Today: Mar 18, 2025

Mengecap Lezatnya Sop dan Bubur Ikan di Resto Ahian Pontianak

Mengecap Lezatnya Sop dan Bubur Ikan di Resto Ahian Pontianak
2 months ago
Mengecap Lezatnya Sop dan Bubur Ikan di Resto Ahian Pontianak
Mini billboard yang menjadi identifikasi tempat/resto Bubur Ikan Ahian Pontianak

Anda penggemar sajian ikan dan ingin mengecap lezatnya olahan salah satu sumber protein ini dalam bentuk bubur? Berarti kudu mampir ke Bubur Ikan Ahian yang ada di Pontianak

Saya mempercepat langkah sejenak setelah kaki menggapai sisi luar mobil yang saya naiki. Hantaman panas matahari langsung menyergap dan membuat silau netra. Sunscreen yang sempat saya oleskan di wajah belasan menit yang lalu sepertinya harus berjuang ekstra agar bisa memberikan perlindungan maksimal.

Tapi, meski didera suhu yang sangat mencabar tersebut, langkah-langkah saya untuk masuk ke rumah makan Bubur Ikan Ahian, tak pun surut. Mendapatkan info bahwa rumah makan ini adalah salah satu resto yang menyajikan sup dan bubur ikan terbaik di Pontianak, saya langsung bersemangat.

Yuk lah kita kemon. Mari buktikan sendiri semua kabar yang mengatakan bahwa jangan sampai tidak sempat mengecap lezatnya bubur ikan di resto Ahian saat berada di kota garis khatulistiwa, Pontianak, dan sebelum kita kembali ke daerah asal seperti yang terjadi pada saya sesiangan itu.

Kuliner Pontianak : Menikmati Es Krim Angi yang Tersohor di Kota Pontianak

Mengecap Lezatnya Sop dan Bubur Ikan di Resto Ahian Pontianak
Sang koki lelaki yang tampak sibuk dan berkonsentrasi menyiapkan bermangkok-mangkok sup ikan. Gerakannya begitu cekatan.

Jl. W. R. Supratman tampak padat oleh kendaraan saat saya mengiringi langkah suami. Dia bahkan sempat beberapa kali menoleh ke arah saya, memastikan bahwa istri kesayangannya ini terhindar dari kepotan motor yang tampak lincah bergerak kesana-kemari. Bunyi sempritan dan teriakan beberapa tukang parkir menambah keriuhan suasana. Yah gimana enggak? jalur jalan yang satu ini memang tempat berkumpulnya banyak rumah makan yang menjadi incaran para penjelajah kuliner khas Pontianak. Kendaraan para tamu seakan tak henti datang dan pergi, dan melahirkan kesibukan serta kerepotan tiada tara bagi orang-orang sedang berada di area itu.

Beberapa menit sebelum melanjutkan langkah, saya sempat melihat sebuah billboard berukuran sedang yang dipasang cukup tinggi di sebuah titik. Saya mendangak dan mendapatkan tulisan Bubur Ikan Ahian di sana bersama dengan promosi air mineral yang cukup ternama di negeri ini.

Woaahh mantab betul. Menyadari hiruk-pikuknya kawasan ini, memasang billboard seperti itu adalah keputusan yang tepat. Setidaknya mampu menolong (calon) konsumen untuk melangkah ke arah yang tepat saat terpaksa parkir dalam jarak yang jauh. Persis seperti apa yang saya alami saat itu.

Suara hantaman pisau di atas tatakan kayu terdengar begitu “mengintimidasi” saat saya hampir tiba di depan rumah makan Bubur Ikan Ahian. Gedebak gedebuk kencang terdengar begitu intensif dengan birama yang nyaris sama. Asal suaranya tidak hanya satu. Tapi ada beberapa. Yang pasti jika menilik ketukannya, bantingan pisau ke arah tatakan tersebut butuh tenaga yang tidaklah sedikit.

Tak hanya itu. Suara desis air mendidih pun kencang terdengar. Ada proses mengolah dan mendidihkan air yang sepertinya sudah berlangsung cukup lama. Desis-an ini mengingatkan saya akan air yang sudah matang tapi tetap dibiarkan di atas kompor agar tidak berpayah lagi melewati serangkaian waktu pemanasan.

