Keseruan Berwisata Swafoto di Svargabumi Magelang Yogyakarta

Keseruan Berwisata Swafoto di Svargabumi Magelang Yogyakarta
3 weeks ago
Keseruan Berwisata Swafoto di Svargabumi Magelang Yogyakarta

Saya baru saja menuntaskan makan siang yang super duper lezat dan masih dalam episode ngantuk berat saat mobil yang mengantarkan saya dan si bungsu tiba di Svargabumi yang terletak di selatan candi Borobudur, Magelang, Yogyakarta. Destinasi wisata swafoto yang selalu menjadi incaran para pelancong dan direferensikan oleh salah seorang blogger yang memang banyak bergelut dengan dunia wisata photography

Tadi, sebelum berbelok ke area parkir Svargabumi, di depan kami tampak rombongan para pelesir yang sedang konvoi menaiki mobil VW tanpa atap dengan bodi berwarna-warni. Sebagian besar para penumpangnya tampak berdiri sembari melambai-lambaikan tangan karena sebuah rekaman video sedang berlangsung. Beberapa bahkan berteriak-teriak seru sesuai arahan sang videographer.

Heboh pisan lah judulnya.

“Kalau Bunda mau ikutan kek gitu, Adek jangan diajak-ajak ya. Malu ih,” ujar si bungsu seakan mengerti apa yang saya pikirkan.

Saya tertawa ngakak, terpingkal-pingkal. Termasuk Mas Yudi, driver yang mengantarkan kami berwisata di hari itu.

Tampaknya si bungsu paham akan kesenangan saya yang hobi dengan banyak kegiatan heboh. Apalagi dia sempat melihat saya yang tampak tertawa-tawa, ikutan antusias, melihat kehebohan rombongan yang ada di depan tersebut. Sementara dia seorang introvert yang tidak banyak tingkah seperti ibunya. Lingkar kesukaannya pun fokus pada satu bidang eksakta sementara emaknya suka celamitan ke banyak hal.

Mencapai area parkir yang sungguh luas dengan banyak pohon kelapa yang tinggi-tinggi, saya langsung terjebak dalam kekaguman. Jarang-jarang ada tempat wisata yang lahan parkirnya seluas ini. Jika dihitung panjang kali lebarnya, bisalah menampung sekitar 5 bis 45 seats dan puluhan kendaraan pribadi.

Saya melirik ke sebuah rumah kecil dengan logo Svargabumi di salah satu dindingnya. Rumah yang berfungsi sebagai loket sekaligus jalan masuk. Hanya tampak seorang petugas yang bersiap di balik kaca loket dan tersenyum manis saat saya mulai menyapa.

Usai membayar tiket masuk Rp30.000,00/orang, saya pun langsung ngeloyor masuk tanpa ada pemeriksaan khusus.

Suasana sepi langsung menyergap. Kicau burung dan suara kodok yang bersahut-sahutan mendadak jadi hiburan penyambutan saya dan si bungsu di Svargabumi. Surganya bumi yang berada di Magelang, Yogyakarta. Suara kedua binatang ini terdengar saling mengisi keheningan yang tercipta.

Di hadapan saya ada jalan setapak yang sudah disemen permanen dalam ketinggian tertentu. Ada serangkaian tanaman dan dekorasi kayu serta bambu yang mengiringi langkah hingga akhirnya bertemu dengan sebuah tenda yang menawarkan penyewaan payung lukis yang ditunggui oleh seorang petugas. Biaya penyewaannya hanya Rp10.000,00/bh, bisa digunakan sepuas mungkin, dan dikembalikan saat pulang nanti.

Si bungsu memilihkan payung merah dengan lukisan bunga kecil-kecil berwarna-warni. Alasannya pemilihannya cuma satu. Cocok dengan warna baju yang saya kenakan.

