Gak sah rasanya pulang dari satu daerah tanpa berbelanja dan membawa oleh-oleh khas dari daerah tersebut. Meski hanya hal kecil, membeli dan mencoba buah tangan yang khas tentunya menjadi bagian dari kisah perjalanan itu sendiri.
Di dua hari terakhir keberadaan saya di provinsi kecil ini, Daniel mengajak saya berkunjung ke toko Cita Rasa. Salah satu dari beberapa toko oleh-oleh yang berderet rapi dan berada di area Anggut Atas, Ratu Samban, kota Bengkulu. Melihat dari kelengkapan dan opsi yang disajikan di tempat ini, bolehlah jika dikatakan bahwa kawasan ini dijadikan sebagai salah satu rekomendasi pusat oleh-oleh khas Bengkulu yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan.
Baca Juga : Menyesap Merdunya Deburan Ombak di Pantai Sungai Suci Bengkulu
Tidak perlu berjauh-jauh untuk menggapai tempat ini karena memang berada di pusat kota. Deretan tokonya pun gampang dilihat karena jalan yang mengelilinginya cukup luas dan gampang terlihat dari kejauhan. Memarkir kendaraan di pinggir jalan pun masih lega untuk sederetan mobil-mobil besar. Asiknya lagi ada walking space yang sangat lebar di teras depan toko sehingga pengunjung tidak berdesak-desakan dan lebih leluasa untuk berpindah dari satu toko ke toko yang lain.
Sebuah pengaturan yang apik banget. Apalagi jika di teras ini disediakan bangku-bangku panjang yang nyaman dan berderet. Tempat duduk bagi para pengunjung yang ingin menikmati waktu-waktu menunggu atau sekedar bersantai sembari menikmati sajian keindahan produk-produk kreatif. Produk yang sebagian besar di gantung atau ditaruh di display terdepan dari setiap toko sehingga gampang terlihat.
Saya memasuki toko sembari meminta ijin untuk berkeliling sembari memotret.
Yuk kita telusuri produk apa saja yang menarik untuk dibeli.
Baca Juga : Dua Malam Bertandang di Hotel Mercure Bengkulu
Ragam Oleh-Oleh yang Ada di Cita Rasa Bengkulu
Yang ingin saya referensikan terlebih dahulu adalah emping tipis. Yang membuat emping ini begitu khas adalah bentuknya yang persegi panjang, tidak bulat beraturan seperti biasanya. Ukurannya cenderung konsisten karena di dalam kemasan/kotak, setiap lembar emping diikat setiap 10 lembar. Kekhas-an lainnya adalah ketipisan serta kegaringannya setelah digoreng. Dengan tipis seperti itu justru menggorengnya tidak butuh waktu yang lama. Cukup sekian detik setelah minyak gorengnya panas. Benar-benar hemat waktu dan tenaga. Tapi meskipun tipis, emping ini tidak gampang hancur. Rasa gurih, asin dan sedikit getir khas emping berpadu dengan apiknya.
Sampai saat ini saya ketagihan emping Bengkulu ini. Memesan via WA langsung ke pembuatnya. Ongkos kirimpun tidak mahal dengan packaging yang sangat aman hingga tiba di rumah.
Panganan khas berikutnya adalah bolu atau kue Bay Tat. Melihat tampilan fisiknya sih saya cenderung menyebut kue ini sebagai bolu. Tapi apapun itu sebutannya, kue tradisional dari Bengkulu Selatan ini dahulunya adalah sajian bagi para bangsawan atau kaum ningrat. Bentuknya sebagian besar adalah bulat dan telihat seperti kue pie. Rasanya bisa bermacam-macam. Diantaranya adalah rasa nanas dan rasa durian. Saya mencoba rasa nanas yang memberikan efek wangi segar saat dikunyah. Kombinasi yang pas untuk dinikmati dengan teh tawar hangat saat coffee break atau brunch di tengah hari ataupun sore hari sebelum makan malam.
Referensi berikutnya adalah sirup Kalamansi. Ada yang sudah siap minum dan ada juga yang masih berupa concentrate yang harus digabungkan dulu dengan air. Saya lebih memilih yang tipe kedua ini karena bisa menentukan sendiri tingkat kemanisan sirup yang saya inginkan. Dari yang saya beli di Cita Rasa, untuk mendapatkan rasa manis dalam skala rendah, satu sendok makan berbanding 30-40ml air sudah lebih dari cukup. Di sini sirup Kalamansi ditawarkan dalam berbagai tipe packaging dengan kuantitas yang berbeda-beda. Ada yang bentuk botolnya lucu. Tersedia juga sirup Kalamansi botolan yang siap minum dan sudah didinginkan. Lumayan banget untuk menghilangkan dahaga di tengah cuaca panas saat saya berkunjung.