Jalan saya dan suami melambat karena ada beberapa orang di depan kami yang memutuskan untuk berhenti sebentar. Ada sebuah spanduk besar yang menutupi fasad. Sepertinya memang sengaja dipasang untuk menghalau sinar matahari yang garangnya minta ampun. Bisa jadi juga jadi “tanda pengenal” bahwa benar kita sudah tiba di Bubur Ikan Ahian.

Tak lama antrian pun bergerak.

Suara-suara yang tadi saya dengar sekarang terlihat jelas sumbernya. Di hadapan saya tampak sebuah dapur terbuka di dua sisi yang persis berada di pintu masuk restoran.

Sisi sebelah kiri berdiri dua orang koki mengenakan celemek yang diikatkan di leher. Terlihat seorang lelaki gagah berusia matang dengan otot tangan yang begitu terlihat kokoh dan seorang wanita yang tampaknya sudah berusia matang (barangkali seumuran saya). Kedua memegang pisau besar atau lebih tepatnya disebut kapak (saking besarnya). Persis di hadapan mereka “tergeletak” sekian banyak jenis ikan segar yang siap dan sudah dipotong-potong.

Ada wajah besar yang tertanam di dalam kompor besar. Di dekat mereka berderet banyak mangkuk. Baik yang sudah diisi maupun belum. Sementara di lain sisi ada serangkaian botol yang saya yakin isinya adalah berbagai cairan penyedap dan bumbu rahasia untuk campuran kuah sup atau bubur ikan yang menjadi menu andalan mereka.

Saya bukanlah seorang yang ahli di bidang masak-memasak, tapi melihat bau anyir yang menyeruak dan warna daging ikan serta bagian kepala dengan mata yang masih menyalak, saya yakin ikan yang saat itu berada di meja semua masih segar.

“Iya Bu. Ini semua masih segar. Ada ikan kerapu, kakap, alu-alu, bawal, dan napoleon,” jawab si ibu saat saya bertanya tentang barisan daging ikan yang tergeletak pasrah. “Ibu masuk aja dulu. Nanti lihat menu untuk pemesanan ya,” sambungnya sembari tersenyum ramah.

Di sisi yang berseberangan, saya melihat 2 orang petugas yang terlihat sibuk memindahkan potongan-potongan ikan dari sebuah kompor rebusan ke banyak mangkuk yang ada. Potongan tersebut menumpuk, membumbung, dan berdesakan. Ini pastilah sudah pesanan karena setelahnya saya melihat salah seorang diantara mereka menuang kuah mendidih yang tercium wangi ke dalam mangkuk-mangkuk tersebut.

Wajah saya langsung semringah. Melihat demonstrasi ini saya langsung membayangkan bakal mengecap lezatnya sajian ikan yang dimiliki oleh resto Bubur Ikan Ahian.

Mengecap Lezatnya Sop dan Bubur Ikan di Resto Ahian Pontianak
Seorang petugas yang tampak sibuk menata banyak sup ikan yang kemudian dicampur nasi. Inilah yang kemudian saya ketahui sebagai bubur ikan.

Kuliner Singkawang : Mencicipi Lezatnya Choi Pan di Kawasan Tradisional Marga Thjia Singkawang

Mengecap Lezatnya Sop dan Bubur Ikan di Resto Ahian Pontianak
Potongan-potongan berbagai jenis ikan segar di Bubur Ikan Ahian Pontianak

Kembali melewati rangkaian dapur kecil di teras dalam dengan segala perlengkapan dan sebuah lemari kaca besar yang berisikan berbagai kudapan serta camilan garing khas Pontianak, saya bertemu dengan area makan non-AC di area yang cukup terbatas. Mejanya juga tidak banyak sementara kami saat itu datang ber-7 (lima lainnya adalah rekanan suami dari kantor yang kebetulan ikut bertugas ke Pontianak).

Seorang petugas mengarahkan kami untuk masuk ke sebuah ruangan AC yang terlihat hampir penuh dan hiruk-pikuk dengan obrolan, canda tawa tetamu yang tampak seru bersenda gurau sembari menikmati hidangan. Dibantu oleh petugas lainnya, mereka menggeser dan menambah kursi agar kami, ber-7, bisa berada di area makan yang sama.

