Anak bungsu saya memilih untuk mengikuti SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di kampus alumni Ayahnya. Bukan karena salah satu pilihan universitas dari SBMPTN adalah ITB (Institut Teknologi Bandung), tapi lebih pada kenyamanan dan rasa penasaran dia untuk melihat kampus Ayahnya yang terkenal asri dan terawat dengan baik. Termasuk keinginan untuk menikmati bangunan lama warisan dari penjajahan jaman Belanda yang dikenal sebagai kampus utama ITB Ganesha.
Karena ujiannya diadakan pagi hari dan semua peserta harus sudah absen mulai pkl. 06:00 wib, berangkat di hari H dari rumah kami di Cikarang tentunya beresiko banget. Apalagi traffic dari Cikarang ke Bandung, belakangan hari semenjak berlaku kelonggaran beraktivitas, sering tidak terduga. Jadi kami akhirnya memutuskan untuk menginap di Bandung sehari sebelum ujian diadakan. Hal ini sekaligus dalam rangka menghemat waktu dan tentu saja memberikan kesempatan bagi si bungsu untuk melakukan berbagai persiapan sebelum ujian berlangsung. Setidaknya tidak capek fisik dan pikiran karena urusan transportasi.
Saya pun langsung browsing, berselancar ke beberapa tautan daring, untuk mencari tempat menginap yang pas. Beberapa persyaratan yang masuk dalam kriteria tempat menginap kali ini adalah masalah jarak. Sebisa mungkin yang walking distance. Lalu bersih, nyaman dan dengan budget yang pas di kantong. Ternyata dengan berbagai kriteria ini, proses seleksi lumayan jadi pe-er. Banyak tempat/hotel yang ratusan meter jaraknya dari ITB dan banyak yang sudah fully booked. Jikapun ada, kamarnya tidak layak untuk 3 orang.
Memutuskan Untuk Menginap di Patra Bandung Hotel
Ada beberapa hotel yang memang dekat dengan kampus ITB Ganesha, tapi setelah ditelusuri ternyata tidaklah dekat seperti yang digambarkan karena untuk sampai di kampus ITB Ganesha harus melewati jalan one-way yang nyatanya tetap harus memutar. Ada lagi penginapan yang deket banget tapi ternyata review dari para pengunjung kurang begitu berkesan. Dan terus terang, belakangan saya kurang begitu mengandalkan rating review karena ternyata untuk kepentingan ini, ada trik mengutak-atiknya sehingga rating bisa naik.
Hingga akhirnya opsi itu sampai di Patra Bandung Hotel yang berada di Jl. Juanda, daerah dago bawah, yang salah satu jalur arahnya bisa melewati ITB Ganesha. Jaraknya hanya 450 meteran dari tempat ujian. Kalau diniatkan pergi pagi-pagi atau sehabis subuh sih asik banget dilakukan dengan jalan kaki. Toh lingkungan sekitarnya cukup aman untuk olah raga sehabis subuh plus banyak jajanan sarapan (tenda atau gerobak dorong) yang selalu terlihat menggoda dan penuh dengan pengunjung. HIburan pagi hari yang menyenangkan pastinya.
Awalnya saya sempat tidak memilih hotel ini karena tidak mengenali bahwa Patra Bandung Hotel, yang jika dilihat lewat reservasi online disebut Patra Bandung Hotel, dulu adalah Patra Jasa Hotel. Sementara di bagian halaman hotel tertulis Patra Comfort Bandung. Hotel bintang 3 yang sempat kami tinggali 2 kali. Manalah sebenarnya nama yang tepat ya. Patra Bandung Hotel atau Patra Comfort Bandung Hotel. Tapi apapun namanya, tak apa, tak masalah. Setidaknya saya tahu persis kualitas dari hotel ini.
Nyatanya Patra Bandung Hotel mengajak kami kembali.
Sambil ngetik ini mendadak teringat akan gerobakan bubur ayam, nasi goreng, siomay, ketupat sayur, yang jualan di pintu timur kampus ITB. Sempet ngelewatin dan ngeliat banyak orang yang jajan disana, tapi gak sempat mampir. Duh jadi pengen balik deh.