Di titik barusan saya berdiri ini ternyata ada satu area di ketinggian tertentu untuk bisa melihat hamparan sawah yang luas dan banyak spot foto berwarna putih. Persis di hadapan saya, setelah beberapa anak tangga, terlihat sebuah satu pijakan kayu yang jika dari tautan resmi Svargabumi dinamakan Gate of Svargabumi.

Ah. Sungguh sebuah penamaan yang cocok dan pas.

Tempat ini sepertinya memang ditakdirkan sebagai pintu masuk dengan tempat berfoto yang cukup luas. Areanya dilengkapi oleh sebuah gebyok yang terbuat dari kayu yang telah diukir indah. Ada dua buah bangku dengan sandaran bertuliskan Svargabumi dan dudukan yang terbuat dari materi kanvas. Ada juga patung Loro Blonyo serta orang-orangan sawah mengenakan topi caping bertuliskan Svargabumi dan kain batik, berikut beberapa payung kecil yang menjadi ornamen yang begitu mengesankan.

Saat saya kembali menebarkan pandangan, persis di pinggiran fasilitas Svargabumi, terlihat sebuah jalan raya yang tadi dilewati oleh rombongan VW yang berada di depan mobil sewaan saya. Jadi setiap pejalan yang melalui lintasan setelah jalan masuk Svargabumi pasti bisa ikut menikmati keindahan spot foto di atas sawah yang sudah ditata sedemikian apiknya ini.

Saya menyempatkan diri berfoto di Gate of Svargabumi ini, tapi tampaknya tidak ada shoot yang berhasil. Langit tampak menggelap dan cahaya dari arah belakang (back light) menutupi warna wajah.

Ya sudah. Tak mungkin juga kan menunggu langit cerah yang entah kapan akan datang. Saya pun memutuskan untuk melangkah, menyusur jembatan kayu dengan langkah pelan, sembari menatap hamparan sawah yang tampak dalam kondisi mengering. Padinya juga tampak kurus, hidup segan mati tak mau.

Duh saya datang di waktu yang tidak tepat sepertinya. Meski ada beberapa petugas yang tampak merapikan tanaman padinya, kondisi tanah kering tersebut tetap tidak bisa ditutupi dengan sempurna.

Tentang Yogyakarta : Berburu Foto Ciamik di Gamplong Studio Alam Yogyakarta

Keseruan Berwisata Swafoto di Svargabumi Magelang Yogyakarta
Gate of Svargabumi dengan sentuhan estetika Jawa. Spot foto penyambutan yang indah untuk berfoto bareng. Foto saat kedatangan.
Keseruan Berwisata Swafoto di Svargabumi Magelang Yogyakarta
Gate of Svargabumi. Foto saat pulang. Semburat turunnya matahari mulai sekilas terlihat meski birunya langit sempat muncul kembali.

Tentang Yogyakarta : Keraton Ratu Boko. Saat Keindahan Sejarah Terukir di Yogyakarta

Saya menatap ke banyak arah dan berusaha memetakan berbagai spot foto yang tersebar disana-sini. Sebuah kesadaran tetiba datang. Betapa tempat ini begitu luasnya. Dengan spot swafoto berjumlah puluhan dan jalur jembatan yang menghubungkan setiap titik, menghabiskan waktu berfoto di Svargabumi tentunya menjadi kegiatan yang menarik dan menyenangkan.

Dalam sebuah pengamatan singkat, saya melihat setiap spot hadir dengan konsep dan tata letak yang berbeda satu sama lain. Setiap fasilitas hadir dengan warna utama dan dominan putih, baru kemudian diikuti dengan shocking color lainnya agar mudah direkam oleh lensa kamera.

Ada serangkaian atap atau payung dengan besi sebagai penyanggah di sepanjang jembatan kayu. Lalu ada sederetan penjor yang dipasang di pinggir jembatan yang tampak berjuang menahan angin. Gerakannya tampak begitu heboh karena memang sapuan angin saat itu sungguh kencang. Bahkan saya pun harus memegang payung erat-erat agar tidak melayang dan jatuh.

