Semangat di Setiap Langkah
Hujan deras mengiringi langkah saya menuju Auditorium Mutiara STIK (Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian) dan PTIK (Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian) yang berada di Jl. Tirtayasa Raya No. 6, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Belakangan bulan Jakarta dan sekitarnya sering mendapatkan rezeki hujan dan angin kencang yang cukup bikin badan greges, jalanan macet, bahkan di beberapa tempat memunculkan musibah.
Tapi meskipun diiringi rintik hujan yang semakin menderas dan harus melewati dua jam perjalanan dari rumah, langkah ini tidak terhenti. Jejak saya bahkan semakin tegap mengingat tujuan yang terukir dan bersarang di hati sejak beberapa hari yang lalu.
Sebuah niat untuk menghadiri acara yang maha penting dan menjadi titik sejarah dalam penanganan masalah korupsi yang terus menerus menjadi sorotan. Perkara (sangat) serius yang melahirkan banyak konflik sosial dan menurunkan kepercayaan masyarakat secara signifikan pada institusi yang bertanggung jawab menangani masalah korupsi ini. Apalagi sejak KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) diamputasi lingkup kekuasaan dan kemandiriannya.
Hari ini, 9 Desember 2024, bekerja sama dengan Universitas Islam Indonesia (UII), Kepolisian Republik Indonesia, mengatur perlehatan dalam rangka merayakan Hari Anti Korupsi Sedunia (HAKORDIA) 2024 sekaligus mengenalkan Kortastipidkor (Korps Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) yang berada di bawah koordinasi Kepolisian Republik Indonesia (POLRI). Korps ini dipimpin oleh Inspektur Jenderal Cahyo Wibowo yang secara hirarki berada langsung di bawah Kapolri.
Perayaan ini juga dilengkapi dengan peluncuran buku Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin (PAT) dan Buku Orang Baik Belajar Antikorupsi (BOBA) yang proses kelahirannya dibantu dan dikawal oleh OM Institute dan Omong-Omong Media yang didirikan dan dipimpin oleh Okky Madasari.
Saya begitu bersemangat saat melangkah masuk ke Auditorium Mutiara yang saat itu sudah dipenuhi oleh banyak peserta dan undangan khusus. Ruangannya megah, sangat luas dengan langit-langit tinggi dan dekorasi yang cantik. Di setiap sisi dinding kita bisa melihat kain merah putih yang tampak bersih dan dipasang dengan indahnya.
Panggungnya lebar dengan tiga layar besar yang terpasang di tengah dan di kedua sisi panggung. Sofa-sofa putih berderet dengan anggun dan dikepung oleh serangkaian tanaman hijau yang membuat panggung ini terlihat cantik serta estetik. Sentuhan kemewahannya begitu terasa. Menandakan keseriusan penyelenggara atas pentingnya sederetan acara yang akan dilakukan di sini.
Saya jadi tambah semangat.
Tentang Sebuah Komitmen
Saya mendapatkan kesempatan untuk duduk di barisan depan sebagai undangan VIP mewakili OM Institute. Di dekat saya hadir dua orang perwakilan ICW (Indonesia Corruption Watch) yang salah seorang diantaranya adalah Kurnia Ramadhana. Seorang pria muda energik yang berkenan menyumbang tulisan berjudul “Peran Masyarakat dalam Pemberantasan Korupsi: Menguat di Tengah Melemahnya Komitmen Negara” untuk buku Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin (PAT). Bahasan beliau tentang acara ini kemudian direkam atau hadir di akun Youtube Abraham Samad Speak Up.
Di sisi yang berbeda dan masih duduk satu barisan dengan saya, ada beberapa akademisi dan mantan karyawan KPK yang juga adalah kontributor dari kedua buku di atas. Seperti Ganjar Laksamana Bonaprapta, Bvitri Susanti, Novel Baswedan, Bambang Widjojanto, dan masih banyak lagi. Nama-nama yang saya sebutkan barusan rasanya tak perlu saya kenalkan lagi ya.