Baca juga : STANLEY Boutique Hotel. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta
Kamar Junior Suite yang Kami Tempati
Karena akan menginap bertiga, saya mengusulkan suami untuk memilih kamar yang lebih besar atau setingkat lebih tinggi dari kamar standard. Pengalaman tinggal di hotel bintang 3 di Indonesia, sebagian besar kamar bintang 3 jenis deluxe/superior/standard (manapun menjadi kamar dengan tipe terendah), luas kamarnya mepet. Kurang proporsional dan nyaman untuk 3 orang dewasa. Kamarnya memang dipersiapkan untuk 2 orang penginap saja. Tidak ada space yang lega untuk bekerja atau belajar. Sementara saya inginnya dimalam sebelum ujian anak saya bisa nyaman dan punya tempat yang lega untuk belajar.
Rejekinya, kamar pilihan kami, Junior Suite Room, sedang ditawarkan dengan harga khusus. Diskonnya lumayan. Kalau tidak salah ingat hampir 250an ribu. Wah seneng banget. Kamar seluas 36m2 tersebut, selain menyediakan kasur king size, juga ada area duduk seperti ruang tamu yang cukup lega dengan 1 sofa panjang, 1 sofa duduk single dengan sandaran tinggi, coffee table, TV dan service area. Sofa yang cukup panjang dan lebar itu bisa jadi tempat tidur tambahan. Cukup empuk dan lega.
Semua tersusun rapi, estetik, bersih dan nyaman dengan warna dalam ruang yang hangat menenangkan.
Saat masuk kamar, setelah melewati lemari pakaian di sisi kiri dan kamar mandi di sebelah kanan, kita akan langsung terhubung dengan ruang tamu yang saya sebutkan diatas. Kemudian ada sekat kaca setinggi 2 meter yang diberi stiker untuk memisahkan antara ruang tamu dan area tidur. Jadi sepertinya sekat ini sengaja dibuat untuk sedikit memberikan privacy jika ada tamu yang datang.
Area tidurnya, meski lebih kecil, sungguh sangat nyaman. Kasur king size nya tinggi, tebal dan diselimuti oleh seprai dan bed cover yang halus, lembut, tebal dan hangat. Bantalnya pun ada 4. 2 berukuran ekstra sementara 2 lagi dalam ukuran yang lebih kecil.
Kedua area diatas memiliki TV masing-masing. Sayangnya entah kenapa kedua TV ini tidak berfungsi dengan baik. Meski sudah digital, tapi sulit untuk mendapatkan gambar yang clear dan enak ditonton.
Sementara suami bekerja on line (karena waktu itu memang hari kerja), si bungsu belajar, saya asik berendam dengan air hangat. Jarang-jarang ketemu bathtub soalnya. Apalagi di rumah kan gak punya (ngekek). Kasur yang tebal dan empuk tadilah yang akhirnya membuat saya tertidur lelap lebih awal setelah badan keriput karena kelamaan berendam. Padahal biasanya saya sering begadang sembari menulis, membuat artikel.
Yang sedikit perlu diperbaiki dari semua fasilitas adalah urusan amenities. Kuantitas sabun, shampoo, dan lain-lainnya terlalu sedikit. Plus tidak ada hair-dryer. Tapi untungnya, belajar dari pengalaman menginap di hotel bintang 3, saya selalu membawa amenities lebih. Apalagi ini kan akan dipakai bertiga.
Oia, saat masuk ke dalam kamar, saya menemukan sepotong kue tiramisu coklat terbungkus plastik rapih di sebuah piring putih dengan tulisan Wilujeng Sumping yang terbuat dari lelehan coklat. Personal touch yang menyenangkan. Setidaknya merasa disambut dengan baik. Mana kuenya enak pulak. Wah, terimakasih ya Patra Bandung Hotel.