Saya akhirnya bisa bernafas lega meski butiran keringat terasa menjalar di seluruh bagian tubuh. Bahkan beberapa menit setelah masuk, hampir semua dari kami masih sibuk ngipas-ngipas dan ngelap keringat di wajah yang tampaknya enggan segera berlalu. Alih-alih mengeluh, kami semua malah tertawa-tawa getir. Kapan lagi kan berkeringat tanpa olga? Bisa nih ngurangin lemak sembari meluruhkan daki.

Petugas yang tadi mengantarkan kami kemudian memberikan sebuah lembaran menu yang singkat, padat, dan sederhana betul. Hanya berupa print-out tulisan tanpa foto sama sekali.

“Wah, Bu Annie pasti mau komen protes nih sama restonya. Menu kok gak ada fotonya?” ujar salah seorang staff dari kantor suami yang tahu kalau saya suka sekali motret makanan. Saya membalas kalimat ini dengan senyum penuh arti selebar mungkin kemudian mengangguk.

Bener banget. Gemes akutu rasanya liat menu “kosongan” seperti itu. Padahal jika ditambahi foto yang cetar membahana dan “berbicara” untuk dirinya sendiri, bukan gak mungkin selera konsumen menjadi lebih terbangkitkan. Dari foto nembus ke mata, lalu jatuh ke hati dan selera. Mantab kan?

Tapi baiklah. Mari sementara kita lupakan tentang foto tersebut.

Dari menu yang ada di tangan saya, Bubur Ikan Ahian menawarkan beberapa opsi yaitu Sop Ikan, dan Bubur Ikan. Kedua hidangan utama ini menawarkan ikan alu-alu, hiu, kakak tua (napoleon), kakap, kerapu, atau bisa dicampur semua. Setiap sajian bisa dengan ukuran kecil, biasa, atau jumbo. Harganya berkisar antara Rp37.000,00/mangkuk (pilihan termurah) hingga Rp78.000,00/mangkuk (pilihan termahal dari ukuran jumbo).

Apa perbedaan diantara keduanya? Jika kita minta nasinya dipisah maka ini golongan sebagai Sop Ikan. Tapi jika dicampur sajiannya jadi Bubur Ikan. Jadi makna kata “bubur” di sini, menurut pendapat dan pengamatan saya pribadi, adalah karena nasi yang dicelupkan bersamaan dengan kuah ikan yang panas itu berubah menjadi lembek layaknya saat kita menikmati bubur.

Selain Sop dan Bubur Ikan di atas, Bubur Ikan Aihan juga menawarkan sajian khusus Kepala Ikan (alu-alu, kakak tua/napoleon, kakap, dan kerapu). Bisa dengan ukuran kecil, biasa, atau jumbo. Harganya Rp53.000,00 (termurah/ukuran kecil) hingga Rp85.000,00 (ukuran jumbo).

Ada juga Bakso Ikan yang disajikan dengan sayur atau komplit (bakso, sayur, dan tahu kosong). Kemudian ada beberapa menu tambahan seperti Huansui, Telur Ayam, Telur Ikan, Ikan Kecap, dan masih banyak lagi.

Mengecap Lezatnya Sop dan Bubur Ikan di Resto Ahian Pontianak
Semangkok sup ikan napoleon pesanan saya. Dihidangkan dengan nasi terpisah

Setelah galau kesana-kesini karena pengen nyobain semua, akhirnya saya memutuskan untuk memesan semangkok Sop Ikan Napoleon ukuran normal dengan nasi dipisah setengah porsi. Itu pun nasinya akhirnya dihabiskan suami karena ternyata saya butuh perjuangan yang gak sedikit dan sebentar untuk menuntaskannya.

Rasanya? I’m too speechless pastinya.

Sebagai anak Sumatera yang lidahnya sudah “mengenali” hampir semua masakan serba ikan, semangkuk Sop Ikan Napoleon yang barusan masuk ke lambung saya adalah salah satu sop ikan terbaik yang pernah saya rasakan.

Bukan hanya tentang daging ikannya yang fresh dengan kulit yang masih menempel dengan sempurna, juga karena kualitas kuahnya yang nikmat tiada tanding. Bumbunya pas karena berhasil menciptakan rasa gurih yang tidak berlebihan plus tidak terkontaminasi oleh sentuhan atau bau ikannya.

