Berhari-hari saya menyampaikan keinginan untuk mencoba oyster, kerang laut premium yang biasa dimakan mentah, kepada suami. Apalagi setelah melihat berbagai liputan di aplikasi Youtube dari berbagai vlogger yang tampak begitu menikmati oyster ini dengan lahapnya.
Keinginan tersebut semakin menjadi-jadi saat saya menonton channel Mark Wiens, American blogger, youtuber, food blogger and vlogger favorit saya. Mark yang sumeh dan komunikatif itu, bercerita panjang lebar tentang pengalaman istimewanya saat mencoba oyster. Baik yang disajikan polos mentah hingga yang ditambah dengan beberapa rempah-rempah untuk membangkitkan selera. Cara Mark Wiens menyampaikan dan mengulas rasa pun sungguh mudah untuk dicerna dan dipahami. Jadi tak heran jika lelaki kelahiran 1986 (lahir saat saya sudah SMA) ini begitu populer di kalangan pemburu makanan enak.
Ya ampun. Mendadak liur meleleh, mata tak berkedip, menyaksikan ulasan beliau.
Tak ingin telinga terus panas karena rengekan saya yang tiada henti, suami pun langsung lincah mencari informasi tempat/resto yang menawarkan oyster sebagai salah satu sajian andalan mereka. Maklum. Saya kalau sudah ngebet sama keinginan, orasinya bisa seluas lapangan bola. Tiap hari rajin berusaha agar keinginan bisa terwujudkan. Gigih pokoknya mah.
Semua akhirnya bermuara ke Bandar Djakarta, eatainment berkonsep seafood garden restaurant yang berlokasi di kawasan Summarecon Bekasi (Bekasi Barat).
Kenapa disebut eatainment? Karena sembari makan, bersantap, pengunjung sekaligus dihibur dan mendapatkan hiburan live. Menurut informasi yang saya dapatkan dari official website mereka, www.bandar-djakarta.com, pihak resto dalam hari-hari tertentu (weekends dan weekdays) menghadirkan pertunjukan musik untuk menemani para tetamu.
Baca Juga : Bersantap Lahap di Rumah Makan Garuda Banjarbaru
Bandar Djakarta, Aku Datang!!
Merampungkan hampir setengah hari beranjangsana ke beberapa tempat, saya dan suami akhirnya menginjakkan kaki kembali di Bandar Djakarta, setelah sempat beberapa bulan yang lalu dine-in di resto yang super duper luas ini.
Resto mulai belum begitu padat saat serangkaian sapaan ramah menyambut saya di fasad depan. Resto keluarga yang mengusung makanan laut sebagai menu utama ini terlihat bak badan kapal dari kejauhan. Beberapa titik dindingnya dipasang beberapa jendela bulat berbentuk setir kapal laut dan beberapa bangku kayu dengan serat-serat tegas diantaranya. Saya mendadak membayangkan bahtera Nabi Nuh yang tak terkira besarnya.
Seorang petugas mengarahkan kami untuk terlebih dahulu memilih asupan seafood yang masih fresh dan berada di satu area yang dinamakan Pasar Ikan. Di sini terlihat berkotak-kotak akuarium berukuran sedang yang berisikan banyak hidangan laut. Konsep live and fresh seafood yang menjadi kekuatan dan keistimewaan Bandar Djakarta.
Area ini menjadi semakin meriah dan noticeable karena selain kotak akuarium tadi, digantung pula boneka-boneka berbagai jenis ikan yang tampak sangat mirip dengan binatang aslinya. Replika yang dibuat dan dikerjakan sungguh-sungguh itu menjadi satu hiburan tersendiri bagi anak-anak tentunya.
Di salah satu sisi, masih di area yang sama, terdapat sederetan meja pelayanan sekaligus kasir. Di sinilah kita berkomunikasi dengan petugas tentang apa dan bagaimana seafood yang masih hidup dan telah kita pilih itu akan disajikan dan dinikmati. Pilihan bumbunya sendiri berlimpah ruah. Semua terinci dengan baik dan sangat spesifik. Setidaknya opsi yang ditawarkan lebih banyak dari resto seafood lainnya. Tapi para petugas tampak begitu sabar menjawab pertanyaan kami satu persatu dan beberapa kali mengusulkan bumbu terbaik saat kami kebingungan untuk memilih.
