SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah

SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
salah satu sudut cantik di lantai dasar sarinah
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah

Berbicara dan membahas tentang SARINAH, saya mengulang kembali cerita saat pertamakali pindah ke Jakarta di awal 80-an. Saat itu (alm) Ayah saya yang bekerja untuk GARUDA INDONESIAN AIRWAYS (nama lama dari GARUDA INDONESIA) dimutasi ke bandar udara Kemayoran Jakarta (kembali) setelah beberapa tahun mengabdi di kantor Garuda yang berlokasi di Palembang. Kota dimana saya dan kedua saudara kandung lelaki saya dilahirkan.

Saat pindah ke Jakarta saya naik kelas 5 SD dan memulai rangkaian hidup berpindah-pindah karena alasan mutasi kerja yang harus dijalani oleh (alm) Ayah saya setiap 2 tahun. Kami sekeluarga direncanakan akan menempati sebuah rumah instansi di Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara. Rumah berukuran sedang yang memang sudah dipersiapkan untuk digunakan oleh para pegawai Garuda Jakarta.

Sebelum menempati rumah tersebut, Garuda memberi fasilitas berupa tempat tinggal sementara. Tinggal di hotel lebih tepatnya. Yang jika tidak salah ingat berlangsung selama setidaknya 14 hari. Bahkan pernah hampir 1 bulan saat pindah dari Jakarta ke Medan. Lumayan lama ya. Nah untuk di Jakarta, Hotel SARI PACIFIC (sekarang SARI PAN PACIFIC) jadi pilihan Garuda.

Kala itu, Hotel Sari Pacific tuh mentereng banget. Salah satu hotel bintang 5 yang berada di ring 1 DKI Jakarta, ibukotanya Indonesia dan berlokasi di Jl. M. H. Thamrin, jalan protokol kebanggaan negara. Kami menempati 2 kamar dengan connecting door berikut kenyamanan dan fasilitas kelas atas. Dan ini betul-betul jadi pengalaman pertama saya sebagai seorang traveler hingga akhirnya menjadi cikal bakal dan alasan saya menyukai kegiatan staycation.

Selama tinggal di Sari Pacific, ibu dan kami (anak-anak) hanya berkutat pada fasilitas hotel dan lingkungan sekitar. Salah satu tempat yang paling sering kami kunjungi adalah SARINAH. Sebuah pusat pertokoan terbesar pertama yang di Indonesia dan hanya berjarak sekitar 200 meter dari hotel. Di Sarinah, ibu biasanya menghabiskan waktu untuk belanja pakaian, jajanan atau camilan-camilan khas nusantara. Terkadang sekedar mengajak kami cuci-cuci mata melihat sekian banyak produk etnik dan unik dari berbagai daerah di Indonesia. Sementara untuk makanan utama sehari-hari kami benar-benar mengandalkan room service hotel. Saat bosan atau mati gaya dengan pilihan menu hotel, kami biasanya beli aneka jajanan yang ada di seputaran Sabang dan sekitarnya. Dan itu jadi pengalaman wisata kuliner yang juga sangat berkesan.

Saya melihat Sarinah sebagai salah satu tempat mewah dengan gedung pencakar yang tinggi. Terkeren pada jamannya. Apalagi untuk anak kecil yang datang dari daerah dimana hanya mengenal pasar tradisional sebagai pusat perdagangan utama. Hiburan lain yang bisa dinikmati oleh saya dan keluarga saat tinggal sementara di pusat kota adalah mengunjungi MONUMEN NASIONAL (MONAS) dan HOTEL INDONESIA. Dua area wisata favorit yang juga walking distance dari Hotel Sari Pacific. Kami sekeluarga sering banget menelusuri Jl. Thamrin dimana saat itu volume kendaraan dan yang namanya macet sama sekali belum terjadi.

Hingga saat ini Hotel Sari Pacific dan Sarinah masih menorehkan kenangan tersendiri buat saya pribadi. Bahkan selama tinggal di hotel saat masih bocah, saya yang memang doyan menjelajah (baca: gak bisa diam), sempat berkenalan dengan banyak staff hotel dan menyusur setiap sudut hotel. Bisa dikatakan bahwa hampir semua staff mengenali saya dan pernah mengajak bermain sambil bertugas. Jadi selain pernah menengok berbagai macam jenis kamar yang ada, saya juga mengamati pekerjaan masing-masing staff, terutama mereka yang berkecimpung di dunia room service dan food and beverage.

Sempat juga bertemu dan berkenalan dengan General Manager hotel Sari Pacific. Gaya bener pokoknya. Pak GM ini pria asing (bule) pernah mengajak saya ke unit tempat tinggalnya kemudian dikenalkan kepada istri dan anak-anaknya. Dengan modal nekat, saya ternyata mampu berkomunikasi dengan mereka. Kemampuan bahasa Inggris saya lumayan lancar atau paling tidak ke-pede-an bicaranya cukuplah untuk dimengerti orang lain (nulisnya sambil ngakak).