Tentang Yogyakarta : Saat Estetika dan Kenyamanan Menyatu di Yats Colony Yogyakarta

Keseruan Berwisata Swafoto di Svargabumi Magelang Yogyakarta
Foto terfavorit saya selama berkunjung ke Svargabumi Yogyakarta. Satu momen saat langit terlihat biru. Sesudahnya tetiba menggelap sehingga saya terpaksa menghentikan kegiatan memotret

Datang di hari kerja setelah makan siang, hamparan tempat swafoto terlihat sepi. Saya mendadak merasakan sebuah privilege yang sangat menyenangkan hati. Saya mendatangi setiap spot satu demi satu dan berfoto dalam waktu yang cukup lama, sepuas mungkin, karena tidak ada antrian sama sekali.

Kapan lagi bisa begini.

Setiap spot hadir dengan pijakan kayu yang disusun/dibentuk bulat. Bagian depannya dihubungkan dengan sebuah jembatan kecil diantara jembatan lain yang berukuran (lebih) besar. Jembatan yang menjadi perantara agar kita bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Kondisi ini memungkinkan kita untuk memotret dengan jarak yang pas dan bisa mengambil keseluruhan karakter spot foto dengan jelas, utuh, dan komplit. Full beautiful coverage dengan resolusi foto semaksimal mungkin.

Satu lagi yang unik adalah bahwa di setiap spot foto punya konsep, karakter, dan cerita masing-masing. Semua dilengkapi dengan properti yang menunjang, baik dari segi warna maupun bentuknya.

Ada yang berbentuk sarang burung lengkap dengan sofa berwarna. Ada juga yang seperti tangkupan tangan. Lalu ada juga yang ditata menyerupai sebuah living area lengkap dengan printilan dekorasi yang terbuat dari anyaman enceng gondok dan atap kain warna senada.

Saya juga melihat beberapa tempat duduk ayunan lalu sebuah lahan berkarpet yang dilengkapi oleh beberapa bean bags berwarna-warni. Saya juga sempat berfoto di sebuah frame ukir besar yang mencantumkan nama Svargabumi di bagian bawahnya. Hanya sayang foto ini gagal karena back light yang tak terhindarkan.

Keseruan Berwisata Swafoto di Svargabumi Magelang Yogyakarta
Keseruan Berwisata Swafoto di Svargabumi Magelang Yogyakarta
Keseruan Berwisata Swafoto di Svargabumi Magelang Yogyakarta
Keseruan Berwisata Swafoto di Svargabumi Magelang Yogyakarta

Sayangnya saya harus menghentikan kegiatan memotret ini saat hujan rintik-rintik mulai bermunculan lalu berubah menjadi cukup deras. Saya mempercepat langkah menuju satu area yang posisinya lebih rendah dari sawah luas dengan berbagai titik foto yang baru saja saya datangi.

Dari signboard yang dipasang di sisi depan, tertera nama Spot Sengon, Rest Area, Kantin, Musala, dan Toilet.

Saya pun mengikuti arahan dan menuruni beberapa anak tangga untuk kemudian menemukan sebuah tempat yang menarik perhatian. Dan karena butuh tempat berteduh, saya kemudian melangkah cepat ke sebuah tenda besar yang dikelilingi oleh banyak tanaman besar. Di dalam tenda ini bertebaran beberapa sofa, meja dekorasi, dudukan dan meja kayu, dengan pijakan yang sangat kokoh. Berbagai dekorasi handmade pun tampak melengkapi keindahannya.

Saya belum rampung mengatur nafas yang terengah-engah saat seorang petugas menawarkan beragam minuman dan aneka penganan. Waahh pas banget ini sih. Di tengah hujan yang masih enggan berhenti, akhirnya saya memesan secangkir kopi hitam dan sepiring pisang goreng keju. Si bungsu menikmati segelas besar minuman dingin yang ternyata oke juga untuk diseruput meski cuaca cenderung adem terasa di kulit.

