Sudah puluhan tahun saya tidak menginjakkan kaki di Sulawesi Utara. Sebelum kunjungan di 2023 ini, saya pernah pelesir ke Manado bersama beberapa orang teman dekat (baca: teman kantor). Saat itu kami menikmati short weekend (tiga hari dua malam) dengan prioritas melakukan snorkling di Bunaken. Tapi kunjungan sekali ini dalam rangka ngintil suami, saya rubah konsepnya. Selain menikmati dua malam rehat berkualitas di Luwansa Hotel & Convention Centre Manado, saya melakukan perjalanan ke beberapa kabupaten tanpa menyentuh aktivitas apa pun yang berhubungan dengan tirta.
Panas kejengkang menyambut saya dan suami saat tiba di bandara internasional Sam Ratulangi Manado. Matahari begitu bersinar mencorong. Bergembira ria dengan kekuatan hakikinya. Silau dan tanpa segan menyentuh kulit siapa pun yang berada di bawahnya. Saya merasakan peluh yang mengucur di badan. Bikin dehidrasi dan cepat capek (halah lebay). Perjalanan udara sekitar 3.5 jam cukup menguras tenaga karena terlebih dahulu, untuk menggapai bandara Soetta saya dan suami harus berangkat dari rumah sekitar empat jam sebelumnya. Hal ini biasa kami lakukan agar rentang waktu yang tersedia tidak terlalu mepet dan tidak bikin deg-degan karena takut akan macet yang biasanya terjadi dari dan ke bandara. Lebih baik nunggu, nyantai leha-leha di bandara kan daripada jantungan mengejar waktu.
Suami kebetulan ada penugasan ke luar kota selama sekitar lima hari empat malam. Lumayan lama juga. Kesempatan. Daripada bergelut terus dengan pasukan tiga anak bulu, mendingan ikut ngelencer. Emak-emak pengacara ini pun tandem, nebeng, turut meramaikan suasana. Maklum. Pengacara. Pengangguran banyak acara yang selalu menantikan colongan waktu untuk rekreasi ke banyak tempat dengan sponsor dari suami.
Keceriaan itu kemudian makin menjadi-jadi saat saya tahu akan ke Manado. Salah satu kota di Indonesia Timur yang ingin saja injak kembali setelah belasan tahun lamanya. Saya juga semakin bersemangat saat tahu bahwa dari Manado saya bisa melakukan perjalanan darat menuju Likupang. Salah satu destinasi wisata prioritas yang ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada 2023. Bahkan diharapkan bisa menjadi Bali baru dalam darah perkembangan pariwisata di tanah air. Setidaknya keindahan pantai yang ada di Likupang, Minahasa Utara, sudah dipertimbangkan sebagai obyek wisata yang memiliki prospek tinggi dalam perkembangan wisata dari tanah air yang akan mendunia. Para pelancong pun tidak hanya fokus pada Bali semata.
Satu lagi yang bikin seru adalah bahwa suami memutuskan untuk menyewa mobil dalam posisi lepas kunci. Jadi kami berdua bergerak murni dengan mengandalkan Google Maps sebagai petunjuk arah dan pendamping perjalanan. Cus lah. Menyadari istrinya jago membaca peta (baca: Dora) kami pun meluncur dari bandara internasional Sam Ratulangi menuju Luwansa Hotel & Convention Center yang berada di Tikala, kota Manado.
Tentang Manado : Surga Oleh-oleh Manado di Kawanua
Disambut dengan Kemegahan dan Properti yang Bersih
Perjalanan darat dari bandara menuju Luwansa Hotel & Convention Center Manado yang memakan waktu sekitar satu jam, membawa saya dan suami menikmati makan siang terlebih dahulu di salah satu resto seafood yang kami lewati. Resto muslim yang cukup besar dan menyajikan bakwan jagung yang super duper enak dan renyah. Memang sih ya dan entah kenapa bakwan jagung ala Manado tuh selalu jempolan rasanya. Apalagi di resto ini bakwannya digoreng tipis melebar. Jadi kegaringannya begitu terasa di lidah. Kriuknya sungguh mengasikkan.