Berada di bagian ujung lantai, di dekat kami ada satu teras khusus yang cukup nyaman untuk ngobrol-ngobrol. Meski tidak besar, dari teras ini kita bisa melihat jalanan di depan hotel serta bangunan-bangunan tetangga di sisi depan, kanan dan kiri. Disediakan juga asbak kecil dan besar untuk para perokok. Saya sempat nongkrong disini saat matahari mulai terbenam. Lumayan asik juga karena area dago bawah tuh asri dengan banyaknya pepohonan disana-sini. Berteman dengan secangkir kopi hangat, saya menikmati syahdunya waktu-waktu menjelang malam dan bagaimana sinar matahari mulai terlihat redup hingga akhirnya terbenam.
Baca juga : Kemegahan Sarat Kesan di Nuanza Hotel & Convention Centre Cikarang
Fasilitas Lain yang Ada di Patra Bandung Hotel
Selain tersedianya 24 jam pelayanan room service, Patra Bandung Hotel memiliki fasilitas-fasilitas lain yang bisa digunakan untuk tujuan pekerjaan atau mengadakan acara-acara pribadi seperti meeting, pernikahan, ulang tahun dan lain-lain. Ada beberapa function and meeting rooms yang memang disewakan kepada publik. Di dekat tangga menuju ke lantai 1 bahkan ada 1 meja dan display khusus yang melayani konsultasi untuk mengadakan pesta pernikahan.
Dilantai dasar pun lobby lounge nya luas dan bersih banget. Banyak sofa tersebar dengan cahaya ruang yang sangat akomodatif. Tata furniture nya juga cukup meskipun tidak mewah. Sangat lega untuk menunggu bahkan menerima tamu. Tak jauh dari lobby lounge ada juga teras semi terbuka di bagian belakang, menuju ke arah parkiran. Banyaknya meja menunjukkan bahwa tempat ini sering digunakan untuk jadi tempat kumpul-kumpul para ahli hisab. Terasnya loh keliatan nyaman untuk ngobrol berlama-lama.
Selain room service, Patra Bandung Hotel juga menyediakan 3 tempat untuk menikmati sajian food & beverage mereka. Pertama adalah Dago Coffee Shop yang ada di lantai dasar, dekat dengan counter receptionist. Kedua adalah resto kecil yang ada di pool side. Ketiga adalah The Lounge, resto besar yang ada di lantai 3. The Lounge jugalah yang menjadi tempat untuk menikmati breakfast.
Saat saya datang, Dago Coffee Shop belum buka. Padahal pengen banget duduk-duduk disana sambil menikmati fresh juice, cold soft drinks atau kopi, teh dengan produk bakery nya. Sekalian nyambi kesempatan untuk foto-foto di seputaran hotel.
Fasilitas lain yang begitu mengesankan adalah kolam renangnya. Berada terpisah dari gedung hotel, kolam renang milik Patra Bandung Hotel ini sangat cantik secara visual. Melihat keindahannya, kolam renang ini pantas dapat pujian dan terlalu istimewa untuk hotel bintang 3. Beberapa pohon tampak tumbuh subur agar duduk-duduk di pinggir kolam jadi lebih nyaman. Gedung yang berada di pinggir kolam, di atas tempat menunggu, juga menampilkan tanaman rambat yang bikin kolamnya tambah istagenic untuk difoto. Di atas kolam pun dipasang lampu-lampu kecil berwarna-warni yang pastinya kece saat menyala di malam hari. Sayangnya saya gak sempat main ke kolam renang saat malam hari. Kasur di kamar ternyata lebih dominan mengajak saya beristirahat.
Baca juga : Menutup Akhir Tahun 2021 Bersama Keluarga di Ouma Villa Bandung
Makan Pagi yang Lezat dan Variatif
Usai mengantar si bungsu ke kampus ITB, saya dan suami bersegera balik ke hotel. Melanjutkan tidur sebelum akhirnya bersegera mandi pagi. Sebenarnya nih pengen banget sarapan di warung-warung tenda yang ada di seputaran kampus. Duh pilihan-pilihannya itu menggoda banget deh. Beragam dan tampak tasty. Tapi karena kamar yang kami bayar sudah termasuk sarapan, sepertinya niatan untuk jajan harus ditunda dulu.
Mulai beroperasi dan melayani tamu pada pkl. 07:00 wib, kami tiba di The Lounge dalam kondisi resto yang mulai ramai pengunjung. Prokes pun diterapkan khususnya harus mengenakan sarung tangan plastik dan masker saat ingin mengambil makanan.