Saat saya sudah duduk rapi, di panggung sedang berlangsung sebuah talkshow dengan program inti mengenalkan Kortastipidkor (Korps Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi) dan Satgassus Pencegahan Tipidkor Polri yang dipimpin oleh Herry Muryanto. Agenda acara yang satu ini dikawal oleh Giri Suprapdiono. Mantan anggota KPK yang sekarang mendapatkan amanah sebagai Analis Kebijakan Ahli Utama pada Staf Ahli Kapolri. Beliau jugalah yang memiliki peran penting dalam pelaksanaan acara dan lahirnya buku Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin (PAT) dan Buku Orang Baik Belajar Antikorupsi (BOBA). Lulusan ISS ( International Institute of Social Studies) at the Erasmus University di Den Haag, Belanda ini juga menyumbang tulisan berkualitas untuk kedua buku di atas.
Peluncuran Buku Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin (PAT)
Diantara semua sambutan yang disampaikan untuk acara peluncuran buku Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin (PAT), saya menjatuhkan perhatian khusus pada presentasi singkat yang disampaikan oleh Bvitri Susanti.
Meski diberi waktu tak lebih dari lima menit, pengajar di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera dan Fakultas Hukum Universitas Atmajaya Jakarta ini menghadirkan tulisan bergizi yang berjudul “Membongkar Komitmen Politik dalam Pemberantasan Korupsi.”
Meski sejatinya keterlibatan carut marutnya sisi hukum sudah menjadi rahasia umum, nyatanya persoalan korupsi berhubungan erat dengan kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki oleh pelaku atau para pelaku. Keterlibatan dan pengaruh politik, tak disangkal telah menjadi perihal mendasar yang turut menyuburkan korupsi di kalangan pemangku jabatan. Dan kehadiran komitmen politik adalah satu diantara instrumen yang seharusnya bisa menghapus setidaknya menahan atau mengurangi tindak pidana mencuri sesuatu yang bukan haknya.
Mengutip apa yang disampaikan oleh Herry Muryanto (Ka. Satgassus Pencegahan Tidikor Polri) di lembaran Kata Pengantar, buku Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin (PAT) berisi kumpulan karya yang lahir dari pemikiran, dedikasi, dan pengalaman para penulis yang memiliki kredibilitas dan komitmen dalam gerakan anti korupsi. Buku ini disusun untuk menjadi lebih dari sekedar referensi akademis, tetapi juga panduan komprehensif dan pengingat penting bagi siapa saja yang ingin memahami korupsi secara mendalam, sekaligus berperan aktif dalam memeranginya.
Setiap tulisan yang dihadirkan diulas dari berbagai sudut pandang dan lintas disiplin ilmu melalui perspektif hukum, ekonomi, sosiologi, politik, bahkan nilai-nilai moral dan etika. Para penulis memiliki rekam jejak yang kuat dalam pemberantasan korupsi, menghadirkan analisis yang mendalam dan menyeluruh tentang bagaimana korupsi beroperasi, dampaknya terhadap masyarakat, dan langkah-langkah konkret yang bisa kita ambil untuk mengatasinya.
Dari teori hingga praktik, buku ini mengupas seluk-beluk korupsi dengan harapan bahwa buku ini bisa membuka mata kita pada kenyataan bahwa kejahatan korupsi tidak hanya menggerogoti ekonomi, tapi juga merusak moralitas, keadilan, dan masa depan bangsa.
Di lembaran ini saja, pemikiran saya langsung tergugah. Buku ini tidaklah keliru jika dikategorikan sebagai kitab rujukan bagi mereka yang ingin atau dengan serius ingin benar-benar memberantas korupsi. Baik itu dari kelompok eksekutif, legislatif, dan tentu saja yudikatif termasuk warga biasa seperti saya dan anda semua. Tidaklah ada tujuan besar itu tercapai jika tidak diiringi dengan semangat dan tindakan nyata masyarakat untuk memberantas tindak pidana korupsi.