Semua pengalaman diatas, setiap sorenya selalu saya ceritakan kepada Ayah atau Ibu. Karena sudah paham akan kelakuan saya, mereka hanya mengingatkan agar tetap berlaku sopan, tidak mengganggu dan menjamah atau meminta apapun yang saya lihat. Tapi ternyata isu terakhir tuh malah kadang jadi rezeki yang tidak bisa saya tolak. Saya seringkali dapat ice cream gratis atau dibungkuskan makanan-makanan enak yang kemudian jadi rebutan di kamar.

What a memory indeed.

BACA JUGA : STANLEY BOUTIQUE HOTEL. Akomodasi Bintang 3 yang Strategis di Pusat Kota Jakarta

SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
sarinah di awal masa kejayaan di awal tahun 80-an | photo source : kompas.com

Dari beberapa tautan yang saya telusuri, SARINAH, adalah nama dari pengasuh Soekarno, presiden pertama RI. Mbok Sarinah adalah seorang perempuan lajang dan tinggal bersama keluarga Soekarno. Beliau memberi makan, menemani bermain, hingga menjaga Soekarno hingga tidur. Dalam interaksi sehari-hari dengan Soekarno, Mbok Sarinah seringkali memberikan wejangan-wejangan tentang kehidupan. Sosoknya, dari apa yang disampaikan Soekarno, adalah salah seorang perempuan yang membentuk mindset (pola pikir) nya hingga apa yang disampaikan Mbok Sarinah selalu terkenang dalam kehidupan Soekarno di masa mendatang. Dia adalah seorang perempuan yang sangat mengerti bahwa nasibnya terletak pada tanggannya sendiri. Mbok Sarinah juga seringkali menyampaikan bahwa perempuan harus berperan aktif agar berguna bagi kehidupan banyak orang. Mbok Sarinah juga mengajarkan Soekarno untuk mencintai rakyat dan selalu menyampaikan bahwa pendidikan tidak melulu didapatkan dari bangku sekolah.

Rangkaian pendidikan moral yang selalu dikenang oleh Soekarno. Dan sebagai wujud penghargaan atas apa sudah diberikan oleh Mbok Sarinah, sang pengasuh, Soekarno menghadirkan sebuah catatan sejarah untuk disampaikan kepada rakyat Indonesia. Di salah satu sudut yang ada di ground floor, ada sebuah dinding dengan lukisan (sebelah) wajah Sarinah dengan sebuah rangkaian kalimat yang penuh makna.

SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah

Kasih sayang dan rasa hormat Soekarno atas sosok Mbok Sarinah, kemudian berwujud menjadi sebuah tempat dengan menggunakan nama Sarinah. Pada 1963, Soekarno membangun sebuah gedung pencakar langit pertama di Indonesia setinggi 74 meter dengan 15 lantai. Gedung ini selesai dibangun pada 1966. Kemudian resmi dibuka dan diperkenalkan kepada publik pada 15 Agustus 1966 dengan memperkenalkan 3 lantai sebagai kegiatan komersial yang bisa diakses oleh masyarakat luas. Manajemen gedung diserahkan kepada PT Department Store Indonesia yang didirikan pada 17 Agustus 1962 sebelum konstruksi gedung dijalankan.

Menyambung pemikiran awal bahwa keberadaan Sarinah adalah wujud kecintaan Soekarno pada rakyat, gedung mentereng ini sejak awal memang dipersiapkan untuk menampilkan produk-produk asli Indonesia. Lantai 1 s/d 3 kemudian difungsikan sebagai area komersial perdagangan retail dengan basement yang difokuskan untuk penyediaan barang makanan dan bumbu dapur. Pada 1992, Sarinah semakin aktif sebagai tempat transaksi produk eceran dengan melibatkan 470 perajin dan atau koperasi. Kondisi inilah yang menetapkan Sarinah sebagai pusat kerajinan terlengkap dan terbesar di Indonesia.

SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
rangkaian kalimat bermakna yang dituliskan oleh soekarno untuk profil seorang mbok sarinah

Melihat Sarinah saat awal SD, saya dan keluarga kemudian pindah ke Medan dan Palembang sebelum akhirnya kembali ke Jakarta. Ketika itu, menjelang akhir 1980-an, Sarinah sudah berkembang begitu pesat dengan beberapa tenant yang memiliki nama besar di dunia kuliner dan perdagangan. Bahkan di masa 90-an hadir McDONALD, HERO Supermarket, dan HARD ROCK CAFE.

Keberadaan McDONALD di Sarinah bahkan sempat menjadi ikon dari Sarinah dengan balon besar RONALD McDONALD di salah satu sudut atap outlet. Menempati salah satu lahan tertutup berdinding kaca dengan luas lahan yang cukup besar, McDONALD di Sarinah adalah outlet pertama dari jaringan waralaba ini di Indonesia. Boleh dikatakan bahwa McDONALD Sarinah adalah mother store dari sekian banyak gerai McDonald yang ada di Jakarta bahkan di seluruh Indonesia. Resmi dibuka pada Februari 1991, McDONALD sempat mencatat sejarah yang tidak sedikit. Salah satunya adalah kehadiran petinju internasional MOHAMAD ALI yang datang ke Jakarta di 1996 dan membagikan 100 paket makanan gratis bagi warga Jakarta.