Tentang Yogyakarta : Menyusur Cerita Lawas Pasar Beringharjo Yogyakarta

Hembusan angin dari hujan mulai mengoda mata untuk sejenak terlelap. Sofa yang saya duduki pun tampaknya terlalu nyaman untuk ditinggalkan. Dalam situasi yang masih sepi, seorang petugas perempuan kemudian mendekati saya dan langsung mengenalkan diri sebagai penanggung jawab operasional Svargabumi.

Kami pun ngobrol ngalor-ngidul tentang banyak hal bagaikan dua orang teman yang sudah lama tidak bersapa. Mendapatkan kesempatan yang baik ini, saya pun tidak sungkan mengajukan banyak sekali pertanyaan tentang bagaimana menjalankan manajemen yang baik serta berkualitas untuk sebuah tempat wisata. Termasuk untuk urusan SDM yang tentunya menjadi perkara penting yang wajib mendapatkan perhatian.

Memelihara lahan sawah berikut serangkaian properti di atasnya pun tentu bukan perkara mudah. Khususnya tentang padi yang menjadi penyokong utama indahnya setiap spot foto yang ada.

Kesempatan yang baik ini kemudian saya manfaatkan untuk memberikan beberapa masukan sekaligus mendengarkan beragam cerita tentang para pengunjung yang sering berlimpah ruah saat masa liburan tiba. Termasuk diantaranya tentang kegiatan promosi serta branding yang ternyata memang tidaklah segampang membalikkan telapak tangan.

Yogyakarta memang menjadi salah satu tujuan wisata favorit banyak pejalan. Meski tidaklah sepopuler Bali yang namanya sudah masyhur hingga ke berbagai pelosok negara, Yogyakarta punya tempat tersendiri di hati para penyuka destinasi alam atau apa pun yang kembali ke alam.

Dari beliau inilah kemudian saya tahu bahwa perkembangan destinasi wisata di Yogyakarta mengalami prosentasi kenaikan yang (cukup) signifikan dan tentu saja membangkitkan suasana persaingan yang sangat menantang. Menilik lamanya beliau tinggal di daerah yang menjadi salah satu daerah impian pensiun ini, saya cukup percaya dengan evaluasi yang beliau sampaikan.

“Tapi saya yakin, setiap tempat tentunya punya makna tersendiri di hati setiap pelancong. Selalu ada tamu baru yang tentunya berkenan mampir ke tempat kami,” ujarnya penuh dengan semangat keyakinan.

Saya mengangguk dan menyalami beliau lalu berpamitan. Saya pun yakin tidak ada satu pun keberhasilan yang tercapai tanpa perjuangan dari bawah. Kuncinya adalah konsistensi dan kemauan serta usaha agar apa yang kita upayakan menggapai titik keberhasilan yang kita impikan.

Satu pemikiran awam yang saya yakin banyak dipahami orang.

Sukses selalu Svargabumi. Semoga terus terpelihara dan berkembang dengan baik serta tetap eksis hingga puluhan tahun kedepan.

Tentang Yogyakarta : Palka Art Craft. Rumah Mini Produk Kreatif di Prawirotaman Yogyakarta

Keseruan Berwisata Swafoto di Svargabumi Magelang Yogyakarta
Keseruan Berwisata Swafoto di Svargabumi Magelang Yogyakarta

18 Comments Leave a Reply

    • Ide kreatif yang menghasilkan ya. Jadi membuka lahan pekerjaan bagi masyarakat setempat juga

  1. Asyik banget ya datang ke tempat wisata swafoto saat tidak rame. Kita bisa bebas berekspresi untuk berfoto tanpa harus buru-buru karena antrian dari pengunjung lain yang kadang nggak sabaran dan bikin nggak nyaman.

    • Bener banget Mbak Yuni. Kitanya juga jadi gak be-te akibat nunggu terlalu lama. Itulah enaknya berkunjung ke tempat wisata di hari-hari kerja dan di masa non-liburan.