Selanjutnya adalah berbagai keripik. Saya cukup terkesan dengan kreativitas UMKM Bengkulu yang banyak melakukan terobosan dalam memproduksi keripik. Jika dulu kita hanya tahu keripik asin dan pedas, sekarang variant nya sudah jauh lebih luas dan beragam. Di Cita Rasa ini bahkan ada keripik kopi. Tampilannya tentu saja pekat. Sayangnya tidak disediakan sampel untuk mencoba. Setidaknya menjawab rasa penasaran terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk membeli.
Yang membuat saya tercenung adalah jenis kopi yang digunakan. Di bungkusannya dituliskan bahwa kopi yang digunakan adalah yang berasal dari Pagar Alam. Kota yang menaungi dusun Basemah tempat almarhum Ayah saya berumbuh kembang. Sebuah dusun yang terletak di dataran tinggi dan memang terkenal dengan kebun kopi yang luas membentang. Kopi di dusun sudah menjadi minuman sehari-hari yang diminum hampir setiap saat. Jadi gak heran ya jika indera perasa saya sudah begitu lekat dengan kopi hitam tanpa campuran apapun atau dengan kadar gula yang sangat sedikit.
Jenis keripik lain yang ditawarkan adalah aneka keripik pisang (pisang jeruk dan pisang coklat karamel), keripik ikan (asin dan pedas) dan ada juga keripik daun kelor. Kemudian ada keripik Pisang Jeruk Kalamansi. Kombinasi apik dari tiga kesegaran rasa. Dua terakhir ini baru saya lihat di Bengkulu.
Mengusung keutamaan dan atau ciri khas dari Sumatera, makanan yang sering terlihat duluan adalah lempok durian. Sebagian besar masyarakat tanah air tentunya sudah banyak yang familiar dengan makanan yang satu ini karena banyak daerah di luar Sumatera yang juga memproduksi dodol/lempok durian ini dalam berbagai campuran rasa. Lempok atau dodol durian yang ditawarkan di Cita Rasa sebagian besar berbentuk selosong dengan diameter sekitar 4-5cm dan panjang 15-25cm. Dibungkus plastik setiap ujung plastik diikat oleh plastik itu sendiri atau karet gelang yang ketat dan kuat. Lempok ini disusun rapi dengan kepadatan bentuk yang sangat solid.
Dulu, saat saya masih kanak-kanak, Ibu seringkali menghidangkan lempok saat ada tamu atau jadi tuan rumah arisan. Pernah juga melihat proses pembuatan di dusun tempat alm. Ayah dilahirkan. Tak terbayangkan beratnya para pembuat yang mengaduk campuran gula, durian di dalam sebuah wajah besar. Semakin kental tentunya akan semakin berat. Dan proses mengaduk ini tidak boleh ditinggalkan agar kadar kekentalan dan rasanya pas.
Yang terusung sebagai oleh-oleh khas Sumatera Selatan yang juga dihadirkan oleh Cita Rasa adalah aneka kemplang dan kerupuk ikan yang biasa kita lihat sebagai ciri khas Palembang. Saya tidak kaget jika kudapan garing ini juga ada di Bengkulu karena menurut sejarahnya provinsi ini dulunya adalah sebuah karesidenan, bagian dari provinsi Sumatera Selatan. Hal sama yang juga terjadi saat keliling Jambi dan Bangka Belitung. Yang namanya kemplang, kerupuk ikan, bahkan pempek pun ada. Sekali lagi hal ini terjadi karena keterikatan provinsi-provinsi ini sebagai bagian dari Sumatera Selatan.
Untuk semua aneka jajanan dan minuman ini harga yang ditawarkan oleh Cira Rasa adalah antara Rp25.000,00 hingga Rp100.000,00.
Baca Juga : Danau Gedang. Salah Satu Destinasi Wisata Wajib Kunjung di Bengkulu
Selain pangangan dan atau kudapan, Bengkulu juga dikenal dengan aneka produk kreatif dari kulit Lantung. Dari beberapa referensi yang saya baca, Lantung ini adalah lembaran tipis dari kulit kayu berpetak yang telah diproses secara tradisional dengan cara dipukul-pukul dengan alat perikai sehingga membentuk lembaran kain dari kulit kayu tersebut.