Selesai makan siang, perjalanan kami tersambung dengan jalan dengan rute yang lumayan menanjak. Lebar jalan pun cukup hanya untuk dua jalur yang saling berdampingan. Tidak ada kemacetan tapi jalanan cukup padat. Hingga di satu titik saya melihat signage Luwansa Hotel & Convention Center dari kejauhan yang di sebelahnya persis ada outlet Indomaret yang cukup luas. Fasadnya yang jangkung dengan lobby yang tinggi, membuat hotel ini sangat menarik perhatian selintas saat kita lewat. Jadi di ground floor memang diperuntukkan bagi parkir kendaraan, sementara tempat drop in dan pick up para tamu dilakukan di lantai atas. Strategi yang jempolan agar hotel memiliki area parkir yang lebih luas dari biasanya.
Suami menurunkan saya terlebih dahulu di area tersebut untuk check in. Ceiling yang tinggi serta marmer mewah yang bertebaran memberikan nuansa megah yang mengesankan. Di salah satu sudut yang cukup mencolok, Luwansa Hotel & Convention Center Manado meletakkan sebarisan dan setumpuk penuh bunga-bunga artificial berwarna-warni dan langsung menonjok perhatian. Di hadapannya tersedia banyak tempat duduk untuk tamu menunggu lalu Baku Dapa Lounge yang didominasi oleh furniture dan nuansa abu-abu serta coklat pada peralatan, cat dinding, gold listing, dan banyak ornamen lainnya. Semua diatur tanpa pembatas yang langsung memberikan kesan luas serta lapang.
Saya membayangkan betapa asiknya bercengkrama di lounge ini sembari menikmati kopi. Pihak hotel bahkan menyediakan beberapa tempat duduk di teras luar lounge dengan posisi terbuka untuk para tamu beranjangsana sembari merokok. Pemandangannya pun asik. Bisa melihat kolam renang dan stuktur bangunan di sekelilingnya serta beberapa taman di bawah yang terjaga kebersihannya.
Saya kembali ke dalam dan mengamati lobby sembari menunggu antrian memproses check in. Begitu pintu utama terbuka, tempat kerja para penerima tamu ada di sisi kanan. Kemudian jika kita berbelok ke kanan lagi, kita akan terhubung dengan berbagai function rooms yang memang disewakan kepada publik. Ada dua escalator di menempel ke salah satu dinding yang menghubungkan lantai ini dengan area parkir.
Kuy sekarang saya ajak lihat kamar yang saya pesan.
Tentang Manado : Bentenan. Mahakarya dari Minahasa Utara
Kamar yang Adem dan Nyaman
Satu kata yang langsung merangsek ke dalam pikiran saya saat pertama masuk kamar adalah adem. Kenapa? Karena warna kamar dengan sentuhan alam dan lampu-lampu yang dibuat dengan cahaya senada, membuat kesan adem langsung mencuat. Kamar superior seluas 25m2 ini tampak cukup lapang untuk skala atau tipe kamar terbawah.
Kehadiran kamar mandi yang bergaya bohemian dengan dinding kaca penghubung dengan tempat tidur, memberikan kesan lega. Kaca dengan garis/lis hitam, lampu gantung bercahaya coklat dan rain shower yang cukup besar, melahirkan kesan lega. Wastafelnya juga besar dan bersih. Luwansa Hotel & Convention Center sepertinya ingin agar penginap kamar superior turut merasakan kemewahan khas hotel bintang 4.
Fasilitas lain yang bisa dinikmati di kamar tipe ini adalah televisi 43′ dengan puluhan channel dalam dan luar negeri, working desk yang cukup luas, area khusus untuk menaruh barang-barang serta koper dan complimentaries yang biasa kita dapatkan saat menginap di hotel. Kamarnya bersih dan rapi saat saya masuk. Tak ada satu pun sudut berdebu. Begitu pun saat saya kembali ke hotel di hari berikutnya. Fasilitas atau sambungan internetnya pun lancar jaya. Saya tak mengalami hambatan saat melanjutkan nonton KDrama dengan tablet yang saya bawa. Atau saat suami harus melanjutkan pekerjaan kantor di dalam kamar.
Selain warna ruangan yang membumi, satu hal yang membuat nyaman adalah kasur empuk dan bedding nya yang terasa hangat. One of the best yang pernah saya rasakan saat staycation di hotel bintang 4. Tau gak sih, saat pendingin ruangan bekerja dengan sempurna dan kita kruntelan di balik selimut tapi tetap bikin kasurnya hangat tuh bisa membuktikan bahwa sprei dan bed cover nya super duper nyaman. Untuk saya yang terbiasa dengan suhu ruangan antara 18-23’C, tidur di kamar ini seperti mendapatkan kenyamanan hakiki meski tidak sedang berada di rumah. Teman-teman yang biasa ngelencer dan menginap di hotel, pasti pernah sesekali merasakan ini kan ya?
