Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in’s Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)

Hai semuanya!!

Senang akhirnya rangkaian tulisan Jung Hae In’s Walk Cumentary ini tiba di bagian terakhir setelah sebelumnya melewati 3 bagian dengan 6 episode yang penuh dengan cerita tentang berbagai tempat yang menjadi destinasi wisata dunia di New York City (NYC). Travel documentary ini, seperti yang sudah saya sampaikan, adalah reality show jalan-jalan yang diproduseri dan dibintangi oleh Jung Hae-in (Hae-in) bersama dengan 2 sahabat aktor Korea lainnya yaitu Im Hyun-soo (Hyun-soo) dan Eun Jong-geon (Jong-geon). Dua Oppa sahabat Hae-in yang pernah bekerjasama dalam 2 project KDrama atau film yang berbeda.

Sebelum lanjut ke bagian ke-4 ini, yang berisikin episode 7 dan 8, teman-teman bisa lebih dulu membaca Bagian 1 (episode 1 dan 2), Bagian 2 (episode 3 dan 4) dan Bagian 3 (episode 5 dan 6) yang telah saya tulis sebelumnya. Monggo tinggal klik aja yah. Setiap bagian yang terdiri dari 2 episode itu memiliki cerita dan keseruan masing-masing. Tempat yang dikunjungi dan kegiatan yang dilakukan pun beragam. Mulai dari yang lucu, menyentuh hati sampe pengalaman mengangetkan dan menggelitik waktu ke-3 aktor Korea Selatan ini mengunjungi Blood Manor, rumah hantu yang selalu hadir mengiringi musim Halloween.

Episode 7. The Reason Why We Need Personal Time

Setelah beberapa hari melewati waktu bersama, ketiga Oppa ini memutuskan untuk menikmat me time dengan jadwal dan acara yang berbeda-beda. Hae-in memutuskan untuk menghabiskan waktu di Central Park dan mencoba The Ride bus. Jong-geon menikmati waktu dengan jogging di sepanjang Andrew Haswell Green Park yang katanya lokasi jogging terbaik yang dimilik NYC. Sementara si bungsu, Hyun-soo berwisata kuliner dengan menikmati burger dan french fries di Five Guys Burgers and Fries. Mereka sempat saling kontak via VCall meskipun harus berkegiatan terpisah. Tapi konsentrasi utama untuk rekaman yang dihadirkan kepada penonton hari itu adalah tentang apa yang dilakukan oleh Oppa Hae-in.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
Bermimpi bisa berfoto di sini. Pasti keren tak terkira
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
FIVE GUYS Burgers and Fries. Salah satu dari sekian banyak resto burger terbaik di NYC. Nglier gak liat ini? Saya sih iya

Langkah-langkah riang dan senyum cerah ceria menemani Hae-in memasuki Central Park. Sebuah taman kota yang terletak diantara Upper West dan Upper East Sides of Manhattan dengan luas sekitar 341 hektar. Meskipun tampak berjalan sendirian, terpisah dari 2 orang temannya, Hae-in kelihatan begitu bahagia dan semangat untuk menjelajah setiap sudut taman terbesar ke-5 di Amerika ini. Dari beberapa tautan yang sempat saya baca, Central Park setiap tahunnya dikunjungi oleh hampir 38 juta orang dan merupakan lokasi yang paling banyak difilmkan di dunia. Jadi no wonder, saat mengikuti Hae-in berkeliling, taman ini terlihat padat orang pengunjung dengan berbagai aktivitas photography.

Central Park pun ditetapkan sebagai National Historic Landmark pada 1963 dan New York City Scenic Landmark pada 1974. Taman ini dikelola oleh Central Park Conservancy sejak 1998 dibawah kontrak antara pemerintah kota dan kemitraan publik-swasta. The Conservacy, perusahaan non-laba (NGO), menyumbang setidaknya 75% atau setara dengan USD 65 milyar setiap tahunnya dan menjadi pihak yang bertanggungjawab atas kepengurusan taman ini.

Mengintip sebuah tautan www.centralpark.com, saya menemukan bertumpuk-tumpuk informasi tentang apa yang ada di dalam taman dan apa saja yang bisa kita lakukan di tempat ini. Termasuk diantaranya beberapa petunjuk lokasi yang bisa kita telusuri satu persatu. Seperti misalnya kebun binatang, Belvedere Castle (yang dalam bahasa Italia berarti pemandangan yang indah), pelayanan jasa tur, penyewaan sepeda, konser musik, camping dan banyak lagi lainnya.