Banyak orang memiliki sejarah dengan McDONALD termasuk saya. Tempat ini pernah menjadi titik janji saat akan bertemu dengan teman-teman kuliah dan rekan kerja. Kantor saya yang berlokasi di Jl. Sudirman lumayan dekat dengan tempat makan ini. Hanya naik bus 1 kali saja. Tak lebih dari 10 menit berkendara. Saya juga pernah berlama-lama duduk di sini bersama teman-teman kuliah untuk menyelesaikan tugas. Tentu saja sembari menikmati hidangan khas McDONALD dan bergelas-gelas minuman dingin serta kopi.

Saat renovasi total akan dimulai, McDONALD menutup gerai waralaba mereka di Sarinah pada 10 Mei 2020. Penutupan ini dilaksanakan setelah kurang lebih 30 tahun melayani hiburan kuliner, dan mengikuti instruksi dari manajemen Sarinah yang akan mengubah konsep wisata kuliner mereka. Saat membaca postingan resmi McDONALD di akun IG nya, saya kok mendadak mengharu biru. Acara penutupan yang terjadi pada pkl. 22:00 wib itu dihadiri oleh banyak orang meski (masih) dalam kondisi pandemi. Duh mendadak sedih deh. Apalagi saat mengingat kembali rangkaian kisah saya pribadi di tempat ini.

Terimakasih McDONALD untuk kehadirannya di Sarinah dan mengukir kebersamaan dan cerita yang tak akan terlupakan.

Saya juga punya memori cantik dengan HARD ROCK CAFE yang menempati satu area khusus di lantai 2 di sisi luar gedung. Akses untuk mencapai HARD ROCK CAFE adalah melalui tangga depan yang langsung terhubung dengan area parkir. Tangga tersebut masih dipertahankan meski bentuknya sudah berubah total. Cafe ini jadi tempat nongkrong yang asik banget. Dalam sebulan mungkin minimum 3 kali saya main kemari. Bahkan sempat menjadi salah satu tongkrongan favorit dan bergengsi untuk menjamu teman-teman atau rekan-rekan bisnis saya yang datang dari luar negeri. Kala itu HARD ROCK CAFE sedang berkibar dan punya tempat tersendiri bagi para professional muda untuk hangout bareng. Pun bagi para bule yang bekerja di Jakarta. Saya juga sempat nonton live performance dari beberapa musisi dunia dengan teman lelaki bule saya yang berkebangsaan Australia. Seru banget.

Keberadaan HERO Supermarket juga menarik. Jaman itu HERO adalah supermarket terbesar di Indonesia. Layaknya supermarket, gerai yang berada di basement gedung Sarinah ini lengkap sekali pilihannya. Termasuk beberapa counter jajan pasar di sisi luar supermarket yang menawarkan masakan-masakan daerah yang jarang kita temukan di tempat lain.

BACA JUGA : KFC NAUGHTY BY NATURE. Asupan Cepat Saji Berkualitas, Berkuantitas dan Berkelas di Senopati Jakarta

SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
SARINAH DI MASA 90-AN. SAAT ITU, RESTO CEPAT SAJI, McDONALD’S MENJADI SALAH SATU IKON SARINAH YANG MELEGENDA. TERMASUK SALAH SATUNYA HARD ROCK CAFE YANG MENEMPATI SALAH SATU SUDUT SENTRAL BAGIAN DEPAN GEDUNG
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
catatan kenang-kenangan dari mcdonald sarinah yang terpampang di akun instagram resmi mereka. terharu bacanya
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
catatan resmi soekarno berupa amanat untuk mbok sarinah dan gedung sarinah
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
catatan sejarah sarinah dari 1962 hingga 2022
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
catatan sejarah sarinah dari 1962 hingga 2022
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah

SARINAH sang legenda sudah berubah wajah. Yup. Sang legenda kini tampil dengan wajah baru.

Perubahan total terutama terlihat dari sisi visual fasad dan bentuk gedungnya sendiri. Rancang bangun modern mengikuti model kekinian tak hanya menyentuh sisi luar tapi juga bagian dalamnya. Lahan parkir luar sudah tak kelihatan sama sekali. Sekarang telah berubah menjadi taman dengan alur jalan berjenjang dan banyaknya tanaman yang tersebar di setiap sudut. Sungguh memanjakan publik, baik yang sekedar mampir untuk beristirahat atau memang berniat untuk merekam foto-foto cantik di media sosial.

Saat saya berkunjung, lautan manusia menyebar di hampir setiap sudut. Tempat yang dulunya dihuni oleh McDONALD sudah berubah menjadi cafe-cafe istagenic dengan kolam pantul yang berada di sisi luar. Layar besar bersudut sekarang sudah menjadi media iklan videotron yang sangat besar terpasang disana.. Tangga yang dulu terpayungi dengan atap segitiga bertumpuk sudah berubah menjadi tangga dengan dudukan panjang berjenjang seperti theatre. Banyak banget anak-anak muda nongkrong-nongkrong disini sambil membawa makanan dan minuman sendiri.