Hanya ada satu yang kurang dari tempat tidurnya. Tidak ada bed runner. Padahal sprei dan bed cover putih bersih itu akan semakin ciamik jika dihadirkan bed runner bermotif kain Bentenan. Kain otentik milik Sulawesi Utara. Gak perlu tenun asli. Printing kain tebal pun sudah cukup menurut saya. Setidaknya ada sentuhan etnik yang membuat tamu semakin memahami budaya wastra milik provinsi Sulawesi Utara.
Bed head nya unik. Dindingnya dihiasi oleh motif tenun dengan sudut-sudut yang tak beraturan. Tak ada yang sama meski ada beberapa patahan bentuk yang menyebar tak rata. Saat saya menyusur beberapa tipe kamar lewat official website Luwansa Hotel & Convention Centre, saya juga melihat motif ini terpasang cantik di setiap dinding di atas bed head. Pun termasuk di working cubical receptionist di lobby tadi.
Review Hotel : Dua Malam Bertandang di Mercure Hotel Bengkulu
Sarapan di Rempah Resto yang Luas dan Estetik
Kalau gak ingat sudah ada janji dengan Axel yang akan menjemput saya pagi-pagi, enggan rasanya bangun dan meninggalkan kasur yang nyaman itu. Apalagi antara rumah dan Manado ada selisih waktu dua jam karena kota nyiur melambai ini masuk dalam kawasan Indonesia Timur. Jadi saat janjian jam 8 pagi di hari itu, berarti saya berada di pkl. 06:00 wib dan kudu bangun, mandi, serta sarapan setidaknya sebelum pkl. 06:00 wib. Lumayan juga perubahan jam aktivitas tubuhnya.
Sebenarnya terbangun saat subuh (sekitar pkl. 04:30 wib) sudah biasa buat saya. Hanya waktu sarapannya aja yang cukup mengagetkan untuk perut karena tidak terbiasa langsung makan besar setelah subuh. Lambung langsung kaget dong. Akibatnya saya harus berulang kali nabung dan banyak minum air hangat untuk menenangkan pencernaan. Tapi wangi menggoda yang mengempur saat berapa langkah masuk ke Rempah Resto di lantai dasar, mendadak membuyarkan konsentrasi.
Persis di counter depan pelayanan, mata langsung dihajar oleh deretan produk bakery dan menu american breakfast yang berlimpah ruah. Beuh wangi rotinya semerbak menembus indera penciuman. Mata yang tadi masih kriyep-kriyep pun langsung terbuka lebar.
Seperti biasa, setelah menandai meja yang akan ditempati dengan kunci kamar, saya berjalan menyusur setiap sudut resto. Berusaha menyortir diri sendiri untuk memilih masakan atau asupan apa yang sekiranya nyaman untuk lambung agar tidak mendadak menjerit minta tolong karena disuruh bekerja di waktu yang tidak biasanya.
Setelah melewati berbagai pertimbangan akhirnya saya memutuskan untuk mengambil Tinutuan (bubur Manado) yang terlihat mengepul dari wadahnya. Jaminan kehangatannya kemudian dilengkapi dengan telur rebus well done. Ini benar-benar klop banget. Kekentelannya buburnya pas dengan pilihan topping yang menyesuaikan konsep Tinutuan. Lebih banyak sayurnya. Sayangnya wadah untuk bubur ini terlalu kecil menurut saya. Mangkok dengan kuping dua itu cocoknya untuk sup. Kurang puas jika digunakan untuk bubur. Apalagi bubur dengan isian banyak serta padat. Saya sampai tiga kali bolak-balik ngambil saking enaknya dan kecil wadahnya. Kesempatan banget makan Tinutuan yang gak pernah saya temukan di lingkungan rumah. Mumpung lagi di Manado kan?
Melengkapi rasa dan biar sarapannya sehat, suami mengambilkan saya setumpuk buah-buahan dan salad yang segar dan membuat sarapan (sangat) pagi tersebut tidak menganggu jadwal biologis.