Sebagian besar kerajinan tangan dari kulit Lantung ini adalah berbentuk produk fashion seperti tas, dompet, tempat make-up, kopiah, dan lain-lain. Sebagiannya lagi adalah produk hiasan atau dekorasi. Saya membeli pouch berukuran sedang untuk obat-obatan yang saya rutin saya bawa saat melakukan perjalanan dan sling bag kecil untuk handphone. Kualitas kulitnya kokoh dengan jahitan yang rapi. Tak ada bau apapun yang muncul dari pengolahan kulit ini. Yang pasti secara visual, kulit Lantung bertekstur khusus tidak seperti jenis kulit lainnya.
Untuk pakaian sendiri, Cita Rasa juga menawarkan kaos-kaos sablon dengan gambar-gambar destinasi wisata di Bengkulu. Tetap pilihan gambar terbanyak adalah bunga Rafflesia yang menjadi ikon dari provinsi Bengkulu.
Sementara untuk pilihan yang lebih spesifik dan mencerminkan wajah asli Bengkulu adalah kain atau batik Besurek. Wastra asli Bengkulu ini tentu adalah kekayaan budaya yang harus terus dilindungi, dikembangkan, dan dikenalkan kepada masyarakat dalam skala yang lebih luas. Khususnya bagi para wisatawan yang banyak diantaranya suka mengoleksi dan mengenakan pakaian dengan ciri khas budaya daerah setempat. Termasuk saya pastinya.
Di Cita Rasa, batik Besurek ditawarkan dalam bentuk kain meteran maupun produk akhir (baju, hem, dan lain-lain). Sebagian besar yang saya lihat adalah batik printing sehingga harganya tidak membuat kita kaget. Tapi meskipun bukan batik tulis yang high quality, motif-motif yang dihamparkan sangat beragam. Warna-warna dan polanya apik dan menarik hati.
Untuk produk fashion dan kerajinan tangan, harganya berkisar antara Rp25.000,00 hingga Rp250.000,00. Nilai tertinggi yang saya perhatikan adalah untuk batik yang sudah diolah menjadi baju, dan lain-lain.
Baca Juga : Batik Besurek. Kekayaan Wastra Asli Bengkulu yang Memesona
Kesan dan Masukan Khusus untuk Cita Rasa
Saya paling suka mengunjungi satu tempat yang konseptual dan tertata baik dengan konsentrasi produk yang cenderung homogen. Pengembangannya fokus pada satu tujuan. Sentra oleh-oleh yang ada di kawasan Anggut Atas ini salah satu contohnya. Dengan berada di satu area khusus seperti ini, wisatawan seperti dimanjakan untuk menikmati berbagai pilihan belanja tanpa harus berpindah tempat. Kedai maupun tokonya tidak tunggal sehingga bisa menentukan pilihan yang lebih pas di hati. Sama seperti saat kita berada di pasar. Menelusur pasar, mampir ke setiap toko, tentunya membangkitkan sensasi sendiri.
Meskipun infonya sebagian besar supplier dari setiap toko cenderung sama, tapi tetap terlihat ada berbagai produk di masing-masing toko yang tidak dimiliki oleh toko lainnya. Namun justru kondisi ini melatih customer untuk jeli memilih dan berbelanja.
Ada beberapa masukan yang ingin saya sampaikan untuk kawasan oleh-oleh ini (toko Cita Rasa dan beberapa toko lain di sampingnya).
Untuk produk makanan dan minuman, sebaiknya ada tester. Cara ini cukup ampuh untuk menarik minat konsumen. Apalagi jika disertai pendampingan dan penjelasan petugas yang kuat sales capabilities dan product knowledge nya. Bahkan akan lebih baik jika si petugas mampu menampilkan banyak plus poin saat mengkonsumsi makanan atau minuman tersebut.
Perihal lainnya adalah soal penataan tempat dan pencahayaan ruang. Deretan toko yang saya hampiri semua tampil sama. Menggunakan banyak rak-rak tinggi tapi tidak seragam. Rak ini hanya dipikirkan fungsinya saja. Kurang menyentuh unsur estetik yang membuat barang yang ditaruh di atas atau di dalamnya terangkat keindahan visualnya. Sayang banget. Padahal packaging materi dagangan sudah apik, berwarna-warni dan sangat menarik perhatian. Begitupun tentang pencahayaan. Komposisi cahaya yang apik dan terang, tentunya bisa menampilkan keindahan dari dagangan yang ditawarkan. Konsumen tidak berbelanja dalam kondisi remang-remang atau bahkan gelap karena produk dagangan berada di bagian paling belakang toko.