Di sisi yang berbeda, yang dulunya lahan parkir, selain menjadi taman yang luas dengan banyak dudukan keramik, juga diisi oleh sejenis food truck kuning gonjreng milik FILOSOFI KOPI. Lalu juga ada food truck lain dengan tawaran sajian jajanan yang beragam. Di depan deretan food truck ini terbentang area parkir vallet khusus untuk mobil-mobil berkelas. Saya sempat melihat sebuah mobil FERRARI kuning yang jadi incaran foto publik yang saat itu sedang berwisata ke Sarinah.

Itu di bagian luar ya. Sementara bagian dalam juga sangat mengesankan.

Menyimpan segala kenangan Soekarno akan Sarinah, publik akan menemukan berbagai jejak sejarah di lantai dasar gedung ini. Selain sebuah dinding dengan tulisan tersebut di atas, kita juga akan melihat dan membaca rangkaian catatan atau ketikan AMANAT Presiden Soekarno tentang keberadaan Sarinah yang dibuat pada 23 April 1963 dengan menggunakan ejaan Republik yang berlaku di jaman itu. Ejaan yang bahkan masih digunakan oleh Ibu saya dalam setiap tulisan tangannya.

Melengkapi rangkaian amanat tersebut, kita juga bisa menikmati berbagai foto dan jejak langkah Sarinah sejak 1962 hingga 2022 (kondisi terbaru setelah renovasi terakhir). Satu sarana pendidikan dan ilmu pengetahuan, khususnya tentang Sarinah, yang patut dilihat dan dibaca oleh publik.

Di dekat rangkaian sejarah yang diberi judul SARINAH DARI MASA KE MASA tersebut ada sebuah diorama berupa relief patung-patung yang mencerminkan kegiatan kerakyatan yang ada di negara kita. Dengan tinggi dinding sekitar 3 x 12 meter dan panjang 12-15 meter, relief ini ditemukan di ruang mekanikal yang ada di salah satu sudut dalam gedung. Relief ini kemudian diperbaiki lalu dipasang di lantai dasar.

Melihat secara rinci dari patung-patung tersebut, kita bisa membayangkan beberapa kegiatan ekonomi kerakyatan seperti bertani (bercocok tanam), berkebun, melaut dan pengelolaan hasil bumi. Tampak seperti semen abu-abu, menurut catatannya tidak ada satupun yang mengetahui persis siapa pematung yang sudah membuat relief ini. Tapi menurut Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta, melihat dari guratan-guratan pengerjaannya, kemungkinan besar produk seni pahat ini adalah karya seorang pematung asal Jogyakarta bernama EDHI SUNARSO.

Pematung favorit Soekarno ini punya nama besar. Beliau jugalah yang mengerjakan patung Selamat Datang yang berada di Bundaran Hotel Indonesia, patung Pancoran/Dirgantara di Gatot Subroto dan Patung Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng. Selain itu Tugu Pahlawan di Surabaya dan Tugu Muda di Semarang juga dikerjakan oleh beliau.

Tapi menurut saya, seniman siapapun yang membuat relief yang hampir seperti karya 3 dimensi ini, patut mendapatkan apresiasi luar biasa. Keputusan untuk memasukkan relief ini di lantai dasar adalah hal yang tepat. Lewat relief inilah kita bisa menghadirkan imajinasi bagaimana Soekarno sangat memperhatikan ekonomi kerakyatan yang dimulai dari segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan utama rakyat.

Hal menarik lainnya yang saya temukan di lantai dasar adalah ditampilkannya beragam produk UKM yang sudah bergabung dengan Sarinah. Jika tidak salah sudah 500 UKM yang difasilitasi. Produknya pun bermacam-macam. Mulai dari kerajinan tangan, dekorasi, wastra, busana, mebel, perhiasan unik, serta berbagai produk komoditi lainnya. Saya menyempatkan berkeliling dan terjebak dalam kekaguman yang terus terukir di dalam ingatan. Penataannya begitu menarik, eye-catchy, berkualitas dengan lampu-lampu sorot dan display equipment yang bikin kita berdecak kagum.

Saya sempat memotret beberapa, tentu saja atas ijin petugas, dan berulangkali terkesan dengan apa yang sudah terekam lewat kamera saat melewati proses editing. Salah satunya adalah sebuah kain besar, menggunakan kain batik motif Mega Mendung khas Cirebon yang dirangkai begitu apiknya oleh seorang fashion designer populer Indonesia kelahiran Tarutung, Edward Hutabarat. Kain ini ditampilkan di sebuah gantungan yang terbuat dari bambu. Cantik luar biasa.