Merayakan Kehadiran Buku Orang Baik Belajar Antikorupsi (BOBA)
Rampung menghadirkan buku Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin (PAT), perayaan HAKORDIA 2024 ini dilengkapi dengan peluncuran Buku Orang Baik Belajar Antikorupsi (BOBA). Pendidikan Antikorupsi Berbasis Kasus.
Buku yang menghadirkan sebelas penulis yang berasal dari para akademisi dan mantan anggota KPK yang adalah bentuk kerja sama antara Kepolisian Republik Indonesia dan Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, mengajak kita untuk menyusur beragam tindak pidana korupsi dalam berbagai sektor kehidupan. Seperti pelayanan publik, peradilan, sumber daya alam, bantuan sosial, birokrasi, infrastruktur, pangan, penegakan hukum, kesehatan, penerimaan negara, pendidikan, politik, dan perbankan.
Dalam setiap artikel kita dapat menemukan rangkaian cerita lengkap tentang proses penyidikan, pemeriksaan, dan latar belakang penetapan pelanggaran hukum sang koruptor, berikut dengan skenario yang terbangun. Dan untuk mempermudah pemahaman kita yang awam dengan segala sisi hukum dan sebagai bentuk rangkuman, di setiap tulisan terdapat Ringkasan Kasus yang meliputi nama perkara, profil terpidana (nama dan jabatan), pasal yang didakwakan, rangkaian tuntutan, vonis pengadilan negeri Tipikor, upaya hukum (banding, kasasi, PK) dari terpidana, kemudian ditutup dengan uraian dampak dan pembelajaran yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran.
Tak ketinggalan pula ada satu bagian akhir yang berisikan Pertanyaan Diskusi Kasus. Serangkaian pertanyaan untuk mendalami kasus dan juga membimbing refleksi yang lebih mendalam atas kasus yang dibahas di dalam artikel.
Buku setebal 294 halaman yang layout/tata letak dan pengaturan e-book nya ditugaskan kepada saya ini, sangat menarik untuk ditelusuri setiap lembarnya. Jika dulu, saat serangkaian kasus ini hadir di banyak surat kabar nasional, saya membaca ulasan dari sudut jurnalisme, BOBA mengajak saya mengupas bahkan menguliti setiap kasus dengan lebih mendalam dari sudut pandang akademisi dan dulu adalah petugas KPK. Orang-orang pintar yang terlibat dalam penangkapan, pemrosesan perkara, dan menjadi penyaksi akhir dari kasus tersebut.
Setidaknya sebagai publik awam, kita digiring untuk memahami berbagai kasus secara lebih rinci agar kita bisa belajar bagaimana sebuah atau serangkaian kasus korupsi ditangani oleh mereka yang berada di ranah yudikatif.
Sejarah Penting
Berada dan memegang bendera OM Institute dan Omong-Omong Media, kepercayaan yang dilimpahkan kepada saya untuk ikut serta membantu kelahiran Buku Orang Baik Belajar Antikkorupsi (BOBA) telah menambah daftar perjalanan saya sebagai layouter buku. Setitik partisipasi yang telah memberikan banyak pengalaman dan menambah pengetahuan sebagai personal yang terlibat dalam dunia literasi.
Sudah banyak dan beragam genre buku saya tangani, tapi inilah kali pertama menjadi bagian dari tim Kepolisian Republik Indonesia dan Universitas Islam Indonesia. Dua intitusi yang bergerak di ranah yang berbeda. Satu di area akademis sementara satu lagi adalah aparat negara.
Saat saya menyusur dan mencermati rangkaian kata sambutan yang ditulis oleh Fathul Wahid, Rektor Universitas Islam Indonesia, dan juga adalah salah seorang kontributor buku BOBA, sebuah pemahaman penting pun saya dapatkan.
Buku ini hadir sebagai upaya konkret dalam mengedukasi dan membangun kesadaran mahasiswa terhadap bahaya korupsi. Di tengah perjuangan untuk mencapai kemajuan, praktik korupsi menjadi ancaman serius yang menghambat pembangunan, merusak moralitas, serta mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap institusi publik.