Di samping area kerja kasir ini ada satu tempat khusus yang melayani tenpura. Satu opsi yang tentunya pas untuk menikmati udang. Saya tidak sempat bertanya rinci. Tapi seharusnya bisa juga kali ya bikin tenpura sayur-sayuran seperti di restoran Jepang.
Baca Juga : Menyusur Legenda Kuliner Jepang di Kikugawa Jakarta
Rampung mengurus pesanan, kami melangkah masuk ke dalam resto.
Menyadari bahwa perlu adanya sudut-sudut estetik pepotoan di dan untuk media sosial, manajemen Bandar Djakarta mempersiapkan area penghubung dengan berbagai sudut cantik. Beberapa dinding dibuat mural dengan tema pedesaan, pantai dan kegiatan melaut. Sementara di sisi lain berderet kotak-kota kaca seperti akuarium yang berisikan biota laut yang jarang kita temui. Lantainya pun menggunakan keramik bermotif yang cantik, unik, bak lukisan tarikan-tarikan garis meliuk khas filigree. Satu sentuhan desain rancang dalam ruang yang cukup menarik menurut saya.
Terlihat bagai sebuah kapal bahterah Nabi Nuh dari luar tadi, ternyata “lambung kapal” terisi ribuan kursi dan ratusan meja-meja kayu panjang. Jika melihat caranya tersusun, kesan bahwa area makan dikhususkan bagi keluarga dan kelompok besar sangat terlihat. Infonya sih jumlah kursi yang tersedia berjumlah sekitar 1.100 buah. Luar biasa.
Ada juga sebuah panggung besar di satu sudut. Disinilah konsep eatainment itu berlangsung.
Selain ruang makan yang terbuka tadi, ada juga beberapa ruangan khusus untuk reservasi. Ruangannya cukup luas juga sih. Muatlah untuk setidaknya 20an tamu. Jadi jika ada acara-acara private tanpa ingin bercampur atau terganggu dengan dan oleh riuhnya pengunjung yang lain, melakukan pesanan di awal untuk ruangan eksklusif ini tentunya jadi pilihan yang tepat. Asiknya lagi semua ruangan ini ber-AC. Jadi tentunya sangat nyaman untuk berlama-lama.
Baca Juga : Menyesap Kelezatan Hidangan Laut di Kelong Baba Batam
Baca Juga : Remboelan Indonesian Soul Food yang Mengesankan di Central Park Mall Jakarta Barat
Aneka Sajian yang Memanjakan Selera
Saat satu persatu pesanan datang, wajah saya langsung berbinar-binar cerah ceria. Apalagi saat melihat tiga cangkang oyster sudah terhidangkan dan siap dilahap.
Apa aja pesanan saya dan suami saat kunjungan ke-2 ini?
Kangkung cah polos (Rp28.000,00), Live Oyster Steamed Bawang Putih (Rp60.000,00 – 2bh), Ikan Baronang Bakar Sambal Matah (Rp64.750,00), Kerang Batik Saus Tiram (Rp45.000,00), Live Oyster Bakar Keju (Rp38.000,00), Udang Pancet Besar Tenpura (Rp84.000,00), Teh Tawar Hangat (Rp12.000,00), Otak-otak (Rp35.000,00), Kerang Ijo Jawa Saus Singapore (Rp35.000,00), plus nasi putih Rp9.000,00, sub total biaya adalah Rp410.750,00. Ditambah PB1 Rp43.025,00 dan Cooking Charge Rp19.500,00, semua menjadi Rp473.275,00.
Habis gak tuh berdua? So pasti enggak. Setengah masakan memang sengaja kami bungkus untuk makan malam.
Seperti yang jadi tujuan utama, saya pun menghabiskan tiga oyster terlebih dahulu. Dua disteam dengan bawang putih dan satu dibakar lalu ditutup dengan topping keju yang sangat banyak dan begitu terasa. Puas banget. Dendam berhari-hari sebelumnya sudah terbalaskan dengan sempurna.