Selama menikmati waktu-waktu berkeliling, Hae-in menyaksikan berbagai kegiatan humanis yang membuat dia terlihat begitu gembira. Saat ada pengamen, dia berhenti, mendengarkan sajian musiknya lalu memberi tip. Ketemu lagi ada yang tampil dengan permainan gelembung sabun, Hae-in juga berhenti, memotret, tak lupa memberikan tip dan diminta oleh si penampil untuk merasakan berada di tengah atau tersentuh gelombang sabun. Senyum lebar tak kunjung berpindah dari wajahnya yang super terawat itu. Capek jalan, ya udah ndeprok aja di rerumputan. Bentang kain dan menikmati me time. Piknik sambil dengerin musik, makan bekal burger yang dia bawa, sambil melihat sekitar yang penuh warna. Ada yang asik membaca, bekerja di laptop, sekedar tidur-tiduran, atau anak-anak yang gembira berlarian kesana-kemari. Hae-in sendiri niat banget loh bawa music box. Acara duduk-duduknya pun jadi sempurna sambil mendengarkan lagu yang dihadirkan oleh penyanyi favoritnya.

Menuntaskan piknik, Hae-in pun membawa langkah menuju Bethesda Terrace. Satu spot yang sangat populer dikalangan pengunjung Central Park dan sering dipakai untuk shooting film. Melewati sebuah terowongan lawas dengan beberapa gerbang terbuka, di bagian ujung teras ada sebuah kolam yang disebut sebagai Bethesda Fountain. Di tengah kolam ini ada patung berwarna hitam yang diberi nama Angel of Waters. Tempatnya memang unik dan istagenic banget deh. Apalagi berfoto dengan latar belakang terowongan itu. Foto prewed atau fashion dengan tema gothic pasti cakep banget hasilnya. Ingin baca rincian tentang Bethesda Terrace, sila langsung meluncur ke official website nya www.centralparknyc.org ya. Foto-foto dan tulisannya juara banget.

Baca juga : Monumen Kapal Selam (Monkasel) Surabaya. Jejak Kejayaan Maritim Indonesia
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
Terowongan di Bethesda Terrace yang sesuatu banget
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
Bethesda Fountain dan Angels of Waters

Tuntas dengan kekaguman di Bethesda Terrace, Hae-in mendadak tertarik untuk massage kepala dan badan bagian belakang. Ada 2 orang (bapak-bapak dan seorang ibu tua) membawa bangku besi dengan sandaran/hadapan kepala bolong dan melakukan pelayanan urut selama 10 menit dengan biaya USD 10. Lumayan juga ya. Kalau dirupiahkan kira-kira sekitar Rp 150.000,-. Dan itu untuk 10 menit saja. Cukup untuk ongkos lulur saya selama 2 jam. Hae-in tidak banyak berkomentar soal biayanya. Dia tampak menikmati. Pasrah dipijit oleh si ibu di bagian badan belakang, tangan, leher dan kepala. Heboh banget mijitnya. Komentar Hae-in sih biasa aja. Tapi herannya lumayan laris itu. Banyak yang ngantri.

Tak jauh dari tempat pijitan ini, Hae-in memutuskan untuk naik perahu dayung di danau yang bersebelahan dengan Bethesda Terrace. Awalnya sempat kerepotan tuh megang dayungnya. Glotak-glotak gak jelas. Gerakin dayung yang bolak-balik gak berhasil menyentuh air. Gimana sih Oppa? Saya sampe ngakak gak ketulungan. Setelah bisa pun ndayungnya kayak orang blingsatan, lupa bahwa besok belum kiamat. Tapi akhirnya dia ngeh juga setelah ngeliat ke kiri dan kanan. Ternyata caranya adalah dayung serentak digerakkan pelan dengan sudut 45 derajat lalu tarik ke arah badan. Gituloh Oppa.