BACA JUGA : Berwisata Seru di Senayan Park Jakarta

SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
saya dan kain hasil karya edward hutabarat yang ditampilkan di lantai dasar sarinah. cantiknya bikin kita berdecak kagum
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
salah satu sisi fasad bangunan gedung sarinah
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah

Sebagai seorang travel blogger, saya menilik Sarinah sebagai tempat wisata yang patut dikunjungi. Baik oleh warga DKI Jakarta dan sekitarnya, maupun untuk mereka yang sedang berlibur ke Jakarta. Atmophere dan ambience yang dibangun di Sarinah menghadirkan satu tempat kunjungan yang bukan hanya sarat akan jejak sejarah tapi juga seiring sejalan dengan kebutuhan kekinian yang tak bisa kita pungkiri, sangat digemari oleh berbagai kalangan, profesi dan usia. Terutama untuk mereka penggiat media sosial seperti content creator, influencer atau blogger seperti saya.

Yang mengikuti perkembangan Sarinah dari masa ke masa, mulai dari 1962 hingga akhirnya berubah wujud seperti sekarang ini, pastilah menyimpan ribuan kenangan yang tak terlupakan dan sarat akan nilai sejarah. Tapi meskipun fisiknya sudah berubah total, Sarinah hingga saat ini masih mempertahankan visi dan misi utama saat Soekarno memimpikan Sarinah sebagai wadah untuk memunculkan, menampilkan dan mengembangkan usaha yang memihak kepada rakyat, dikerjakan oleh rakyat dan untuk rakyat.

Nah sehubungan dengan hal itu, sebagai seorang penggiat UKM dan salah seorang pemilik UKM juga seorang wire jewelry designer, salah satu perhiasan handmade, besar harapan saya agar Sarinah lebih bisa berkonsentrasi kepada UKM daerah dari berbagai provinsi di Indonesia. Keunikan produk dari setiap daerah tentunya bisa memberikan ribuan warna budaya yang begitu kaya dimiliki oleh masing-masing daerah. Sarinah juga bisa menjadi ajang bagi para UKM untuk mampu menghasilkan produk terbaik karena memang akan ditampilkan di salah satu tempat perdagangan terbaik di ibukota negara. Dengan menampilkan kekayaan budaya nusantara, Sarinah pastinya akan mampu menjadi wadah yang tepat untuk itu.

Sosialisasi pun hendaknya berjalan konsisten, tanpa letih dan dengan konsep kekinian. Termasuk diantaranya mengikuti perkembangan jaman dan kebutuhan generasi baru. Sarinah juga hendaknya terus bermutasi menjadi lebih baik dari masa ke masa. Jangan lupa untuk melibatkan berbagai pihak yang sekiranya bisa menjadi “perpanjangan tangan” dari Sarinah, baik itu dari segi sales maupun marketingnya. Jangan lelah untuk berkolaborasi, mengeksplorasi, menyusur setiap sudut nusantara untuk menemukan berlian-berlian perajian yang pantas untuk diangkat keunikan dan kekhasannya.

Jadi jika suatu saat ada orang yang ingin mencari WAJAH INDONESIA dalam SATU TEMPAT, publik bisa mereferensikan SARINAH sebagai salah satu tempat yang pantas selain SMESCO dan ALUN-ALUN INDONESIA.

BACA JUGA : Menelusuri Kekayaan Pernak Pernik Khas Indonesia di ALUN ALUN INDONESIA, Jakarta

SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
PAVILIUN by ISTANA KOFFIE. SALAH SATU CAFE INSTAGRAMABLE YANG ADA DI GROUND FLOOR SARINAH. TEMPATNYA NYAMAN, COZY DAN UNIK. COCOK BANGET UNTUK TEMPAT JANJI TEMU
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
menikmati segelas kopi, secangkir teh dan sepiring pisang goreng crispy di paviliun by istana koffie
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
DEWATA BAKERY BY MONSIUER SPOON. SALAH SATU BAKERY STALL DAN CAFE YANG JUGA ADA DI GROUND FLOOR SARINAH. COCOK INI BUAT PARA PENGGEMAR PRODUK BAKERY ALA PERANCIS
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
PRODUK KERAMIK HANDMADE YANG CANTIK TAK TERKIRA. PRODUK YANG PAS BANGET UNTUK MEREKA YANG BERGELUT DI DUNIA FOOD PHOTOGRAPHY
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
INDAHNYA KEBAYA BORDIR
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
logo sarinah. satu yang tidak berubah hingga saat ini
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
saya dan filosofi kopi. menggunakan mobil vw combi kuning, jenama penyaji kopi ini sangat menarik hati. cocoklah ya untuk menemani waktu-waktu nongkrong yang asik di halaman sarinah.
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
tangga yang masih tetap dipertahankan meskipun dengan visual yang baru. disini dulu adalah tangga luar menuju lantai 2, khususnya akses keluar masuk ke dan dari hard rock cafe serta beberapa resto yang berada di sisi kiri dan kanan hard rock cafe
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
taman yang luas dengan pepohonan yang masih dalam proses tumbuh kembang
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah
saya dan relief patung-patung yang menampilkan kegiatan perokonomian kerakyatan seperti bertani, berkebun dan berdagang
SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah

Blogger, Author, Crafter and Photography Enthusiast

annie.nugraha@gmail.com | +62-811-108-582

47 thoughts on “SARINAH. Si Legenda yang Sudah Berganti Wajah”

  1. Wow beda banget ya kak Annie penampilan Sarinah. Aku dulu sempat ambil kursus broadcasting Interstudi yang lokasinya di samping Bakmi GM selama 6 bukan. Kursus seminggu 3x. Jadi memang sering banget nongki disana terutama di MC D nya.
    Pas sudah berubah belum sempat kesana. Thanks banget nih reviewnya kak. Jadi pengen deh main kesana

    Reply
    • Bakmi GM di sebelah Sarinah juga sepertinya sudah lama banget ya Kak. Berdampingan dengan Kedutaan Besar Perancis. Interstudi apa masih disana? Karena tak jauh dari Bakmi GM sekarang sudah banyak hotel bintang 3 nya. Main deh Kak ke Sarinah Thamrin. Saya juga pengen balik karena belum menelusuri lantai atas dan rooftop nya

  2. di Bandung juga ada Sarinah, dan juga udah berubah bentuk

    bersatu dengan hotel berbintang, sebetulnya masih ada labelnya di gedung depan

    tapi saya pikir, mereka melakukan karena brand Sarinah udah begitu beken

    Reply
    • Wah saya baru tahu kalau Sarinah ada di Bandung. Musti googling nih. Setelah lebaran saya dan keluarga ada rencana ke Bandung. Siapa tahu sempat mampir.

  3. Ahai, ada Filosofi Kopi! Hahaha…. bener ya, manusia tuh cenderung cepat menangkap dan fokus pada yang disukainya *nunjuk hidung sendiri* :)) Aku belum pernah ke Sarinah Jakarta sih, Mbak. Tapi ibuku sering cerita tentang Sarinah di akhir tahun 1960an, waktu baru-baru berdiri. Zaman itu ibuku masih anggota Kowad muda yang dinas di Jakarta :)

    Reply
    • Wah kalau Ibunya Mbak Retno melihat Sarinah sekarang, mungkin akan meluncur rangkaian cerita jaman lampau dan kesan beliau akan Sarinah yang baru.

    • Hehe… Iya, Mbak, Pasti akan terkenang-kenang dan luber semua cerita tentang Sarinah tempo doeloe. Ini ibuku ada rencana mau ke Jakarta, acara reuni dengan kawan-kawan Kowad dulu. Entah apa ada trip ke Sarinah juga atau enggak (aku sih yang kepengen. Hihi…)

  4. Sarinah memang cukup ikonik di Jakarta. Dulu sering kali jadi tempat meet up
    Sejak ditutup dan peremajaan blm lagi bertandangke sana tapi sudah sering kali baca dan liat update infonya
    Semakin bagus dgn nuansa Indonesia dan jadi wadah para UMKM

    Reply
    • Sempatkan main kesini Mbak. Ambiancenya sudah jauh berbeda dengan yang lama. Jauh lebih modern, kekinian dan asik.

  5. Sedih banget ya Mc. Donald di Sarinah akhirnya harus rela melepaskan diri :( :( Legendaris banget buat hangout, bukan sekadar mengisi perut. AKu belum pernah nih main dan masuk ke dalam Sarinah yang baru. Semoga setelah lebaran bisa ke sana deh bareng keluarga. Penasaran ada kuliner apa aja di dalamnya. Foto2 di dalam dan luar Sarinah kece2 banget ya mbak. Sejarah Sarinah ternyata begitu bikin haru. AKu betah baca tulisan mbak Annie yang luar biasa keren ini! Btw, langsing ya mbak…. hihihi…

    Reply
    • Iya Nur. Sekarang punya gerai dengan ukuran yang sangat besar di daerah Kuningan. Waktu kapan sempat lewat tapi gak mampir. Pengen deh main kesana.

      Mampir deh ke Sarinah. Banyak sudut-sudut foto yang istagenic. Keren banget. Semoga tidak terlalu penuh manusia ya karena memang dalam periode libur lebaran.

      Makasih untuk complimentnya Nur. Keknya efek baju juga berpengaruh nih sama penampakan tubuh hahahaha

  6. Makin bagus ya Sarinah sekarang, dan tetap mengusung konsep untuk menampilkan kekayaan kerajinan tangan asli Indonesia.

    Kalau di Malang ada Sarinah juga, tapi sepi. Kalau di renovasi kayak Sarinah Jakarta, mungkin bakal ramai juga nih.

    Saya tahun 2000 magang di Indosat, deket banget sama Sarinah sebenarnya. Tapi selama 6 bulan magang di sana, ke Sarinah tuh cuma 2 kali. Itu juga karena dapat kupon makan di Mc D.

    Reply
    • Oooh ada juga di Malang ya. Wah perlu diingat nih. Siapa tahu bisa mampir pas liburan ke Malang. Mudah-mudahan nanti Sarinah di Malang juga direnovasi ya Mbak karena yang di Jakarta dan di Bandung sudah face off.