  2. Iya juga Bu Annie, pepotoan di Svargabumi ini bisa banget deh banyak jepretnya. Bahkan bisa sekalian juga bikin konten video kreatif. Cuma memang harus pas weekdays, kalo weekend ya bocor dah hehe, mengingat banyak orang datang karena pas pula tiketnya terjangkau ya

  3. Bagus banget ide wisata swafoto kayak gini. Pengen tahu juga kalau sawah pas menjelang panen atau habis panen, backgroundnya kan berbeda lagi yah. Setiap musim tetap keren hasilnya…
    Tips berwisata pas hari kerja emang nyaman. Engga kebayang kalau weekend, pasti antri tuh buat foto-foto.

    • Kalau dari obrolan saya dengan petugas sih, jika gak salah ingat, Svargabumi ini sudah berusia sekitar 3-4 tahun Mas Adi. Cukup lama sih menurut saya.

  4. Bener-bener bisa slow living ya Bu kalau tinggal di Svargabumi ini. Ya ampuun saya jadi pengen ke sana beneran. Di Surabaya jarang banget nih sawah terhampar seperi di Magelang. Untuk harga tiket masuknya juga masih terjangkau ya Bu

    • Bener Sar. Dekat-dekat Svargabumi ini banyak banget rumah-rumah lama yang dikelilingi oleh sawah. Berharap pemandangan seperti itu tuh gak hilang sampai kapan pun.

  5. Aaaah klo suci jelasss pingin naek VW kebuka itu bu, hahaha tapi klo bisa hebohnya jangan sampe ganggu pengunjung lain ya kan.
    BTW, di Langkat juga ada camping ground namanya Svarga.
    Dari awal suci penasaran arti namanya, trus barusan googling deh ternyata tempat indah kediaman dewa2. Identik dengan umat hindu (bali) yaa…
    Tapi rada aneh kalo untuk lokasi yang mayoritasnya justru org Karo. Sebab dilokasi ngga ada hal2 atau benda2 yang berhub dengan Hindu / Bali. Belum kesampean sih camping disana.
    Nah kalo Svargabumi ini di Sumut juga ada tepatnya di kota Binjai. Namanya Sawah Lukis dan Kakuta.
    Klo destinasi di sawah2 giini emag cakepnya pas padinya menghijau dan udah tinggi ya, Bu…
    Enak bangeet dah itu ayunan sambil baca buku (sudah ditebak kalo suci berujung ketiduran) hahaha

    • Naahh kalau seusia Suci masih cocok tuh. Bahkan kalau disuruh pakai baju seragaman masih pada mau. Kalau aku keknya malu sendiri. Maklum udah menjelang lansia hahahaha.

      Svarga juga dari bahasa Sansekerta. Gak mengikuti kepercayaan tertentu. Cuma sering aja mereka gunakan. Terutama mereka yang Hindu. Penamaan yang banyak dipakai oleh beberapa resort di Bali.

  6. hihihi anak – anak saya juga gitu

    mereka sebel lihat saya heboh bareng teman-teman, akhirnya saya bisa melakukannya bareng teman-teman pengajian

    Tapi bersyukur adek mau diajak ke sini, anak-anakku mah gak mau. Palingan mereka ngajak ke tempat yang ada kulinerannya, seperti Sapu Lidi Bandung

    • Kalo anakku tak paksa Mbak hahahahaha. Siapa lagi coba yang motretin emaknya. Si sulung sama suamiku ogah2an kalo disuruh motret. Requestnya apa hasilnya apa. Sering banget jauh dari harapan hahahaha.

  7. Aku langsung tergoda Mba sama berbagai spot foto yang ada di Svargabumi Yogyakarta ini. Cantiiikkk. Kudu bawa beberapa kostum biar bisa take foto sampai puas nggak sih? šŸ¤©

    Aku sesungguhnya penasaran sama spot foto yang ada buku dan laptopnya. Apakah si laptopnya beneran atau ternyata hanya bagian layarnya saja yang diberdirikan? Cenderung kepo ya aku, Mba. šŸ™šŸ»

    Pas banget yaa si bungsunya Mba Annie memilihkan payung merah. Suka banget foto yang payungnya ditaruh di bawah dan Mba pose sambil duduk. Fotonya jadi kelihatan seimbag. Beneran nih 30 ribu saja sudah bisa puas keliling untuk foto-foto? Kalau bawa kamera DSLR, ada tambahan yang harus dibayar nggak ya? Soalnya beberapa lokasi wisata suka gimanaaaa gitu sama kamera beneran.