Rampung urusan menguasai teknik mendayung, Hae-in mulai merasakan dirinya berbeda. Rasanya cuma Hae-in yang di perahu sendirian. Merana amat hahaha. Seandainya bisa saya temani ya Oppa. Mendadak raut wajahnya berubah. Langsung sentimental apalagi dia sempat berhenti sambil mendengarkan lagu dari salah seorang penyanyi kesukaannya, Paul Kim. Lagunya mendayu-dayu pulak. Hae-in, yang sejauh saya tahu memang tak pernah diberitakan betul-betul berkencan atau belum ketahuan punya pacar, keliatan banget berubah ekspresi wajahnya. Seperti ada sesuatu yang mendalam yang begitu dia rasakan tapi tidak bisa dia bagikan, demi menjaga personal image nya sebagai seorang aktor. Rontok hati liatnya.

Saya jadi ingin kembali ke judul episode ini, The Reason Why We Need Personal Time. Mungkin ada satu benang merah yang ingin disampaikan oleh program ini bahwa terkadang kita memang perlu punya waktu sendiri untuk mengevaluasi diri dan menikmati sebuah perjalanan dan pengalaman dalam kesendirian. Buat orang yang terbiasa mandiri hal seperti ini sudah biasa. Karena memang ada atau banyak hal yang memang lebih menyenangkan jika kita nikmati sendiri. Makan mie ayam sepiring lengkap misalnya. Saya mah ogah bagi-bagi. Pengennya ya dihabisin sendiri lah. Duh analoginya maksa bener hahahaha.

Baca juga: Kisah Perjalanan Yang Mengguncang Rasa Dari Buku Antologi THE TRAVELLERS’ NOTES

Ayok lanjut ke urusan dan kegiatan Oppa Hae-in.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
Penampakan luar The Ride bus. Ide bagus nih untuk keliling NYC dalam sekali jalan

Acara jalan-jalan di hari itu ternyata masih berlanjut loh. Malamnya Hae-in mencoba bis teatrikal yang bernama The Ride. Bisnya gede ukuran 45 seats dan seru banget loh untuk diikuti. Dudukan dalamnya di set seperti kita mau nonton bioskop. Bertingkat tiga gitu. Jendela yang terbuka hanya 1 sisi. Jendela kaca segede gaban dan persis berhadapan dengan tempat duduk. Jadi kalau pas lampu di dalam bis dinyalakan penuh, para pejalan kaki bisa melihat penumpang bis seperti berada di dalam aquarium tanpa air. Seperti foto yang saya hadirkan di atas lah.

Dikawal oleh 2 orang guide (cowok dan cewek) yang super heboh, semua penumpangpun diajak bersukacita dan hore-hore macam tak ada hari esok. Serasa diskotik berjalan saat lampu dalam bisnya ajeb-ajeb (baca: remang-remang). Beneran persis kayak mau ajojing. Bedanya posisi hadirin duduk semua alias penumpang tak bisa bebas berdiri dan gak ada dance floor nya.

Bis ini rutenya melewati berbagai tempat yang biasa dijadikan destinasi wisata NYC dan dijelaskan sejarahnya satu persatu oleh para guide. Konsepnya persis seperti bis hop on hop off yang beroperasi di beberapa negara Eropa. Tempat-tempat yang dilewati sudah dikunjungi oleh Hae-in beberapa hari belakangan. Yang menjadi tambahan adalah entertainmentnya. Setiap melewati tempat atau sudut pemberhentian, penumpang akan disuguhkan performance teatrikal dari para aktor/aktris yang bekerja untuk The Ride. Sebagian besar adalah menari dengan sentuhan pantomim dan breakdance. Energik dan seru banget untuk dilihat.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
Dancer yang perform untuk para penumpang The Ride

Yang ingin membaca lebih lanjut tentang layanan bis wisata kota ini, silahkan coba klik www.viator.com ya. Ada beberapa informasi layanan yang bisa kita dapat meskipun saat saya klik mereka sedang menghentikan pelayan tur karena pandemi masih berlangsung.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
Suasana di dalam bisa yang selalu dibuat riang gembira oleh para guides

Di bagian akhir dari Episode 7, ketiga Oppa tampak sibuk mengangkut koper dalam gelap, naik mobil mini van, meninggalkan rumah sewaan di tengah kota Manhattan menuju JFK International Airport. Sepagi itu (sekitar jam 4 pagi) mereka akan terbang menuju Buffalo Niagara International Airport dan langsung menuju Niagara Falls (Air Terjun Niagara) lewat jalan darat selama 40 menit.