Hidangan yang lain pun maksimal sekali bumbunya. Pekat bumbu dengan rasa yang sangat memanjakan selera. Bumbunya banjir, banyak tak terkira. Gak pelit sama sekali. Takaran pedas, manis dan asinnya juga klop di lidah kami. Tidak berlebihan pun tidak kekurangan. Saya dan suami bahkan memutuskan untuk tidak memperbanyak asupan nasi karena ingin semaksimal mungkin menikmati hidangan dengan aneka pilihan rasa bumbu yang tak terbantahkan umaminya.
Baca Juga : Menikmati Yakiniku Berkelas di Kintan Buffet Lippo Mall Puri
Yang senang dan puas menyantap apapun dengan sambal berlimpah jangan khawatir ya. Bandar Djakarta yang berada di kawasan Summarecon Bekasi ini menyediakan banyak gerobak kayu yang khusus menampung bermacam-macam sambal dalam jumlah yang banyak. Aneka sambal ini diletakkan dalam guci-guci yang terbuat dari batu. Diantaranya adalah sambal mangga, sambal terasi dan sambal matah.
Saya sempat mencoba sambal mangga untuk menemani ikan bakar. Pedasnya sungguh bikin saya kesetrum. Begitupun dengan mangga mengkal yang sedang berada di antara manis dan asem. Asik dinikmati dengan wajah meringis menahan asam dan pedas yang tercampur begitu sempurna “menghantam” indera pengecap saya.
Tapi meskipun cukup “menyiksa” untuk saya yang tak selesa dengan rasa pedas, saya boleh anjurkan agar Anda mencobanya saat bersantap di Bandar Djakarta. Setidaknya sembari menikmati aneka sambal ini, kuantitas nasi pun akan lebih banyak. Seperti yang dipercaya banyak orang. Sambal adalah sang penggugah selera nomor wahid yang tak terbantahkan sejagad raya (lebay).
Baca Juga : Raosnya Sajian Rumah Makan Alam Sunda Cipanas
Kesan Pribadi Untuk Bandar Djakarta Bekasi
Satu hal terpenting yang saya dapatkan dengan berkunjung ke Bandar Djakarta di Kawasan Summarecon Bekasi ini adalah terjawabnya rasa penasaran saya akan oyster. Keputusan suami untuk mencoba dalam dua rasa, steamed bawang putih dan bakar keju, menurut saya sudah pas banget. Jujur. Jika dihidang mentah saja, saya mungkin agak ragu untuk mengunyahnya.
Oyster atau yang lebih dikenal sebagai Tiram ini, dari beberapa tautan yang saya baca, mengandung berbagai nutrisi yang baik untuk tubuh. Seperti protein, karbohidrat, Vitamin B2, B12, dan E hingga beberapa mineral tertentu misalnya Zinc, Tembaga, Selenium, Zat Besi, Mangan, Fosfor dan Kalsium.
Jika ingin dikonsumsi mentah, oyster wajib dalam kondisi bersih dan segar. Tidak boleh dimasak terlalu lama karena efek kekenyalan dan kandungan yang ada di dalamnya akan (jauh) berkurang.
Untuk sebuah hidangan, harga 30-an ribu/buah tentunya tidaklah murah. Jadi cukuplah dinikmati sekali-sekali saja.
Puas menikmatinya? Tentu saja!! Saya harus berterimakasih pada Bandar Djakarta karena lewat olahan mereka di hari itu, saya bisa menikmati oyster dengan rasa dan pengalaman yang tak terlupakan.
Beberapa hal lain yang masuk dalam pengamatan saya diantaranya adalah soal kebersihan dan gerak cepat para petugas dalam menghadapi pun melayani kebutuhan pelanggan. Satu hal yang perlu ditingkatkan adalah masalah keramahan dalam menyapa dan senyuman penyegar suasana.
Musala nya cukup luas. Tapi dengan menambah pendingin udara, kenyamanan beribadah tentunya akan lebih terasa.
Kamar mandi juga berpintu banyak hanya saja perlu ditingkatkan kembali urusan kebersihan dan penyediaan kertas toiletnya. Dudukan toiletnya juga akan lebih baik jika diganti. Pengunjung resto ini kebanyakan sepertinya tak paham bahwa dudukan toilet bukan ditunggangi tapi diduduki.