      Ih padahal dari Indosat ke Sarinah tuh deket banget Mbak. Asik juga jalan kaki.

    • Oia karena SARINAH saham sepenuhnya dipegang oleh negara. Jadi memang berada dibawah kontrol Kementrian BUMN yang dipimpin oleh Bapak Eric Tohir. Kekuatan media sosial memang membantu banget yah untuk kegiatan promosi dan brand image.

  7. keren yaaa wajah sarinah yang baru sekarang ini, jadi modern tapi tetap nuansa khas Sarinahnya ada, aku juga udah ke Sarinah yang baru, seru sih banyak outlet-outlet baru

    Reply
    • Betul banget. Semoga dengan perubahan fisiknya mengiringi kesuksesan Sarinah di masa yang akan datang. Tetap bertahan dengan visi dan misi untuk menunjang ekonomi kerakyatan. Didirikan oleh rakyat, untuk rakyat dan demi kepentingan rakyat.

  8. Waktu kerja masih di bilangan Thamrin, daku dan kawan² makan siangnya di Sarinah, karena banyak tempat makan enak.
    Jadi kangen mau lihat penampilan barunya Sarinah saat ini. Soalnya udah 2 tahun gak ke sana, sejak pandemi hihi

    Reply
    • Memang spot dan tempat janjian yang asik ya Sarinah ini. Orang-orang yang kerja di Thamrin, kalau pas jam pulang kantor masih macet, kebanyakan pada nongkrong disini.

    • He em, memang selalu dirindukan suasana Sarinah.
      Pengen ke sana lihat perubahannya, apalagi yang bagian terasnya itu. Cuma kudu malam sih ya biar suasana lampu² cantiknya dapat hehw

  9. Jadi ingat waktu ramai McD Sarinah berhenti beroperasi 2020 kemarin. Banyak yang ngga rela karena kenangan-kenangan masa kecil di sana.
    Btw, Sarinah di Malang juga direnovasi, jadi lebih mewah dan rapi sekarang

    Reply
    • Iya Mbak Ria. Kenangan akan McD tuh luar biasa. 30 tahun berada di Sarinah bukanlah waktu yang sebentar. Pasti banyak kenangan bagi orang banyak.

      Wah seru banget ini. Berarti Sarinah serentak merubah tampilan mereka ya. Sarinah di Bandung juga baru selesai direnovasi.

  10. Dulu Sarinah tempat yg akrab buat ku mba Karena selalu transit disana untuk Naik bus AC saat pulang kerja.. Dan sering Juga makan n balanja2 kalau lagi Ada sakr

    sekarang tampilannya beda tapi aku belum kesana lagi

    Reply
    • Jadi ikut mengalami proses perubahan Sarinah Jakarta dari waktu ke waktu ya Mbak Utie, Kapan-kapan sempetin kemari Mbak. Banyak spot foto yang keceh buat media sosial kita.

  11. Pastinya bangga dan bahagia bisa memiliki pengalaman di suatu tpat saat masih kecil. Apalagi menjadi bagian dari sejarah perjalanan hidup yang tahu bagaimana perkebangan tempat dari waktu ke waktu.

    Reply
    • Bener banget Mas Sugi. Semoga seiring dengan pertambahan usia saya, Sarinah pun semakin hebat dari waktu ke waktu

    • Duh bener banget Mbak Vivi. Mencotohkan sebuah pelestarian yang wajib terus menerus dipertahankan.

  12. Jadi cantik banget :)
    2019 sebelum saya pindah dari Jakarta, kayaknya masih tahap persiapan berbenah sekarang udah jadi secantik ini. Ikut senang dengan perubahan yang luar biasa ini, Sarinah. Semoga semakin sukses dan membuat banyak orang bahagia sekaligus betah berlama-lama..

    Reply
    • Bener banget. Saat kunjungan saya ini, beberapa bagian masih dalam tahap renovasi. Sekarang pastinya sudah jauh lebih baik lagi.

  13. Kalau gak salah, dulu ada Sarinah di TMII, kami saat SMP studitour ke sana dan beli oleh2 di Sarinah TMII. Lalu saat lulus kuliah saya sempat cari kerja di Jakarta, karena budget minim, saya nginap di Warnet lantai 2/3 di Sarinah, ambil paket malam 10rb dr jam 11 malam hingga jam 6 pagi, padahal saya tidur hahaha, pengalaman gak terlupakan di Sarinah

    Reply
    • Wah baru dengar saya tentang Sarinah yg di TMII. Tapi kemungkinan besar itu adalah Sarinah cabang dari di pusat ini Bang Sani. Mother storenya yang di Jl. M. H. Thamrin ini, kemudian muncullah Sarinah lain yang beredar di seluruh nusantara.

  14. Pas banget saya habis nonton percakapan Deddy Corbuzier dengan Tsamara Amany Alatas yang membahas Sarinah, perempuan pengasuh yang bisa memberi pengaruh demikian kuat pada Bung Karno

    pembicaraannya emang tentang perempuan dan saya sangat setuju. Apapun statusnya, perempuan mempunyai peran yang besar pada pembangunan bangsa.