Review Hotel : Semalam Menginap di Hotel Santika Bengkulu
Menutup sarapan dengan beberapa kue dan secangkir kopi, saya menebarkan pandangan ke berbagai sudut Rempah Resto yang tampak luas dan sangat lega. Tadi saat pertama masuk dan terjerambab pada kesan dan wangi khas deretan roti dan kue, saya melihat dominasi warna abu berpadu coklat muda dan sentuhan emas di beberapa lis dinding. Ada sederetan keramik dengan garis motif dan warna yang begitu senada dengan kelir tempat duduk dan meja. Lampu-lampu gantung dengan bohlam putih dan tangkai berwarna emas serta hitam, menambah lengkap sentuhan artistik Rempah Resto.
Ada ruang/area VIP di salah satu sudut lalu sederetan meja dan kursi yang diletakkan di teras luar resto. Teras ini menghadap langsung ke arah pegunungan. rumah-rumah penduduk dan beberapa hutan kecil yang ada di belakang hotel. Pagi kedua saat saya sarapan di Rempah Resto, saya menyempatkan diri melangkah keluar sebentar. Lumayan asik nongkrong-nongkrong di sana jika sedang tidak terburu-buru atau kita memang benar-benar berada di Manado dalam rangka liburan semata. Menikmati roti bakar, omelette, dan bercangkir-cangkir minuman hangat, bisa melengkapi pagi yang indah. Apalagi jika langit tampak cerah dengan awan putih yang menyelimuti puncak gunung yang terhidang di depan mata.
Spot presentasi masakannya pun ditata melebar dan diatur di beberapa titik. Ruangnya lega jadi tidak terjadi penumpukan tamu di tempat tersebut. Area khusus minuman pun disebar. Seperti biasa ada minuman hangat (teh dan kopi) serta aneka juice, susu yang menemani cereal atau bisa diminum langsung.
Tapi yang paling mengesankan buat saya itu adalah dessert kue, puding, dan rotinya. Pilihannya berlimpah. Jadi bagi yang menyukai American Breakfast, sarapan di Rempah Resto bakal puas dan kenyang maksimal. Sayangnya perhatian saya, selama dua pagi sarapan di Luwansa Hotel & Convention Center Manado ini terkuras pada Tinutuan. Bubur dengan isi banyak sayuran yang dicampur tersebut. Jadi kesempatan untuk mencoba aneka bakery dan beberapa cake khas Manado tidak bisa saya lakukan. Lambung terasa sudah terlalu penuh meski dipaksakan sekalipun. Karena biasanya kalau sudah mengkonsumsi asupan tepung terigu dan teman-temannya itu, saya tak bakal mampu mengunyah yang lain. Kenyangnya sungguh maksimal.
Hotel Review : Rehat Berkelas di Kyriad Muraya Hotel Banda Aceh
Blu Bar Roof Top
Sarapan pagi pertama di hari ke dua kami berada di Luwansa Hotel & Convention Centre Manado, saya mengajak suami untuk memotret di beberapa sisi dan lantai. Dari kanal informasi on-line yang saya dapatkan di hari pertama ketibaan saya dan suami, hotel ini memiliki roof top yang stunning dengan nama Blu Bar.
Sentuhan interior designnya senada dengan Rempah Resto. Hanya tentu saja suasana dengan outdoor space nya berbeda. Jika tadi Rempah Resto hanya memiliki sejumput teras, di Blu Bar fasilitas itu terasa begitu dominan. Langit cerah dengan warna biru yang cantik terhampar beberapa langkah setelah saya keluar dari lift. Udara segar pagi hari menyeruak ke indera penciuman meski panas mulai menyerang kulit dengan garangnya.
Tapi tak apa, saya justru merasakan kegembiraan karena bisa mendapatkan langit cerah agar bisa memotret setiap sudut roof top dengan langit terang. Hasil foto pun jadi clear and clean. Tinggal kita pandai-pandai mencari sudut foto yang estetik hingga hasil jepretannya bisa maksimal. Apalagi jika jelas-jelas venue nya sendiri istagenic dengan vibes yang unik dan jarang bisa kita nikmati. Satu kesempatan yang jarang terulang atau susah untuk diulang.