Kebersihan pun selalu jadi perhatian utama. Biasakan membersihkan toko secara rutin karena kenyamanan berbelanja juga dimulai dari urusan kebersihan. Apalagi sisi terdepan toko adalah sebuah jalan besar dan tidak ada pembatas yang membuat toko terhindarkan dari debu. Beginilah konsekuensi dari sebuah toko yang terbuka lebar tanpa dinding depan atau pembatas.
Seragam petugas, keramahan, dan teknologi canggih dalam bertransaksi. Saya termasuk salah seorang yang begitu memperhatikan soal tampilan visual. Mulai dari hal kecil hingga berbagai aspek yang memberikan kesan bagi orang lain. Karena menurut saya, kesan pertama orang atas orang lain adalah tampilan fisik yang lebih dahulu dilihat. Lewat seragam misalnya. Gak musti bermewah-mewah. Kaos dengan warna yang sama pun sudah cukup. Menyambung urusan kebersihan di atas yang menjadi bagian dari hal ini, petugas yang menggunakan seragam memiliki kesan tersendiri. Pengunjung jadi bisa langsung mengidentifikasi kepada siapa dia bertanya atau minta bantuan.
Layaknya sebuah bisnis jasa, para petugas pun dituntut untuk berpenampilan menarik, memiliki pengetahuan yang mumpuni tentang berbagai produk yang ditawarkan. Dari sisi atau sebagai konsumen, hati lebih plong saat mendapatkan informasi yang dibutuhkan saat ingin berbelanja. Apalagi jika apa yang akan kita beli adalah sebuah produk yang baru berinovasi atau dengan ingredients yang sangat berbeda dari biasanya. Masukan tentang sisi rasa dan kesehatan adalah dua diantaranya yang ingin didengarkan konsumen.
Last but not least adalah tentang sistem pembayaran yang mudah, nyaman, dan aman. Nikmati dan gunakan kemajuan teknologi dalam bertransaksi. Paperless dan cashless adalah dua poin yang sangat membantu. Hal ini akan sangat membantu para konsumen pun pedagang untuk tidak repot mengurus uang kembalian. Yuk ah mulai aktifkan transaksi on-line. Banyak sekali yang bisa digunakan. Diantaranya QRis, kartu debit, bahkan kartu kredit sekalipun.
Mudah-mudahan dengan membuka diri para kemajuan jaman dan rentetan tuntutan agar kerja lebih efisien dan efektif, toko oleh-oleh seperti Cita Rasa bisa bergerak maju dan mengecap transaksi keuangan yang semakin menjanjikan di masa yang akan datang.
Semoga setelah saya menulis ini, semua yang saya harapkan di atas akan segera tercipta, diwujudkan dalam tindakan operasional tanpa ragu, kompetitif, dan memiliki value yang mensejahterakan banyak stakeholders yang terlibat di dalamnya.
Berbicara tentang kegiatan belanja, saya lalu teringat dengan blog Mama Rani, salah seorang rekan blogger yang banyak membahas soal parenting. Ada salah satu artikel yang menghadirkan bagaimana orang tua bersikap terhadap anak-anak yang mulai mengenal uang. Apalagi saat anak-anak mendapatkan uang THR saa di hari raya. Karena uang didapat adalah benar-benar hak mereka dan mereka sendiripun belum memiliki literasi keuangan yang bijak, ada baiknya setiap orang tua memberikan nasihat dan arahan agar uang tersebut dapat digunakan untuk berbelanja sebaik mungkin. Termasuk misalnya membeli makanan, minuman, dan mainan yang ada di kantong belanja seperti di toko Cita Rasa ini.
Lempok duriannya boleh tuh hehe, sama camilan rasa nanas, wuah jadi terkesima deh sama rekomendasi oleh² dari Bu Annie kalo besok² ke Bengkulu.
Serunya pas lihat yang keripik berjejer gitu, mau nya borong semua rasa ya Bu, hihi
Kalo suka durian, lempok durian memang menggiurkan. Udah jadi konsumsi hampir orang Indonesia di seluruh nusantara kalo ini sih.
Saya beli hampir semua oleh-oleh yang disebutkan di artikel ini saat berkunjung ke Bengkulu beberapa waktu lalu, karena suami pengin nostalgia makanan khas sana.