Tersedia satu baris khusus untuk makanan buffet di sisi atau pinggir kaca resto dan beberapa counter makanan pembuka, makanan utama dan makanan penutup. Di salah satu meja marmer panjang yang berisikan makanan penutup, di atasnya terdapat bola-bola lampu dengan warna yang kuning yang dove dan adem untuk dilihat. Selain salad, di meja itu juga ada kue-kue kecil, aneka minuman segar dan jamu yang ditaruh di dalam box kayu yang terlihat sangat estetik.
Di satu sudut ada gerobak khusus untuk bubur. Lengkap sekali topping nya. Kekentalan buburnya pun pas. Tidak terlalu encer tapi juga tidak terlalu kental seperti nasi lembut. Kuahnya juga pas bumbunya. Tidak berlebihan seperti soto pun tidak bening tanpa bumbu yang cukup. Disebelah gerobak bubur ini ada satu space khusus untuk soto ayam. Tempatnya dibuat layaknya gendongan para penjual soto jalanan. Kualitas sotonya juga jempolan. Kuah sotonya dipertahankan kehangatannya. Isinya juga biar tak berlimpah ruah seperti warung atau resto soto, tapi cukup untuk ukuran sarapan.
Tak jauh dari kedua sajian tersebut di atas, ada satu tempat khusus yang melayani pesanan telur (egg stall) yang bersebelahan dengan layanan pembuatan mie dan spaghetti. Kemudian di seberangnya ada juga pembuatan aneka serabi dengan 3 topping pilihan dan jajan pasar. Lalu ada stall khusus untuk Nasi Jinggo yang sajiannya terdiri dari sambal goreng teri jengki, mie goreng kampung, orek tempe dan buncis bumbu merah. Saya tidak sempat mencoba sajian terakhir ini karena perut terasa sudah full banget. Tapi melihat tamu mondar-mandir ngambil makanan disini, bisa dipastikan menu set Nasi Jinggo ini enak.
Pilihan buffet nya juga sedap loh. Selain nasi putih, di deretan ini juga ada makanan-makanan berat yang sangat mengenyangkan. Ada Phad Thai, Bangkok Chicken Bassil, dan tahu sutra goreng yang dimasak kuah. Buffet yang menyelerakan ini dilengkapi dengan 3 pilihan kerupuk. Emang ya gak lengkap acara makan tanpa kerupuk. Saya sih gitu.
Yang pasti tidak ada menu yang gagal rasa. Semuanya enak. Variasinya juga lumayan banyak. Proporsional lah untuk sarapan. Bahkan termasuk mewah untuk sekelas hotel bintang 3.
Kesan Pribadi Untuk Patra Bandung Hotel
Meski sudah 3 kali menginap di Patra Bandung Hotel, saya tak merasakan bosan sama sekali. Saya malah berani mereferensikan hotel ini layak sekali untuk dicoba. Kelebihannya bukan hanya soal letaknya yang strategis di area Dago yang sarat dengan tempat hiburan, tapi juga karena mudah dicapai dengan lingkungan yang nyaman. Hotel yang berdiri sejak 1984 ini juga memiliki kebersihan dan kenyamanannya patut dicoba. Sebagai usaha yang juga bergerak dibidang hospitality, Patra Bandung Hotel juga layak dapat pujian. Keramahannya cukup baik tapi tidak berlebihan.
Secara visual fisik memang Patra Bandung Hotel tidaklah istimewa. Fasadnya berbentuk kaca kotak-kotak dengan bentuk keseluruhan bangunan seperti persegi panjang. Tampilannya pun tanpa sentuhan advanced art atau rancang bangun yang kekinian. Tapi jika melihat lahan yang tersedia, tata ruang yang ada sudah akomodatif.
Ada kesan “tua” saat kita menilik bangunan bagian dalam. Namun itu tidak terlalu mengganggu karena kebersihannya tetap terjaga dengan baik.