Saat saya memasukkan dan mencampurkan sesendok teh bawang putih goreng, rasa kuahnya semakin nonjok di lidah. Kenikmatannya meningkat. Semakin menyenangkan karena pada dasarnya saya sangat menyukai bawang. Baik itu bawang putih, bawang merah, maupun bawang bombay.

Yang pasti saat semua pesanan datang dan setiap dari kami terpekur menikmati sop dan bubur ikan, rasa hening pun langsung tercipta. Kami yang tadinya sibuk ngobrol, bercanda, bahkan tertawa-tawa, mendadak kicep. Astaga. Dan semua kembali berisik saat mangkok-mangkok itu mulai kosong dan kami kembali bergelut dalam butiran keringat di dahi. Bukan karena capek olah raga tapi bagaimana wajah berhadapan dengan kepulan asap panas yang meliuk dari setiap mangkok yang ada di hadapan masing-masing.

Pesta sop dan bubur ikan ala Bubur Ikan Ahian hari itu pun kemudian ditutup dengan serangkaian obrolan singkat dan bergelas-gelas minuman segar. Kami segera beranjak karena dalam kurang dari 2 jam ke depan harus sudah check in di bandar udara Supadio untuk terbang kembali ke Jakarta.

Mengecap Lezatnya Sop dan Bubur Ikan di Resto Ahian Pontianak
Area makan non-AC Bubur Ikan Ahian yang ada di bagian depan resto
Mengecap Lezatnya Sop dan Bubur Ikan di Resto Ahian Pontianak
Saya di fasad depan rumah makan Bubur Ikan Ahian Pontianak
Mengecap Lezatnya Sop dan Bubur Ikan di Resto Ahian Pontianak
Menu lengkap di rumah makan Bubur Ikan Ahian Pontianak

Oia sekedar info tambahan bagi para penyuka jajan. Tadi saat berjalan menyusur parkiran menuju rumah makan Bubur Ikan Ahian, saya bertemu dengan beberapa pedagang pinggir jalan. Macam-macam yang ditawarkan. Mulai dari es krim, aneka asinan, rujak, minuman dingin, dan masih banyak lagi.

Dari sekian banyak pilihan ada satu yang begitu memecah konsentrasi dan meluruhkan iman adalah abang gorengan. Jualannya bukan dalam gerobakan. Hanya sebuah lapak dengan meja kecil dan sebuah kompor dan wajan. Pilihan yang ditawarkan juga cuma 2. Pisang goreng dan bakwan sayur goreng.

Untuk pisang goreng jelas lah ya. Salah satu yang terbaik dan terpopuler se-nusantara adalah pisang goreng Pontianak. Dan memang se-asyik itu sih pisang gorengnya. Ditata seperti kipas dan diberi selimut tepung, kelezatan pisang Pontianak memang pas di lidah. Daging pisangnya tidak alot/keras pun tidak terlalu lembek.

Yang seru adalah bakwan gorengnya. Adonannya enak betul menurut saya sih. Alat penggorengnya juga unik. Sebuah spatula kayu dengan 3 mangkok datar bulat kecil di bagian ujungnya. Mangkok-mangkok inilah tempat si penjual menaruh adonan yang kemudian dicelupkan ke dalam minyak panas. Saat sudah matang adonan tersebut akan terlepas dengan sendirinya. Bentuk bakwan sayurnya pun jadi seragam. Cenderung tipis dengan ujung-ujung membulat yang garing jika digigit.

Dessert? Woaahh bisa jadi ya. Kedua kudapan ini saya beli sesaat setelah keluar dari warung Bubur Ikan Ahian dan saya nikmati saat dalam perjalanan menuju bandara. Sungguh sebuah rangkaian penutup yang membuat saya tewas kekenyangan.