Setuju dengan Mba Annie, kalau ada tester kan bisa icip dulu, apalagi bagi yang awam dengan makanan itu. Terus penataan yang begitu saja, ngasal kesannya juga kurang menarik perhatian ya…
Hahahaha. Saya juga penasaran Mbak. Pengen beli semua. Tapi karena di rumah cuma berdua suami, jadi gak berani belanja banyak-banyak. JIkapun leibh paling jadi oleh-oleh buat Mbak dan tetangga rumah.
Yup bener banget Mbak. Apalagi untuk kita, saya dan Mbak Dian, yang sering bepergian ke berbagai daerah. Hal-hal baik sepertinya wajar aja dicontoh. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah demi perkembangan dunia wisata dan ekonomi bagi UKM setempat.
Dapat pembeli seperti kak Annie ini menyenangkan sekali.
Karena tanpa pemilik toko Cita Rasa Bengkulu sadari, kak Annie menuliskannya dengan sangat detail.
Kalau aku yang jadi pemilik toko, rasanya terima kasih yang tak terkira dan sekaligus bisa menjadi bahan evaluasi ketika ada saran dan masukan positif.
Karena sesungguhnya, aku mampir ke toko oleh-oleh juga berdasarkan rekomendasi terbaik dari google atau dari pengalaman wisatawan yang pernah ke toko tersebut.
Jadi belanjanya lebih mantap.
Waktu di sana, sebelum melangkah pulang, aku sempat ngobrol sebentar dengan pengelola tokonya. Orangnya ramah dan mau menerima banyak masukan. Semoga dengan pertemuan tersebut Cita Rasa semakin maju dan berkembang. Tidak jalan di tempat baik secara operasional maupun penataan visualnya.
Wah ada keripik kopi, penasaran banget pengen coba
jadi tadi langsung ke marketplace untuk cari, ternyata ada! Malah gak hanya dari Bengkulu, juga dari daerah lain seperti Aceh
Seneng bacanya Mbak, banyak inovasi di industri oleh-oleh, seperti emping yang dikemas sedemikian rupa sehingga gak mudah remuk
Iya. Sekarang mah sudah pada kreatif. Ada aja idenya untuk melahirkan produk yang unik dan khas. Bikin kita, para konsumen, terkagum-kagum. Jadi punya banyak pilihan camilan buat sehari-hari.
Salah satu hal menyenangkan saat traveling dan mengunjungi daerah lain adalah mencicipi makanan khas di sana. Pasti ada makanan baru atau hasil kerajinan yang mungkin baru kita temui di tempat tersebut dan nggak ada di tempat lain.
Bener banget Mbak Lasmi. Setiap pergi kemanapun, saya selalu minta referensi tempat-tempat yang kaya dengan ragam oleh-oleh. Seneng banget rasanya bisa mengenal produk kreatif daerah.
Keripik kopi ini mestinya ada bahan campurannya, ya? Terigu, mungkin? Soalnya, kalau enggak pasti pahit banget
Keknya begitu Mbak. Inovasinya yang patut diacungi jempol. Saya sendiri belum nyoba sih. Tapi keliatannya menantang untuk dicoba.
Oleh oleh khas bengkulu ternyata banyak
Sebagai pecinta kopi, aq penasaran dengan kripik kopi
Kopinya juga enak Mbak Dian. Saya sempat beli beberapa. Dan memang seenak itu kopinya.
Wah Cita Rasa ini menghadirkan oleh-oleh khas Sumatera Selatan lumayan lengkap ya. Ada aneka kemplang dan kerupuk ikan serra makanan khas lainnya. Trus masih ada kaos dan kain batik juga. Wisatawan jadi gak perlu repot cari oleh-oleh di banyak tempat karena sudah tersedia di Cita Rasa semua. Tempatnya nyaman juga untuk belanja.
One stop shopping Mbak Enny. Di area ini juga ada banyak tokonya. Jadi kita bisa keliling dulu sebelum membeli. Biar puas memilih
Bener sih. Kalau kemana-mana tuh rasanya nggak afdol kalau nggak beli oleh-oleh khas kota itu. Minimal untuk oleh-oleh buat teman dan kerabat gitu. Mantap banget sih Cita Rasa ini. Jadi, kita nggak perlu bingung mau cari apa.
Iya Mbak. Bikin kita juga jadi kenal karakter dan kekhasan daerah yang kita kunjungi.
Wahh ada banyak juga ya barang untuk oleh-oleh di sana, bagus-bagus karena dari kerajinan tangan. Saya sendiri terpesona sama topinya🤭