    • Naahhh apik juga itu ide bawa beberapa baju yak. Apalagi ini kan wisata photography. Aku gak kepikiran hahahaha.

      Laptopnya itu cuma mainan sementara buku yang aku pegang itu buku ku sendiri. Buku solo pertamaku yang berjudul “Tetangga kok Gitu?” Sengaja memang tak bawa buat foto-foto.

  8. Kalau Svargabumi digunakan sebagai destinasi wisata, berarti Bapak Petani-nya kalau menanam padi dan memanennya di waktu Svargabumi belum buka atau pas tutup aja ya, ka Anniee?
    Kebayang pas foto ka Annie mengarahkan gaya ke Pak Tani “Pak, tolong miring 45 derajat, Pak..”

    Dan mashaAllaa~
    Auto keingetan sama foto kalender jaman orba yaak.. hehehe..

    Sebenernya, aga serba salah juga nih..
    Kalau ke Svargabumi pas sedang terik-teriknya, gak kebayang gobyosnyaa.. Tapi kalau pas ujan jugaa.. jadi ga bisa santuy duduk-duduk ala keluarga Bunda Maia kalok liburan ama keluarga.
    ((hahaha.. kudu banget Bunmay jadi patokan >> soalnya persis kaya ka Annie… ditemenin ama nak bujang))

    • Lahannya sepertinya sudah dibeli itu Len. Tapi ada beberapa orang bapak-bapak yang bantu ngurusin sawahnya biar padi tetap tumbuh. Cuma sayang pas aku datang, padinya masih pendek-pendek jadi kurang cantik dan rimbun buat difoto.

      Kalau lebih milih musim panas sih kalau mau jalan. Biar cakep hasil fotonya. Meski harus gobyos dan minum banyak, motret tuh puas banget.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

About Me

Annie NugrahaĀ adalah ibu dua orang anak yang saat ini tinggal di Cikarang, Kabupaten Bekasi. Hobinya membaca, nonton berbagai genre film dan drama serta mengulik beragam dunia kreativitas. Selain mendalami dunia tulis menulis, Annie Nugraha juga adalah seorang pengajar,Ā crafter,Ā wire jewelry designerĀ dan pembelajar aktif di duniaĀ photography.


Annie Nugraha dapat dihubungi via email annie.nugraha@gmail.com, atauĀ  WA +62-811-108-582. Profilnya juga bisa dilihat di IG : @annie_nugraha, @annie_nugraha_handmade_jewelry
(untuk menampilkan karya-karya perhiasanĀ handmade milik Annie) danĀ @pondok_antologiĀ (untuk jejak langkah di duniaĀ publishingĀ dan literasi)

Blog ini adalah sebuahĀ legacy. Warisan bagi siapa pun yang sempat mengenalnya. Sebuah kenangan tak bernilai jika di satu masa hanya tulisan-tulisan inilah yang menjadi bukti bahwa dia pernah hadir danĀ adaĀ diĀ dunia.

Don't Miss

Berburu Foto Ciamik di Gamplong Studio Alam Yogyakarta

Berburu Foto Ciamik di Gamplong Studio Alam Yogyakarta

Salah satu sumber kesenangan di dunia traveling – menurut saya pribadi –
Saat Estetika dan Kenyamanan Menyatu di Yats Colony Yogyakarta

Saat Estetika dan Kenyamanan Menyatu di Yats Colony Yogyakarta

Setelah lama tidak ngebolang bersama si bungsu, di awal Agustus 2024, saya