Mengecap Lezatnya Sop dan Bubur Ikan di Resto Ahian Pontianak
Warung tenda yang menjual aneka gorengan. Posisinya persi di depan resto Bubur Ikan Ahian Pontianak

24 Comments Leave a Reply

  1. Ini beneran makan ikan, ikan yang segar, dimasak sop dengan bumbu yang pastinya memanjakan lidah.
    Pas baca judul bubur ikan, rada mikir ikan dimasak jadi bubur? oh ternyata nasi di taburi daging ikan dan disiram kuah panas.
    Ditambah dengan jajan pisang kipas, perut aman ya menempuh penerbangan ke jakarta

  2. Saya kezel juga kalau daftar menu ga ada fotonya, lah terus kita yang awam dengan nama makanannya kan jadi cuma meraba-raba ya…hhhh
    Membaca judulnya bayangan saya bubur ikan itu seperti bubur ayam tapi suwirannya ikan. Ternyata sop ikan tapi nasinya dicampur bukan dipisah. Saya suka sop ikan…seringnya sop ikan Batam, belum pernah sop ikan Pontianak…wah penasaran jadinya, enak pasti!!
    Apalagi nambah dessert pisgor Pontianak yang dinikmati di daerah asalnya. Mantaap!

    • Ah. Saya pun pernah beberapa kali makan Sop Ikan Batam. Di Batamnya langsung malah. Secara kualitas sajian seimbang. Tapi yang di Pontianak ini kuat banget rasa bawang putihnya. Sambalnya pun nendang di lidah.

      MashaAllah. Mendadak saya jadi kangen Batam.

  3. Pernah liat vt jg yang makan bubur ahian di Pontianak ini memang banyak penggemarnya, rasanya yg begitu khas dan racikan penyajian hidangannya tampak memberi kenikmatan dari daging ikan segar dan gurihnya kuah hangat.  Cukup penasaran apalagi setelah baca artikel mba Annie, mingkin suatu saat mesti cobain juga :)

    • Kesegaran ikannya itu yang bikin sop ikan ini terasa menyenangkan dan istimewa. Cara mereka mengolah juga jempolan. Kita tak mencium bau amis sekalipun. Betul-betul hidangan yang tak dapat disangkal kualitasnya.

  4. jujurly setiap lihat sup ikan, bubur ikan dan masakan ikan lainnya, langsung kebayang bau dan rasa amis
    Mungkin karena saya lahir dan besar di pegunungan (Sukabumi, kemudian Bandung) dan dibesarkan oleh ibu (asli Yogya ) yang hampir gak pernah masak ikan

    Jadi penasaran dengan rasa menu masakan di resto Ahian ini, karena nampak seger terlebih Mbak Annie bilang merupakan sop ikan terbaik.
    Pastinya karena bahan bakunya segar ya?

    • Betul Mbak Maria. Saya tak mencium bau amis sedikitpun saat sopnya terhidang di meja. Kuah yang segar dengan aroma jeruk nipis, bawang putih, dan sedikit jahe, justru membangkitkan selera. Menyenangkan banget.

  5. Wishlist aku banget nih. Pengen ke Pontianak, lanjut ke Singkawang. Kulinernya enak betul. Kalau Sup Ikan tanpa nasi bisa kan yaah. Menyantap semangkuk sup penuh ikan semua gitu, pasti udah kenyang, sampai tetes kuah terakhir…hehe…
    BTW…aku sampai browsing, kayak apa sih ikan Napoleon…

    • Nah bener Mbak Hani. Jangan lupa main ke Singkawang kalo sudah menginjak kota Pontianak. Bahkan sekarang ada direct flight dari CGK menuju Singkawang. Tiketnya Rp1.500.000,00. Sama ratenya dengan ke Pontianak dari CGK.

      Saya pengen gitu Mbak. Pas perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Pengen motret kemeriahannya. Pas saya ke Singkawang, memang belum sempat explore banyak tempat di sana. Jadi sejatinya saya masih penasaran luar biasa.

  6. Saya sering makan sup ikan, tapi kalau bubur ikan belum pernah, Mbak. Dan yang ini pasti enak sekali karena ikannya masih baru dan segar, ada sensasi rasa ikannya juga manis. Hanya memang bagusnya daftar menunya dikasih foto ya, Mbak. Jadi pengunjung bisa lihat tampilannya. Kalau menu buta, kayak meraba-raba, apalagi kalau yang baru pertama kali mampir.