Hujan lebat menyambut mereka saat mendarat di Buffalo Niagara International Airport. Lengkap sudah rasa lapar setelah melewatkan waktu 1 jam terkurung di dalam badan pesawat. Merekapun menikmati chicken wing yang katanya adalah menu andalan hampir semua restoran yang berada di Cheektowaga. Jadilah, mereka nongkrong di sebuah resto yang berlokasi di bandara, memesan 3 piring besar chicken wing, mulai dari yang versi original, manis dan yang paling pedas (suicidal wings). Plus tentu saja bergelas-gelas bir, minuman kesukaan Hae-in. Saat ditanya rasanya, Hae-in berkomentar bahwa sayap ayamnya terlalu asin. Masih jauh lebih enak Gocujangnya Korea. Baiklah.

Melanjutkan perjalanan dengan sebuah mini-van, ketiga Oppa ini asyik mengobrol tentang passport (terutama passport Hae-in yang fotonya ganteng nauzubillah) dan ribuan pohon Maple yang berdiri tegak serta daun-daunnya yang berguguran sepanjang jalan bebas hambatan yang membawa mereka menuju Niagara Falls. Pohon yang identik dengan lambang negara Canada ini, memang tampak indah dalam balutan warna beragam mulai dari coklat, merah, kuning dan jingga. Cantik banget meski tampak berantakan berserakan di setiap sudut jalan. Bertemu dengan Maple Tree adalah pertanda bahwa rombongan sudah mendekat ke Canada. Tepatnya di perbatasan yang menghubungkan antara USA dan Canada.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
Baca juga : LEEBONG Island Belitung. Pulau Dimana Keindahan Alam Menjadi Satu

Episode 8. The Journey Will Continue

Bertandang ke Niagara Falls adalah salah satu impian Hae-in. Sengaja disematkan di agenda terakhir perjalanan karena Hae-in ingin agar waktu-waktu indah yang dinikmati di sini bisa menjadi kenangan yang tak terlupakan baik untuknya maupun untuk Hyun-soo dan Jong-geon.

Turun dari bis dan berjalan kaki mendekati kawasan Niagara, mereka langsung menginjakkan kaki di area Observatorium 1. Satu spot yang cukup strategis untuk memandang hampir semua sudut air terjun dan beberapa fasilitas umum yang berada di sekitarnya. Meski masih dalam titik yang cukup jauh.

Niagara yang dikenal sebagai 1 dari 3 air terjun terbaik di dunia ini, memiliki 2 air terjun yang masuk dalam kawasan USA atau yang sering disebut Niagara Falls State Park/American Falls, The Bridal Veil Falls yang bersisian dengan American Falls, dan 1 air terjun yang masuk dalam kawasan negara Kanada yaitu Horseshoe Falls atau Canadian Falls yang jika dilihat dari atas bentuknya seperti telapak/tapal kaki kuda. Hae-in menyampaikan bahwa dia ingin mereka menikmati destinasi wisata dunia ini dengan 3 cara yaitu lewat darat, air, dan udara. Darat dengan berdiri dari kejauhan dan beberapa titik strategis untuk memandangi keindahan air terjun dari berbagai sisi seperti yang mereka lakukan. Air dengan menumpang kapal Hornblower Niagara Cruises yang memang diperuntukkan untuk berlayar mendekati air terjun. Udara dengan merasakan flying-fox (Zip Line) yang terbentang disepanjang sisi American Falls. Keseruan yang pastinya sempurna banget dan menjadi impian para pejalan.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
Niagara Falls State Park-American & Bridal Falls
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
ZIP LINE Flying Fox yang seru habis