Pendekatan penulisannya pun berbeda dengan buku pembelajaran anti korupsi lainnya. Rinciannya telah saya tuliskan di atas. Dan poin penting selanjutnya adalah bahwa buku ini disusun untuk memperlihatkan secara langsung dampak buruk dari praktik pidana korupsi melalui kajian kasus nyata. Kejahatan extra ordinary crime (kejahatan luar biasa) yang hingga ini selalu menjadi materi dalam berbagai diskusi kritis.
Saat ikut menyaksikan kelahiran kedua buku di atas, saya mendapati sebuah rangkaian acara formal yang khas diselenggarakan oleh institusi pemerintah. Undangan duduk layaknya para pelajar yang menantikan dan menyaksikan paparan layaknya sedang berada di kelas. Dan seorang petinggi/pejabat negara yang datang tidak sesuai perjanjian atau program dengan waktu yang sudah ditetapkan. Run down acara pun kemudian harus disesuaikan agar visi dan misi acara dapat diselenggarakan meski dalam pengaturan waktu yang mendadak berubah.
Tapi saya salut dengan panitia. Kesigapan mereka sangat teruji. Meski harus memangkas beberapa waktu program, acara ini berlangsung dengan baik dan mampu menghadirkan empat agenda penting yang menjadi misi utama. Yaitu perayaan Hari Antikorupsi Sedunia (HAKORDIA) 2024, sosialisasi kehadiran Satgassus Tipidkor Polri, serta launching buku Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin (PAT) dan Buku Orang Baik Belajar Antikorupsi (BOBA).
Puluhan front liner berseragam hitam pun ligat, ramah, dan cekatan dalam urusan pelayanan. Urusan konsumsi pun layak dapat jempol. Kudapan dan makan siang kotaknya pun enak, bersih, dan proporsional. Para undangan VIP pun mendapatkan layanan khusus untuk urusan konsumsi ini. Panitia menyediakan ruangan terpisah dengan hidangan buffet yang lengkap banget. Mulai dari makanan pembuka, sajian utama, hingga hidangan penutup.
Saat saya berada di ruangan ini, mendadak saya harus membalas serangkaian WA yang butuh perhatian. Saya akhirnya (terpaksa) duduk selama beberapa saat hingga akhirnya petugas catering dengan ramahnya melayani saya. Mereka menyebutkan beberapa sajian dan menanyakan kesukaan saya. Waahh makasih banget untuk petugas yang sudah begitu baik melakukan hal ini.
Di sela-sela waktu istirahat saya juga menyempatkan diri ngobrol dengan beberapa anggota kepolisian berusia muda yang sedang menuntut ilmu di STIK (Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian). Mereka adalah para anggota kepolisian yang beberapa tahun sebelumnya tamat dari akademi dan sedang menambah ilmu untuk mendapatkan kesempatan dan karir lebih baik kedepannya.
Dari diskusi ini saya mendapatkan kesan dan semangat luar biasa yang ada di diri mereka bahwa kejahatan korupsi adalah salah satu hal penting yang menjadi perhatian mereka. Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta rupa kejahatan yang semakin lihai, mereka pun dituntut untuk bisa mengimbangi. Meski kalimat yang menyatakan bahwa “penjahat biasanya lebih pintar dari polisi” sering sekali mengusik, nyatanya tuntutan untuk membalikkan stigma itu butuh proses pembuktian yang bukan hanya sehari, dua hari, sebulan, setahun, dan seterusnya. Ada serangkaian komitmen dan kemauan keras yang sistematis untuk dipahami dan dijalankan.
Yang pasti, obrolan kami semakin menaikkan asa dan doa saya agar regenerasi aparat penegak hukum akan semakin baik dari masa ke masa. Tinggalkan dan tanggalkan perkara perusak citra baik kepolisian di masa lalu dan menggantinya dengan cara kerja terbarukan yang (jauh) lebih baik dan bisa melambungkan kredibilitas para penegak hukum, khususnya dalam hal ini adalah kepolisian.