Yang ingin menjelajah Dago, tinggal di Patra Bandung Hotel tuh asik menurut saya. Karena bisa kita menikmati Dago dan lingkungannya dengan naik angkot yang memang seliweran di depan hotel. Coba deh naik angkot ini menuju seputaran Dago Atas. Selain kaya dengan pilihan wisata kuliner, dago atas dan tetangga hotel juga banyak pusat perbelanjaan. Mulai dari factory outlet, minimarket, sampai ke hypermarket yang cukup besar seperti Borma.
Mau nginep disana lagi? Kenapa enggak. Saya malah masih penasaran ingin jalan kaki dari Patra Bandung Hotel ke lingkungan ITB. Meski hanya untuk mencoba beberapa kuliner pinggiran jalan sekalipun.
Untuk teman-teman yang ingin membaca lebih banyak kisah-kisah perjalanan serta lifestyle issues, bisa banget loh mampir ke tautan salah seorang travel blogger sahabat saya, Nurul Rahma. Silahkan klik www.bukanbocahbiasa.com untuk membaca banyak tulisan-tulisan inspiratif disana. Salah satunya adalah kisah pengalaman Nurul saat diundang oleh Google untuk datang ke Amerika. Klik aja tautan berikut ini, Jadi Local Guides dan Diundang Google ke Amerika.
Mba Anniiiiii
Aku jadi mupeng nge-Banduuungg
Ya ampuun, BDG tuh walopun jalanannya keciiill dan d beberapa part ruwettt, tp teteuppp ngangenin yaa
Aku ga pernah bosan main2 Ke ITB.
Adek iparku ada yg dosen d sana
Pan kapan mupeng jugaaa cuss k hotel inii
Makasiii udah rekomen blog aku ya mbaaa
Ih bener banget Nur. Bandung memang ngangenin deh. Dulu sih masih berasa sepi dan dingin. Kalau sekarang karena orang-orangnya sudah bertambah, sudah gak sesejuk dulu. Tapi perkembangan wisatanya terus maju. Banyak tempat-tempat asik yang bisa dikunjungi.
Terimakasih kembali Nur. Keep writing and inspiring.
Wah menarik nih, apalagi dapet harga segitu dengan fasilitas yang lumayan. Bisa jadi rekomendasi si kalau nanti ke Bandung karena emang ada rencana pengen main ke Bandung bareng temen-temen.
Yup cobain Mbak. Hotelnya menyenangkan. Asik buat rame-rame. Jalan-jalan di seputaran Dago juga sudah asik karena banyak pilihan tempat yang bisa dikunjungi
Dari dulu kalau ke Bandung, pingin banget stay di hotel legend ini. Tapi belum kesampaian. Pas baca artikel Mbak Annie, jadi makin mupeng deh.
Foto-foto Mbak Annie selalu estetik dan artistik… Two tumbs up
Ah bener banget Mbak Taufiq. Bisalah ya Patra Bandung Hotel ini disebut sebagai hotel legend. Saya ingat banget pertama nginap disini tuh anak-anak saya masih berusia di bawah 10 tahun. Ya ampun dah lama banget yak hahahahaha. Sementara anak sulung saya sudah selesai kuliah sekarang. Time are flying.
Makasih untuk complimentnya Mas Taufiq. Seneng aja sebuah kisah perjalanan dilengkapi dengan foto-foto yang apik. Supaya pembaca dan turut berimajinasi berada di tempat yang saya ceritakan.
senangnyaaaa…….dianterin papa mama untuk ikut test
seingat saya, dulu saya kemana-mana sendirian, hiks hehehe
Ternyata ambience bagian dalam Patra Bandung sangat nyaman ya?
Bersama blogger bdg, saya beberapa kali kesini untuk pertemuan brand baru
sehingga tentunya cuma menikmati makanan dan minumannya yang lezat parah ^^
Betul Mbak. Ambiance nya meski sederhana tapi menyenangkan menurut saya sih. Package untuk meeting dan event juga termasuk murah. Mungkin karena harganya di skala hotel bintang 3 ya.
Malam kak Annie,
Mewah ya kamar Junior Suite Patra Comfort Bandung Hotel.Aku belum pernah merasakan empuknya kasur Suite Hotel pasti empuknya beda ya kak. Memang kalau suite pasti fasilitasnya beda ya. Termasuk kalau makan itu jatahnya juga untuk 3 orang ya kak? karena kalau yang tipe biasa jatahnya untuk 2 orang.