Teriakan dan ketawa renyah mengihiasi kegembiraan tiga sekawan ini saat mencoba flying fox Zip Line. Tampaknya sih berusaha meredakan rasa takut yang mendadak muncul. Lumayan memang ketinggiannya. Cukuplah buat nyali ciut. Tapi perkara itu gak bakalan kita pikirin kalo khusuk menikmati pemandangan yang ada. Di bawah kaki ada hutan pohon Maple yang indah tak terkira. Di depan dan di samping kiri terlihat ke-3 air terjun dengan dentuman yang berdetak kencang di telinga. Hiburan visual yang maha dahsyat dan tercipta oleh kepintaran dan akal manusia. Di sesi shoot yang satu ini, saya bolak balik memutar balik videonya berkali-kali. Seneng aja ngeliatnya. Apalagi buat saya yang penyuka (baca: penggila) flying fox. Merasakan bebas terbang di satu ketinggian itu rasanya merdeka banget. Duh. Iri banget saya sama mereka. Apalagi saat melihat Hae-in menikmati duduknya dengan tenang, mengikat action cam nya di pergelangan tangan kanan yang ditengadahkan, agar mendapatkan sudut rekaman yang epic antara dirinya dan American Falls. Keren tak terkira.

Menginjakkan kaki di titik finish Zip Line, mereka melangkah ke sebuah funicular (kereta kecil yang biasanya beroperasi di sebuah tebing) dan membawa mereka ke sebuah atap gedung yang berada persis berseberangan dengan American Falls. Dari sini lanjutlah dengan pengalaman lainnya yaitu bersentuhan langsung dengan air milik Niagara dengan berlayar bersama Hornblower Niagara Cruises.

Meski harus berjibaku dengan hempasan air terjun yang menghujan ke wajah serta menahan kekuatan berdiri seiring dengan guncangan kapal yang bergoyang-goyang karena arus air yang begitu kencang, para Oppa rupawan ini tampak tetap riang gembira. Meski mengenakan jas hujan plastik yang membungkus kepala dan badan, tampaknya debit lompatan air dari air terjun terlalu gahar untuk dilawan. Mereka pun tetap basah kuyup. Apalagi saat kapal terus bergerak maju semakin mendekat ke air terjun. Lagi-lagi saya iri maksimal. Kebayang ya bisa teriak-teriak kesenangan sambil terhempas-hempas di atas dek kapal yang menari di atas gelombang. Halaahh.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
Hornblower Niagara Cruises, Niagara
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
Dari kiri ke kanan: Jong-geon, Hae-in dan Hyun-soo

Perjalanan seru pun masih berlanjut setelah cruises.

Berjalan beriringan menuju Journey Behind The Falls yang berada di sisi negara Kanada, Hae-in dan teman-teman bertemu dengan burung gagak yang dengan susah payah ingin mereka ajak untuk berfoto bersama. Lucu banget. Foto yang berhasil diabadikan selalu dalam pose gak genah. Tapi itu belum seberapa jika dibandingkan dengan pengalaman melihat pelangi yang terbentang di depan air terjun. Hyun-soo sampai tak bisa menahan diri untuk tidak berteriak-teriak norak. Dan itu dia lakukan berulang-ulang sampai kedua temannya sadar.

Journey Behind The Falls sendiri adalah salah satu spot yang tak terlukiskan serunya. Melewati terowongan dengan beberapa lorong menuju pinggir bagian dalam air terjun, Hae-in, Hyun-soo dan Jong-Geon menuju jalan keluar yang membawa mereka ke sebuah teras terbuka yang lokasinya sangat dekat dengan Horseshoes Falls. Naik cruise aja sudah terhempas, nah di tempat ini hantaman airnya lebih heboh lagi. Alih-alih mengenakan jas hujan plastik, mereka memutuskan untuk melepasnya dan menikmati basah kuyup dengan sukacita dan berfoto sepuasnya dengan wajah, rambut dan badan yang basah. Hasil foto Hae-in yang dicapture di videonya keren banget loh. Asli membuktikan betapa photoghenic dan good looking nya aktor 32 tahun ini. Tapi sayang saya tidak bisa menemukan foto tersebut dimanapun. Termasuk di IG nya Hae-in. Padahal kerennya tak terbilang. Semoga foto berikut ini bisa mewakili bayangan tentang serunya Journey Behind The Falls ya. Walaupun gak ada Oppa Hae-in nya.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
Journey Behind The Falls, Horseshoe (Canadian) Falls, Niagara