Konsep garden restaurant rasanya belum cukup pas untuk disematkan. Sebagian besar area resto masih didominasi oleh bangunan, peralatan dan furniture. Lebih mengutamakan hitungan/jumlah manusia ketimbang penghijauan. Tamannya juga hanya secuil. Itupun tampak tidak terlalu diperhatikan dan dirawat. Ada sih pohon dalam pot yang ditaruh di banyak sudut area makan. Tapi menurut saya tetap tidak bisa mengangkat konsep resto taman.
Saya membayangkan resto seluas ini setidaknya terisi oleh 30-35% tanaman hijau yang memberikan kesan adem. Pengaturan mejanya juga tidak terlalu side by side seperti sekarang. Karena toh gak semua tamu datang berombongan. Seperti saya dan suami yang hanya berdua. Jengah rasanya kala harus duduk dengan meja panjang. Sementara yang duduk di sebelah adalah orang lain yang tidak dikenal.
Oia ada yang hampir kelupaan nih. Bandar Djakarta Bekasi juga menyediakan paket-paket instan yang bisa dimasak kembali di rumah. Pilihannya banyak dan mudah untuk diolah kembali. Bahkan kalau tidak salah hanya tinggal dihangatkan dengan berbagai bumbu instan yang sudah tersedia di dalam bungkusan.
Untuk makan segerombolan pun ada paket murahnya loh. Paket berlima di rentang harga Rp770.000,00 hingga Rp1.010.000,00. Kemudian ada paket bersepuluh dengan tawaran harga Rp1.810.00,00 dan Rp2.175.000,00. Didalamnya ada beragam menu seafood, non seafood, aneka masakan sayur, appetizer dan tentu saja minuman. Yang pasti selain hemat, kita tak perlu bingung memilih dan tak harus menunggu lama karena semua sudah dipesan terlebih dahulu.
Di sini juga ada paket buffet dengan harga dimulai dari Rp128.000,00/pax dengan pengambilan jumlah minimal 50 pax. Lalu ada wedding package dengan harga dimulai dari Rp29.500.000,00 yang sudah meliputi makanan, backdrop dekor, sound system, dekorasi meja dan kursi, akad nikah atau pemberkatan, serta dekor meja penerima tamu.
mbaaa, kirain bandar djakarta tuh harganya mahaallll banget lho.
ternyata ya masih OK yaaa, apalagi dgn ambience kyk gitu.
di Sby seingatku ada juga resto ini.
wehhhh mupenggg kapan2 mau cobaaaaa
Untuk kota besar seperti SBY seharusnya ada resto seafood yang besar seperti ini ya Nur. Pasti rame tuh peminatnya
Hidangan dari hasil laut yang segar dengan bumbu mantap ala Bandar Djakarta ditambah fasilitas dan layanan yang memuaskan merupakan paduan konsep Eatainment sempurna. Lihat foto-foto Mbak Annie sungguh ngiler saya…Senangnya cabang Bandar Djakarta makin tersebar jadi enggak harus ke Ancol kalau ingin menikmati sajian istimewanya.
Bumbunya gak pelit Mbak Dian. Dan itu enak luar biasa. Kalau untuk saya, makan dengan nasi sedikit aja rasanya sudah maksimal banget.
Selain di Ancol, Bandar Djakarta juga buka di Alam Sutera, Baywalk Pluit, Cirebon, Meruya dan di Bekasi Barat ini. Mereka bergabung dalam Bandjak Group.
Aku baru ngeh klo di bekasi juga ada Bandar Djakarta, selama ini tau nya hanya yg di area Ancol.
Design tempatnya cukup cozy, dan uniknya restoran ini menjual olahan seafood segar dan masih hidup ketika akan dimasak
Yang di Ancol itu resto yang pertama Mbak Siti. Dan menurut saya, disitulah the best nya Bandar Djakarta. Berada di pinggir pantai, bikin restonya terasa benar-benar kuat vibes suasana lautnya. Saat malam, banyak pendar-pendar lampu bersinar di setiap sudut resto.. Cantik banget pokoknya.