Acara hari ini pun kemudian ditutup dengan sebuah konferensi pers yang diadakan di ruang depan auditorium Mutiara. Hadir di kesempatan itu Giri Suprapdiono selaku penanggung jawab acara, Okky Madasari dan Dahlan Iskan sebagai penanggap dan pengurai informasi tentang konsep penting yang diusung lewat acara hari itu.
Teman-teman yang ingin membaca langsung secara on-line dari kedua buku ini, bisa membuka beberapa tautan yang saya sertakan di bawah ini ya.
Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin (PAT)
- magazine https://pat-flipbook.aflip.in/Pendidikan-Antikorupsi-Transdisiplin-(magazine)
- slider https://pat-flipbook.aflip.in/Pendidikan-Antikorupsi-Transdisiplin-(slider)
Buku Orang Baik Belajar Antikorupsi (BOBA)
Kedua buku ini tidak diperdagangkan ya. Silahkan buka tautan di atas untuk membaca keseluruhan isi dari buku-buku yang berbobot ini.
Acara yang sangat keren ya, Mbak. Dibarengi dengan peluncuran 2 buku dengan benang merahnya anti korupsi. Dan Mbak Annie Pasti senang dan bangga menghadirinya. Pastinya buku ini akan semakin membuka wawasan. Apalagi soal anti korupsi ini terus digaungkan. Terima kasih tautannya, Mbak Annie. Nanti saya segera mampir.
Semoga buku ini bisa mengajak publik untuk lebih mengenal langkah-langkah antikorupsi kedepannya. Silahkan buka tautannya Mas Bambang. Kedua buku antikorupsi sudah siap untuk dibaca orang banyak tanpa harus membeli bukunya.
Duuuh gemess kalo denger anti korupsi deh, Bu…
Memang sih, semua berawal dari diri sendiri, tapi sampe kapan kita2 mulu nih yang mulai.
Sementara di atas sana pada bebas korupsi berjamaah sampe2 hak2 orang lain hilang.
Yoook pada bikin petisi suruh bikin UU perampasan aset…
Klo penegak hukum dan jajarannya udah dapet predikat buruk dari masyarakat,
Hmmm, smoga yaa para pegiat anti korupsi selain bikin buku, edukasi juga sekaligus ambil langkah yang bisa bikin para koruptor takut.
Aamiin ya Allah…
Setuju Ci. Saya sangat mendukung UU perampasan aset. Setidaknya jika hukuman badan tak sesuai harapan, UU ini bisa memberikan efek jera pada koruptor. Semua hasil korupsi harus dikembalikan kepada negara.
PAT emang wajib sih untuk disosialisasikan semasif mungkin mengingat kultur korupsi dan nepotisme di negeri ini masih kuat.
Dan memang cocok untuk pembelajaran dan melebarkan sudut pandang serta pengetahuan kita tentang korupsi.
Menarik banget selesai baca tulisan Yuk Annie, terutama soal pendekatan transdisiplin dalam pendidikan antikorupsi. Aku setuju kalau nilai-nilai integritas perlu diajarkan sejak dini, tapi cara penyampaiannya harus relevan sama generasi sekarang. Semoga peluncuran buku ini juga jadi langkah yang terasa nyata buat bangun kesadaran, jadi nggak cuma teori.
Betul Ded. Kedua buku juga punya kualifikasi, klasifikasi, dan titik sentuh yang berbeda. Buku PAT menyusup dunia akademisi dan konseptualnya, sementara BOBA diambil dari beberapa kasus besar yang pernah ditangani Kepolisian dan KPK.
Kalau penasaran, silahkan buka e-booknyo yo Ded.
Ternyata Mbak Annie yang membuat layout bukunya. Cakep, Mbak. Singkatan BOBA juga unik. Mudah diinget. Kapan ya negara kita bener-bener bebas dari korupsi? Sedih kalau lihat fakta ini
Iya Myra. Alhamdulillah mendapatkan kepercayaan untuk mengerjakan layout buku BOBA dan menyiapkan e-book untuk kedua buku yang dilaunching tanggal 9 Desember barusan. Monggo silahkan buka tautan yang saya kasih ya. Banyak hal-hal/ilmu yang bisa kita dapatkan dari penanganan kasus korupsi di tanah air. Meskipun belum maksimal dan masih perlu keseriusan dalam penanganannya.