    • Saya tadinya mengira kata BUBUR di sini adalah nasi lembek seperti yang biasanya kita makan. Tapi ternyata itu adalah nasi yang langsung dicampurkan dengan sop ikannya. Jadi nasinya tetap seperti biasa.

  7. Berbinaarr melihat menu menu di Bubur Ikan Ahian Pontianak.
    AKu pikir kalau bubur itu menu untuk sarapan. Kalau di Bubur Ikan Ahian bukanya sampai siang. Jadi bisa buat maksi juga yaah..

    Bakalan kenyangs, mantaapp!
    Apalagi yang porsi 78 rb. Beneran ikannya fresh.

    Supnya juga kliatan banget kaldunya, mashaAllaa~

    • Kata BUBUR di resto ini maknanya adalah nasi yang dicampur langsung ke dalam sop ikannya. Jadi bukan bubur secara harafiah. Kalau aku sih lebih seneng di pisah supaya bisa full menikmati rasa sopnya. Dan itu luar biasa. Pokoknya jadi pengalaman tak terlupakan setelah menikmati masakan sejenis waktu berada di Batam

  8. Sup ikannya begitu menggoda. Kayaknya, aku lebih oke saat nasinya dipisah dah ketimbang dicampur dan menjadi bubur.

    Penutupan kuliner dengan gorengan itu emang paling mantap. Apalagi kalau nemu yang rasanya enak.

    • Sama Mbak Yuni. Saya juga lebih senang dipisah aja. Jadi bisa merasakan sensasi dan enaknya sop ikan seperti apa adanya.

  9. Harganya lumayan juga ya. Jadi pengen ke singkawang. Aku punya kakak di sana tapi belum pernah main ke sana. Jadi pengen nyebrang pulau demi sop ikan

    • Saya juga belum sempat explore Singkawang. Baru menelusur beberapa tempat saja. Pengen balik lagi Mbak. Apalagi sekarang ada direct flight dari CGK Soekarno-Hatta ke Singkawang.

    • Bener banget. Apalagi ikannya dalam kondisi segar. Kandungan nutrisinya pasti luar biasa. Sebagai anak Sumatera yang sedari kecil memang bersentuhan dengan masakan/makanan serba ikan, berkuliner ria di Resto Ahian ini bagaikan membalas rasa kangen akan kampung halaman.

  10. Mbaaaaa, ngileeeer bacanyaaa 🤣😄😄😄.

    Kapaaan lah iniiiii aku ke Pontianak ya Allah 😍😍😍. Janji2 aja, tp ga jadi2 pak suamik.

    Tapi at least ya mba, di Sunter ada restoran asli Pontianak yg jual sop ikan dan sate kuah pontianak. Jadi buatku karena belum bisa ke sana, icipin yg di Sunter dulu. Cuma SOP nya aku blm cobain. Baru sate kuah. ENAAAAK jugaaaa mba.

    Kalo ke Pontianak aku tuh udah niat mau ke Singkawang sekalian. Sabah Serawak juga deh 😂. Udh deketan kan

    • Aku pun gitu Mbak Fanny. Pengen balik ke Singkawang karena sekarang ada direct flight dari CGK menuju Singkawang. Belum sempat explore banyak waktu di Singkawang itu. Dan bener bisa sekalian ke Sabah, Serawak, dan Kuching.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

About Me

 


Hai Temans. Terima kasih sudah mampir di blog saya. Ruang bercerita yang berisikan rangkaian produk literasi yang berhubungan dengan kegiatan saya sehari-hari sebagai seorang blogger, book author, crafter, dan publisher. Selamat membaca. Semoga blog ini membawa manfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Untuk kerjasama silahkan hubungi saya di annie.nugraha@gmail.com atau WA +62-811-108-582

Don't Miss

Bertamu ke Masjid Raya Mujahidin Pontianak. Rumah Allah yang Indah di Garis Khatulistiwa

Bertamu ke Masjid Raya Mujahidin Pontianak. Rumah Allah yang Indah di Garis Khatulistiwa

Dalam setiap perjalanan ke berbagai daerah atau tempat, suami selalu mengingatkan saya
Makan Enak di Warnas Etek Pontianak

Makan Enak di Warnas Etek Pontianak

Pernah gak punya pengalaman makan di sebuah warnas (warung nasi) dengan menu