Tapi saya malah suka kalo kerang dimasak lama dan jadinya alot, haha
Mungkin bgtu jga kalau makan oyster maunya dimasak yang lama biar alot.
Tapi ngga nyali kalau harus makan mentah meski katanya enaknya begitu. Tetep tim apa2 dimasak minimal direbus, deh
Saya penyuka seafood banget, ya Allah liat foto hidangannya jadi pingin ke Belawan deh cari kerang, mau bikin kerang rebus pake sambel nenas.
Mager , ga ya …..hihiii
Kalo saya gak kuat ngunyah kalo alot Ci hahahaha. Semakin tua, gigi kok semakin jarang-jarang dan gak kokoh seperti dulu. Ini pun oyster nya gak mentah-mentah banget sih. Oyster nya disteam dulu lalu dikasih potongan bawang putih dan topping keju yang tebal. Top kali lah rasanya.
Eh Belawan masih ada ya? Selama tinggal di Medan keknya baru 3-4 kali makan seafood di Belawan.
Saat melihat foto-fotonya, saya lanhsung ngiler, Mbak hahaha. Apalagi saya lahir dan besar di Makassar yang dekat dengan pasar ikan juga. Dan ini bandar Djakarta memang juara sekali. Seafood-nya dijamin fresh, karena langsung dari aquarium. Makan rame-rame juga tetap pas di ahti dan kantong.
Makassar juga surganya seafood ya Mas. Bahkan hanya sekedar dicelup bumbu terus dibakar, rasanya tuh enak banget. Mungkin karena selalu fresh.
Duh bikin ngecessss
Sea food dengan berbagai variasi, kerangnya pun berwarna-warni
Jadi penasaran rasanya, karena saya baru nyobain kerang hijau
Terlalu ya?
Kudu nyobain Mbak Maria. Bumbu yang dihadirkan di Bandar Djakarta ini gak pelit. Berlimpah ruah. Jadi rasanya nendang di lidah.
Aku pasti galau kalau ditraktir makan di sana. Antara pengen nyobain seafood dengan bumbu melimpah, dan khawatir alergi kumat. Tapi karena kebetulan belum ada yang mau nraktir, galaunya ditunda dulu :))
Hahahahaha bisa aja Mbak Retno. Alergi apa Mbak Retno? Sayang banget kalau gak bisa makan seafood karena alergi ya.
Daku engehnya Bandar Djakarta itu di Jakarta Utara.. eh Alhamdulillah udah ada di Bekasi juga ya.
Sehingga bisa dinikmati di cabang² terdekat.
Apalagi tersedia paketannya yang bisa dinikmati bareng keluarga maupun rekan kerja
Yang di Bekasi ini gede banget Fen. Muat untuk ribuan orang. Pelayanannya juga lumayan cepat karena saya lihat dapurnya sangat besar dengan jumlah petugas yang banyak luar biasa.
Wah kaget liat harganya, kirain mahaaal banget di sana
Ternyata Masih standar aja sih.
Dan jadi ngiler dengan semua makanannya.
Tapi lebih ngiler dengan otak-otaknya, hahaha.
Saya suka seafood.
Apalagi kerang-kerangan.
Tapi biasanya cuman direbus biasa aja udah enak, belom pernah makan yang di bumbuin kayak gini
Cobain yang dimasak dengan beragam bumbu Mbak Rey. Enak banget. Nasi bisa nambah terus itu hahahaha.
Wah liat foto-fotonya aja udah ngiler banget apalagi liat kerangnya yaaampun mupeng. Saya kira harganya bakalan mahal ternyata masih affordable juga yaa penasaran deh pengen ke sana juga jadinya
Seneng saya kalau foto-foto yang dihadirkan bisa membangkitkan selera dan menghadirkan imajinasi bertemu dan turut menikmati masakan yang dimaksud. Harganya masih affordable ya Mbak Lila. Apalagi dengan hidangan sebanyak dan seenak itu.
Iya yaa, hiasan ikan-ikannya bikin serasa lagi berada dilautan hihi, bikin makin selera makan! Aku pikir kalau ditempat kayak gini bakal mahal, ternyata harganya terjangkau juga ya.
Dengan kualitas sajiannya, harga yang sudah dibayarkan rasanya sepadan.