Selamat ya mba atas kontribusinya sehingga buku BOBA bisa hadir menjadi bacaan bergizi masyarakat. Semoga korupsi bisa dinihilkan dari bumi Indonesia. Aamiin
Alhamdulillah. Saya pun turut menaruh harapan besar agar kasus korupsi di setiap subyek kehidupan dapat dipunahkan dari muka bumi. Khususnya bagi tanah air kita yang sedang berkembang, menguatkan kaki perekonomian, dan penegakan hukum yang layak bagi semua orang.
Wah ada Mbak Bvitri Susanti., idola saya
Jadi inget waktu dulu team KPK aktif banget mengedukasi masyarakat Indonesia dengan datang ke kota-kota di Indonesia, mengedukasi masyarakat dengan memutar film, membagikan buku, stiker dll
Sekarang, karena mereka gak bisa diharapkan, siapa pun bergerak termasuk kalangan akademis, kepolisian dan budayawan sepeti Okky Madasari, agar anggota masyarakat semakin peduli dan gak permisif
Betul Mbak. Semenjak KPK berada di bawah badan eksekutif, taringnya sudah sangat berkurang. Bahkan mantan ketuanya (Firli Bahuri) yang jelas-jelas bermasalah masih bebas merdeka. Semoga dengan hadirnya Satgassuss Tipidkor ini, penanganan masalah pidana korupsi bisa berjalan kembali dengan baik. Tentu saja diiringi dengan doa dan harapan besar dari publik terhadap organisasi ini.
Singkatan nama bukunya unik, BOBA (Buku Orang Baik Belajar Antikorupsi), mengingatkan pada minuman manis kekinian yang disukai banyak kalangan.
Ikut happy, mbak Annie bisa hadir di peluncuran buku-buku pendidikan anti korupsi seperti ini. Semoga tercapai harapan banyak orang ya, korupsi diberantas di muka bumi ini.
Betul Mbak Hani. Hadir di acara ini memasukkan energi lebih pada diri saya. Jadi lebih aware dengan bagaimana semangat antikorupsi itu bisa dilestarikan lewat produk literasi.
Kalau bahas korupsi, suka gemes sendiri sama Republik ini. Semoga ke depannya UU perampasan aset bisa segera disetujui. Jadi semua aset para koruptor disita semua ama negara. Dampak korupsi ini besar banget buat masyarakat. Banyak orang yang seharusnya mendapatkan hak dan fasilitas, jadi tidak dapat. Semoga peluncuran buku ini memberikan dampak juga ya untuk edukasi untuk penanganan korupsi Indonesia
Setuju banget Mbak Inez. Jika pengadilan negeri Tipikor tidak bisa “mewakili” kegeraman kita semua, UU perampasan aset adalah senjata terbaik agar bisa memberikan efek jera kepada para koruptor.
Terima kasih, ka Annie..
Aku ijin save link buku Pendidikan Antikorupsi Transdisiplin (PAT) dan Orang Baik Belajar Antikorupsi (BOBA).
Dan ijin menyebarkan link ka Annie juga di wag KLIP (Kelas Literasi Ibu Profesional)
Karena menurutku, buku seperti ini bisa membuka mata kita sebagai orang awam hukum untuk melihat dari sudut padang berbeda dari ahlinya langsung.
Jadi kalau ada pembahasan mengenai kasus korupsi tuh gak asal ngomong aja gitu..
Monggo. Seneng banget kalo banyak yg buka linknya biar buku sebagus ini bisa semakin tersosialisasi dengan baik. Jadi pembelajaran buat kita juga ya Len. Bahwa semangat untuk memerangi korupsi tuh masih ada di nadi kita.