
Minggu terakhir 2021
Waktu seperti sedang berlari. Rasanya baru kemarin saya tiba di Bali. Menginjakkan kaki kembali di Pulau Dewata setelah 2 tahun tak melakukan traveling jauh, antar pulau dengan menggunakan pesawat terbang. Tapi ternyata sudah 4 hari berlalu. Dan hari itu adalah hari terakhir kunjungan saya di Bali untuk 2021.
Pagi itu, setelah memesan makanan lewat Gofood dan memberikan instruksi merapihkan koper dan bawaan pulang ke anak bungsu, saya bersiap untuk bertemu dengan Ridha dan Fuli. Dua sahabat karib yang menetap di Bali dan sudah menjalin rasa bak saudara kandung sejak belasan tahun yang lalu.
Sewaktu menginap di Ubud, dengan kesibukan saya mondar-mandir ngukur jalan dan cuaca yang relatif kurang mendukung, kami tidak bisa berkumpul. Jadi saat berada di Seminyak, saya pun segera mengontak mereka untuk sebuah janji temu. Setidaknya Seminyak tidak jauh dari tempat tinggal mereka di Denpasar. Pun untuk saya yang sedang menginap di KAUM VILLA yang juga berada di Seminyak.
Setelah browsing sana-sini, menelusur akun IG dari beberapa cafe yang lagi happening, kami memutuskan untuk bertemu di Este Leisure.
BACA JUGA : Semalam Berkesan di KAUM VILLA Seminyak Bali

Tebaran Warna Pastel dan Temu Singkat Berkualitas
Fuli yang memang sering nongkrong dan kumpul-kumpul dengan emak-emak gaul di Bali, sudah berhari-hari mereferensikan Este Leisure. Bahkan sejak kali pertama saya mengabarkan akan berada di Bali. Menurut Ibu 4 anak ini, Este Leisure adalah tempat yang lagi digemari oleh publik karena keindahan dan keunikannya untuk menjejak foto di media sosial.
Saya pun langsung menelusuri akun Instagram mereka, @este.leisure, dan tak henti berdecak kagum. Didominasi oleh warna pastel di hampir setiap sudut, Este Leisure mampu menghadirkan foto-foto ciamik yang menggoda publik untuk berkunjung. Dekorasinya, menurut saya, membawa kita membayangkan sedang berada di negara-negara Amerika Utara dan Timur Tengah yang kaya akan dekorasi handmade. Pernak-pernik yang ditempatkan pun mampu melengkapi tone warna pastel yang dapat kita nikmati tanpa rasa bosan.
Kalo saya perhatikan sih, untuk mendapatkan foto terbaik, sebagian besar pengunjung, bersengaja memakai outfit berwarna pastel, agar matching dengan tampilan restonya. Atau setidaknya berdandan cantik dengan beberapa warna yang beberapa level lebih cerah agar pusat perhatian dari hasil foto tetap berfokus pada mereka. Benar-benar diniatkan untuk menghasilkan foto terbaik.
BACA JUGA : Lezatnya Nasi Campur Bali ala Warung Wardani