Kepoh deh aku minuman beras kencur dan kunyit asam gratis ya? jarang-jarang ada minuman seperti ini disediakan saat breakfast
Setidaknya dengan luas kamar tipe suite, biasanya ada sofa untuk tidur hahahaha. Dan karena kamarnya luas, di dalam bertiga rasanya tetap lapang. Di beberapa hotel saya nginap, sekarang sudah mulai banyak yang menghidangkan jamu Kak Dennise. Setidaknya beras kencur dan kunyit asam tuh pasti ada.
Manis bener itu tiramisu dan ‘wilujeng sumping’-nya.., Mbak Annie
Overall nyaman dan memuaskan fasilitasnya – meski TV enggak mendukung, beneran oke ini harganya..
Jadi pengin nginap di sini aja kalau mau ajakin anak ke ITB nanti. Rencana libur sekolah kemarin mau ke Bandung dan nginep di sekitar ITB, karena anak lanang yang tahun depan kuliah pengin masuk ITB. Eh dia sakit Bell’s Palsy, batal deh..Semoga kalau sudah pulih bisa segera eksekusi rencana dan nginep di Patra Bandung ini.
Semoga anaknya segera sembuh dan pulih seperti sedia kala ya Mbak Dian. Dan Mbak Dian serta suami sabar dalam proses pengobatan sang putra. Bungsu saya tadinya juga pengen nyoba masuk ITB tapi ternyata rata-rata matematika hanya diangka 88, tidak melewati 90. Tapi mudah-mudahan segara dapat PTN atau PTS dengan pilihan fakultas impiannya.
Yeay~
Hotelnya Pertamina nih, kak Annie.. ((hehhe, Bapakku kerja di Pertamina, jadi seperti pengalaman menemani perjalanan dinas Bapak rahimahullah, menginapnya selalu di tempat yang ada label “Patra”nya))
Dan dulu, pertama kali ke Bandung setelah menikah (2010), Hotel Patra Bandung ini masih klasik sekali. Khas bangunan Pertamina yang langitnya rendah. Ahh, ngliatnya jadi inget film Rhoma Irama deh.. Terus direnov sampai jadi bergaya seperti saat ini. Akupun kaget dengan pemilihan desainnya yang menurutku, jauh banget dari konsep bangunan Pertamina pada umumnya.
Mungkin karena sudah di swastanisasi apa yaa..?
Kini Hotel Patra Bandung lebih gaya, cantik dan kesan mewah elegan. Pangling bangeeeett.. Trus di foto sama kak Annie, waah… makin terpukau akutu.
Gear nya pake mirrorless kah?
**hehhee, mulai kepo, maaf… kak Annie.
Sukses untuk ananda ujian masuk ITB-nya.
Nanti kalau kak Annie ke Bandung lagi, bisa nih kopdaran. Makan di cafe daerah Dago atas, kak Annie sama Ambu Maria.
Wah kalau keluarga besar PERTAMINA memang pilihannya menginapnya ya di group Patra ya. Saya ada beberapa teman baik yang juga kerja di BUMN ini. Setiap mereka tugas ke daerah-daerah, nginapnya ya di Patra. Saya sering diajak juga hahaha. Jadi bisa sekalian nemenin dan jalan-jalan.
Nah, pergantian nama ini saya rasa ada hubungannya dengan swastanisasi Pertamina. Dari Patra Jasa kemudian dirubah dengan hanya menggunakan kata Patra saja. Mungkin ya.
Saya motret biasanya dengan 2 gears. Dulu sekali, sebelum kena saraf kejepit di bagian belakang badan, saya pakai DSLR nya Nikon. Sekarang “terpaksa” pakai yang mirrorless aja. Biar ringan dan tidak menahan beban tubuh. Satu lagi saya pakai Iphone 12 Promax untuk foto di dalam ruang. Terkadang juga pakai Oppo Find X untuk support. Tapi biasanya sih 2 gears aja. Karena prinsipnya, motret tidak boleh mengandalkan 1 “telur” aja. Takut hasilnya ternyata tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Fasilitas hotelnya ada koram renang yang airnya jernih … jadi pengen nyebur, udah kita resto makanannya sederhana ada tempe orek tapi itu yang ngangenin biasanya makanan serba daging. hmm … kapan ya mampir hotek patra bandung
Kapan ke Bandung bisa nginep disini Bu Sum. Nyenengin hotelnya.