Selain meja persegi empat dengan tempat duduk biasa di bagian dalam bar, di teras roof top kita bisa duduk di beberapa kursi tinggi yang menemani meja panjang yang juga sama jangkungnya. Di barisan ini terpasang bohlam bulat menggantung yang saya yakin bakal indah saat mereka benderang, dinyalakan saat matahari beristirahat. Di salah satu space terluas, Blu Bar menghadirkan beberapa sofa bambu besar. Yang terpikirkan oleh saya saat mencoba duduk di sini adalah membawa bantal-bantal empuk dan beberapa buku. Membaca di sore hari saat sore hari atau menjelang sunset pasti berkesan banget gak sih?
Saat saya datang ke Blu Bar, tempat ini tentu saja masih tutup. Tidak ada petugas yang berjaga. Tamu pun tidak ada. Jadi saya betul-betul puas merekam keindahan roof top tanpa gangguan dan bocor sedikit pun. Terlintas pengen kongkow-kongkow bersama suami di malam harinya. Tapi ternyata tubuh terlalu capek untuk melakukan itu. Perjalanan saya hari itu ke Likupang ternyata cukup menguras tenaga.
Hotel Review : Semalam Bertandang di Harris Hotel Batam Center
Dua Malam Rehat Berkualitas yang Tak Terlupakan
Hotel yang memiliki sekitar 134 kamar dengan dua diantaranya adalah tipe suite ini, selain dilengkapi dengan children playground, family size swimming pool, gym and spa, in-room dining, juga menyediakan ballroom and meeting rooms untuk keperluan bisnis. Berada di satu jalan yang cukup sibuk, hotel ini dilengkapi oleh beberapa fasilitas umum dan publik. Di sampingnya ada mini market. Sangat membantu jika kita hendak membeli/menikmati camilan atau mie cup yang asik dinikmati sehabis berenang atau tetiba kelaparan malam-malam.
Sekitar 200 meter dari hotel juga ada Warung Kobong. Warung yang menyediakan banyak opsi kuliner khas Manado. Warungnya luas dan selalu ramai. Saya sempat mengajak suami untuk makan di sini setelah Axel mengajak saya ngopi sebelum berangkat ke Likupang. Ragam kue otentik Sulawesi Utara pun bertebaran. Suami pun langsung suka dan girang menikmati semangkok besar Tinutuan yang hangat di malam hari yang bersiap menyambut hujan. Karena cahaya yang tidak begitu terang, sayangnya saya tidak bisa memotret asupan yang kami pesan. Dan baru tersadar tidak memiliki satu pun foto sebagai rekam jejak telah mampir di Warung Kobong. Padahal biasanya foto-foto ini saya gunakan untuk kenang-kenangan di Google Maps.
Saya sangat menikmati dua malam rehat berkualitas yang tak terlupakan di hotel ini. Meskipun jalanannya lumayan sibuk, suara bising kendaraan teredam dengan baik. Dan seperti yang sudah saya ceritakan, kamarnya yang adem dan nyaman membuat kenangan itu menjadi sangat berkesan. Rasa lelah berkeliling dan berwisata kemudian luruh dengan rasa super leluasa yang disediakan oleh Luwansa Hotel & Convention Center Manado. Para petugas juga ramah dan fungsional meski terlihat tidak banyak beredar atau berada di dekat kita.
Salah satu hotel bintang 4 yang saya rekomendasikan untuk liburan keluarga.
Area recepsionistnya lucu ya, Bu…
Biasanya meja memanjang ini mirip CS di bank, hehehe. Unik
Hotelnya gede, banyak ruang serbaguna. Itu lihat lantainya pingin geletak. Bersih dan mengkilap
Truss itu rooftopnya Masyaallaah…
Bayangin sore-sore kerja sambil mandangin kota dan bukit ngga mau pindah deh udah…
Hotelnya cantik bangeeeet
Hahahaha nah bener banget Ci. Jadi kek counter gitu bentuknya ya.
Hotelnya memang gede banget sih. Lapang dan luas di setiap ruangan. Function roomsnya juga banyak.
Saya tadinya pengen balik malam2 ke roof top. Eeehh ternyata sudah gak ada energi setiap balik ke hotel hahahaha.