Lokasi Este Leisure ternyata tidak begitu jauh dari KAUM Villa tempat saya menginap. Pilihan yang tepat mengingat sisa waktu yang sangat terbatas. Saya hanya butuh membayar 30K (itupun sudah termasuk tip) untuk berkendara dengan Grab dan menghabiskan waktu tak lebih dari 15menit untuk mencapai Este Leisure.
Saya tiba before time sesuai kebiasaan. Maklum anak kolong. Biasa terdidik tepat waktu. Seperti yang disampaikan oleh almarhum Ayah saya. Selalu berusaha agar orang tidak membunuh waktunya dengan menunggu kita.
Sembari menanti kedatangan Ridha dan Fuli, saya menyempatkan diri berkeliling dengan niatan menemukan spot-spot cantik yang ada di IG nya Este Leisure. Menandai tempat yang sekiranya lumayan apik untuk difoto. Terniat pokoknya.
Resto and cafe yang berada di Jl. Umalas I No. 689X, Badung ini, setelah saya telusuri, terbagi atas 3 bagian. Bagian terdepan dan tengah dapat diakses oleh publik secara gratis. Sementara yang terakhir adalah area khusus yang hanya bisa dimasuki dengan cara membayar. Area ini juga biasanya digunakan untuk event-event khusus seperti misalnya ulang tahun dan private party lainnya. Tentu saja dengan memesan makanan dan minuman di harga serta penataan tertentu.
OK. Kita bahas bagian depan dulu ya.
Di lahan depan ini, sesaat turun dari kendaraan, kita akan bertemu sebuah taman cantik dengan jalan setapak. Ada sebuah bangku kayu, payung ala Bali yang cukup besar serta tataan alam lainnya yang kemudian membawa kita ke sebuah counter pelayanan Ice Cream Gelato dan minuman (kopi, teh, dan lain-lain). Ada beberapa tempat duduk disini yang memang diperuntukkan bagi para perokok.
Kemudian saat kita belok kiri, kita akan melihat sebuah area dine-in berupa teras dengan ceiling yang lumayan tinggi. Tempat ini padat dengan kursi dan meja-meja bambu berwarna natural dan putih. Ada beberapa spot foto yang kalau saya lihat di IG nya, selalu menjadi spot utama untuk berfoto. Kursi bambu dengan sandaran tinggi itu mengingatkan rumah saya dulu di Medan. Di jaman saya SMP di Medan dulu, sofa bambu ini sedang sangat populer. Biasanya orang akan membeli sepasang untuk diletakkan di ruang tamu. Kehadirannya memunculkan kesan mewah sekaligus unik.
Di Este Leisure sendiri, dudukan bambu ini dicat putih kemudian dilengkapi dengan banyak bantalan kursi. Atraktif dan menarik banget bantalannya. Selain itu juga ada gentong-gentong tembikar dan hiasan dari bambu lainnya. Tak jauh dari titik ini ada berbagai gerobak kayu yang diisi penuh dengan beragam jenis bunga. Mengingatkan saya akan dekorasi pernikahan. Colorful dan feminin.
Bagian tengah nih yang sangat menarik hati. Disini, dengan AC yang sangat nyaman, ada beberapa outlet fashion dan berbagai produk kerajinan tangan yang sungguh menggoda. Di salah satu sudut (berada di tengah) ada meja kasir yang melayani proses pembayaran. Tampaknya memang bersengaja ditaruh di dalam, bagian tengah dari keseluruhan fasilitas, agar para tetamu menyempatkan diri masuk dan mampir ke rangkaian outlet disini. Strategi cerdik agar tamu berkenan menyediakan waktu lebih banyak dengan berbelanja.
Nah setelah ruangan outlet inilah ada satu pintu khusus yang menghubungkan kita dengan bagian belakang Este Leisure. Tempat yang harus kita bayar lagi. Dan itu ada penjaga khususnya.
Sayangnya waktu saya gak banyak. Seandainya tidak dikejar harus kembali ke villa tengah hari karena harus ke tempat lain sebelum mencapai bandara, pengennya sih menikmati lahan belakang yang bertaburan sudut-sudut indah buat berfoto.



Pertemuan kami bertiga terasa singkat banget. Meskipun tanpa saya sadari, kami, terutama saya dan Ridha yang datang duluan, sudah ngobrol hampir 2 jam. Meski kami berada di Whatsapp group yang sama dan sering berbagi banyak cerita disana, nyatanya lebih berasa puas dan bebas jika ketemu langsung. Apalagi buat kami yang biasanya bisa ngobrol dan ketemu seharian selama kunjungan regular saya 3 kali dalam setahun ke Bali. Dan tetiba semuanya harus terhenti dalam 2 tahun belakangan. Kami harus menerima keadaan hanya bisa berkomunikasi secara on-line.
Udara juga sepertinya tidak mendukung. Kami yang ngumpul di teras depan, di ruangan semi terbuka, berasa gerah karena cuaca yang bolak-balik mendadak berganti. Saat saya datang sempat hujan deras. Kondisi yang membuat para petugas sibuk memindahkan tempat duduk. Lalu tetiba hujan mendadak berhenti dan melahirkan sumuk yang sangat menyiksa. Beberapa kipas angin besar yang dipasang di hampir setiap sudut pun tidak begitu membantu. Lalu tak lama setelah Ridha tiba, hujan angin kembali turun. Itu cuma sekitar 5-10 menit. Lagi-lagi sumuk pun menyergap tubuh.
Tapi apa mau dikata ya. Kondisi alam siapa yang bisa mengatur kecuali Yang Kuasa.
Melengkapi kangen yang belum usai, kami bertiga menyempatkan berfoto sebelum saya harus bersegera kembali ke villa. Saya dan rombongan harus beranjak dari KAUM Villa sekitar pkl. 12:30 wita supaya bisa menuntaskan kesepakatan makan siang di LA BRISA yang berada di Canggu.
Oia, sembari tadi menunggu dan selama ngobrol dengan Ridha, saya sempat memesan pancake dengan topping ice cream dan potongan buah serta serpihan berbagai kacang. It’s actually oke but it’s too sweet for me. Jadi terasa berat banget untuk dihabiskan. Yang lumayan oke adalah plating nya. Apalagi dihidangkan di atas sebuah piring dengan bentuk dan efek yang berbeda dari biasanya. Saya juga memesan Sprite dengan es untuk menyenangkan tenggorokan yang terasa kering karena cuaca panas. Ridha dan Fuli menikmati kopi dingin dengan source, ornamen dan penampakan yang berbeda. Satu dari botol kaca, sementara satu lagi di gelas tinggi (gelas juice) dengan foam gula dan stik coklat. Looks tempted tapi sepertinya itu manis banget. Semanis kami bertiga tentunya. Halah.
BACA JUGA : Menikmati Semilir Angin Echo Beach di La Brisa Canggu Bali