Langit sudah pekat dan gelap saat mereka tiba di salah satu hotel di sekitar komplek Niagara. Dari kamar grande yang mereka tempati, ada 2 jendela besar dengan 2 teras yang memungkinkan mereka mendapatkan 2 view yang berbeda. Pertama menghadap ke Niagara. Sementara yang kedua menghadap ke dalam kota. Semua tampak sangat sangat sangat (sengaja disebutkan 3 kali) istimewa terlihat dari kamar. Indah dengan balutan lampu warna-warni yang tak terbayangkan banyaknya. Melihatnya sekilas aja tak henti saya berdecak kagum. Apalagi kalau benar-benar berada di hotel terus duduk di teras-teras yang sungguh memanjakan mata dan mengademkan hati. Kebayang ya duduk-duduk di situ, mengamati indahnya Niagara Falls sambil ngopi, ngemil dan ngobrol dari Sabang sampai Merauke. Duduk sendiri aja juga udah cukup asyik kayaknya. Menghayati dan menikmati satu keberuntungan yang belum tentu bisa dirasakan oleh banyak orang.

Baca juga : Kisah Perjalanan Yang Mengguncang Rasa Dari Buku Antologi THE TRAVELLER’S NOTES
Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)
Horseshoes (Canadian) Falls, Niagara

Friends Talk

Sebagai penutup dari rangkaian Jung Hae-in’s Walk Cumentary, Hae-in dan kedua sahabatnya menikmati makan malam bersama di hotel tempat mereka menginap di kompleks Niagara Falls. Dinner terakhir sebelum besoknya mereka akan kembali ke Seoul.

Ada haru menyeruak saat Jong-geon menyampaikan apa yang dia rasakan selama bertahun-tahun bersahabat dengan Hae-in. Jong-geon merasa beruntung meskipun karirnya tidak secemerlang Hae-in, lelaki tampan, salah seorang aktor drama populer Korea dan selalu menganggap dirinya setara dalam hal apapun. Padahal kalau dihitung dari jumlah tahunnya, Jong-geon sesungguhnya adalah senior Hae-in dalam dunia entertainment khususnya seni peran. Dengan air mata yang menetes, Jong-geon mengucapkan terimakasih yang mendalam dan berharap bahwa hubungan persahabatan mereka dapat terus berjalan meski mereka tidak terlibat dalam kegiatan atau project yang sama. Saat ditanya tempat mana yang ingin dia kunjungi kembali, Jong-geon langsung menjawab Stardust Dine-O-Mat. Resto yang saya tuliskan di bagian ke-2 dari rangkaian tulisan ini. Dia merasakan satu energi kegembiraan dan keseruan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Apa pendapat Hyun-soo akan perjalanan mereka? Dalam beberapa detik Hyun-soo tampak terdiam. Berusaha meredam, menahan getaran suaranya. Yang pasti Hyun-soo turut merasakan kebahagiaan bisa mendapatkan kesempatan menginjakkan kaki di NYC. Yang menurutnya tidak akan terjadi jika tidak diajak oleh Hae-in. Tampaknya keakraban yang terbangun saat mereka bermain bersama di drakor One Spring Night, menjadi semakin kokoh karena program ini. Hyun-soo berharap suatu saat dia bisa kembali ke USA bersama dengan orang-orang hebat seperti Hae-in dan Jong-geon.

Hae-in sendiri begitu terkesan dengan Niagara dan berharap bisa kembali. Memposisikan diri sebagai produser dari reality program ini, Hae-in tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Jong-geon dan Hyun-soo karena sudah berkenan menemaninya. Acara yang sesungguhnya tak mudah untuk dia tangani secara pribadi. Banyak hal, khususnya dalam proses produksi yang dirasakannya sebagai proses learning by doing dan banyak menyita pikirannya. Rangkaian pengalaman baru yang memberikan pelajaran banyak bagi dirinya.

Saya bisa merasakan atmosphere apa yang sedang menyeruak diantara mereka. Saat kita berada dalam sebuah perjalanan, rekan-rekan yang berada bersama kita ketika itu akan menjadi orang yang akhirnya banyak tahu tentang kita. Walaupun hanya dalam hitungan hari. Hubungan pun bisa jadi lebih dekat karena kualitas kebersamaan. Tapi bisa juga jadi pemicu keretakan jika masing-masing menemukan sesuatu yang tidak berkenan di hati, yang sebelumnya mungkin tidak diduga. Apalagi ini bukanlah sebuah perjalanan atau liburan murni. Tapi ada sebuah tanggungjawab yang berhubungan dengan profesionalitas mereka sebagai aktor.