Suami saya sudah dua kali dinas ke Manado belakangan ini dan singgah ke Likupang. Mupeng banget karena dari 5 DSP tinggal ke Likupang saja saya yang belum hehehe
Eh baca Mbak Annie sudah ke Manado dan nginapnya di Luwansa yang hotel berbintang 4 tapi menurut saya keren punya. Mulai dari fasilitas, kenyamanan, pilihan sarapan (ini penting bagi saya haha) ,layanan yang memuaskan…
wah, semoga next kesampaian ke Likupang dan bisa nginep ke sini
Saya pun Mbak akhirnya 5DSP terlengkapi setelah tiba di Manado dan Likupang. Benar-benar keinginan yang terkabulkan. Gak menyangka bakal sampai Likupang karena menemani suami dinas ke Manado.
Kapan ada kesempatan ke Manado dan mau ke Likupang kabarin saya ya Mbak. Ada travel yang apik dan tour guide yang banyak pengetahuan untuk menemani. InshaAllah recommended banget.
Kalau daku semisal sarapan bubur di hotel, ambilnya hanya 1/4 nya dari porsi, biar bisa mencoba yang lainnya hehe. Pankapan Bu Annie balik staycation ke sana, bisa deh mencoba kuliner yang lain. Apalagi di situ area roof top nya mendukung banget untuk pepotoan
Saya pun biasanya begitu. Tapi karena bakal jarang menemui dan makan Tinutuan, aku pun semangat 45 untuk nambah terus hahahaha. Apalagi di sini Tinutuannya endes banget. Rasanya pas di lidah.
Tapi harapan saya sih Bu Annie bisa balik lagi staycation di sana, siapa tahu kan udah ada buburnya hehe dan sekalian juga foto rooftop pas waktu malam. Kebayang bakalan cantik dengan lampu dan nuansa lainnya
Pas baca Luwansa…kayak pernah kenal nama ini. Rupanya sempet nginep di Hotel Luwansa juga, tapi di Labuan Bajo.
Memang hotelnya nyaman yah, ada detail-detail yang disesuaikan dengan ciri khas setempat.
Kalau sarapan di hotel gini, selalu menunya macem-macem. Tapi sayangnya perut terbatas deh, engga sanggup nyicipin semua.
Roti manisnya duuh…menggugah selera banget. Dioles butter…yummy yummy…
BTW…pengeeen juga loh ke Likupang, yg katanya termasuk 5 destinasi wisata prioritas. Semoga sih sarana-prasarananya udah siap…
Naaahh bener Mbak Hani. Saya kebetulan sedang merancang waktu dan kesempatan untuk ke Labuan Bajo. Ngulik-ngulik info tentang beberapa hotel di sana dan ketemu Luwansa. Keknya saya bakal nginap di Luwansa saat ke Labuan Bajo. Kelihatan hotelnya apik deh dengan pemandangan laut yang indah pas sunset tiba.
Ya Mbak. Sebelum bisa sampai ke sini aja saya dah pengen banget bisa sampai Likupang. Salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas yang dicanangkan oleh Kemenparekraf. Alhamdulillah rezeki perginya bisa lewat suami yang ditugaskan ke sana.
Cakep banget seriusan deh hotelnya. Estetik banget cocok buat foto-foto. Makanannya juga kelihatan enak-enak. Bisa jadi referensi nih kalo ke Manado
Setuju Mbak. Kapan ada kesempatan ke Manado, hotel ini sangat saya referensikan.
Wooow bagus juga ya hotel Luwansa Hotel & Convention Center Manado ini, apalagi kamarnya tampak sangat nyaman, ditampah berbagai fasilitas dan makanannya yang enak-enak, auto bikin betah ya Mba untuk berlama-lama di hotel ini. hehehe
Iya Mas. Recommended banget untuk siapapun yang akan liburan di Manado.
Luwansa hotel kukira hanya ada di jakarta, ternyata yang di manado juga ada … Keren banget hotel nya ya kak. Super rekomended buat stay disana kalau pas liburan
Wah Manado, saya ngiler pinginn kesana gara-gara nonton kontennya Jiah, YouTuber Korea Selatan yang nekad resign dari kerjanya dan traveling, salah satunya ke Manado kemudian ke Bunaken
Tapi, kalo akhirnya terwujud, mungkin saya pilih tidur di Luwansa Hotel dibanding guest housenya Jiah
Karena saya gak kuat panas! hehehe pastinya nyaman di sini
Apalagi F&B nya (seperti tinutuan) yang khas, tersaji bagi para tamu.