    Ngobrolin bangunan Sarinah, yang di Bandung udah beralih rupa karena dibeli Artotel, tersisa toko pembelian souvenir yang selalu keren sih

    Reply
    • Makna kehadirannya menguat setelah mengulak-ulik sejarahnya ya Mbak. Semoga kelestarian Sarinah tetap terjaga. Bahkan sebisa mungkin, fleksibel mengikuti perubahan dan kebutuhan jaman. Tapi tentu saja dengan tidak meninggalkan visi dan misi utama pendiriannya.

  15. Kak Annie..
    Terpukau aku sama fakta mengenai Sarinah.
    Aku bukan orang Jakarta. Dulu Bapak juga terakhir masa tugasnya, di Pertamina. Dan sesekali diajak ke Sarinah. Dalam ingatanku, Sarinah hanya untuk beli oleh-oleh khas Indonesia yang hi-class.
    Barangnya yang dijual memang tiada dua.

    Gak pernah nongki lama-lama, soalnya keluargaku paling gak seneng nongki.
    Tapi setelah menikah, suamiku sukanya nongki. Akhirnya, pernah lah yaa.. nongki di Sarinah. menikmati sudut-sudut mall yang aku bilang “sederhana” dibandingkan sebelah-sebelahnya.

    Melalui blogpost kak Annie, aku baru melihat detil fasad bangunannya yang indah dan Indonesia sekali.
    Lain kali kalau ke Sarinah, aku gak mau melewatkan keindahannya dan keburu judgement dengan pendapat masa kecilku dulu.

    Reply
    • Senangnya adalah bahwa SARINAH menyadari untuk berubah mengikuti perkembangan dan kebutuhan jaman. Dengan demikian SARINAH mampu bersaing dengan berbagai pertokoan lain yang semakin menjamur di Jakarta. Jika menilik dari visi dan misi SARINAH sebagai wadah promosi dan pemasaran produk UMKM unggulan Indonesia sih, seharusnya SARINAH adalah wajah Indonesia yang sesungguhnya.

  16. Wajah baru sarinah, memiliki konsep yg unik. bukan hanya pusat belanja kekinian tapi juga menjadi pusat produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
    Selain area2 yg dirancang sedemikian rupa yg nyaman juga ada ruang budaya utk pengunjung

    Reply
  17. Sarinah yang berganti wajah, semakin cantik , matang, dan elegan. di satu sisi sedih karena wajah lama sarinah yg sudah akrab di mata. tp hasilnya sekarang semakin cantik, semoga semakin baik ke depannya

    Reply
  18. Mbak Annie, dari ceritanya saya jadi tahu tentang sejarah dan dulunya Sarinah bagaimana
    Ya ampun Mbak Annie punya banyak kenangan juga di sini ya, dari pas cuma main aja sampai tempat kongkow saat kuliah dan bekerja.
    Sungguh meski banyak yang ingin wajah lamanya, Sarinah wajah baru semoga bisa mewakili wajah Indonesia

    Reply
    • Betul Mbak Dian. Banyak sekali kenangan saya atas SARINAH. Melihat kondisi yang terbaru ini, saya bangga bahwa SARINAH masih mempertahankan visi dan misi awal mereka yaitu menjadi wadah promosi dan penjualan produk-produk UKM unggulan di Indonesia. Semoga tetap akan bertahan seperti ini di masa-masa yang akan datang.

  19. Pernah beberapa kali ke Sarinah mengajak anak-anak sehabis ikutan siaran radio di sana, dan langsung melanjutkan naik TransJakarta, setelah itu kami belum pernah ke sana lagi, cuma pernah liat temen beli kue-kue basah di sana harganya sangat terjangkau, ngiler kepengen, hehe.. Terimakasih kak sudah mengajak melihat wajah baru gedung Sarinah yang melegenda.

    Reply
  20. Beneran jauh berbeda ya. Terakhir Sarinah sebelum pandemi. Saat masih kerja dan bolak balik ke ibukota. Sekarang kalau ke sana bakalan melongo saya kalau ga baca artikel dan lihat foto disini hehehe

    Reply
  21. Pernah bekerja di Jakarta selama hampir 3 tahun belum pernah sekalipun ke Sarinah, tapi hampir mampir ke McDnya, dan 30 tahun McD di Sarinah bener-bener bukan waktu yang sebentar ya, dan emang Ikonik di Sarinah. Iya, ada Ronaldnya hehe. Aku juga baru ngeh mbak, kalau emang dulu HERO jadi supermarket andalan, sekarang banyak banget namanya. Sekarang baru tahu kalau dalemnya Sarinah jadinya banyak cafe kekinian, mungkin saatnya Sarinah menjawab tantangan zaman. Semoga kenangan mba Annie tentang Sarinah akan selalu lekang melalui tulisan ini. Dan juga semoga Sarinah bisa terus bertahan dan bersaing dengan pertokoan lain yang makin menjamur di ibukota.

    Reply

Leave a Comment