada yang nonton film horror, tapi kedua telapak tangan ada di depan mata, terus ngintip dari sela-sela jari.

    Emang totalitas ya para aktornya dalam memerankan tokoh di film, bahkan mulai dari persiapannya, bukan cuma saat syuting saja

    • Kalau suka dengan film di genre horror dan thriller, Nosferatu salah satu juaranya Mbak Nanik. Sayang banget jika tidak dinikmati secara total dan tidak melewatkan setiap scene yang dihadirkan.

  7. Film-film horor dari sono tuh emang cenderungnya serem banget. Baik itu secara visual maupun audionya. Mereka milih soundnya tuh pas gitu. Memberikan efek seram.

    Aku belum tahu gimana backsoundnya Nosferatu ini. Tapi, aku sih yakin bakalan seru dan menyeramkan di waktu yang sama.

    • Aaahh bener banget Mbak Yuni. Musik pengiringnya pun dapat pujian para kritikus. Dan memang – menurut saya – sebagus itu. Pas untuk setiap adegan. Tidak berlebihan tapi bikin merinding.

  8. Bangunan klasik trus suasananya dibikin muram. Duh, kayak gitu aja udah berasa horor buat saya. Bisa tegang melulu kayaknya sepanjang film.

    • Hahahahaha. Kalau saya enjoy dengan ketegangan yang terbangun karena memang suka dengan drama atau film di genre ini.

  9. Duh, baca review Mba Annie sudah ikut merinding disko sayaaa..Keren banget film horror yang pemerannya totalitas dan unsur-unsur pendukung pun digarap dengan apik seperti Nosferatu ini. Catet, ga ngemil pas nonton, sebab bakal lihat darah pastinya ga bisa sambil ngunyah.

    • Tonton Mbak Dian. Serunya totalitas ini sih. Dari segala bidang. Mulai dari penokohon, alur cerita, atmosphere yang terbangun, termasuk musik pengiringnya. Gak kaget kalau Nosferatu menerima banyak pujian dari para kritikus film.

  10. Waah.. melihat rating yang disematkan ka Annie, aku langsung cuss abis ini nonton.
    Karena Nosferatu ini sebenernya masi tayang di bioskop juga kok.. cumanan di Lklk uda ada. GImana yaa.. hahaha, jiwa kemageranku serasa didukung ama apps yang satu ini.

    Tapi sejujurnya, horor ini kasta paling rendah dalam peminatan genre tontonanku.
    Karena hantunya serasa bukan dari Indo, aku ga ngerasa serem.

    Terakhir nonton Sumala di NF.
    Wuuiihh.. mantul sekaliii.. merinding ding ding!

    • Aku malah gak terkesan dengan SUMALA. Gak terpancing oleh rasa takut ataupun ngeri. Horor tanah air yang sampe saat ini sangat meninggalkan kengerian bagi aku itu adalah PEREMPUAN TANAH JAHANAM. Udah nonton sampe 3 kali aja masih gak berkedip akutu hahaha.

  11. Saya rencananya mau nonton kan karena ngelihat reviewnya oke nih. Ternyata adegannya berdarah-darah, enggak jadi deh. Soalnya mimpi saya udah lebih seram dari itu. Biarlah kengerian hanya di alam mimpi belaka. Sementara di dunia nyata berani 45.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

About Me

 


Hai Temans. Terima kasih sudah mampir di blog saya. Ruang bercerita yang berisikan rangkaian produk literasi yang berhubungan dengan kegiatan saya sehari-hari sebagai seorang blogger, book author, crafter, dan publisher. Selamat membaca. Semoga blog ini membawa manfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Untuk kerjasama silahkan hubungi saya di annie.nugraha@gmail.com atau WA +62-811-108-582

Don't Miss

Invitation. Ketika Kembali ke Cerita Cinta yang Telah Usang

Invitation. Ketika Kembali ke Cerita Cinta yang Telah Usang

Sudah lama rasanya tidak mengulas tentang film. Padahal sudah bejibun produk sinema
Jebakan Cinta Palsu di Tinder Swindler

Jebakan Cinta Palsu di Tinder Swindler

Beberapa waktu yang lalu saya sempat terpaku menyaksikan sebuah film dokumenter berjudul