Aaahh iya saya juga jadi inget. Untungnya si Jiah ini tidak diapa-apakan ya. Kebayang kalau sampe terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, bisa hancur pariwisata di Sulawesi Utara.
Fasilitasnya lengkap banget ya. Pilihan paling pas untuk staycation bersama keluarga. Kapan-kapan kalo ada rejeki ke Manado bisa deh pilih hotel ini untun menginap.
Betul Mbak. Highly recommended untuk liburan keluarga. Anak-anak pasti happy nginep di sini.
Kece banget sumpah. Semua sudutnya pas banget buat orang yang suka foto-foto kayak aku. Apalagi di Blu Bar-nya itu. Auto penuh galeriku kalau ke sini. Hehe… What a wonderful experience ya mba nginap di sana.
Betul banget. Great experiences indeed. Sayang saya gak punya tenaga untuk menikmati Blu Bar di malam hari. Padahal sudah pasti tjakep dan istimewa untuk difoto.
Aha, bubur Manado. Waktu kami masih kicik-kicik, ibu suka bikinin bubur manado. Waktu itu kami tinggal di Aceh dan ibu sering dikira orang Manado. Hehe… Tambah pula sukanya bikin bubur Manado.
Memang enak dan sehat bubur Manado itu ya Mbak Retno. Banyak sayuran yang menyertai buburnya. Saya suka jika dikasih telur rebus, ikan asin, dan sambal Roa khas Manado. Selalu ada rasa yang unik dan otentik saat dikonsumsi.
mbak annie foto-fotonya cantik dan cerah pakai kamera spesial or kamera handphone, menangkap semua pesona hotel convention center manado dengan indahnya
MashaAllah. Makasih untuk complimentnya. Saya memotret dengan kamera HP aja Mbak. Satu android (Oppo Reno 8 Pro) and iphone 12 pro max. Memang saya beli khusus untuk kegiatan photography.
Bubur Manadonya disajikan dengan penuh keindahan, ka Annie..
Sajian Luwansa Hotel & Convention Center Manado ini bener-bener menggugah selera.
Karena disajikan dengan estetik, jadi bikin mengagumi terlebih dahulu, disantap kemudiaan.. Yummiii~
Selalu ada kesan istimewa untuk setiap kunjungan. Memorable dan bernilai pastinya.
Duuuh cantiiiik banget memang hotelnya.. 😍😍😍. Tapi memang Luwansa hotel ini terkenal bagus dan nyaman mba. Termasuk yg di jakarta.. yg di menado aku belum ngerasain , cukup lihat dari foto2 mba Annie dan deskripsi narasi, dan langsung yakin pasti nyaman dan betah stay di sana kalo nanti ke menado ❤️❤️.
Aku suka makanan menado, tp sampai skr belum bisa menikmati bubur nya. Mungkin Krn sayurannya yg lembek, atu aku yg belum Nemu bubur menjadi yg pas. Jadi sebelum ngerasain langsung di kota asalnya, aku ga berani bilang ga suka dengan bubur tinutuan. Hrs coba dulu yg asli sana 😄
Gak banyak orang non Manado yang suka dengan Tinutuan (bubur Manado). Menurut mereka ini aneh aja bubur kok dicampur aduk dengan berbagai sayur. Ngeliatnya aja sudah bikin gak enak. Menjatuhkan selera hahahaha. Awalnya aku juga berpikiran begitu. Tapi ngeliat suami kok hobi banget akhirnya ikutan nyoba dan suka sampai sekarang. Hanya memang Tinutuan ini jarang kita temui di Jakarta ya. Jika pun ada di resto Manado, biasanya dihidangkan bareng dengan masakan non-halal. Jadi gak berani.
Aku baru sekali ini nginep di Luwansa. Ada temen ke Bajo yang nginep di Luwansa. Keren katanya. Kapan-kapan nyobain deh. Atau nginap yang di Jakarta dulu.
Kalau lagi staycation di hotel, yang paling saya lihat tuh kamar, restoran, toilet dan lingkungan sekitarnya. Maksudku, siapa tahu kita bisa mengunjungi untuk menambah efek refreshing buat kita.
Sama makanannya sih. Apalagi kalau hotelnya juga menyediakan makanan lokal. Mantap betul bisa sekalian wisata kuliner juga.