Aahh mendadak saya rindu traveling bersama teman-teman blogger.

Terimakasih Hae-in yang sudah menghadirkan sebuah travel documentary yang begitu seru dan bermakna untuk ditonton. Meskipun entah kapan saya bisa sampai ke New York, tapi paling tidak saya bisa turut merasakan rangkaian energi keceriaan saat menyaksikan Hae-in menjelajah ke setiap tempat-tempat menarik di NYC. Termasuk diantaranya pengalaman di sisi kuliner yang bikin saya tak berhenti berdecap dan merasakan nikmatnya setiap hidangan.

Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in's Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)

#JungHaeIn #WalkCumentary #WalkDocumentary #TravelLog #TravelDocumentary #RealityShow #KoreanRealityShow

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

16 thoughts on “Menjelajah Kemegahan Big Apple Bersama Jung Hae-in’s Walk Cumentary (Bagian 4/Terakhir)”

  1. Baca paragraf demi paragraf seperti ikutan jalan-jalan ke New York hingga ke Niagara Falls nih aku.
    Aku salfok ama busnya tuh. Kok bisa didesain jadi seperti panggung gitu bisa nonton ke arah samping bus. Biasanya kan duduk ke arah depan aja deh…

    Reply
    • Baca lengkap dari Bagian ke-1 bakalan lebih seru Mbak Hani. Pengalamannya beragam. Seru banget.

      Haahahaha iya. Serasa kita duduk di sebuah teater dengan berbagai pertunjukkan visual. Jadi gak cuma sekedar melihat sudut-sudut NYC yang tak pernah tidur.

  2. auto cari di asianwiki, mana Jung Hae In

    hihihi udah banyak nonton drakor tapi ngga inget nama mereka

    dan beerhasil lah saya mmbayangkan bareng Hae In naik bus The Ride dan blusukan ke Niagara dll

    :D

    Reply
    • Saya nontonnya di VIU Mbak Maria. Rekamannya clear and clean banget. Jempol untuk videographernya

    • Program awal 2020 ini Rafa. Tayang di VIU dan ratingnya lumayan tinggi.
      Backlink 3 episode sebelumnya saya cantumkan di awal-awal tulisan, Rafa bisa tinggal klik aja.

    • Naahh kulinernya juga seru-seru banget. Mulai dari makanan bazaar/pinggiran sampe ke resto yang lumayan mahal

  3. Aaaaaakkk, baru pas mau selesai baru ngeh “tampannyaaaa meski pakai jas hujan” kalau Jung Hae-in ini yang main di While You Were Sleeping bareng Bae Suzy…hehe
    Tempatnya pun keren-keren, bikin pengen traveling ya Allah…

    Reply
    • Iya. Jung Hae-in sudah banyak drakornya. Sejauh ini yang paling sukses itu SOMETHING IN THE RAIN. Dia jadi lead actor dan pasangannya adalah Son Ye-jin.

      Kalau ngikutin dari bagian-bagian yang sudah saya tulis sebelumnya, Mbak Cindi bakalan tambah sakau pengen traveling hahahaha.

  4. Ommo – ommo ini Sudan episode ke 4 dan kemana saja aku baru tahu, auto ubek-ubek blognya mbak Annie buat baca ep 1 dulu, sih sungguh menyenangkan membacanya berasa real gitu mbak

    Reply
    • 4 bagian Mbak. Per bagian itu ulasan untuk 2 episode. Karena panjang banget kisah perjalanannya

  5. Di Episode Why we need a personal time ini Hae Inmengingatkan kita ya bahwa kita juga perlu waktu untuk menikmati saat² sendiri dan merenungi perjalanan hidup.

    Reply
  6. Pijat 10 menit, bayarnya setara 150 ribu? itupun banyak yang ngantri.
    Hihi… kok jadi pengen ke sana jadi tukan pijat.

    Seneng saya baca dan lihat foto-foto di sini, serasa lagi ikut virtual tour

    Reply
    • Iya Mbak Nanik. Tapi waktu saya nonton Hae-in dipijat itu kok ngilu sendiri. Soalnya badannya sampe digoyang-goyang gitu. Keknya lumayan sakit juga itu hahahaha.

Leave a Comment