Semoga sukses ujian SBMPTN ke kampus ITB, dua tahun lalu sempat kuliner sama teman-teman profesi di depan kampus tersebut. Hotelnya bersih, nyaman ya Patra Hotel Bandung.
Bener Mas Ferry. Lingkungan Dago memang nyenengin untuk ngumpul-ngumpul dan wisata kuliner
Kok daku jadi galfok dengan ruang tamu di hotelnya. Karena bisa jadi spot asik juga sih, huehehe.
Pokoknya sukses terus untuk anak bungsunya Bu Annie. in-shaAllah jalan rezeki kampusnya adalah yang baik untuk masa depan
Nyaman buat ngobrol-ngobrol dan sofa panjangnya itu bisa jadi tempat tidur.
Aamiin YRA. Terimakasih untuk doa-doa baiknya ya Fen.
seger banget ini nuansanya dan bawaannya pengen nyemplung. tapi ini di bandung airnya bakal dingin banget. di foto ke 7 ada kursi rotan kayaknya persis sama salah satu hotel yang pernah saya kunjungi di surabaya. jadi inget dulu main-main ke sana gak nginep, cuma main aja hehehe
Bandung sekarang sudah tidak dingin seperti dulu Mbak. Mungkin karena sudah padat banget ya. Udah macet juga. Jadi kalau mau jalan-jalan di Bandung harus spare waktu yang banyak juga buat transport. Tapi enaknya sekarang Bandung banyak tempat hiburan. Terutama pilihan resto.
Wah aku baru ngeuh ada Patra Hotel Bandung ini yang strategis kalau mau main di sekitaran Dago ya. Noted banget, nyaman kelihatannya. Itu orek tempe sama salad buahnya menggoda sekali ya ampun
Konsep visual kolam renangnya unik juga ya, meliuk-liuk lingkaran gitu. Konsep yang sama, saya lihat pula pada desai meja kerja di kamarnya itu. Oh iya, karena sepintas baca komen Teh Lendy di atas, saya jadi tahu deh kalau ini tuh jaringan hotelnya Pertamina ya rupanya. Jadi kepo, terus googling di mana lagi ada Patra selain di Bandung.
Betul Mbak Andy. Design meliuk yang bikin kolam renangnya apik untuk dilihat. Dan kebanyakan cetek. Jadi anak-anak bakal puas banget main air disini.
Grup PATRA memang milik PERTAMINA. Ada di berbagai kota besar di Indonesia. Rata-rata bintang 3-4. Yang di Bali bagus. Setidaknya lokasinya strategis karena berada di lingkungan Kuta.
Udah banyak hotel di sekitaran ITB yang sekarang. Jaman saya dulu, hotel paling dekat tuh di belakangnya Sabuga.
Hihi… nemu hotel yang ada bath up di kamarnya tuh kebahagiaan tersendiri ya mbak, bisa berlama-lama berendam sampai kulit telapak tangan jadi kisut keriput.
Paduan menu sarapan beraneka ragam, rasanya enak plus kursi yang nyaman diduduki, bikin betah berlama-lama di ruang makan.
Bener Mbak Nanik. Rata-rata sih guest house ya. Mungkin supaya walking distance jika ada urusan ke ITB. Waktu itu penuh merata. Karena banyak anak-anak dari daerah di JaBar ujian SBMPTN di ITB seperti anak saya.
Di rumah gak punya bathtub Mbak hahahaha. Jadi tiap ketemu bathtub bawaannya pengen berendam aja. Berendam air hangat sampe jari-jari dan badan keriput hahahaha.
hotel lama tapi nyaman juga ya kak, salam kenal :)
Pengen banget staycation di sini mbak, kayaknya dalam waktu dekat harus di agendakan bareng keluarga ke sini ya
Semoga bisa nginap disini ya Mbak.