Ah iya kalau mangkok itu sih biasanya untuk sup ya
Kalau bubut, biasanya nukat ga ada pegangan (meskipun bubur panas juga)
Kalau saya sih, mending pakai mangkuk lain yg lebih besar, hehe… Atau minta ke penjaganya mangkuk yg lebih besarnya. Secara saya ini belum sarapan kalau belum makan nasi. Jadi kalau sarapan bubur, harus berkali-kali lipat banyaknya dari nasi. Hihi… Kalau pakai mangkyitu Bu Ani tiga kali bolak balik. Kalau saya mungkin kudu sepuluh kali. Haha…
Masya Allaaaahh, ini paket komplit banget ya Luwansa Hotel Manado.
Hotelnya terlihat elegan, mewah, bersih dan rapi.
Dari resepsionisnya yang kece, disain kamarnya yang kita liat aja udah nyaman banget, makanannya, tata ruang di tempat makannya.
Dan pemandangan di luar hotel, masya Allah!
Nggak salah 2 malam terasa tidak bisa terlupakan ini mah
hotel Luwansa Hotel & Convention Center Manado ini rekomended sekali ya, Mbak. Kamarnya sangat nyaman. terus sarapannya juga komplit dan beragam. saya penasaran dengan Tinutuan, Mbak. Apalagi belum pernah makan. Semoga nanti ada kesempatan menginap di sana, Mbak. Aamin.
Kamarnya mewah tapi adem/nyaman ya?
Banyak kan kamar tidur yang mewah tapi gak nyaman dan kayaknya malah bikin susah tidur :D
Huhuhu ngeces lihat tinutuan – nya
Selama ini cuma nyobain bikin dari resep YouTube, gak tau rasa aslinya gimana
Itupun suka banget, karena gurih tapi gak bikin eneg
Jadi ikut merhatiin kasurnya. Hehe…. Beda ya, Mbak Annie sempet merhatiin kasur tanpa bed runner. Kalo aku biasanya langsung buka gorden karena pengen tahu view apa di luar sana, abis itu yang goleran di kasur. Hehe….
Saya tuuuh selalu lupa deh, kalau masuk kamar hotel buat foto kondisi kamarnya. Tau-tau udah bergeletakan koper dan selimut udah terbuka, baru inget mau foto.
Besok-besoknya tetep lupa…
Aku suka pilihan warna interiornya deh…Kalem dan terkesan mewah…
Aku juga kalau suami ada acara ke luar kota maunya ikut terus. Tapi semenjak anakku mulai masuk SD udah jarang ikut karena gak bisa izin sesuka hati kayak waktu TK dulu. Wkwk.
Luxury hotel bgt ini mah, view nya cakep bangeeet. Staycation di sini sih berhari-hari juga bakal betah sih
Salut sama ka Annie yang menceritakan secara mendetil sehingga pas baca serasa bisa ikut menikmati perjalanan ke Manado.
Meski gak terhempas dengan udara panas, rasanya paling enak minum soda yaa.. Hihihi.. kebiasaan aku kalo pergi ke Jekarda nihh.. Panaass pissaan.. Jadi ga kebayang panasnya Manado lebih lebih kah dari Ibukota?
Kebiasaan sarapan kudu mengikuti jadwal sarapan Luwansa Hotel & Convention Center Manado yaa, ka Annie.
Tapi terbayarkan yaah.. dengan sajian menu khas Manado yang beneran asli dari Manado loo.. Hehhe, gimana cita rasanya, ka Annie?
Aku penasaran sama cita rasa khas Manado yang dbawa ke rumah makan di Jakarta, misalnyaa.. pasti ada beda yaa..
Manado bukannya banyak pantai ya kak?
Wah, enak banget ini sekalian staycation di Luwansa Hotel
Asyiknya bisa rehat berkualitas di hotel yang nyaman kayak gini. Hotelnya bagus, nyaman. View rooftop-nya cakep. Mana makanan-makanannya juga beragam ya pilihannya. Pastinya bikin refresh banget deh nginep di sini. Di Manado pula. Btw, selalu suka deh mampir ke blog ini. Foto-fotonya lengkap dan cakeeeep. Kudu belajar nih aku dari Mbak Annie :)
Iya Mbak Nia. Dengan fasilitas dan kamar yang nyaman, capek jalan-jalan langsung terobati. Semoga suatu saat Mbak Nia bisa nginap di sini ya Mbak.